Anda di halaman 1dari 11

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
Tahun 2021

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HALUSINASI


PENDENGARAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS DI
RUANG GATOTKACA RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA
Rika Rahmawati1, Muhammad Agung Krisdianto2
1
Student of Nursing Study Program D3 in University of Kusuma Husada Surakarta
rikarahmawati705@gmail.com1
2
Lecturer of Study Program D3 in University of Kusuma Husada Surakarta
magungkrisdianto@gmail.com2

Abstrak

Halusinasi dengan kata lain disebut skizofrenia dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi atau tidak nyata dalam bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-
suara yang bising atau mendengung. Salah satu tindakan keperawatan mandiri yang dapat
diberikan kepada pasien halusinasi pendengaran adalah SP 1 hingga SP 4. Terapi musik
klasik mozart bertujuan meredakan kegelisahan dan stres, sehingga menimbulkan perilaku
yang tenang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan
keperawatan jiwa pada pasien halusinasi pendengaran dalam pemenuhan kebutuhan
psikologis. Metode pada karya tulis ilmiah ini menggunakan model pendekatan dengan 1
pasien halusinasi pendengaran dengan kriteria mendengar suara tertawa dan bisikan-
bisikan seseorang yang menyuruh melukai dirinya sendiri. Pada pengkajian awal
didapatkan skor tanda dan gejala halusinasi pendengaran 8 dan setelah diberikan strategi
pelaksanaan SP 1 hingga SP 4 skor menurun menjadi 3. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa setelah diberikan tindakan strategi pelaksanaan SP 1 hingga SP 4 selama 7 hari klien
dapat mengontrol halusinasi ditunjukkan dengan adanya penurunan skor tanda dan gejala
halusinasi pendengaran.

Kata Kunci : Halusinasi, Strategi Pelaksanaan SP 1 – 4 dan Terapi Musik Klasik Mozart.
Study Program of Nursing Diploma Three
Faculty of Health Sciences
University of Kusuma Husada Surakarta
Tahun 2021

PHYSICAL NURSING IN HEARING HALUMINATION PATIENTS IN THE


FULFILLMENT OF PSYCHOLOGICAL NEEDS IN GATOTKACA ROOM Dr.
RSJD. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA PSYCHIATRIC HOSPITAL

Rika Rahmawati1, Muhammad Agung Krisdianto2


1
Student of Nursing Study Program D3 in University of Kusuma Husada Surakarta
rikarahmawati705@gmail.com1
2
Lecturer of Study Program D3 in University of Kusuma Husada Surakarta
magungkrisdianto@gmail.com2

Abstract

Hallucinations in other words are called schizophrenia where the client perceives
something that is not actually happening or is not real in the form of hallucinations this can
be in the form of noisy or buzzing voices. One of the independent nursing actions that can
be given to patients with auditory hallucinations is SP 1 to SP 4. Mozart classical music
therapy aims to relieve anxiety and stress, resulting in calm behavior. The purpose of this
study is to describe the implementation of mental nursing care in auditory hallucinations
patients in fulfilling psychological needs. The method in this scientific paper uses an
approach model with 1 auditory hallucination patient with the criteria of hearing the sound
of laughing and the whispers of someone telling him to hurt himself. In the initial
assessment, the score for signs and symptoms of auditory hallucinations was 8 and after
being given the SP 1 to SP 4 implementation strategy the score decreased to 3. The results
showed that after being given the SP 1 to SP 4 implementation strategy for 7 days the client
could control the hallucinations indicated by a decrease in the score for signs and symptoms
of auditory hallucinations.

Key words: Hallucinations, Implementation Strategy of SP 1 – 4 and Mozart Classical


Music Therapy.
juta jiwa dan secara umum terdapat
23 juta jiwa di seluruh dunia, ≥ 50 %
Pendahuluan
jiwa dengan skizofrenia tidak
Halusinasi merupakan salah satu menerima perawatan yang tepat. Di
gejala yang sering dijumpai pada Indonesia lebih dari 90 % pasien
klien dengan gangguan jiwa, skizofrenia mengalami halusinasi,
halusinasi dengan kata lain disebut walaupun bentuk halusinasinya
skizofrenia dimana klien bervariasi namun sebagian besar
mempersepsikan sesuatu yang tidak klien skizofrenia di Rumah Sakit
terjadi atau tidak nyata berupa Jiwa mengalami halusinasi
halusinasi, yang dapat berupa suara pendengaran (auditori) (Yosep,
keras atau berdengung, tetapi yang 2011). Menurut data rekam medis
paling sering berupa kata-kata yang RSJD Surakarta (2018) angka
tersusun dalam bentuk kalimat yang kejadian gangguan jiwa mencapai
tidak sempurna (Andri, 2019). 83,59% pada tahun 2012, tahun 2013
Halusinasi merupakan tercatat 76,53%, tahun 2014 tercatat
pengalaman mendengar suara tuhan, 77,39%, tahun 2015 tercatat 70,63%,
suara setan dan suara manusia yang tahun 2016 tercatat 75,41% dan pada
berbicara terhadap dirinya, salah satu tahun 2017 tercatat 69,31% (Putri,
halusinasi yang nyata dan sering 2020).
ditemui adalah halusinasi Gangguan halusinasi diatasi
pendengaran, halusinasi ini dapat dengan terapi farmakologi dan non
diartikan mendengar suara yang farmakologi. Terapi non
membicarakan, mengejek, faramakologi lebih aman digunakan
mentertawakan, mengancam, karena tidak menimbulkan efek
memerintahkan untuk melakukan samping seperti obat-obatan, karena
sesuatu yang berbahaya (Abidin, terapi non farmakologi
2020). menggunakan proses fisiologis
WHO (2018) mengatakan dengan salah satu terapi
prevalensi kejadian gangguan mental nonfarmakologi yang efektif adalah
kronik dan parah yang menyerang 21 mendengarkan musik memiliki
keuntungan untuk menenangkan dampak dari tingkat stresor (Yanti,
pikiran dan meningkatkan 2020).
kemampuan pikiran seseorang. Penelitian ini dibuat bertujuan
Ketika musik diterapkan menjadi untuk mengetahui dan
sebuah terapi, dapat meningkatkan, membandingkan antara data yang
memulihkan dan memelihara dihasilkan dari penelitian dengan
kesehatan fisik, mental, emosional, fakta yang terjadi di lapangan,
sosial dan spiritual (Wijayanto, memecahkan masalah yang ada di
2017). kalangan pasien halusinasi dan
Terapi musik merupakan salah memberikan jawaban atau solusi
satu bentuk dari teknik relaksasi yang yang tepat bagi pasien halusinasi,
tujuannya untuk memberikan rasa menerapkan implementasi musik
tenang, membantu mengendalikan klasik untuk menurunkan tanda dan
emosi serta menyembuhkan gejala pasien halusinasi.
gangguan psikologi (Yanti, 2020).
Metode Penelitian
Terapi musik sangat mudah diterima
organ pendengaran dan kemudian Rancangan studi kasus ini
melalui saraf pendengaran disalurkan menggunakan metode pendekatan studi
ke bagian otak yang memproses kasus. Studi kasus ini adalah studi kasus
emosi yaitu sistem limbik dan musik untuk mengeksplorasi masalah asuhan
dapat mempengaruhi imajinasi dan keperawatan jiwa pada pasien
memori, serta dapat mempengaruhi halusinasi pendengaran dengan
hipofisis di otak untuk membuat pemenuhan kebutuhan psikologis.
seseorang merasa senang atau Subjek yang digunakan dalam
bahagia (Wijayanto, 2017). Terapi asuhan keperawatan ini menggunakan 1
musik sangat efektif dalam pasien halusinasi pendengaran dalam
meredakan kegelisahan dan stres, pemenuhan kebutuhan psikologis
membantu mendorong perasaan dengan fokus studi dalam studi kasus
rileks serta meredakan depresi, ini adalah pemberian strategi
sehingga menimbulkan perilaku pelaksanaan SP 1 – 4 dan relaksasi
yang tenang bagi penderita gangguan terapi musik klasik mozart pada pasien
jiwa halusinasi dan dapat jiwa yang mengalami gangguan
menurunkan resiko timbulnya perubahan persepsi sensori halusinasi
pendengaran. Lokasi dilakukan di berdiam diri tanpa melakukan kegiatan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif apapun. Faktor presipitasi dari Tn. J
Zainudin Surakarta dilakukan selama 2 adalah pasien mengatakan sering
minggu terhitung tanggal 15 Februari – mendengar suara tertawa dan bisikan-
27 Februari 2021. Metode bisikan seseorang yang menuruh untuk
pengumpulan data yang digunakan melukai dirinya sendiri, bisikan itu
wawancara, observasi dan studi muncul ketika pasien menyendiri atau
dokumentasi. Instrumen yang diam dan jika pasien ditanya apa yang
digunakan untuk mengukur tanda dan mengakibatkan gangguan pasien tidak
gejala halusinasi pendengaran yaitu pernah menjawab dan beranggap
lembar observasi yang terdiri dari 8 karena takdir. Faktor predisposisi dari
tanda dan gejala halusinasi. keadaan Tn. J adalah pasien
mengatakan sebelumnya sudah
Hasil dan Pembahasan
menjalani pengobatan di RSJD
Pengkajian yang dilakukan oleh Surakarta sejak tahun 2019 dan pasien
penulis pada tanggal 16 Februari 2021 rutin minum obat atas bantuan petugas.
dan didapatkan data identitas satu
Berdasarkan hasil studi, saat
pasien yaitu Tn. J berumur 41 tahun
pengkajian awal didapatkan data bahwa
dengan jenis kelamin laki-laki dan
pasien belum dapat mengontrol
bertempat tinggal di Sukoharjo. Pasien
halusinasinya dengan baik. Pasien
masuk RSJD Surakarta pada tanggal 11
masih terlihat sering berbicara sendiri,
Februari 2021 dan penanggung jawab
mondar-mandir, tertawa dan bicara
pasien berinisial Tn. M berumur 45
sendiri, pasien juga sering
tahun dan hubungan dengan pasien
menggerakkan bibir tanpa ada suara
yaitu Petugas PPSDM Esti Utomo
dan pasien tampak memainkan
Wonogiri.
tangannya. Untuk menangani masalah
Alasan masuk Tn. J masuk ke RSJD tersebut penulis akan memberikan
Dr. Arif Zainudin Surakarta adalah tindakan keperawatan yaitu tindakan
sering mendengar suara tertawa dan generalis SP 1 – SP 4. Dari data
bisikan-bisikan seseorang yang pengkajian ini diketahui bahwa apa
menyuruh untuk melukai dirinya yang ada sesuai dengan Wijayanto
sendiri. Suara itu muncul setiap saat (2017) dengan tanda dan gejala perilaku
pada saat pasien menyendiri dan halusinasi yaitu berbicara dan tertawa
sendiri, pembicaraan kacau atau tidak pasien tampak ketakutan dan data
masuk akal, menggerakkan bibir tanpa objektif yang mendukung adalah pasien
adanya suara, pergerakan mata yang terlihat mondar – mandir, pasien
cepat, respon verbal yang lambat, terlihat tertawa dan berbicara sendiri,
menarik diri atau menjauh dari orang pasien sering menggerakkan bibir tanpa
lain, muka terlihat tegang, tidak mau ada suara dan pasien tampak
mengurus diri dan bersikap curiga. memainkan tangannya.

Dapat diketahui bahwa saat Intervensi yang dilakukan pada Tn.


pengkajian pertama pasien belum bisa J yaitu pemberian strategi pelaksanaan
mengontrol halusinasi pendengaran SP 1 – 4. Untuk intervensi SP 1 yaitu
pasien dilihat dari tanda dan gejala beri salam kepada pasien, perkenalkan
halusinasi pendengaran yang muncul diri, menjelaskan maksud hubungan
pada pasien. interaksi, bina hubungan saling
percaya antara perawat dan pasien,
Diagnosa keperawatan jiwa
identifikasi penyebab halusinasi (isi,
mengacu pada pohon masalah. Pohon
frekuensi, waktu, situasi) saat terjadi
masalah tampaknya menjadi penyebab
halusinasi, bantu pasien mengontrol
isolasi sosial yang merupakan cause
halusinasi dengan menghardik,
lalu halusinasi pendengaran sebagai
memasukkan kedalam jadwal harian.
core problem dan isolasi sosial sebagai
effect dari halusinasi yang tidak Intervensi keperawatan untuk
terkontrol (Nurhalimah, 2016). strategi pelaksanaan SP 2 yaitu
Diagnosa keperawatan yang utama diskusikan cara mengontrol halusinasi
pada studi kasus ini yaitu gangguan dengan patuh minum obat 5 benar,
persepsi sensori halusinasi diskusikan manfaat minum obat 5 benar
pendengaran. dan kerugian apabila berhenti minum
obat tanpa seijin dokter, beri pujian jika
Pada perumusan diagnosa ini
pasien dapat menyebutkan dan minum
didapatkan bahwa data subjektif pasien
obat dengan benar, memasukkan
mengatakan mendengar suara tertawa
kedalam jadwal harian.
dan bisikan seseorang yang menyuruh
untuk melukai dirinya sendiri, suara Intervensi keperawatan untuk
tersebut terjadi saat pasien menyendiri strategi pelaksanaan SP 3 yaitu
atau diam dan saat suara itu muncul diskusikan cara mengontrol halusinasi
melalui percakapan, mendiskusikan Implementasi pada studi kasus ini
manfaat mengendalikan halusinasi dilakukan selama 7 hari pengelolaan
melalui percakapan dan memuji apakah kasus. Pada hari pertama implementasi
pasien telah berhasil mempraktikkan tanggal 16 Februari pukul 09.00 WIB
cara mengontrol halusinasi melalui melakukan tindakan pemberian SP 1
percakapan dan memasukkannya didapatkan hasil pasien paham yang
kedalam rencana jadwal harian. dijelaskan perawat dan pasien juga
mengatakan masih sering mendengar
Intervensi keperawatan untuk
suara bisikan dalam situasi pasien
strategi pelaksanaan SP 4 yaitu
menyendiri atau tidur dan respon pasien
diskusikan cara mengontrol halusinasi
ketakutan. Menurut Keliat (2014)
dengan melakukan aktivitas yang
bahwa teknik menghardik dilakukan
terjadwal, diskusikan manfaat
dengan pasien menutup telinga dan
melakukan aktivitas yang terjadwal
mengatakan “pergi..pergi..kamu suara
untuk mengontrol halusinasi, lakukan
palsu saya tidak mau dengar”. Apabila
teknik terapi musik klasik mozart, beri
teknik menghardik ini dilakukan
pujian jika pasien mampu melakukan
dengan baik dan benar maka pasien
aktivitas untuk mengontrol halusinasi,
akan bisa mengontrol halusinasinya dan
memasukkan kedalam jadwal harian.
tidak akan mengikuti suara yang
Dari data strategi pelaksanaan ini muncul.
diketahui bahwa apa yang ada sesuai
Pada hari kedua tanggal 17 Februari
dengan Keliat (2014) yang
2021 pukul 10.00 WIB melakukan
memaparkan bahwa teknik menghardik
tindakan pemberian SP 2 didapatkan
diperlukan untuk meningkatkan
hasil pasien sudah bisa minum obat dan
kemampuan pasien dalam mengontrol
pasien juga mengatakan masih
halusinasi dan mengajari mengontrol
mendengar suara bisikan dalam situasi
halusinasi dengan mematuhi
pasien menyendiri atau tidur dan respon
pengobatan, tindakan keperawatan
pasien ketakutan saat suara tersebut
yang dapat dilakukan kepada pasien
muncul. Menurut Abidin (2020) bahwa
halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan
upaya penurunan kekambuhan pada
orang lain dan dengan pasien
klien halusinasi menggunakan obat
melakukan kegiatan bertujuam untuk
antipsikotik secara teratur dan
mengurangi resiko halusinasi itu
menjelaskan tentang guna obat, akibat
muncul lagi.
bila putus obat, cara menggunakan obat ke bagian otak yang memproses emosi
dengan 5 benar, setelah dilakukan yaitu sistem limbik dan musik juga
tindakan klien mampu mempraktikkan dapat mempengaruhi imajinasi,
cara minum obat dengan benar dan intelegasi dan memori, serta dapat
mampu menyebutkan 5 benar obat mempengaruhi hipofisis di otak untuk
(benar obat, benar pasien, benar cara, melepaskan endorfin. Pada hari
benar waktu dan benar dosis). pertama didapatkan hasil pasien sudah
sedilit tenang dan pasien juga
Pada hari ketiga tanggal 18 Februari
mengatakan suara bisikan yang
2021 pada pukul 09.00 WIB melakukan
didengar sudah sedikit berkurang.
tindakan pemberian strategi
Menurut Afnuhazi (2015) mengurangi
pelaksanaan SP 3 didapatkan hasil
resiko halusinasi muncul adalah dengan
pasien sudah melakukan bercakap –
menyibukkan diri dengan melakukan
cakap dengan orang lain dan pasien
aktivitas yang terjadwal. Dengan
juga mengatakan masih mendengar
beraktivitas secara terjadwal, pasien
suara bisikan. Menurut Demawan
tidak mempunyai waktu luang untuk
(2013) bercakap – cakap merupakan
berdiam diri atau menyendiri, sehingga
cara yang efektif yang dapat
pasien bisa mengalihkan halusinasinya
mengontrol halusinasi dengan
dengan melakukan aktivitas.
menganjurkan pasien bercakap – cakap
dengan perawat atau orang lain. Ketika Pada hari kelima tanggal 20 Februari
pasien melakukan bercakap – cakap 2021 pada pukul 09.00 WIB melakukan
dengan orang lain maka terjadi tindakan pemberian terapi musik klasik
distraksi, fokus perhatian akan beralih mozart dihari kedua didapatkan hasil
dari suara yang tidak nyata ke pasien sudah lumayan tenang dan
percakapan yang dilakukan pasien pasien juga mengatakan suara bisikan
tersebut. yang didengar sudah berkurang atau
sudah tidak sering mendengar.
Pada hari keempat tanggal 19
Selanjutnya pada hari keenam tanggal
Februari 2021 pada pukul 10.00 WIB
21 Februari 2021 pada pukul 10.00
melakukan tindakan pemberian strategi
WIB melakukan tindakan pemberian
pelaksanaan SP 4 dan pemberian terapi
terapi musik klasik mozart dihari ketiga
musik klasik mozart mudah diterima
didapatkan hasil pasien sudah lebih
organ pendengaran dan kemudian
melalui saraf pendengaran disalurkan
tenang dan pasien juga mengatakan jauh lebih tenang setelah
suara bisikan sudah jarang mendengar. mendengarkan musik klasik mozart dan
suara bisikan sudah sangat jarang
Pada hari ketujuh tanggal 22
terdengar. Data objektif : pasien masih
Februari 2021 pada pukul 09.00 WIB
terlihat mondar – mandir, tampak
didapatkan hasil pasien sudah jauh
memainkan tangannya dan pasien
lebih tenang dan pasien juga
tampak jauh lebih tenang.
mengatakan sudah sangat jarang
mendengar suara bisikan. Dan pada hari Pada evaluasi ini didapatkan adanya
terakhir implementasi penulis penurunan tanda dan gejala halusinasi
melakukan evaluasi dari pemberian SP pendengaran. Hal ini dibuktikan dengan
1 – 4 dan terapi musik klasik mozart. total skor pada lembar observasi yang
Dari data implementasi keperawatan ini mulanya pasien mendapatkan skor 8
diketahui bahwa apa yang ada sesuai dengan tanda dan gejala yang muncul
dengan Andri (2019) yang memaparkan yaitu berbicara sendiri, pembicaraan
bahwa pemberian tindakan kacau dan kadang tidak masuk akal,
keperawatan dapat membantu klien tertawa sendiri tanpa sebab, ketakutan,
mengatasi halusinasinya dimulai ekspresi wajah tegang, tidak mau
dengan membina saling percaya agar mengurus diri, sikap curiga dan
pasien dapat memperoleh rasa aman bermusuhan dan menarik diri dan
dan nyaman untuk menceritakan menghindari orang lain menurun
pengalaman halusinasinya sehingga menjadi skor 3 dengan tanda dan gejala
informasi tersebut dapat berkaitan yang masih ada yaitu berbicara sendiri,
tentang halusinasi yang dapat pembicaraan kacau dan kadang tidak
komprehensif. Dari data diatas dapat masuk akal dan tertawa tanpa sebab.
disimpulkan bahwa implementasi Gambaran kemampuan mengontrol
keperawatan pada pasien halusinasi halusinasi pasien dapat dilihat pada
sesuai dengan teori yang telah ada.

Evaluasi pada studi kasus ini


dilakukan pada hari Senin, 22 Februari
2021 dengan data subjektif pasien
mengatakan sudah bisa mngontrol
halusinasinya dengan SP yang
diajarkan, pasien mengatakan sudah
grafik dibawah ini : Kesehatan jiwa seoptimal mungkin
terhadap penerapan strategi
Diagram Penurunan
pelaksanaan SP 1 – 4 dalam
Tanda Dan Gejala
Halusinasi Pendengaran pemberian asuhan keperawatan

10 jiwa.
5
b. Bagi Perawat
0
Skor tanda Skor tanda Perawat diharapkan dapat
dan gejala dan gejala
meningkatkan komunikasi
Sebelum pemberian SP I - SP IV
terapeutik kepada pasien jiwa dan
Sesudah pemberian SP I - SP IV
memberi pelayanan yang tepat
sehingga dapat membina hubungan
Bersadarkan grafik diatas
saling percaya dengan perawat,
didapatkan data bahwa pemberian
mampu mengontrol halusinasi dan
tindakan strategi pelaksanaan SP 1 – 4
dapat mengurangi tanda dan gejala
dapat berpengaruh pada mengontrol
halusinasi pendengaran.
halusinasi dengan dibuktikan adanya
c. Bagi Pasien
penurunan tanda dan gejala halusinasi
Hendaknya pasien dapat melakukan
pendengaran.
strategi pelaksanaan SP – 4 untuk
Kesimpulan dapat meningkatkan kemampuan

Bersadarkan kesimpulan penurunan mengontrol halusinasi dan dapat

skor tanda dan gejala di dapatkan mengurangi tanda dan gejala

dengan 7 hari pengelolaan. Studi kasus halusinasi pendengaran.

ini dapat membuktikan ada pengaruh d. Bagi Penulis Selanjutnya


pemberian tindakan strategi Diharapkan penulis dapat
pelaksanaan SP 1 – 4 dapat memanfaatkan waktu seefektif
meningkatkan kemampuan mengontrol mungkin, sehingga dapat
halusinasi dan dapat menurunkan tanda memberikan asuhan keperawatan
dan gejala halusinasi pendengeran. jiwa kepada pasien secara optimal.
e. Bagi Institusi
Saran
Memberikan bimbingan kepada
a. Bagi Rumah Sakit mahasiswa secara optimal agar
Diharapkan rumah sakit RSJD Dr. dapat meningkatkan mutu
Arif Zainudin Surakarta dapat pendidikan yang berkualitas dengan
meningkatkan mutu pelayanan pengupayakan aplikasi riset dengan
setiap tindakan sehingga dapat Putri, A.R. (2020). Pengaruh Terapi
menghasilkan perawat yang Aktivitas Kelompok (TAK)
bermutu. Halusinasi Terhadap Kemajuan
Perawatan Pada Pasien Halusinasi
Daftar Pustaka
Di Ruangan Arjuna Rumah Sakit
Abidin, N.M & Wahyuningsih. Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin
(2020).Penerapan Strategi Surakarta. Naskah Publikasi Karya
Pelaksanaan (SP) 2 Pada Klien Tulis Ilmiah.
Skizofrenia Dengan Gangguan Wijayanto, W.T & Marisca Agustina.
Persepsi Sensori : Halusinasi (2017). Efektivitas Terapi Musik
Pendengaran. Jurnal Manajemen Klasik Terhadap Penurunan Tanda
Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 2. Dan Gejala Pada Pasien Halusinasi
Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi Pendengaran. Jurnal Ilmu
Terapeutik Dalam Keperawatan Keperawatan Indonesia Vol. 7 No.
Jiwa. Jakarta : Gosyen Publishing. 1.
Andri, J, dkk. (2019). Implementasi
World Health Organization. (2018).
Keperawatan Dengan Pengendalian
Gangguan Jiwa Fakta Dan Angka.
Diri Klien Halusinasi Pada Pasien
http://www.depkes.go.id>infodatin-
Skizofrenia. Jurnal Kesmas
gangguanjiwas.
Asclepius (JKA) Vol. 1 No. 2.
Yanti. D.A, dkk. (2020). Efektivitas
Dermawan, D. & Rusdi. (2013).
Terapi Musik Terhadap Penurunan
Keperawatan Jiwa : Konsep dan
Tingkat Halusinasi Pendengaran
Kerangka Kerja Asuhan
Pada Pasien Gangguan Jiwa Di
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M.
Gosyen Publishing.
Purba. Jurnal Keperawatan dan
Keliat, B. A,dkk. (2014). Keperawatan
Fisioterapi (JKF) Vol. 3 No. 1.
Kesehatan Jiwa Komunitas : (Basic
Course). Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar
Cetak Keperawatan : Keperawatan
Jiwa. Jakarta Selatan : Pusdik SDM
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai