Anda di halaman 1dari 4

https://stikes-nhm.e-journal.

id/NU/index

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN MENGONTROL HALUSINASI DENGAN


MENGHARDIK
Sri Endriyani1, Ira Kusumawaty2, Marta pastari3, Winda Umaya4
1,2,3,4Prodi DIII Keperawatan Palembang, Poltekkes Kemenkes Palembang, Indonesia

SUBMISSION TRACK A B S T R A C T

Recieved: June 28, 2022


Hallucinations are a problem with perceptual disorders that
Final Revision: July 13, 2022
can cause a person's loss of ability to distinguish internal
Available Online: July 15, 2022
and external stimuli. This research is a descriptive study
with a case study design using a comprehensive nursing
KEYWORDS process approach including assessment, diagnosis,
planning, implementation and evaluation. The results of the
Nursing Implementation, Control
study indicate that the implementation of rebuke
Hallucinations, Rebuke
implementation strategies in hallucinating patients is very
CORRESPONDENCE helpful in controlling hallucinations. Rebuking
hallucinations can reduce the appearance of hallucinations
Phone: 081367756884 with diversion activities and increase the client's ability to
E-mail: yani@poltekkespalembang.ac.id focus and concentrate.

I. INTRODUCTION Organization/WHO), pada tahun 2016


terdapat sekitar 35 juta orang mengalami
Gangguan jiwa merupakan
depresi, 60 juta orang mengalami bipolar,
penyakit multi kausal yaitu penyakit
21 juta orang mengalami skizofrenia,
dengan banyak penyebab seperti
serta 47,5 juta mengalami demensia. Di
berkembang secara fisik, mental, spritual
Indonesia sendiri angka penderita
dan sosial sehingga individu tersebut
gangguan jiwa mengalami peningkatan
menyadari kemampuan sendiri. Pasien
dari tahun ke tahun. Hasil dari Riset
gangguan jiwa banyak mengalami
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
distorsi kognitif yang pada akhirnya
2018 menunjukkan proporsi penderita
mengarah ke gangguan perilaku hal ini
gangguan jiwa di masyarakat mencapai
disebabkan oleh kesalahan logika dari
7,1 permil atau dari setiap seribu anggota
individu. Apa bila seseorang tidak
rumah tangga, ada 7 orang yang
mampu untuk menghadapi tantangan
mengalami gangguan jiwa berat.
hidup, tidak bisa menerima orang lain
Orang Dengan Gangguan Jiwa
sebagaimana harusnya dan juga tidak
(ODGJ) yang adalah orang yang
mempunyai sikap positif dengan dirinya
mengalami gangguan dalam pikiran,
maupun orang lain, maka hal tersebut
perilaku, dan perasaan dalam bentuk
dapat mengakibatkan gangguan jiwa.
sekumpulan gejala atau perubahan
(Titania Anggraini, 2020).
perilaku, yang bisa mengakibatkan
Menurut Organisasi Kesehatan
penderitaan dan hambatan dalam
Dunia (World Health

83
SRI ENDRIYANI / JURNAL NURSING UPDATE- VOL.13. NO. 2 (2022)

kehidupannya (Wicaksono & Susilowati, gangguan jiwa. Sedangkan faktor


2019). Dengan dalah satu gejala yang predisposisi yang dialami oleh pasien
muncul adalah halusinasi. kedua, Tn. D didapatkan data bahwa
Gejala halusinasi Halusinasi pasien pernah ngalami gangguan jiwa
Pendengaran terjadi ketika pasien dan dirawat dirumah sakit Ernaldi Bahar
mendengar suara atau bisikan yang selama 2 bulan seperti sekarang.
kurang jelas ataupun yang jelas, yang Sedangkan faktor predisposisi pada
terkadang suara-suara tersebut seperti pasien ketiga pasien tidak pernah
mengajak berbicara pasien dan juga mengalami gangguan jiwa dan ini
perintah untuk melakukan sesuatu pertama kali masuk Yayasan. Dari ketiga
(Wijayati et al., 2019). faktor presipitasi yang terdapat pada
Halusinasi harus segera pasien pertama mengatakan tidak ada
ditangani, halusinasi yang tidak segera masalah yang tidak menyenangkan
ditangani dengan baik dapat dimasa lalunya, sedangkan pasien
menimbulkan resiko terhadap keamanan kedua menunjukan bahwa pasien
diri pasien, orang lain dan juga mengatakan pengalaman masa lalu
lingkungan sekitar (Fekaristi et al., 2021). yang tidak menyenangkan yaitu tidak
dapat melanjutkan sekolahnya.
II. METHODS Sedangkan pasien ketiga sama dengan
pasien pertama tidak ada penglaman
Penelitian ini menggunakan
masa lalu yang tidak menyenangkan.
desain penelitian studi kasus. Subyek
Selama dilakukan implementasi
penelitian studi kasus ini adalah tiga
mengontrol halusinasi dengan
orang dengan masalah keperawatan
menghardik, Tn. B, T.n D dan Tn. T
halusinasi pendengaran di wilayah
tampak kooperatif, mengerti yang
Yayasan Mitra Mulia Banyuasin Sumatra
diintruksikan perawat serta
Selatan. Pengumpulan data dilakukan
melakukannya dengan baik dan dapat
dengan observasi dan wawancara.
langsung mempraktekkannya 3x. Agar
Waktu pengambilan data dilakukan pada
cara menghardik ini dapat diingat pasien
11 Maret-17 Maret 2022.
dan dapat diterapkan saat halusinasi itu
III. RESULT muncul, penulis mengajarkan strategi
pelaksanaan I dalam 5 kali pertemuan,
Pada saat awal pengkajian tanggal yaitu tanggal 12, 13, 14,15 dan 16 Maret
11 dan 12 Maret 2022, diketahui bahwa 2022. pukul 10.00 dan 11.00. Pada saat
dari ketiga pasien. Tn. B sering melakukan strategi pelaksaaan 1
mendengar bisikan bisikan orang jahat tanggal 12 Maret , Tn. B maupun Tn.D
yang membuat pasien ingin memukul dan Tn. T mengatakan suara bisikan
orang, serta keluarganya mengatakan kadang muncul ketika malam hari saat
Tn. B marah marah seperti orang ingin tidur atau ketika tidur. Dengan
kerasukan. Sedangkan Tn. D sering melihat hal ini bahwa munculnya suara
menyendiri dan suka mengamuk marah- bisikan ini mengganggu istirahat tidur
marah karena serin mendengar bisikan karena terbangun di malam hari. Pada
bisikan yang mengganggunya sehingga pertemuan selanjutnya Tn. B dan Tn. D
pasien sulit untuk tidur, sedangkan Tn. T mempraktekkan cara menghardik
suka berbicara sendiri dan sering halusinasi seperti yang telah diajarkan
mendengar bisikab-bisikan orang dengan cukup baik.
menyuruh memukul keluarganya. Berbeda dengan pasien ketiga
Pada faktor predisposisi dari Tn. T pada hari kedua tampak bingung,
pasien pertama Tn. B didapatkan data mengatakan lupa ketika perawat
bahwa pasien tidak pernah mengalami menanyakan tentang cara menghardik

84
SRI ENDRIYANI / JURNAL NURSING UPDATE- VOL.13. NO. 2 (2022)

halusinasinya dan Tn.T meminta yang kadang didengarnya. Setelah


perawat untuk mengajarkan kembali. melaksanakan evaluasi kepada ketiga
Pertemuan ketiga, baik Tn. B, Tn. D dan pasien, didapatkan hasil bahwa
Tn.T mampu dan dapat mempraktekan mengardik dapat mengontrol halusinasi
cara menghardik seperti yang diajarkan dari ketiga pasien berdasarkan
oleh penulis ketika halusinasinya pengakuan yang diberikan pasien
muncul. Tn.B mengatakan cara mengatakan bahwa suara itu hilang saat
mengatakan “pergi,kamu tidak nyata” pasien mulai menghardik.
mampu menghilangkan suara suara
(2019) yang menunjukkan bahwa
menggunakan teknik
IV. DISCUSSION Halusinasi dengan menghardik
Impelentasi keperawatan pada dapat digunakan untuk mengontrol
klien dengan gangguan jiwa dimulai halusinasi pendengaran. Selain itu
dengan bina hubungan saling percaya Novitasari (2019) juga melakukan
(BHSP) dengan menggunakan penelitian yang sama dan
komunikasi terapeutik agar mendapat mengungkapkan bahwa terapi
kepercayaan dari klien. Membina menghardik yang diberikan pada klien
hubungan saling percaya sangat dapat meningkatkan kemampuan klien
diperlukan, sesuai dengan penelitian mengontrol halusinasi yang muncu.
Syagitta (2017) menjalin BHSP dengan Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
klien dapat menumbuhkan kepercayaan (Pratiwi & Setiawa, 2018) mengenai
sehingga klien akan lebih terbuka untuk pengaruh menghardik terhadap
menyampaikan masalah yang dialami penurunan tingkat halusinasi dengar
dan terkait kondisi dan penyakit klien. pada pasien skizofrenia, diketahui
Pada ketiga pasien, halusinasi sering bahwa terapi menghardik dengan
terjadi ketika malam hari, menurut menutup telinga dan tanpa menutup
Wijayati (2019) halusinasi terjadi di telinga berpengaruh terhadap penurunan
malam hari dikarenakan pasien tingkat halusinasi dengar. Hasil penelitian
mengalami insomnia yang disebabkan ini juga dapat dibuktikan dengan
beberapa faktor diantaranya penelitian (Woley, 2017) yang
kecemasan dan lingkungan. Untuk menunjukkan bahwa menggunakan
mengatasi masalah halusinasi tersebut teknik pengendalian halusinasi dengan
maka tindakan yang dilakukan dengan menghardik dapat digunakan untuk
cara menghardik. mengontrol halusinasi pendengaran.
Menghardik merupakan salah satu
V. CONCLUSION
strategi pelaksanaan dalam upaya
mengontrol halusinasi. Pada penelitian ini Berdasarkan hasil implementasi
ketiga pasien diajarkan cara menghardik keperawatan mengontrol halusinasi
dengan menggunakan kalimat yang dengan menghardik dengan masalah
dinyatakan dengan tegas yaitu: “pergi, gangguan persepsi sensori pendengaran
pergi, saya tidak mau dengar, kamu tidak yang dilakukan di Yayasan Mitra Mulia
nyata, kamu suara palsu, pergi, pergi” Banyuasin Sumatera Selatan maka dapat
sambil menutup telinga dengan kedua disimpulkan bahwa implementasi
tangan Tololiu (2017). keperawatan dengan menghardik
Berdasarkan pernyataan ketiga halusinasi efektif dalam mengontrol
klien bahwa menghardik dapat halusinasi.
mengontrol halusinasi, suara itu hilang
saat pasien mulai menghardik. Hasil
penelitian dapat dibuktikan Susilaningsih

85
SRI ENDRIYANI / JURNAL NURSING UPDATE- VOL.13. NO. 2 (2022)

REFERENCES

Fekaristi, A. A., Hasanah, U., Inayati, A., & Melukis, A. T. (2021). Art Therapy Melukis
Bebas Terhadap Perubahan Halusinasi Pada Pasien Skizofrenia Art Painting
Therapy of Hallucination Changes in Skizofrenia Patients. 1, 262–269.
Novitasari. (2019). Pengaruh Menghardik Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ Dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang Malang
Pratiwi, M., Setiawan, H. (2018). Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi
Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Kesehatan, vol.
7, 2018, pISSN: 2301-783X
Riskesdas. (2019). Laporan Provinsi Sumatera Selatan Riskesdas 2018. Badan
Litbangkes, 532.
RS Ernaldi Bahar Palembang (2022). Laporan Tahunan RS Ernaldi Bahar
Palembang Tahun 2021. https://rs-erba.go.id/wp-
content/uploads/2022/02/Laporan-Tahunan-RS-Erba-2021-publish.pdf
Susilaningsih, I., Nisa, A. A., & Astia, N. K. (2019). Pada Ny . T Dengan Masalah
Halusinasi Pendengaran. 5, 1–6.
Syagitta, M., Sriati, A., & Fitria, N. (2017). Persepsi Perawat Terhadap Pelaksanaan
Komunikasi Efektif di IRJ Al – Islam Bandung. Jurnal Keperawatan, V(2), 140–
147.
Titania Anggraini, M. M. S. (2020). Asuhan keperawatan jiwa pada an s dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran. 2018, 1–29.
Tololiu, T. A., Runtu, L. G., & Woley, F. (2017). Technique to Control Hearing of
Hallucinations in Intermediate Room. 1(1), 299–303.
Wicaksono, M. A. S., & Susilowati, I. (2019). Perlindungan Hukum Hak Penyandang
Gangguan Jiwa yang Menggelandang di Kabupaten Jombang. Digilib.unesa,
53(9), 1689–1699.
Wijayati, F., Nurfantri, N., & Chanitya devi, G. putu. (2019). Penerapan Intervensi
Manajemen Halusinasi terhadap Tingkat Agitasi pada Pasien Skizofrenia. Health
Information : Jurnal Penelitian, 11(1), 13–19.
https://doi.org/10.36990/hijp.v11i1.86
Woley, F. (2017). Technique To Control Hearing of Hallucinations in Intermediate
Room. 1(1), 299–303.
World Health Organization (WHO). (2019). Mental Disorders.
https://www.who.int/news-room-fact-sheets/detail/mental-disord

86

Anda mungkin juga menyukai