Anda di halaman 1dari 6

1

Murni Pratiwi, Heri Setiawan


Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran


Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

Murni Pratiwi¹, Heri Setiawan²


1)
Akademi Keperawatan Al Kautsar Temanggung
2)
Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang

Korespondensi penulis: herirsjs09@yahoo.com

Abstrak

Halusinasi merupakan gangguan penerimaan pancaindra tanpa ada stimulus eksternal,


akibat yang ditimbulkan halusinasi dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain,
maupun lingkungan disekitarnya yang bersifat merugikan. Penelitian ini akan mengukur
menghardik untuk mengatasi halusinasi pendengaran pada klien skizofrenia di rumah sakit
jiwa. Teknik analisis yang digunakan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanda
gejala halusinasi menurun setelah dilakukan tindakan menghardik.

Kata Kunci: halusinasi; menghardik; skizofrenia

PENDAHULUAN
Satu dari empat orang dewasa halusinasi. Halusinasi merupakan
akan mengalami masalah kesehatan gangguan penerimaan pancaindra
jiwa pada satu waktu dalam hidupnya. tanpa ada stimulus eksternal
Setiap 40 detik di suatu tempat di dunia (halusinasi pendengaran, penglihatan,
ada seseorang yang meninggal karena pengecapan, penciuman, dan
bunuh diri (WFMH, 2016). Data WHO perasaan) (Keliat, 2011). Skizofrenia
(2016) menunjukkan, terdapat sekitar merupakan gangguan jiwa berat atau
35 juta orang terkena depresi, 60 juta kronik dengan gejala salah satunya
orang terkena bipolar, 21 juta terkena halusinasi.
skizofrenia (Hari Kesehatan Jiwa Menurut Stuart dan Laraia
Indonesia, 2016). Di Indonesia (2005) dalam Muhith (2015) klien
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti yang mengalami halusinasi dapat
skizofrenia adalah 1,7 per 1000 kehilangan kontrol dirinya sehingga
penduduk atau sekitar 400.000 orang bisa membahayakan dirinya, orang
(Riskesdas, 2013). lain maupun lingkungan. Klien benar-
Gangguan jiwa salah satunya benar kehilangan kemampuan
skizofrenia, skizofrenia merupakan penilaian realitas terhadap
suatu gangguan jiwa berat yang lingkungan. Dalam situasi ini, klien
ditandai dengan penurunan atau dapat melakukan bunuh diri (suicide),
ketidakmampuan komunikasi, membunuh orang lain (homicide), dan
gangguan realitas (halusinasi atau bahkan merusak lingkungan. Selain
waham), afek tidak wajar atau masalah yang diakibatkan oleh
tumpul, gangguan kognitif (tidak halusinasi biasanya juga mengalami
mampu berpikir abstrak) serta masalah keperawatan yang menjadi
mengalami kesukaran melakukan penyebab (triger) munculnya
aktivitas sehari-hari. Gejala yang halusinasi. Masalah-masalahnya
timbul pada skizofrenia salah satunya antara lain harga diri rendah dan

Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X


2
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X


3
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

isolasi sosial. Akibat yang mampu mengontrol dan menurunkan


ditimbulkan halusinasi dapat kekambuhan dengan menghardik,
membahayakan dirinya sendiri, orang mengkonsumsi obat teratur dan
lain, maupun lingkungan disekitarnya bercakap-cakap dengan orang lain
yang bersifat merugikan. ditandai dengan hasil halusinasi sudah
Upaya yang dilakukan untuk tidak muncul dimalam hari dengan
mengatasi halusinasi selama ini salah melakukan ketiga SP (Strategi
satunya dengan menggunakan Pelaksanan) yaitu, SP 1 menghardik
menghardik halusinasi (Dermawan, halusinasi, SP 2 bercakap-cakap
2013). Berdasarkan penulisan Ninik dengan orang lain, SP 3
Retno (2016) yang dilakukan di RSJD menggunakan obat secara teratur
Dr. Arif Zainudin Surakarta pada salah (Retno, 2016).
satu klien yang mengalami halusinasi Sedangkan menurut penulisan
pendengaran, untuk mengatasi yang dilakukan oleh Suheri (2014)
halusinasi yang sudah dilakukan bahwa dengan judul “Pengaruh Tindakan
intensitas halusinasi sudah berkurang Generalis Halusinasi Terhadap
ditandai dengan klien mengontrol rasa Frekuensi Halusinasi Pada Klien
takut saat halusinasi muncul setelah Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Grhsia
belajar pengontrolan halusinasi dan PEMDA DIY” dengan hasil frekuensi
halusinasi sudah tidak muncul ketika halusinasi klien skizofrenia setelah
dimalam hari dengan melakukan ketiga pemberian tindakan generalis
SP (Strategi Pelaksanan) yaitu, SP 1 halusinasi, 83,3% responden pada
menghardik halusinasi, SP 2 bercakap- kelompok eksperimen memiliki
cakap dengan orang lain, SP 3 frekuensi halusinasi pada tingkat
mengkonsumsi obat secara teratur. rendah dan 50% responden pada
Tindakan keperawatan klien kelompok kontrol memiliki frekuensi
halusinasi meliputi membantu klien halusinasi pada tingkat sedang. Hasil
mengenali halusinasi tentang isi riset menunjukkan bahwa tindakan
halusinasi (apa yang didengar/dilihat), yang dilakukan dapat menurunkan
waktu terjadi halusinasi, frekuensi kekambuhan halusinasi pada klien.
terjadinya halusinasi, situasi yang Angka kejadian di RSJ Prof Dr.
menyebabkan halusinasi muncul dan Soerojo Magelang, selama bulan
respon klien saat halusinasi muncul. Januari-November 2015 dari 6 diagnosa
Latihan klien mengontrol halusinasi besar yaitu gangguan persepsi sensori:
dengan salah satu cara dapat halusinasi, resiko perilaku kekerasan,
mengendalikan halusinasi yaitu perilaku kekerasan isolasi social, defisit
menghardik halusinasi dengan cara perawatan diri dan harga diri rendah,
menolak halusinasi yang muncul dari 8548 klien peringkat klien dengan
(Dermawan, 2013). Tindakan diagnose gangguan persepsi sensori:
keperawatan yang digunakan untuk halusinasi pada urutan ke 1 dengan
mengatasi halusinasi meliputi mengenal rincian sebagai berikut: persepsi
halusinasi, melatih klien mengontrol sensori: halusinasi 5389 jiwa (63%),
halusinasi dengan cara menghardik atau resiko perilaku kekerasan 1598
menolak halusinasi. (18,6%), perilaku kekerasan 3 (0,03%),
Berdasarkan riset terdahulu defisit perawatan diri 1109 jiwa
yang sudah dilakukan dengan judul (12,9%), harga diri rendah 435 jiwa
"Upaya menurunkan kekambuhan (5,08%), dan sisanya isolasi social
pada klien halusinasi menggunakan sebanyak 293 jiwa (3,42%).
anti psikotik" di RSUD Dr. Arif Berdasarkan data tersebut bisa dilihat
Zainudin Surakarta menggunakan bahwa penderita ganggaun jiwa yang
metode deskriptif dengan hasil klien mendominasi adalah penderita dengan
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X
4
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

diagnosa teknik suara yang pada menghardik


keperawatan wawancara dasarnya tidak halusinasi.
gangguan untuk nyata, kurang Melatih klien
persepsi mendapatkan konsentrasi dengan
sensori: data subjektif dengan mengontrol
halusinasi (Adi, dan informasi lingkungan halusinasi
2016). Di tentang sekitar, sulit dengan cara
rumah sakit permasalahan berkomunikasi mengendalikan
jiwa Indonesia, yang dihadapi dengan orang halusinasi.
sekitar 70% klien gangguan lain, ekspresi Instrumen
halusinasi yang persepsi muka tegang, alat ukur yang
dialami oleh sensori: pergerakan digunakan pada
klien gangguan halusinasi pada mata cepat, gangguan
jiwa adalah skizofrenia respon verbal persepsi
halusinasi suara serta yang lambat. sensori:
(Yosep, 2014). perkembangan Dari data yang halusinasi
Halusinasi kondisi klien diperoleh dapat adalah penulis
menjadi setelah disimpulkan itu sendiri,
diagnosis dilakukan rumusan lembar atau
terbesar yang tindakan masalahnya format fokus
dialami oleh keperawatan adalah pengkajian
para klien. menghardik gangguan pada klien
Berdasarkan halusinasi. persepsi sensori dengan
latar belakang b. Observasi halusinasi. gangguan
tersebut penulis Langsung Analisa persepsi
melakukan Melakukan data dari sensori:
penelitian pengamatan perumusan halusinasi,
dengan judul langsung pada masalah lembar
“Tindakan keadaan klinis gangguan observasi
Menghardik klien dan persepsi penilaian
Untuk mencatat hasil sensori: (Damaiyanti,
Mengatasi tindakan halusinasi untuk 2014).
Halusinasi keperawatan mengatasi
Pendengaran menghardik masalah HASIL DAN
Pada Klien halusinasi yang tersebut penulis PEMBAHASA
Skizofrenia Di diberikan pada menggunakan N
Rumah Sakit klien dengan tindakan Penulis
Jiwa. skizofrenia di melakukan
RSJ Prof. Dr. tindakan
METODE Soerojo keperawatan
DAN BAHAN Magelang pada klien
Dalam studi Teknik gangguan
kasus ini teknik analisis yang persepsi
pengumpulan digunakan sensori:
data yang penulis halusinasi yaitu
dilakukan menggunakan dengan
adalah sebagai metode tindakan
berikut: deskriptif. Data keperawatan
a. Wawancara yang diperoleh menghardik
Penulis meliputi halusinasi
menggunakan mendengar untuk mengusir
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X
5
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

halusinasi. halusinasi faktor


Untuk yaitu klien predisposisi
mengukur mendengar
keberhasilan suara-suara
tindakan yang pada
keperawatan dasarnya tidak
menghardik nyata, kontak
halusinasi mata yang
penulis mudah beralih,
menggunakan sulit
lembar konsentrasi,
observasi respon verbal
sebelum dan yang lambat,
sesudah ekspresi wajah
dilakukan tegang, sulit
tindakan berkomunikasi
keperawatan dengan orang
menghardik lain menurut
halusinasi. (Prabowo,
Berdasark 2014).
an hasil studi Berdasark
kasus pada an pengkajian,
klien teori dan kasus
Skizofrenia pada Sdr. S
dengan dan Sdr. S
gangguan ditemukan
persepsi adanya
sensori: kesesuaian
halusinasi dari antara teori
pengkajian dengan tanda
dan observasi dan gejala
penulis yang muncul
mendapatkan pada Sdr. Sa
kesenjangan dan Sdr. So,
saat jadi diagnosa
melakukan yang di
pengkajian tentukan oleh
dan penulis sudah
melakukan sesuai dengan
tindakan. teori yang ada
temuan (Dermawan,
batasan 2015). Data
karakteristik yang diperoleh
pada Sdr. Sa, menunjukkan
dan Sdr. So penyebab dari
yang klien
mendukung Skizofrenia
pada masalah mengalami
gangguan halusinasi
persepsi adalah
sensori: pengaruh dari

Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X


6
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

yaitu faktor studi neurotransmiter dan dilakukan tindakan menghardik


faktor genetik, karena klien belum bisa halusinasi, penulisan ini terbukti ada
melakukan menghardik halusinasi perbedaan. Hasil pengkajian yang
secara benar sehingga klien masih diperoleh dari Sdr. Sa dihari pertama
sering mengalami halusinasi yang yaitu tanda dan gejala yang muncul
mengganggu klien. Oleh karena itu yaitu tidak dapat membedakan keadaan
klien dengan gangguan persepsi yang nyata atau tidak, kurang
sensori: halusinasi perlu mendapatkan konsentrasi dengan lingkungan sekitar,
perawatan halusinasi sehingga dapat sulit berkomunikasi dengan orang lain,
mengontrol halusinasi jika datang ekspresi muka tegang, pergerakan mata
menyerang. cepat dan respon verbal yang lambat.
Prinsip pelaksanaan dalam Pada kedua klien terdapat kesenjangan
mengatasi masalah gangguan persepsi perbedaan tipe skizofrenia, pada Sdr. Sa
sensori: halusinasi adalah salah satunya dengan diagnosa medis skizofrenia tipe
dengan melakukan menghardik tak terinci.
halusinasi. Menghardik halusinasi Menurut Hawari (2012) skizofrenia
adalah upaya mengendalikan diri tipe tak terinci gejalanya memenuhi
terhadap halusinasi dengan cara kriteria, namun tidak memenuhi kriteria
menolak halusinasi yang muncul tipe paranoid, hebefrenik, atau
(Dalami, 2010). Menghardik halusinasi katatonik. Tipe ini ditandai dengan
bertujuan untuk mengusir halusinasi gejala skizofrenia campuran (tipe lain)
yang dialami klien. disertai afek datar atau afek yang tidak
Menurut hasil riset Karina (2013) sesuai secara nyata, inkoherensi,
saat melakukan terapi menghardik asosiasi longgar dan disorganisasi
responden menjadi lebih fokus dan perilaku yang ekstrem. Sdr. Sa saat
berkonsentrasi pada halusinasinya. berinteraksi dengan penulis selama
Sehingga memungkinkan beberapa zat empat hari terkadang kata yang
kimia di otak seperti dopamine diucapkan oleh klien tidak berhubungan
neurotransmitter tidak berlebihan. antara satu sama lain, dimana membuat
Klien dilatih untuk mengatakan tidak penulis berkali-kali mengulang kata
terhadap halusinasi yang muncul atau yang telah diucapkan.
tidak memperdulikan halusinasinya. Sedangkan pada Sdr. So saat
Jika bisa dilakukan dengan baik dan dilakukan pengkajian pada hari
benar, maka klien akan mampu pertama diperoleh tanda gejala yang
mengendalikan diri dan tidak mengikuti muncul yaitu tidak dapat membedakan
halusinasi yang muncul. Teknik untuk keadaan yang nyata atau tidak, kurang
menghardik halusinasi itu sendiri konsentrasi dengan lingkungan sekitar,
adalah fokus pandangan lurus ke depan sulit berkomunikasi dengan orang lain,
kemudian konsentrasi, memilih kata ekspresi muka tegang, pergerakan mata
yang akan digunakan untuk cepat, respon verbal yang lambat dan
menghardik, perawat takut. Diagnosa medis pada Sdr. So
mendemonstrasikan kemudian klien merupakan skizofrenia tipe paranoid.
diberi kesempatan mendemonstrasi Menurut Prabowo (2014) gejala
kembali. Kata yang sudah dipilih yang muncul pada tipe paranoid adalah
diucapkan dengan sungguh-sungguh waham kejar atau waham kebesaran,
dapat dilakukan dalam hati atau halusinasi yang mengandung isi kejaran
diucapkan langsung. Setelah latihan atau kebesaran, gangguan alam
menghardik penulis memberikan perasaan dan perilaku, misalnya
reinforcement pada klien. kecemasan yang tidak menentu,
Hasil perbedaan dari tindakan yang kemarahan, suka bertengkar, dan
dilakukan sebelum dan sesudah seringkali ditemukan kebingungan.
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X

Anda mungkin juga menyukai