Dosen Pembimbing :
Trijati Puspita L, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Azizah Ayu Puspitasari (1902012745)
2. Dian Febriani (1902012749)
3. Endang Sasmitarasa (1902012748)
4. Fitria Asmorosari (1902012743)
5. Nadia Ayu Salsabila (1902012742)
6. Nesti Nur Asikhin (1902012744)
7. Noviana Sadila (1902012746)
8. Nur Muhtarinin Iftidayati (1902012747)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencegahan dan Perawatan
Mata Pada Penyakit Glaucoma” sesuai waktu yang ditentukan. Makalah ini di susun sebagai
salah satu persyaratan mengikuti proses belajar mengajar Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah Prodi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Selama penyusunan, penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Bapak/Ibu:
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat diterima, serta bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1. Latar Belakang
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia terdapat
sejumlah 0.40% penderita glaukoma di Indonesia yang mengakibatkan kebutaan 0,26%
penduduk. Prevalensi penyakit utama di Indonesia adalah kelainan refraksi 24,72%,
pterigium 8,79%, katarak 7,40%, konjungtiva 1,74%, parut kornea 0,43%, glaukoma 0,40%,
retinopati 0,17%. Prevalensi dan peyebab buta kedua 0,16% kelaianan refraksi 0.11%, retina
0,09%, kornea
0.06% dan lain-lain 0.03%, prevalensi total 1,47%. Diperkirakan di Amerika Serikat ada 2
juta orang yang menderita glaucoma. Diantara mereka hampir setengah mengalami
gangguan pengelihatan dan 70 ribu benar-benar buta, bertambah setengah 5500 orang/tahun.
Glaukoma dapat menyerang semua usia namun lebih banyak sesuai bertambahnya usia,
mengenai sekitar 2% orang berusia di atas 35 tahun. Resiko lainnya adalah diabetes, orang
Amerika keturunan Afrika, yang mempunyai riwayat keluarga menderita glaukoma, dan
mereka yang
pernah mengalami trauma atau pembedahan mata, atau yang pernah mendapat terapi
kortikostreroid jangka panjang. Meskipun tak ada penanganan untuk glaukoma, namun
dapat dikontrol dengan obat. Kadang diperlukan pembedahan laser atau konvensional
(insisional). Tujuan penanganan adalah untuk menghentikan atau memperlambat
perkembangan agar dapat mempertahankan penglihatan yang baik sepanjang hidup dan
dapat dilakukan dengan menurunkan TIO.
Glaukoma merupakan salah satu dari penyebab kebutaan kronis. Terdapat
predisposisi genetik dan insidens lebih tinggi pada orang amerika. Glaukoma merupakan
kondisi yang ditandai oleh tekanan intra okuler yang tinggi yang merusak saraf optik.
Glaukoma kronis merupakan bentuk gangguan paling umum, mempengaruhi kirakira 2 %
orang Amerika dengan usia lebih dari 35 tahun. Glaukoma juga terjadi pada neonatus dan
anak karena abnormalitas kongenital atau obstruksi yang didapat. ada masyarakat awam
banyak yang menganggap bahwa glukoma disebabkan karena tekanan darah tinggi saja.
Dengan ini, penulis mengambil masalah ini sebagai bahan
penyuluhan, yang akan diberikan sebagai suatu informasi kesehatan kepada masyarakat.
4. Sasaran
Pasien yang menderita penyakit glaucoma dan pasien tanpa menderita penyakit glaucoma
di Puskesmas Nanggalo.
5. Materi
(Terlampir)
6. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
7. Media
1) LCD
2) Video Edukasi
8. Strategi Pelaksanaan
Hari, tanggal : Senin, 20 Desember 2021
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Tempat : Di Pukesmas Nanggalo
Penyaji : Noviana Sadila
Moderator : Dian Febriani
Notulen : Nesti Nur Asikhin
2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan kepada
audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik.
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan
10. Pelaksanaan Kegiatan
• Pencegahan penyakit
glaucoma
• Pengobatan penyakit
glaucoma
Mempersilahkan untuk Peserta mengajukan 5 menit
bertanya pertanyaan
11. Evaluasi
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat mengikuti seluruh kegiatan
penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian penyakit
glaucoma
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab dan
pencegahan glaucoma
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit
glaucoma
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pencegahan penyakit
glaucoma
e. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan perawatan penyakit
glaucoma
f. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengobatan penyakit
glaucoma
LAMPIRAN MATERI
Selain itu glaucoma akan memperlihatkan gejala sebagai berikut (Sidharta Ilyas,2004)
a. Tekanan bola mata yang tidak normal
b. Rusaknya selaput jala
c. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat berakhir dengan
kebutaan.
2. Olahraga
3.Melindungi Mata
2. Obat minum
Apabila obat tetes mata tidak juga efektif mengatasi glaukoma, maka dokter bisa
menambahkan resep obat minum. Obat yang diresepkan biasanya berjenis beta bloker
atau carbonic anhydrase inhibitor.
3. Operasi laser
Dalam metode operasi laser sebagai pengobatan glaukoma, ada dua jenis utama yang
paling sering digunakan, yaitu trabeculoplasty dan iridotomy.
• Trabeculoplasty
Operasi ini biasanya dilakukan untuk orang yang mengalami glaukoma sudut terbuka.
Saat melakukan operasi ini, dokter mata akan menggunakan laser untuk membuat jalur
drainase atau jalur keluarnya cairan di mata, menjadi lebih baik. Hal in
KESIMPULAN
Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan Evaluasi.
Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998.