Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Katarak
Pokok bahasan : Proses terjadi sampai dengan penatalaksanaan Katarak
Sasaran :
Hari/ Tanggal :
Tempat :
Alokasi waktu :

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien, keluarga pasien, dan
pengunjung di Puskesmas dapat mengetahui dan memahami tentang Katarak.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien, keluarga pasien, dan
pengunjung di Puskesmas dapat mengetahui:
a. Pengertian dari Katarak
b. Penyebab Katarak
c. Tanda dan gejala dari Katarak
d. Macam-macam Katarak
e. Komplikasi dari Katarak
f. Penatalaksanaan Katarak
g. Pencegahan Katarak
B. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media


1. 3 menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan judul materi 2. Memperhatikan
serta tujuan yang akan dan
dicapai oleh peserta mendengarkan
penyuluhan dan
melakukan kontrak waktu.
4. Apersepsi materi
penyuluhan

2. 15 menit Penyajian Menjelaskan pada peserta Memperhatikan LCD


materi tentang: dan mendengarkan
1. Pengertian Katarak
2. Penyebab Katarak
3. Tanda dan gejala Katarak
4. Macam-macam Katarak
5. Komplikasi Katarak
6. Penatalaksanaan Katarak
7. Pencegahan Katarak
3. 5 menit Evaluasi 1. Memberikan 1. Bertanya
reinforcement positif 2. Mendengar
kepada peserta atas
kemampuan bertanya.
2. Menjawab pertanyaan
peserta
3. Memberikan pertanyaan
tentang materi yang telah
disampaikan
4. 2 menit Penutup 1. Menyimpulkan hasil Menjawab salam
penyuluhan
2. Mengucapkan terima kasih
atas peran serta peserta
yang telah berpartisipasi
3. Menutup acara
penyuluhan dengan
mengucapkan salam
D. Lampiran Materi

Katarak
1.1 Pengertian
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang
merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun perlahan. Katarak
adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat keduanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Mansjoer dkk, 2008).
Menurut Kadek dan Darmadi (2007) katarak adalah kekeruhan lensa mata
atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina .
Katarak merupakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih
menjadi keruh, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi biasanya  berkaitan
dengan proses penuaan (Vaughan, 2007)

1.2 Penyebab
1. Trauma, contohnya terjadi pada katarak traumatika, seperti trauma tembus pada
mata yang disebabkan oleh benda tajam/tumpul, radiasi (terpapar oleh sinar –X
atau benda-benda radioaktif).
2. Penyakit mata lain, seperti uveitis.
3. Penyakit sistemik (diabetes militus), contohnya terjadi pada katarak diabetika
dikarenakan gangguan metabolisme tubuh secara umum dan retina sehingga
mengakibatkan kelainan retina dan pembuluh-pembuluh darahnya. Diabetes
akan mengakibatkan kelainan dan kerusakan pada retina.
4. Defek kongenital, salah satu kelainan bawaan sebagai akibat infeksi virus
prenatal) dan katarak developmental terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan
sebagai akibat dari defek kongenital. Kedua bentuk ini mungkin disebabkan
oleh faktor herediter, toksis, nutrisional, atau proses peradangan.

1.3 Tanda dan Gejala


1. Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap
2. Penglihatan berkabut seolah-olah melihat asap
3. Pandangan silau ketika melihat sinar
4. Kesulitan memfokuskan benda di ruang yang gelap
5. Lensa mata berwarna keputih-putihan
6. Penglihatan ganda saat melihat suatu benda.

1.4 Macam – Macam Katarak


1. Katarak Kongenital
Katarak untuk jenis satu ini, biasanya dialami oleh bayi atau balita dan anak-
anak atau ada yang dari bawaan lahir karena kesalahan oleh ibunya ketika
mengandung. Katarak jenis ini dapat ditangani dengan melakukan operasi atau
pembedahan dengan cara Disisio atau ekstraksi linear dan ekstrasi dengan
fakoemulasifikasi untuk mencegah ambnliopia eksnopsia. Setelah melakukan
operasi ini seseorang akan membutuhkan koreksi untuk kelainan refraksi mata
yang menjadi afakia.
2. Katarak Traumatic
Katarak yang disebabkan oleh rasa trauma atau pernah mengalami cedera pada
mata sebelumnya.
3. Katarak Sekunder 
Katarak sekunder adalah istilah untuk semua bahan seperti kapsul lensa, sel
epitel, serabut lensa, elemen fibrin sesudah suatu peradangan dan hasil
degenerasi atau degenerasi lensa yang  tertinggal sesudah suatu operasi katarak
ekstra kapsuler atau sesudah suatu trauma yang memecah lensa. Katarak yang
disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta
penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum oleh penderita diabetes
daripada oleh populasi secara umum.
4. Katarak Senil
Katarak Senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,
yaitu usia diatas 50 tahun. Katarak Senil juga katarak yang berkaitan dengan
usia, merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya,
terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior
subcapsular. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan
sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih
dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan
baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan
membedakan warna, terutama warna biru. Katarak jenis cortical terjadi bila
serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila
menyetir pada malam hari. Posterior subcapsular merupakan terjadinya
kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan
kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun.
1.5 Komplikasi Katarak
a. Kerusakan retina
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada robekan
pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi
penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat.
b. Infeksi
Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang tidak
edekuat.
c. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreous
dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan resikoterjadinya
glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan ini membutuhkan pengangkatan
dengan satu instrument yang mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi).
Pemasanagan lensa intraocular sesegera mungkin tidak bias dilakukan pada
kondisi ini.
d. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca
operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil
mengalami distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan
pembedahan.
e. Endoftalmitis
Komplikasi infeksi ekstraksi katarak yang serius, namun jarang terjadi.

1.6 Penatalaksanaan
Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan ,yaitu
lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga
pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia).
Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Sampai saat ini belum ditemuka n obat yang dapat mencegah katarak.
Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah
keruhnya lensa untuk menjadi katarak (Ilyas, 2009).
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresifitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih dengan
pembedahan (James, 2010). Untuk menentukan waktu katarak dapat dibedah
ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan.
Tajam penglihatan dikaitkan dengan tugas sehari-hari penderita Digunakan nama
insipien, imatur, matur, dan hipermatur didasarkan atas kemungkinan terjadinya
penyulit yang dapat terjadi (Prof. Dr Sidarta Ilyas, dkk, 2009). Operasi katarak
terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan
implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan anestesi
lokal daripada anestesi umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata
dan kelopak mata atau diberikan secara topikal. Operasi dilakukan dengan insisi
luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat
dari mata) katarak ekatrakapsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa
menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih
kecil dari kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi).
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan
penggantian lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak
dilakukan dengan anestesi lokal daripada anestesi umum. Anestesi lokal
diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan secara topikal.
Operasi dilakukan dengan insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior,
diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak ekatrakapsular. Insisi
harus dijahit. Likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang
dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil dari kornea atau sklera anterior
(fakoemulsifikasi).

1.7 Pengkajian Fokus


Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama
dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit
maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan masalah
primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur, pandangan
ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat harus menemukan
apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau dua mata dan berapa
lama pasien sudah menderita kelainan ini. Riwayat mata yang jelas sangat
penting. Apakah pasien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata,
penyakit apa yang terakhir diderita pasien.
c. Riwayat kesehatan sekaran
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia mengenakan
kacamata atau lensa kontak?, apakah pasien mengalami kesulitan melihat
(fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada keluhan dalam membaca
atau menonton televisi?, bagaimana dengan masalah membedakan warna
atau masalah dengan penglihatan lateral atau perifer?
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau kakek-
nenek.
3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer,
2009). Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata
diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan
pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat.
Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau
subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular
posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak
dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa menunjukkan
inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya
(James, 2010)
4. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka A- scan
ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat
diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan.
3
Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm , pasien ini merupakan kandidat yang
baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL (Smeltzer, 2009).
Pemeriksaan diagnostik yang lain diantaranya adalah:
a. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit
sistem saraf, penglihatan ke retina.
b. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, 
glukoma.
c. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
d. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
e. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glaucoma.
f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
g. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, lipid
i. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
5. Persiapan Pasien Pre Operasi Katarak
a. Pasien mendafarkan diri di pendaftaran
b. Pasien datang ke ruang poli pemeriksaan mata
c. Pasien diperiksa terlebih dahulu
d. Setelah didapatkan hasil pemeriksaannya, pasien diminta untuk menunggu di
ruang tunggu
e. Pasien dinyatakan positif menderita katarak dan akan dilakukan operasi
f. Pasien dan keluarganya diminta persetujuan untuk melakukan operasi katarak
g. Pasien diberikan obat pantokain untuk melebarkan pupil mata pasien yang
dinyatakan positif katarak
h. Pasien diminta menunggu di ruang tunggu untuk menunggu proses pelebaran
pupilnya
i. Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan mata secara auskultasi untuk
melihat apakah obat pantokain sudah bereaksi dengan menggunakan pen
light
j. Setelah obat pantokain bereaksi dan pupil pasien melebar, pasien di
persilahkan untuk berangkat ke ruang OK
k. Pada saat diruang OK, pasien di berikan petunjuk saat dimana operasi akan
dilaksanakan, seperti:
1) Pasien diminta untuk menuruti apa permintaan dokter demi keberhasilan
dan kelancaran proses operasi katarak tersebut
2)  Pasien dilarang untuk batuk pada saat operasi
3) Pasien diminta untuk tetap diam dan tidak banyak bergerak pada saat
operasi
4) Jika pasien ingin berdoa, pasien diminta untuk berdoa di dalam hati saja
l. Pasien diminta untuk berbaring diatas tempat tidur pembedahan operasi
katarak
6. Perawatan Mata Post Operasi Katarak
1. Hal-hal yang boleh dilakukan setelah operasi katarak
a. Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan
b. Pakai Penutup mata seperti yang dinasehatkan
c. Melakukan pekerjaan hanya tidak berat
d. Bila memakai sepatu jangan membungkuk, tetapi angkat kaki keatas
7. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan setelah operasi katarak
a. Jangan menggosok mata
b. Jangan membungkuk terlalu dalam
c. Jangan menggendong yang berat
d. Jangan membaca berlebihan dari biasanya
e. Jangan mengejan keras sewaktu buang air besar
f. Jangan berbaring kesisi mata yang baru dibedah
8. Cara penggunaan tetes mata
a. cuci tangan
b. penderita berbaring/duduk dan melihat ke atas
c. Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah
d. Teteskan satu tetes ke tengah-tangah kelopak mata.
e. Usahakan supaya penetes tidak menyentuh lipatan mata atau bulu mata
f. Penderita menjaga agar mata tetap tertutup selama 1-2 menit  supaya obat
terserap.
g. Cuci tangan
9. Cara penggunaan salep mata
a. Cuci tangan
b. Penderita berbaring/duduk dan melihat ke atas
c. Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah kemudian pencet
ujung salep, ujung tube jangan sampai menyentuh mata.
d. Penderita dianjurkan untuk menutup matanya 2-3 menit.supaya obat masuk
dan terserap.
e. Selama pemberian salep penglihatannya akan kabur sebentar, dan
istirahatlah.
f. Cuci tangan.

1.8 Pencegahan
a. Mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari
faktor faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
b. Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari
bisa mengurangi  jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
c. Menjaga agar tidak terkena trauma tembus pada mata yang disebabkan oleh
benda tajam/tumpul, radiasi (terpapar oleh sinar –X atau benda-benda
radioaktif).
d. Menjaga pola makan bergizi yang baik untuk proses metabolisme,
mengkonsumsi suplemen, buah dan sayur sebelum terjadi katarak dapat
menunda  pembentukan atau mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal
katarak suplemen dapat memperlambat pertumbuhannya. Pada tahap berat
tindakan hanya  bisa diatasi dengan operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit  FKUI. hal:


128-136.
Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 200-211
Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media Komputindo
Fadhlur Rahman. 2009. Laporan Kasus Katarak Matur Pada Penderita Diabetes Mellitus.
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35543-Kep%20Sensori%20dan%20
Persepsi-Askep%20Katarak.html#popup
http://ladyrosebangkitdanpercaya.blogspot.com/2013/08/sap-katarak.html

Anda mungkin juga menyukai