KATARAK
DI RUANG POLI MATA
RUMAH SAKIT ABDUL WAHAB SYAHRANIE
OLEH :
Laila Latifah
Nim : P07220215022
2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tema : Katarak
Pokok bahasan : Proses terjadi sampai dengan penatalaksanaan Katarak
Sasaran :Pasien, keluarga pasien terkena Katarak
Hari/ Tanggal : Rabu, 6 September 2017
Tempat : Poli Mata
Alokasi waktu : 15 menit
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien, keluarga pasien,
dan pengunjung di Poliklinik mata Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani
dapat mengetahui dan memahami tentang Katarak.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan pasien,
keluarga pasien, dan pengunjung di Poliklinik mata Rumah Sakit Abdul
Wahab Syahrani dapat mengetahui:
a. Pengertian dari Katarak
b. Penyebab Katarak
c. Tanda dan gejala dari Katarak
d. Macam-macam Katarak
e. Komplikasi dari Katarak
f. Penatalaksanaan Katarak
g. Pencegahan Katarak
B. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. Media Penyuluhan
1. LCD
D. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi struktur :
1. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan Katarak
2. Melakukan konsultasi Satuan Acara Penyuluhan yang telah disusun
dengan pembimbing
3. Melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan
4. Membentuk pengorganisasian dalam pelaksanaan penyuluhan, dengan
susunan sebagai berikut .
a) Penyaji : Laila Latifah
5. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan penyuluhan
E. Kegiatan Penyuluhan
Katarak
1.1 Pengertian
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata
yang merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun
perlahan. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa, atau akibat keduanya. Biasanya mengenai kedua mata dan
berjalan progresif (Mansjoer dkk, 2008).
Menurut Kadek dan Darmadi (2007) katarak adalah kekeruhan
lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang
diproyeksikan pada retina .
Katarak merupakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya
jernih menjadi keruh, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi
biasanya berkaitan dengan proses penuaan (Vaughan, 2007)
1.2 Penyebab
1. Trauma, contohnya terjadi pada katarak traumatika, seperti trauma
tembus pada mata yang disebabkan oleh benda tajam/tumpul, radiasi
(terpapar oleh sinar X atau benda-benda radioaktif).
2. Penyakit mata lain, seperti uveitis.
3. Penyakit sistemik (diabetes militus), contohnya terjadi pada katarak
diabetika dikarenakan gangguan metabolisme tubuh secara umum dan
retina sehingga mengakibatkan kelainan retina dan pembuluh-
pembuluh darahnya. Diabetes akan mengakibatkan kelainan dan
kerusakan pada retina.
4. Defek kongenital, salah satu kelainan bawaan sebagai akibat infeksi
virus prenatal) dan katarak developmental terjadi pada tahun-tahun
awal kehidupan sebagai akibat dari defek kongenital. Kedua bentuk
ini mungkin disebabkan oleh faktor herediter, toksis, nutrisional, atau
proses peradangan.
1.6 Penatalaksanaan
Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara
pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam
lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca
mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan
sampai terjadi infeksi.
Sampai saat ini belum ditemuka n obat yang dapat mencegah
katarak. Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat
proses bertambah keruhnya lensa untuk menjadi katarak (Ilyas, 2009).
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresifitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih dengan
pembedahan (James, 2010). Untuk menentukan waktu katarak dapat
dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan oleh hasil
pemeriksaan. Tajam penglihatan dikaitkan dengan tugas sehari-hari
penderita Digunakan nama insipien, imatur, matur, dan hipermatur
didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi (Prof.
Dr Sidarta Ilyas, dkk, 2009). Operasi katarak terdiri dari pengangkatan
sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan implant plastik. Saat
ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan anestesi lokal daripada
anestesi umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan
kelopak mata atau diberikan secara topikal. Operasi dilakukan dengan
insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi
(lensa diangkat dari mata) katarak ekatrakapsular. Insisi harus dijahit.
Likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan
melalui insisi yang lebih kecil dari kornea atau sklera anterior
(fakoemulsifikasi).
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa
dan penggantian lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan
semakin banyak dilakukan dengan anestesi lokal daripada anestesi umum.
Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak mata atau
diberikan secara topikal. Operasi dilakukan dengan insisi luas pada perifer
kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari
mata) katarak ekatrakapsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa
menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang
lebih kecil dari kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi).
1.8 Pencegahan
a. Mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan
menghindari faktor faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
b. Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada
siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke
dalam mata.
c. Menjaga agar tidak terkena trauma tembus pada mata yang
disebabkan oleh benda tajam/tumpul, radiasi (terpapar oleh sinar X
atau benda-benda radioaktif).
d. Menjaga pola makan bergizi yang baik untuk proses metabolisme,
mengkonsumsi suplemen, buah dan sayur sebelum terjadi katarak
dapat menunda pembentukan atau mencegah katarak. Sedangkan
pada tahap awal katarak suplemen dapat memperlambat
pertumbuhannya. Pada tahap berat tindakan hanya bisa diatasi dengan
operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. hal: 128-136.
Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 200-211
Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media
Komputindo
Fadhlur Rahman. 2009. Laporan Kasus Katarak Matur Pada Penderita Diabetes
Mellitus.
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35543-
Kep%20Sensori%20dan%20 Persepsi-Askep%20Katarak.html#popup
http://ladyrosebangkitdanpercaya.blogspot.com/2013/08/sap-katarak.html