DISUSUN OLEH :
AIDHA
P07220215006
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas tentang ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT. Karena itu
penulis sangat membutuhkan masukan-masukan agar makalah yang dibuat ini
bisa menambah pengetahuan penulis dan pembaca. Sesungguhnya makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini, mohon sekiranya dimaafkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
I
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan .................................................................................................... 27
4.2.Saran .............................................................................................................. 27
III
BAB I
PENDAHULUAN
IV
0,5mg/dl/hari dan kadar nitrogen urea darah sebanyak 10mg/dl/hari
dalam beberapa hari. ARF biasanya disertai oleh oliguria (keluaran
urine < 400 ml/hari). Kriteria ologuria tidak mutlak tapi berkaitan
dengan fakta bahwa rata-rata diet orang amerika mengandung sekitar
600 mOssm zat terlarut. Jika kemampuan pemekatan urine maksimum
sekitar 1200 mOssm/L air, maka kehilangan air obligat dalam urune
adalah 500ml. Oleh karena itu, bile keliran urine hingga kurang drai
400ml/hari penambahan zat terelarut tidak bisa dibatasi dengan kasdar
BUN serta kreatinin meningkat. Namun oliguria bukan merupakan
gambaran penting pada ARF.
Bukti penelitian terbaru mengesankan bahwa pada sepertiga
hingga separuh kasus ARF, keluaran urine melebihi 400/hari dan
dapat mencapai 2 liter/hari. Bentuk ARF ini di sebut keluaran tinggi
atau di sebut non oluliguri. ARF menyebabkan timbulnya gejala dan
tanda menyerupai sinrom uremik pada gagal ginjal kronik, yang
mencerminkan terjadinya kegagalan fungsi regulasi, ekresi, dan
endokrin ginjal, namun demikian osteodistropi ginjal dan anemia
bukan merupakan gambaran yang lazim terdapat pada ARF karna
awitannya akut
2
3
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas Sistem Pencernaan yang berjudul ”Gagal Ginjal Akut”.
1.3.2 . Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan
yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun
pembaca tentang konsep glomerulus nefritis serta proses
keperawatan dan pengkajiannya
BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS
2.1. Definisi
Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan penurunan fungsi ginjal
seccara mendadak akibat kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan
fungsi tubulus dan glomerulus dengan manifestasi penurunan produksi
urine dan terjadi azotemia (peningkatan kadar nitrogen darah,
4
3. Penyakit kolagen
4. Angitis hepersensitif
5. Nefritis interstitialis akut karena obat, kimia, atau kuman
- Nefrosis Tubular Akut (NTA)
Nefropati vasomotorik akut terjadi karena iskemia ginjal
sebagai kelanjutan GGA. Prerenal atau pengaruh bahan
nefrotoksik. Bila iskemia ginjal sangat berat dan berlngsung
lama dapat menaakibatkan terjadinya nekrosis kartikol akut
(NKA) dimana lesi pada umumnya difus pada seluruh korteks
yang bersifat reversibel. Bila lesinya tidak difus (patchy) akan
ada kemungkinan reversibel.
c. Stadium III
Semua gejala semua sudah jelas dan penderita masuk dalam
keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari-hari
7
WOC
GGA prerenal: GGA renal : GGA posrenal
- Volume sirkulasi berkurang - NTA - Obstruksi
- Penurunan curah jantung - Infeksi bakteri gr(-) - Ekstravasasi
- Kenaikan kapasitas vaskuler - nefrotoksis
Pucat, lemah
Timbul bintik-bintik Suplai O2
hitam, pruritus
MK: Intoleransi
aktivitas
- Jaringan
MK: Kerusakan - Otak
Gang, asam basa Integrasi kulit
Hipertensi
2.5. Penatalaksanaan
a. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal
ginjal akut yang serius seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang.
Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia menyebabkan cairan,
protein, dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas, menghilangkan
kecendrungan perdarahan, dan membantu penyembuhan luka.
b. Penanganan hiperkalemia
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama
pada gagal ginjal akut, hiperkalemia merupakan kondisi yang paling
mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau
akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar
elektrolit serum (nilai kalium >5,5mEq/L, SI: 5,5 mmol/L), perubahan
10
2.6. Komplikasi
a. Hiperkalemia
b. Hipertensi
c. Anemia
d. Asidosis metabolik
e. Kejang
f. perikarditis
b. Darah
12
Disritmia jantung.
Nadi lemah/halus hipotensi ortostatik(hipovalemia).
DVI, nadi kuat, Hipervolemia.
Edema jaringan umum (termasuk area periorbital mata kaki
sakrum).
Pucat, kecenderungan perdarahan.
3. Eliminasi
a. Gejala :
Perubahan pola berkemih, peningkatan frekuensi,poliuria
(kegagalan dini), atau penurunan frekuensi/oliguria (fase
akhir)
Disuria, ragu-ragu, dorongan, dan retensi
(inflamasi/obstruksi, infeksi).
Abdomen kembung diare atau konstipasi
Riwayat HPB, batu/kalkuli
b. Tanda :
Perubahan warna urine contoh kuning pekat,merah,
coklat, berawan.
Oliguri (biasanya 12-21 hari) poliuri (2-6 liter/hari).
4. Makanan/Cairan
a. Gejala : Peningkatan berat badan (edema), penurunan berat
badan (dehidrasi), mual , muntah, anoreksia, nyeri uluhati
penggunaan diuretik.
b. Tanda : Perubahan turgor kulit/kelembaban. edema (Umum,
bagian bawah).
5. Neurosensori
14
6. Nyeri / Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri tubuh , sakit kepala
b. Tanda : Perilaku berhati-hati/distrkasi, gelisah.
7. Pernafasan
a. Gejala : nafas pendek
b. Tanda : Takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, kusmaul,
nafas amonia, batuk produktif dengan sputum kental merah
muda ( edema paru)
8. Keamanan
a. Gejala : adanya reaksi transfusi
b. Tanda : demam, sepsis(dehidrasi), ptekie atau kulit ekimosis,
pruritus, kulit kering.
9. Penyuluhan/Pembelajaran:
Gejala : riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter,
batu urianrius, malignansi., riwayat terpapar toksin,(obat, racun
lingkungan), Obat nefrotik penggunaan berulang Contoh :
aminoglikosida, amfoterisisn, B,anestetik vasodilator, Tes
diagnostik dengan media kontras radiografik, kondisi yang
terjadi bersamaan tumor di saluran perkemihan, sepsis gram
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Kasus
“Tn .A 6O thn dating ke RS dengan keluhan jumlah urine sedikit,
dan berkemih hanya 2-3x sehari, pucat (anemis), mual, muntah, dan tidak
nafsu makan, nafas berat bila banyak minum ,atau melakukan kerja berat,
merasa sangat lemah, Klien mengatakan pernah mengalami luka bakar
hingga 50% tubuhnya 1 tahun yang lalu (derajat 111), setelah dilakukan
pemeriksaan fisik diperoleh tampak penimbunan cairan seluruh tubuh (
oedemanasarka), konjungtiva pucat,nafas berbau urea, mukosa dan kulit
tanpa kering. BB 45kg sekarang, BB 40kg dahulu, TTV diperoleh TD:
160/100 mmhg, S: 38 C, RR: 2x/i.pemeriksaan laboratorium ditemukan
ureum darah 60mg/dl, kreatinin darah 5mg/dl,HB 10 gr/dl. BUN : 10-
20mg/dl, Albumin 1,9 mg/dl
17
3.2. Pengkajian
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 mei 2013 pukul 09.30 WIB diruang
penyakit dalam No.4 lantai 2 RS Umum Jakarta. Pengkajian dilakukan
dengan teknik wawancara dengan pasien dan keluarga pasien dan
pemeriksaan fisik terhadap pasien :
a. Identitas Pasien/Biodata
Nama : Tn.A
Umur : 60 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Suku/bangsa : Melayu/indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Lintas timur kec sekernan
Tgl masuk rumah sakit : 13 mei 2013, pukul 07.20 WIB
Dx medis : Gagal ginjal akut
c. Keluhan Utama
Jumlah urine sediikit, pucat (anemis), mual, muntah dan tidak nafsu
makan, nafas berat bila banyak minum, atau melakukan kerja berat,
merasa sangat lemah.
g. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : Rambut beruban dan bersih..
Palpasi : Benjolan tidak ada, rambut tidak kasar
2. Muka
Inspeksi : Wajah oval,edema, bersih,sianosis tidak ada
Palpasi : Wajah oedema
3. Mata
19
Perkusi : Dullness.
Auskultasi : Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), mumur (-).
10 Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan.
Auskultasi : Bising usus 8-15x/i
Palpasi : tdak mengalami nyeri
Perkusi : Tympani
11. Ekstremitas (atas dan bawah)
Inspeksi:
Tangan:
- Terlihat adanya oedem (kiri/kanan)
- Terlihat adnya bekas luka bakar (kiri/kanan)
- Kulit tampak kering (kiri/kanan)
Kaki :
- Terlihat adanya oedem (kiri/kanan)
- Terlihat adnya bekas luka bakar (kiri/kanan)
- Kulit tampak kering (kiri/kanan)
Palpasi:
- Teraba adanya massa, karena adanya penimbunan cairan
h. Eliminasi
Klien mengatakan jumlah urine sedikit 2-3x sehari
Klien mengatakan penurunan haluaran urine
i. Neorosensori
Klien mengatakan Sakit kepala, penglihatan kabur, tonus otot ,
fremor
j. Nutrisi
Klien mengatakan Anoreksia, mual, muntah, dan hanya
menghabiskan ¼ porsi makan
21
k. Interaksi sosial
Klien tidak dapat bekeja dengan berat sebelum dibawa ke rumah
sakit, dan iinteraksi terhadap masyarakat di sekitarnya baik.
l. Pemeriksaan Hematologi:
ureum darah 60mg/dl,
kreatinin darah 5mg/dl,
HB 10 gr/dl.
BUN : 10-20mg/dl,
Albumin 1,9 mg/dl
Do :
Tampak penimbunan cairan pada
tubuh (oedema anasarka)
Konjungtiva Anemis
Mukosa dan kulit tampak kering
BB 45kg sekarang,BB 40kg dahulu
TD: 160/100 mmhg
S: 38
Ureum darah 60 mg/dl
Kreatinin darah 5mg/dl
Do :
Nafas berbau amoniak
Konjungtiva tampak pucat
Mukosa bibir dan kulit tampak
kering
BB 45kg sekarang,BB 40kg dahulu
TD: 160/100mmhg
S: 380c
HB: 10 gr/dl
Albumin 1,9 mg/dl
ureum darah 60mg/dl,
Do :
TD: 160/100mmhg
S: 38 c
RR: 28x/i
Kreatinin: 5mg/dl
Ureum:60mg/dl
BUN:10-20mg/dl
3.6. NCP
Diagnosa
NO Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan Mandiri:
cairan b.d keperawatan selama 3 x 1. Awasi denyut jantung dan TD
penurunan fungsi 24 jam maka klien akan 2. Kaji input dan output cairan
ginjal menunjukan status 3. Batasi masukan cairan.
Ds : keseimbangan ciran 4. Jelaskan pada klien dan keluarga
Klien dengan KH: alasan dan pembatasan cairan
mengeluh Adanya belence cairan 5. Awasi berat jenis urine
jumlah urine Peningkatan pada 6. Timbang BB setiap hari
sedikit berkemih 7. Kaji kulit,wajah,area tergantung
Klien Edema untuk edema
mengatakan berkurang/hilang 8. Auskultasi paru dan bunyi jantung
berkemih Mukosa dan kulit 9. Kaji tingkat kesadaran ,selidiki
hanya 2-3 kali lembab perubahan mental,adanya gelisah.
dalam sehari TTV normal 10. Kolaborasi : Kolaborasi,berikan obat
Klien Ureum normal(20- sesuai indikasi
mengatakan 40mg/dl)
opernah Kreatinin normal
mengalami (0,5-1,5mg/dl)
luka bakar Hb normal (12,4-
hingga 50% 14,9mg/dl)
tubuhnya satu
tahum yg lalu.
Do :
Tampak
penimnunan
cairan pada
tubuh (oedema
anasarka)
Konjungtiva
anemis
26
Mukosa dan
kulit tampak
kering
BB: 40 kg
dahulu, 45 kg
sekarang
TD: 130/80
mmhg
S: 38 c
RR: 30x/i
Ureum darah
60 mg/dl
Kreatinin darah
5mg/dl
Do :
Konjungtiva
pucat
Nafas
berbnau urine
Mukosa dan
kulit tampak
kering
BB: 42 KG
HB: 10 gr/dl
BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu keadaan fisiologik dan
klinik yang di tandai dengan pengurangan tiba-tiba Glomerular Filtration
Rate (GFR) dan perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk
mempertahankan eksresi air yang cukup untuk keseimbangan dalam
tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik
pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat
serta terjadinya azotemia. ( davidson, 1984).
1.2. Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul ”Asuhan Keperawatan
Sistem Perkemihan Akibat Gagal Ginjal Akut ”nantinya makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Namun
penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih bnyak terdapat
kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yng bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin Arif dan Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.