ABSTRAK
Halusinasi merupakan suatu bentuk persepsi atau pengalaman indera dimana tidak terdapat stimulasi
terhadap reseptor-reseptornya. Pasien yang mengalami halusinasi ditandai dengan mendengar suara
bisikan atau melihat bayangan dan merasakan sesuatu melalui indera baik perabaan, penciuman,
pengecapan, penglihatan dan pendengaran serta mampu menimbulkan respon yang tidak sesuai. Salah
satu cara untuk menangani pasien dengan halusinasi adalah melakukan terapi lingkungan salah satunya
pada aspek spiritual dengan penerapan religius dzikir. Penerapan religius dzikir pada pasien halusinasi
bertujuan untuk mengontrol halusinasi dan menurunkan tanda gejala halusinasi pada pasien di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung tahun 2021. Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain
studi kasus (case study). Subyek yang digunakan sebanyak 2 (dua) pasien halusinasi pendengaran di
ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2021. Analisa data dilakukan
menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan
psikoreligius dzikir terjadi penurunan tanda gejala halusinasi pendengaran.
ABSTRACT
Hallucinations are a form of sensory perception or experience in which there is no stimulation of the
receptors. Patients who experience hallucinations are characterized by hearing whispers or seeing images
and feeling things through the senses of touch, smell, taste, sight and hearing and are able to cause
inappropriate responses. One way to treat patients with hallucinations is to do environmental therapy, one
of which is on the spiritual aspect with the application of religious dhikr. The application of religious
dhikr in hallucinatory patients aims to control hallucinations and reduce symptoms of hallucinations in
patients at the Lampung Provincial Mental Hospital in 2021. The design of this scientific paper uses a
case study design. The subjects used were 2 (two) auditory hallucinations patients in the Nuri room of the
Lampung Provincial Mental Hospital in 2021. Data analysis was carried out using descriptive analysis.
The results of the application showed that after the application of psychoreligious dhikr there was a
decrease in signs of auditory hallucinations.
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Penerapan religius dzikir juga dilakukan dalam
Indonesia mengalami kenaikan menjadi 1,8 per penelitian dengan judul pengaruh terapi dzikir
mil dari nilai sebelumnya tahun 2018 adalah 1,7 terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi
per mil. Kabupaten/kota yang memiliki pada pasien halusinasi dengan hasil yang
penduduk dengan gangguan jiwa terbanyak menunjukkan bahwa terapi dzikir mampu
adalah Bogor 23.998 dan Bandung 15.2944. menurunkan tanda gejala halusinasi pada pasien
halusinasi pendengaran yang menjadi subjek
dalam penelitiannya dengan pemberian terapi Psikoreligius Dzikir Pada Pasien Halusinasi
selama 7 hari terhadap 21 responden7. Penerapan Pendengaran Di Ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa
terapi religius dzikir juga diterapkan oleh Daerah Provinsi Lampung.
Dermawan (2017) dengan judul pengaruh terapi
psikoreligius dzikir pada pasien halusinasi Adapun Tujuan dari penerapan ini adalah untuk
dengar di Rumah Sakit Jiwa dr. Arif Zainudin mengetahui Penerapan Terapi Psikoreligius
Surakarta, dengan hasil yang menyatakan Dzikir Pada Pasien halusinasi pendengaran.
bahwasannya penerapan religius dzikir bekerja
secara efektif dan mampu menurunkan METODE
halusinasi pasien setelah diberikan terapi selama Desain karya tulis ilmiah ini menggunakan desain
2 minggu dengan pelaksanaan dzikir saat waktu studi kasus (case study). Di rumah sakit jiwa
luang, saat mendengar suara palsu dan saat derah provinsi lampung dan dilakukan 3 hari
sesudah sholat dengan bacaan Subhanallah, dalam 1 hari dilakukan 2x penerapan pada waktu
Alhamdulillah, Allahuakbar, Laillahailallah, dan pagi dan siang hari. Subyek yang digunakan
Bismillahirohmannirrahim8. dalam studi kasus yaitu dua orang dengan
memiliki gangguan jiwa halusinasi. Instrument
Pengalaman penulis selama di Rumah Sakit Jiwa Yang di gunakan dalam pengumpulan data yaitu
Daerah Provinsi Lampung, pasien pada saat itu lembar observasi yang berisikan tanda gejala
diberikan terapi namun tidak terlalu intens halusinasi pendengaran. Pengisian lembar
dikarenakan jumlah pasien yang banyak dan observasi di lakukan dengan memberikan tanda
perawat yang tidak mampu menghandle 1 pasien ceklist ().
1 perawat sehingga memang beberapa pasien
HASIL
akan sering ditemui menggunakan waktu
luangnya dengan melamun. Penulis mengamati Gambaran subyek penerapan yang di dapatkan
bahwa aktivitas-aktivitas yang bermanfaat dan pada saat pengkajian sesuai dengan tahapan
rencana penerapan adalah sebagai berikut:
mampu menyibukkan pasien akan sangat
membantu supaya pasien tidak menggunakan
waktunya hanya untuk melamun dan
berhalusinasi terus –menerus.
Table 1 Tabel 2
Data Subjek I (Tn. A) Data Subjek II (Tn.R)
Data Keterangan Data Keterangan
Nama Tn. A Nama Tn. R
Usia 29 Tahun Usia 28 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam Agama Islam
Suku Bangsa Jawa Suku Bangsa Jawa
Pendidikan SD Pendidikan SMP
Terakhir Terakhir
Status Menikah Status Belum menikah
Perkawinan Perkawinan
Pekerjaan Pengangguran Pekerjaan Pengangguran
Tanggal Masuk 01 Juli 2021 Tanggal Masuk 01 Juli 2021
RS RS
Riwayat Tidak ada Riwayat Ada, ibu subjek
Keluarga Keluarga dengan
dengan gangguan gangguan jiwa
jiwa Frekuensi Masuk 2x tahun 2019, 2021
Frekuensi Masuk 1x tahun 2021 RS
RS Alasan Masuk RS Gelisah, pemarah,
Alasan Masuk RS Pasien sering berbicara berbicara sendiri dan
sendiri, berteriak-teriak berjalan-jalan merusak
tanpa sebab. lingkungan umum.
Faktor 6 bulan yang lalu Faktor Subjek mengalami
Predisposisi pasien amuk, dan Predisposisi putus obat karena
berbicara sendiri tanpa kurangnya kontrol
sebab dan merusak keluarga
barang serta Faktor Presipitasi Subjek sering marah
lingkungan sekitar. setelah putus obat
Faktor Presipitasi 3 bulan terakhir pasien Data yang Tn. R sering berbicara
semakin sering marah didapat sendiri, tertawa
dan berbicara sendiri, terbahak-bahak
gelisah serta tidak bisa didepan tembok dan
diajak komunikasi bebicara dengan
dengan tenang karena tembok.
merasa gagal dalam hal Pemeriksaan Suhu : 37.2°C Nadi :
apapun dari para teman Fisik 96x/menit RR :
dan tetangganya. 20x/menit dan
Data yang Tn. A tampak gelisah, Tekanan Darah :
didapat berbicara sendiri, 120/80 mmHg.
melihat-lihat sekitar
ruangan sambal seolah
berbicara dengan Adapun perkembangan tanda dan gejala
beberapa orang.
Pemeriksaan Suhu : 36,1 C Nadi : halusinasi pendengaran sebelum dan setelah
Fisik 85x/menit RR :
20x/menit dan intervensi terapi psikoreligius: dzikir dapat
Tekanan Darah : dilihat pada tabel berikut:
110/70 mmHg.
ditujukan untuk memaksimalkan manfaat dari dzikir mampu menurunkan tanda gejala
pengalaman, pengobatan dan perasaan damai halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran
bagi pasien, sehingga perlu disediakan sarana yang menjadi subjek dalam penelitiannya
ibadah seperti bacaan dzikir, kitab suci dan dengan pemberian terapi selama 7 hari terhadap
6
sebagainya . Terapi psikoreligius juga 21 responden7.
merupakan terapi yang bersifat fleksibel
dimana kegiatan tersebut bisa dilakukan Sesuai dengan penerapan yang saya lakukan
kapanpun dan dimanapun pasien mau, sehingga pada subjek Tn.A dan Tn.R dapat disimpulkan
kegiatan tersebut dapat dimasukkan dalam bahwa terapi psikoreligius dzikir berdampak
jadwal harian karena bisa dilakukan secara terus positif bagi pasien dnegan halusinasi
menerus setiap hari tanpa media yang pendengaran yang sebelumnya mendapatkan
mempersulit pasien. hasil tanda gejala 6 dan 9 dari 11 tanda gejala
setelah dilakukan selama 3 hari penerapan tanda
Salah satu tindakan keagamaan yang penting gejala yang muncul hanya 3 dan 4. Sehingga
adalah berdoa (dzikir), yakni memanjatkan menurut penelitian saya penerapan psikoreligius
permohonan kepada Allah supaya memperoleh dzikir sangat efisien untuk mengurangi tanda
sesuatu kehendak yang diridhoi. Dari masa ke gejala pada pasien halusinasi pendengaran.
masa pengaruh doa tersebut terus menerus
mendapat perhatian penting. Bila doa dibiasakan KESIMPULAN
dan betul bersungguh-sungguh, maka Penerapan terapi psikoreligius:Dzikir dapat
pengaruhnya akan menjadi sangat jelas, ia menurunkan tanda gejala halusinasi pendengaran
merupakan perubahan kejiwaan dan perubahan kedua subyek.
somatik. Ketentraman yang ditimbulkan oleh
doa itu merupakan pertolongan yang besar pada DAFTAR PUSTAKA
pengobatan. Doa tidak selalu berbentuk 1. Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar
Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta :
permohonan, namun berdzikir termasuk dalam
Kementrian Kesehatan Republik
berdoa. Indonesia.