KATARAK
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Tingkat 3 A Keperawatan
A. LATAR BELAKANG
Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut akibat proses penuaan, saat kelahiran
(katarak kongenital) dan dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun
normal serabut-serabut lensa. Kekeruhan lensa ini juga mengakibatkan lensa transparan
sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu, yang mana dapat ditemukan pada
berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Katarak dapat mengakibatkan
gangguan penglihatan yang ditetapkan melalui Global Action Plan (GAP) 2014-2019
penglihatan dan layanan perawatan mata pada orang-orang berusia 50 tahun keatas.
survey ini juga menemukan bahwa gangguan penglihatan tersebut penyebab utamanya
adalah output dan kualitas layanan perawatan mata, cakupan bedah katarak dan
pada usia 55-65 tahun sebesar 1,1%, usia 65-75 tahun sebesar 3,5%, dan usia 75 tahun
keatas 8,4%. Prevalensi kebutaaan diusia lanjut masih jauh diatas 0,5% yang berarti
kebutaan dan setiap tahunnya akan muncul insiden baru bertambah 0,1% dari jumlah
Sumatera Barat sebanyak 4.700 orang, hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan
mengatasi masalah katarak ini tidak ada terapi obat tetes, salaf tertentu dalam
mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun untuk keamanan,
yang mana pembedahan katarak paling sering dilakukan orang berusia lebih dari 65
Perawatan post operasi katarak sangatlah penting diperhatikan, karena keberhasilan dari
operasi katarak tidak luput juga dari kepatuhan pasien terhadap perawatan pasca
operasi. Menurut Sackett dalam Niven (2000) kepatuhan pasien adalah sejauh mana
prilaku pasien sesuai dengan ketentuan atau instruksi yang diberikan oleh profesional
kesehatan. Pada pasien post operasi katarak sangat dianjurkan pasien untuk patuh
terhadap ketentuan atau aturan-aturan di rumah sakit yang sesuai dengan protap atau
prosedur untuk menghindari terjadinya komplikasi pada mata seperti terjadinya infeksi
Prosedur yang dilakuka sebelum pasien pulang, perawat mengganti verban mata
pasien terlebih dahulu dengan menanyakan kepada pasien dengan siapa klien tersebut
tinggal setelah pulang dari rumah sakit. Keluarga pasien tersebut ikut memperhatikan
meneteskan obat serta memberi salaf pada mata. Setelah itu pasien dan keluarga diberi
pendidikan kesehatan tentang perawatan mata di rumah dan menganjurkan ganti verban
mata tiap hari selama satu minggu, memberikan obat tetes dan salaf mata tiga kali
sehari, jangan membasahi mata atau verban selama dua minggu, jangan menyentuh dan
menggosok mata dengan tangan, jangan membungkukan badan, rukuk, sujud selama
dua minggu, jangan tidur berbaring kearah sisi mata yang baru dioperasi, jangan tidur
mengendong anak, hindari benturan keras pada bola mata. Setelah pulang dari rumah
Jika pasien tidak patuh terhadap ketentuan maka akan mengakibatkan terjadinya
komplikasi pasca operasi seperti infeksi, dislokasi lensa. Apa bila infeksi post operasi
terjadi, perawatannya akan semakin sulit bahkan dapat mengakibatkan komplikasi lebih
lanjut yaitunya terjadi ulkus kornea yang memerlukan tindakan lebih lanjut atau
perilaku yang di pengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga (Niven,
2000).
B. TUJUAN
3 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit katarak
diharapkan penderita katarak di Jln. Maleber Utara RT 05/ RW 06 Kec. Andir bisa
memahami tentang penyakit katarak dengan benar.
4 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat mampu :
a. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami
dan menyebutkan definisi katarak dengan benar tanpa melihat catatan
b. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami
dan menyebutkan 2 dari 5 tanda dan gejala katarak dengan benar tanpa melihat
catatan
c. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami
dan menyebutkan 2 dari 5 penyebab katarak dengan benar tanpa melihat catatan
d. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami
dan menyebutkan 1 dari 3 cara pengobatan atau perawatan katarak dengan benar
tanpa melihat catatan
e. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami
dan menyebutkan 1 dari 4 hal yang sebaiknya dihindari bagi penderita katarak
dengan benar tanpa melihat catatan
C. KEGIATAN PELAKSANAAN
D. METODE PENYULUHAN
3 Penyuluhan/ceramah
4 Tanya jawab
E. MEDIA
3 Materi SAP
4 Leafleat
F. PENYULUHAN
Uraian tugas:
3 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh audiens yaitu masyarakat.
4 Memotivasi audiens yaitu masyarakat untuk tetap aktif dan mempertahankan proses
penyuluhan.
5 Memovitasi masyarakat untuk bertanya.
G. EVALUASI
3 Waktu
a. Pre
Media, materi, metode yang digunakan dalam penyuluhan lengkap dan
dapat digunakan dalam penyuluhan.
b. Proses
1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar, dan
masyarakat/penderita katarak mampu memahami materi yang diberikan.
2) Saat penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluhan dengan
masyarakat/ penderita katarak
3) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung
c. Post
1) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan definisi
katarak tanpa melihat catatan dengan benar
2) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan tanda
dan gejala katarak dengan benar
3) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan
penyebab katarak dengan benar
4) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan
pengobatan atau perawatan katarak dengan benar
5)
4 Jenis Evaluasi
Dengan pengamatan dan wawancara
Sebagian besar katarak terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang. Katarak
kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90%
orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 50% orang berusia 75-85 tahun
daya penglihatannya berkurang akibat katarak.
Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan
di dunia, sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1) Faktor keturunan
2) Cacat bawaan sejak lahir
3) Masalah kesehatan, misalnya diabetes
4) Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid
5) gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6) gangguan pertumbuhan
7) Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
8) Rokok dan Alkohol
9) Operasi mata sebelumnya
10) Trauma (kecelakaan) pada mata
11) Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular Tahun 2017
Istiqomah, Indriana N. 2018,. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Mata. Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif.dkk. 2020 .Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aesculapius