Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Cendikia Muda

Volume 2, Nomor 3, September 2022


ISSN : 2807-3469

PENERAPAN TERAPI MENGHARDIK DAN MENGGAMBAR


PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN

APPLICATION OF REBUKE AND DRAWING THERAPY


IN HEARING HALLUCINATION PATIENTS

Shella Oktaviani¹, Uswatun Hasanah², Indhit Tri Utami³


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana
Email : shellaokta540@gmail.com

ABSTRAK

Halusinasi merupakan salah satu diagnosa dalam gangguan jiwa atau gangguan mental. Halusinasi didefinisikan
sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak ada stimulus. Pasien akan merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa ada suara padahal tidak ada stimulus suara. Salah satu tipe halusinasi
adalah halusinasi pendengaran (auditory-hearing voices or sounds) dan menjadi tipe halusinasi yang paling
banyak diderita. Pasien yang mengalami halusinasi dengar ditandai dengan mendengar suara bisikan atau
melihat bayangan dan merasakan sesuatu melalui indera baik perabaan, penciuman, pengecapan, penglihatan
dan pendengaran serta mampu menimbulkan respon yang tidak sesuai. Cara menangani pasien dengan
halusinasi salah satunya adalah menggunakan perawatan di rumah sakit dengan strategi pelaksanaan secara rutin
dan juga dengan terapi okupasi. Terapi okupasi yang digunakan adalah menggambar. Penerapan menghardik
dan menggambar pada pasien halusinasi bertujuan untuk mengontrol halusinasi. Tujuan dilakukannya penerapan
menghardik dan menggambar pada klien dengan halusinasi pendengaran adalah untuk menurunkan tanda gejala
halusinasi pendengaran pada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung tahun 2021. Rancangan
karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus (case study). Subyek yang digunakan sebanyak 2 (dua)
pasien halusinasi di ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2021. Analisa data
dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan
menghardik dan menggambar terjadi penurunan tanda gejala halusinasi pendengaran.

Kata Kunci : halusinasi pendengaran, terapi menghardik, terapi mengambar

ABSTRACT

Hallucinations are one of the diagnoses in mental disorders or mental disorders. Hallucinations are defined as a
disturbance in a person's sensory perception, in which there is no stimulus. The patient will feel a stimulus that
is not really there. The patient feels sound even though there is no sound stimulus. One type of hallucination is
auditory-hearing voices or sounds and is the most common type of hallucination. Patients who experience
auditory hallucinations are characterized by hearing whispers or seeing images and feeling things through the
senses of touch, smell, taste, sight and hearing and are able to cause inappropriate responses. One way to deal
with patients with hallucinations is to use hospital care with routine implementation strategies and also with
occupational therapy. Occupational therapy used is drawing. The application of rebuking and drawing in
patients with hallucinations aims to control hallucinations. The purpose of implementing rebuking and drawing
on clients with auditory hallucinations is to reduce signs of auditory hallucinations in patients at the Lampung
Provincial Mental Hospital in 2021. The design of this scientific paper uses a case study design. The subjects
used were 2 (two) hallucinating patients in the Nuri room of the Lampung Provincial Mental Hospital in 2021.
Data analysis was carried out using descriptive analysis. The results of the application showed that after the
application of rebuking and drawing there was a decrease in signs of auditory hallucinations.

Keywords: auditory hallucinations, rebuke therapy, drawing therapy

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 407


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

PENDAHULUAN halusinasi adalah halusinasi pendengaran


(auditory-hearing voices or sounds) dan
Kehidupan mampu berjalan dengan baik
menjadi tipe halusinasi yang paling
apabila adanya interaksi antar individu.
banyak diderita1. Halusinasi harus menjadi
Interaksi yang baik tentu dapat tercipta
fokus perhatian kita bersama, karena
karena dukungan beberapa hal yang juga
apabila halusinasi tidak ditangani secara
dalam kondisi baik, salah satunya adalah
baik dapat menimbulkan resiko terhadap
kondisi jiwa. Kondisi jiwa yang baik
keamanan diri pasien sendiri, orang lain
adalah jiwa yang sehat. Jiwa yang sehat
dan juga lingkungan sekitar. Hal ini
meliputi sikap yang positif terhadap diri
dikarenakan halusinasi dengar pasien
sendiri, tumbuh berkembang, memiliki
sering berisi ejekan, ancaman dan perintah
aktualisasi diri, dan memiliki persepsi
untuk melukai dirinya sendiri maupun
sesuai kenyataan dalam beradaptasi
orang lain1.
dengan lingkungan1.
Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni
Prevalensi gangguan jiwa berat menurut
menyesuaikan kemampuan yang pernah
Riset Kesehatan Dasar (2018) pada
disukai dan dimiliki oleh pasien,
penduduk Indonesia mengalami kenaikan
pengarahan partisipasi seseorang untuk
menjadi 1,8 per mil dari nilai sebelumnya
melakukan tugas tertentu dengan tujuan
tahun 2018 adalah 1,7 per mil.
untuk mengembalikan fungsi mental4.
Kabupaten/kota yang memiliki penduduk
Salah satu terapi okupasi adalah mengasah
dengan gangguan jiwa terbanyak adalah
kemampuan dan keterampilan seperti
Bogor 23.998 dan Bandung 15.2942.
aktivitas sehari-hari dan kegiatan motorik

Kegagalan dalam berinteraksi dalam hal seperti menggambar sedangkan salah satu

dikarenakan oleh gangguan jiwa atau strategi pelaksanaan dalam halusinasi

gangguan fungsi mental secara adalah menghardik5.

internasional diseutkan bahwa gangguan


Hal ini sesuai dengan artikel yang ditulis
mental yang terjadi pada umumnya adalah
dengan judul pengaruh art therapy
gangguan kecemasan dan gangguan
menggambar terhadap tingkat depresi pada
depresi yang menimbulkan banyak
pasien skizofrenia, dengan hasil yang
gangguan jiwa seperti halusinasi, resiko
menyatakan bahwasannya terapi
perilaku kekerasan hingga resiko bunuh
menggambar berhasil diterapkan pada
diri3.
pasien dengan halusinasi dan memberikan

Halusinasi didefinisikan sebagai kemajuan dalam perubahan gejala secara

terganggunya persepsi sensori seseorang, berangsur-angsur6. Penelitian dengan

dimana tidak ada stimulus. Salah satu tipe judul terapi okupasi aktivitas menggambar

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 408


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

terhadap perubahan halusinasi pada pasien menjadi subjek, pasien dengan masalah
skizofrenia yang juga menunjukkan bahwa keperawatan utama halusinasi :
ada pengaruh yang signifikan pemberian pendengaran. Intervensi dilakukan di
terapi okupasi aktivitas menggambar Ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Daerah
terhadap perubahan gejala halusinasi pada Provinsi Lampung dengan waktu
pasien skizofrenia setelah dilakukan penerapan strategi pelaksanaan selama 3
penerapan selama 7 hari7. Penerapan hari dengan 2 kali pertemuan selama 45
menghardik dilakukan juga pada artikel menit pada bulan Juni 2021.
dengan judul penerapan teknik
Pada proses pengumpulan data, penulis
menghardik pada Tn. J dengan masalah
mengkaji pasien. Cara pengkajian yang
halusinasi menunjukkan hasil bahwa
penulis gunakan adalah wawancara dan
halusinasi pasien berkurang setelah
observasi dengan membina hubungan
dilakukan penerapan menghardik secara
saling percaya. Penulis juga melakukan
konsisten yaitu 4 kali pertemuan selama 2
observasi selama proses penerapan dengan
hari8. Penelitian dengan judul pengaruh
melakukan SP menghardik Kemudian
menghardik terhadap penurunan tingkat
dilakukan penerapan terapi okupasi
halusinasi dengar pada pasien skizofrenia
menggambar dan kembali di observasi
di RSJD DR. Aminogondohutomo
sesudah penerapan. Instrumen penerapan
Semarang yang menyatakan bahwa
yang digunakan pada pengumpulan data
terdapat pengaruh menghardik terhadap
adalah lembar wawancara dan observasi
halusinasi pasien9.
untuk mengukur dan mengamati tanda
Berdasarkan berbagai penjelasan yang gejala halusinasi dan kemampuan pada
telah disebutkan secara ringkas, hal pasien halusinasi pendengaran.
tersebut membuat penulis ingin membahas
HASIL
masalah halusinasi dengan mengangkat
judul Penerapan Terapi Menghardik dan
Tabel 1. Tanda Gejala Halusinasi
Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Menggambar Pada Pasien Halusinasi Penerapan Terapi Menghardik dan
Pendengaran di Ruang Nuri Rumah Sakit Menggambar

Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Pre Post


N Tanda
o Gejala Tn. Tn. Tn. Tn.
METODE R A R A
1 Mendengar √ √ √ √
suara bisikan
Desain karya tulis ilmiah ini menggunakan 2 Bersikap √ √ √ √
desain studi kasus. Subjek dalam karya seolah
mendengar
tulis ilmiah ini adalah 2 orang dengan sesuatu
3 Distorsi - - - -
kriteria subjek yaitu, pasien bersedia sensori
4 Respon tidak √ √ - -

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 409


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

sesuai menghardik
5 Menyendiri - - - - 4 Memperagak - - √ √
6 Melamun - - - - an
7 Disorietasi √ - - - menghardik
waktu, halusinasi
tempat, Jumlah 1 2 3 3
orang atau Presentase 25 50 75 75
situasi % % % %
8 Curiga √ √ - - Rata-rata 37.5% 75%
9 Mondar- √ √ - - Selisih 37.5%
mandir Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui
10 Melihat ke √ √ - -
satu arah bahwa rata-rata kemampuan menghardik
11 Bicara √ √ √ √ sebelum dilakukan intervensi pada kedua
sendiri
Jumlah 8 7 3 3 subjek adalah 37.5% dan setelah dilakukan
Presentase 73 64 27 27
% % % % intervensi mengalami kenaikan menjadi
Rata-rata 68.5% 27% 112.5%.
Selisih 41.5 %
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui
bahwa rata-rata tanda dan gejala pada Tabel 3. Kemampuan Menggambar

kedua subjek sebelum dilakukan Sebelum dan Sesudah Dilakukan

intervensi adalah 68.5%, setelah dilakukan Penerapan Terapi Menggambar

intervensi terjadi penurunan tanda dan N Kemampuan Sebelum Sesudah


o menggambar
gejala dengan rata-rata sebanyak 27%. Tn. Tn. Tn. Tn.
R A R A
Penurunan sebanyak 41.5% terhadap tanda
1 Mampu √ √ √ √
dan gejala halusinasi kedua subjek setelah menyebutkan
pengertian
dilakukan intervensi. menggambar
2 Mampu √ √ √ √
menyebutkan alat
Tabel 2. Kemampuan Menghardik dan bahan
3 Mampu - - √ √
Sebelum dan Sesudah Dilakukan menyebutkan cara
Penerapan Terapi Menghardik menggambar
4 Mampu - √ √ √
mempraktekan
No Aspek yang Sebelum Sesudah menggambar
dinilai Tn. Tn. Tn. Tn. 5 Mampu √ √ √ √
R A R A menggambar
1 Menyebutka √ √ √ √ sampai selesai
n cara yang 6 Mampu - - √ √
selama ini menyebutkan apa
digunakan yang digambar / isi
mengatasi gambar
halusinasi 7 Mampu - - √ √
2 Menyebutka - - - - menceritakan
n efektivitas makna gambar
cara 8 Mampu - - - √
3 Menyebutka - √ √ √ mengungkapkan
n cara perasaan yang
mengatasi melatar belakangi
halusinasi subjek dalam
dengan menggambar

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 410


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

“objek” gambar Halusinasi merupakan salah satu


9 Mampu √ √ √ √
memasukkan diagnosa dalam gangguan jiwa atau
kejadwal kegiatan gangguan mental. Halusinasi
Jumlah 4 5 8 9
Presentase 44 56 89 100 didefinisikan sebagai terganggunya
% % % %
Rata-rata 50% 94.5%
persepsi sensori seseorang, dimana
Selisih 44.5% tidak ada stimulus. Pasien akan
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui
merasakan stimulus yang sebetulnya
bahwa rata-rata kemampuan menggambar
tidak ada. Pasien merasa ada suara
kedua subjek sebelum dilakukan intervensi
padahal tidak ada stimulus suara.
adalah 50% setelah dilakukan intervensi
Salah satu tipe halusinasi adalah
didapatkan hasil 94,5% dengan selisih
halusinasi pendengaran (auditory-
44,5%.
hearing voices or sounds) dan
menjadi tipe halusinasi yang paling
PEMBAHASAN
banyak diderita1.
1. Tanda Gejala Sebelum Dan
Sesudah Dilakukan Terapi Halusinasi harus menjadi fokus
Menghardik Dan Menggambar perhatian kita bersama, karena apabila
Sebelum dilakukan penerapan, halusinasi tidak ditangani secara baik
didapat data pada kedua subjek adalah dapat menimbulkan resiko terhadap
tanda gejala yang muncul pada keamanan diri pasien sendiri, orang
Tn.RH sebesar 8 (73%), sedangkan lain dan juga lingkungan sekitar. Hal
pada Tn.A sebesar 7 (64%). Rata- ini dikarenakan halusinasi dengar
ratatanda dan gejala pada kedua pasien sering berisi ejekan, ancaman
subjek sebelum dilakukan intervensi dan perintah untuk melukai dirinya
adalah 68.5%. sendiri maupun orang lain1.

Tanda gejala halusinasi pada subjek Penurunan tanda gejala setelah


sesudah dilakukan terapi menghardik dilakukan terapi menghardik juga
dan menggambar pada Tn.RH sebesar dikarenakan adanya latihan
3 (27%), sedangkan pada Tn.A menggambar pada kedua subjek.
sebesar 3 (27%). Rata-rata tanda Menggambar merupakan terapi
gejala setelah dilakukan intervensi okupasi skill dan kemampuan,
adalah 27% sehingga terdapat aktivitas menggambar yang dilakukan
penurunan tanda dan gejala sebesar bertujuan untuk meminimalisasi
41.5%. interaksi pasien dengan dunianya
sendiri, mengeluarkan pikiran,
perasaan, atau perilaku yang tidak

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 411


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

disadarinya, memberi motivasi dan ini bisa dilakukan, pasien akan


memberikan kegembiraan, hiburan, mampu mengendalikan diri dan tidak
serta mengalihkan perhatian pasien mengikuti halusinasi yang muncul.
dari halusinasi yang dialami sehingga Mungkin halusinasi tetap ada namun
pikiran pasien tidak terfokus pada dengan kemampuan ini pasien tidak
7.
halusinasinya akan larut untuk menuruti apa yang
ada dalam halusinasinya10.
2. Kemampuan Menghardik Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Terapi Penerapan menghardik dilakukan oleh
Menghardik Nafiatun pada artikel dengan judul
Kemampuan menghardik sebelum penerapan teknik menghardik pada
dilakukan terapi menghardik pada Tn. J dengan masalah halusinasi
kedua subjek adalah, pada Tn.RH menunjukkan hasil bahwa halusinasi
sebesar 1 (25%), sedangkan pada pasien berkurang setelah dilakukan
Tn.A sebesar 2 (50%). Rata-rata penerapan menghardik secara
kemampuan menghardik pada kedua konsisten yaitu 4 kali pertemuan
subjek sebelum dilakukan intervensi selama 2 hari.
adalah 37.5%.
3. Kemampuan Menggambar

Setelah dilakukan terapi menghardik, Sebelum Dan Sesudah Dilakukan


Terapi Menggambar
kemampuan subjek kembali di
Kemampuan menggambar pada
evaluasi dengan hasil pada Tn.RH
sebesar 3 (75%), sedangkan pada subjek sebelum dilakukan terapi

Tn.A sebesar 4 (100%). Rata-rata menggambar pada Tn.RH sebesar 4

kemampuan menghardik kedua (44%), sedangkan pada Tn.A sebesar

subjek setelah dilakukan intervensi 5 (56%). Sebelum dilakukan

meningkat menjadi 75% sehingga intervensi pada kedua subjek, rata-

terdapat peningkatan kemampuan rata kemampuan menggambar pada

menghardik sebanyak 37.5% setelah kedua subjek adalah 50%.

dilakukan intervensi.
Kemampuan dievaluasi pada kedua
subjek dan didapatkan hasil
Menghardik halusinasi dilakukan
kemampuan meningkat, yaitu pada
pada pasien dengan cara dilatih untuk
Tn.RH sebesar 8 (89%), sedangkan
mengatakan tidak terhadap halusinasi
pada Tn. A sebesar 9 (100%). Rata-
yang muncul atau tidak
rata kemampuan setelah dilakukan
memperdulikan halusinasinya. Kalau
intervensi pada kedua subjek adalah

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 412


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

94.5% sehingga terdapat peningkaan 2. Tanda gejala halusinasi pada subjek


sebanyak 44.5% pada kemampuan sebelum dilakukan terapi menghardik
menggambar kedua subjek. dan menggambar pada Tn.RH sebesar
8 (73%), sedangkan pada Tn.A
Menggambar merupakan suatu ilmu
sebesar 7 (64%). Rata-rata presentase
dan seni menyesuaikan kemampuan
sebelum penerapan adalah 68.5%.
yang pernah disukai dan dimiliki oleh
3. Tanda gejala halusinasi pada subjek
pasien, pengarahan partisipasi
sesudah dilakukan terapi menghardik
seseorang untuk melakukan tugas
dan menggambar pada Tn.RH sebesar
tertentu dengan tujuan untuk
3 (27%), sedangkan pada Tn.A
mengembalikan fungsi mental. Salah
sebesar 3 (27%). rata-rata sesudah
satu terapi okupasi adalah mengasah
penerapan adalah 27% sehingga
kemampuan dan keterampilan seperti
terjadi penurunan dengan selisih
aktivitas sehari-hari dan kegiatan
sebanyak 41.5 pada kedua subjek.
motorik seperti menggambar5.
4. Kemampuan menghardik pada subjek
sebelum dilakukan terapi menghardik
Penerapan menggambar juga
pada Tn.RH sebesar 1 (25%),
dilakukan oleh dengan judul terapi
sedangkan pada Tn.A sebesar 2
okupasi aktivitas menggambar
(50%). Rata-rata presentase
terhadap perubahan halusinasi pada
kemampuan menghardik sebelum
pasien skizofrenia yang juga
penerapan adalah 37,5%.
menunjukkan bahwa ada pengaruh
5. Kemampuan menghardik pada subjek
yang signifikan pemberian terapi
sesudah dilakukan terapi menghardik
okupasi aktivitas menggambar
pada Tn.RH sebesar 3 (75%),
terhadap perubahan gejala halusinasi
sedangkan pada Tn.A sebesar 4
pada pasien skizofrenia setelah
(100%). Rata-rata sesudah penerapan
dilakukan penerapan selama 7 hari.
pada kemampuan menghardik adalah
Penerapan dilakukan sebanyak 1-2
112.5% sehingga terjadi peningkatan
kali perhari dengan durasi 45 menit
sebanyak 75%.
7
setiap kali pertemuan .
6. Kemampuan menggambar pada
subjek sebelum dilakukan terapi
KESIMPULAN menggambar pada Tn.RH sebesar 4
1. Karakteristik subjek yang (44%), sedangkan pada Tn.A sebesar
mempengaruhi terjadinya halusinasi 5 (56%). Rata-rata presentase
adalah usia dan jenis kelamin, serta kemampuan menggambar sebelum
faktor predisposisi dan faktor penerapan adalah 50%.
presipitasi.

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 413


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

7. Kemampuan menggambar pada Dengan Gangguan Jiwa.


subjek sesudah dilakukan terapi https://journal.ppnijateng.org/index.p
menggambar pada Tn.RH sebesar 8 hp/jpi/article/view/47 Diunduh pada
(89%), sedangkan pada Tn. A sebesar tanggal 27 Juli 2021
9 (100%). Rata-rata kemampuan 5. Nasir, & Muhith. (2011). Dasar-
menggambar sesudah penerapan dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
adalah 94.5% sehingga terjadi Salemba Merdeka
peningkatan kemampuan 6. Ngapiyem, R., & Asmara. (2016)
menggambar sebanyak 44.5%. Pengaruh Art Therapy Menggambar
8. Terapi menghardik dan menggambar Terhadap Tingkat Depresi Pada
dapat membantu pasien mengontrol Pasien Skizofrenia di RSJD DR.RM
halusinasi pendengaran pada kedua SOEDJARWADI klaten.
subjek. http://jurnal.stikesbethesda.ac.id/inde
x.php/jurnalkeehatan/article/downloa
DAFTAR PUSTAKA d/80/72Diunduh pada tanggal 01
April 2021 pukul 20.00 WIB.
1. Yosep, & Sutini. (2016). Buku Ajar
7. Candra, I.W., dkk. (2014). Terapi
Keperawatan Jiwa. Bandung : PT.
Okupasi Aktivitas Menggambar
Refika Aditama
Terhadap Perubahan Halusinasi
2. Badan penelitian dan pengembangan
Pada Pasien
kesehatan (2018). Riset kesehatan
Skizofrenia.http://poltekes-
dasar (RISKESDAS) 2018. Hasil
Utama Riskesdas, 2018. denpasar.ac.id/files/JURNAL%20GE

http://kesmas.kemkes.go.id/assets/upl MA%20KEPERAWATAN/DESEM

oad/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil- BER%202014/ARTIKEL%20I%20W

riskesdas-2018_1274.pdf Diunduh ayan%20Candra%20dkk,.pdf


Diunduh pada tanggal 02 April 2021
pada tanggal 25 Maret 2021 pukul
pukul 18.00 WIB.
18.00 WIB.
8. Nuha, R. (2018). Aplikasi Terapi
3. WHO. (2017). Publicationts world
Okupasi Aktivitas Menggambar
health statistics. Switzerland:
Terhadap Perubahan Halusinasi
https://www.who.int/gho/publications
Pada Pasien Halusinasi Di
/.world_health_statistics/2017/.EN_W
Puskesmas Nalum Sari.
HS2017_TOC.PDF?UA=1 Diunduh
http://repository.unimus.ac.id/2954/.
pada tanggal 26 Maret 2021 pukul
Diunduh pada tanggal 28 Maret 2021
14:00 WIB.
pukul 20.00 WIB.
4. Puspitasari, E. (2017). Faktor Yang
Mempengaruhi Kekambuhan Orang

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 414


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

9. Anggraini, K., dkk. (2013). Pengaruh


Menghardik Terhadap Penurunan
Tingkat Halusinasi Dengar Pada
Pasien Skizofrenia di RSJD dr.
Aminogondohutomo Semarang.
htpp://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/i
ndex.php/ilmukeperawatan/article/vie
w/176 Diunduh pada tanggal 01 April
2021 pukul 20.00 WIB.
10. Rohana, L. (2019). Gambaran
Karakteristik Klien Halusinasi Di
Rumah Sakit Jiwa Prof. DR.
Muhammad Ildrem Medan Tahun
2019. http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/jspui/handle/123456789/
2163 diunduh pada tanggal 27 Juli
2021
11. Satrio, K.L., (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Lampung

Oktaviani, Penerapan Terapi Menghardik 415

Anda mungkin juga menyukai