Tahun : 2021
Latar Belakang
Jenis desain penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Desain dalam
penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Desain ini memiliki
pretest, sebelum diberikan perlakuan. Hasil pengobatan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberikan
pengobatan Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Samarinda pada bulan
Juni 2021.
SAMPEL DAN POPULASI
Tahun : 2021
Latar Belakang
Halusinasi merupakan fenomena yang sebagian besar ditemukan pada pasien
skizofrenia. Berbagai macam bentuk halusinasi, halusinasi pendengaran
merupakan jenis halusinasi yang paling dominan ditemukan pada pasien
skizofrenia. Halusinasi pendengaran adalah gejala psikotik yang umum
dengan prevalensi 70% dan sekitar 35% bertahan dengan obat antipsikotik.
Isi dari halusinasi pendengaran bisa bermacam-macam, ada yang dalam
bentuk perintah, komentar, atau hanya berbicara. Sekitar 30% pasien
halusinasi pendengaran isinya berupa perintah, ini lebih bahaya daripada
komentar. Halusinasi pendengaran dalam bentuk perintah dapat berisiko
bunuh diri dan pembunuhan.
Lanj.. Latar Belakang
Masalah halusinasi harus menjadi fokus perhatian tenaga kesehatan karena
jika halusinasi tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan risiko bagi
keselamatan pasien, orang lain, dan lingkungan. Hal ini terjadi karena
halusinasi sering mengandung perintah untuk melukai pasien itu sendiri atau
orang lain di sekitarnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa halusinasi
menyebabkan penderitaan atau gangguan dalam kehidupan dan aktivitas
sehari-hari pasien.
Lanj.. Latar Belakang
Berbagai upaya harus dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko yang
merugikan bagi pasien, keluarga, dan lingkungan dengan memberikan
manajemen terapeutik yang bermanfaat kepada pasien untuk mengurangi
halusinasi. Terapi untuk mengurangi halusinasi pada pasien skizofrenia
adalah dengan Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Terapi ini
adalah tipe psikoterapi yang membantu pasien halusinasi untuk menerima
berbagai kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan.
TUJUAN PENELITIAN
Skor rata-rata total (PSYRATS-AH) menunjukkan penurunan yang nyata dalam skor
rata-rata item total segera setelah menerapkan terapi (18,77±3.15) daripada pra-
intervensi (31.88±4,35) dan hampir stabilitas skor rata-rata pada pasca tiga bulan
(19,80±5.56). Di sisi lain, untuk kelompok kontrol, tabel menunjukkan bahwa skor
rata-rata (PSYRATS-AH) total menurun dari (32.48±4.69) pada praintervensi hingga
(24.34±5.04) segera diposkan dan peningkatan luar biasa lagi menjadi 32.44±6.12
setelah tiga bulan setelah pasien keluar dari rumah sakit.
HASIL PENELITIAN
Sesi selesai dan menjadi 103,17 pada pasca tiga bulan. Sedangkan, ada sedikit
peningkatan skor rata-rata semua subskala VAAS untuk kelompok kontrol, skor rata-
rata total VAAS meningkat segera setelah (29,71) daripada sebelum intervensi (17,74)
dan menurun.
Total Skala Penilaian Gejala Psikotik berarti perbedaan antara intervensi
sebelum dan sesudah tiga bulan meningkat dengan 11,99 untuk kelompok
studi lebih dari kelompok kontrol dan perbedaan itu ditemukan signifikan
secara statistik yang kuat (t= − 8,54, p = 0,000).
PEMBAHASAN
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh El Ashry dan Abdel
Al (2015)di Mesir yang menemukan bahwa sebagian besar pasien
melaporkan sering mengalami halusinasi pendengaran, yang kasar, kritis, dan
menuduh pasien melakukan hal-hal mengerikan yang menimbulkan
interpretasi negatif dan pengaruh negatif.
Lanj..PEMBAHASAN
Hasil ini dikaitkan dengan efek aktivitas ACT dan proses yang memperbesar fleksibilitas
psikologis pasien dalam menghadapi halusinasi pendengaran. Dalam sesi ACT, pasien yang
diteliti dipraktikkan untuk mengadopsi sikap sebagai pengamat yang sadar akan
pengalaman suara dan menumbuhkan sikap kesediaan untuk mengalami suara sambil
melakukan tindakan yang bernilai. ACT mempromosikan kemauan pasien dan
pengendalian diri sepanjang proses ACT dengan melepaskan praktek mengatasi dan
merangkul diri sebagai konteks, bukan sebagai konten dalam bereaksi terhadap suara bukan
perlawanan dan perjuangan dengan halusinasi pendengaran.
Latar Belakang
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Acceptance and Commitment Therapy
(ACT) dapat berhasil menurunkan tingkat keparahan semua aspek halusinasi pendengaran
pada pasien skizofrenia terutama yang berkaitan dengan gangguan yang berhubungan dengan
suara. Penelitian ini juga sangat menjanjikan dalam mengubah respons pasien terhadap
pengalaman suara alih-alih keterlibatan dengan suara-suara baik dan penolakan terhadap
suara-suara jahat menjadi sikap penerimaan dan tindakan otonom independen yang membuat
hidup pasien lebih dihargai dan lebih puas. Selain itu, terapi penerimaan dan komitmen dapat
sangat efektif dalam menurunkan angka rawat inap ulang selama tiga bulan setelah keluar
dari pasien yang dirawat seperti biasa di rumah sakit