Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KATARAK

KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM PROFESI NERS

DISUSUN OLEH :

FIYA KUMALA .H
NIM. 736080729031

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
TAHUN 2020-2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut didalam kapsul
lensa.Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau
kapsul lensa yang umumnya terjadi akibat proses dari penuaan yang terjadi pada
semua orang lebih dari 65 tahun.Katarak merupakan proses patologik lensa dimana
lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa.
Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul
pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa
masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan
telah memulai proses degenerasi.

Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan , klien mampu mengerti,memahami apa itu
katarak, dan bagaimana penanganan katarak pada lansia.
2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Setelah menerima penyuluhan kesehatan selama 30 menit tentang katarak dan
penanganan katarak, klien mampu :
a) Penyebab Katarak
b) Tanda dan gejala dari Katarak
c) Macam-macam Katarak
d) Komplikasi dari Katarak
e) Penatalaksanaan Katarak
f) Pencegahan Katarak
g) Pengertian dari Katarak

B. Pokok Materi
1. Mengenali katarak
2. Pencegahan resiko jatuh

C. Metode Belajar
Metode ceramah atau seminar
Metode ini digunakan untuk menyampaikan informasi.
D. Pengorganisasian
1. Moderator : Aprillia Rahmah
2. Penyaji : Aprillia Rahmah
3. Notulen : Aprillia Rahmah
4. Fasilitator : Aprillia Rahmah

E. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Pada acara pembukaan
 Membuka acara
 Memperkenalkan anggota
 Menjelaskan tujuan dan topic
 Menjelakan kontrak waktu

b. Pada kegiatan inti


 Meminta klien untuk memberikan pertanyaan atau penjelasan yang
tidak dipahami
 Memberikan kesempatan pada penyaji untuk menjawab pertanyaan
dari klien
c. Pada acara penutup
 Menyimpulkan dan menutup penyuluhan
 Mengucapkan salam

2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi penyuluhan
b. Menanggapi pertanyaan dari klien
3. Notulen
Mencatat pertanyaan dari perserta dan hasil kegiatan penyuluhan.
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Menanggapi pertanyaan dari klien

F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Mengenali katara dan pencegahan resiko jatuh
2. Sasaran
Lansia yang mengalami katara dan keluarga Klien
3. Target
Klien yang mengalami katarak
4. Waktu dan Tempat
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 11 Agustus 2021
c. Pukul : 20.30
d. Tempat : Rumah Klien
5. Setting Tempat

Penyaji
Notulen

Dokumentasi
G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan / Kegiatan Mahasiswa Kegiatan klien


waktu
1  Memberi Salam  Menjawab Salam
Pembukaan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
5 menit  Menjelaskan tujuan penyuluhan  Mendengarkan

2  Menggali pengtahuan klien tentang rematik  Menjawab


Isi
 Mendemostrasikan cara-cara menangani nyeri  Mendengarkan
30 menit
rematik  Mendengarkan
 Menyebutkan kapan kompres hangat dilakukan  Mendengarkan
 Mempraktekkan kompres air hangat  Mendengarkan

 Memberikan reward dan reinforcement positif.  Mempraktekkan


3
 Merangkum dan memperjelas jawaban.  Mengajukan
Penutup
 Menyampaikan salam penutup pertanyaaan.
15 menit
 Menjawab

1. Evaluasi Struktur
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
b. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes
c. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. Klien  datang tepat waktu
b. Klien memperhatikan penjelasan perawat
c. Klien  aktif bertanya atau memberikan pendapat
3. Evaluasi Hasil
a. Klien dapat menjelaskan tentang pengertian rematik yang benar itu
yang bagaimana.
b. Peserta dapat menjelaskan pentingnya mencegah penyakit rematik
c. Peserta dapat menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah
kompres air hangat.
MATERI

a. Pengertian
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata
yang merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun
perlahan. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa, atau akibat keduanya. Biasanya

mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Mansjoer dkk, 2008).

Menurut Kadek dan Darmadi (2007) katarak adalah kekeruhan lensa


mata atau

kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina .

Katarak merupakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya


jernih menjadi keruh, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi
biasanya berkaitan dengan proses penuaan (Vaughan, 2007)

b. Penyebab
1. Trauma, contohnya terjadi pada katarak traumatika, seperti trauma
tembus pada mata yang disebabkan oleh benda tajam/tumpul,
radiasi (terpapar oleh sinar –X
atau benda-benda radioaktif).

2. Penyakit mata lain, seperti uveitis.


3. Penyakit sistemik (diabetes militus), contohnya terjadi pada katarak
diabetika dikarenakan gangguan metabolisme tubuh secara umum
dan retina sehingga mengakibatkan kelainan retina dan pembuluh-
pembuluh darahnya. Diabetes akan
mengakibatkan kelainan dan kerusakan pada retina.
4. Defek kongenital, salah satu kelainan bawaan sebagai akibat infeksi
virus prenatal) dan katarak developmental terjadi pada tahun-tahun
awal kehidupan sebagai akibat dari defek kongenital. Kedua bentuk
ini mungkin disebabkan oleh faktor herediter, toksis, nutrisional,
atau proses peradangan.

c. Tanda dan Gejala


1. Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap
2. Penglihatan berkabut seolah-olah melihat asap
3. Pandangan silau ketika melihat sinar
4. Kesulitan memfokuskan benda di ruang yang gelap
5. Lensa mata berwarna keputih-putihan
6. Penglihatan ganda saat melihat suatu benda.

d. Macam – Macam Katarak

1. Katarak Kongenital

Katarak untuk jenis satu ini, biasanya dialami oleh bayi atau balita
dan anak-anak atau ada yang dari bawaan lahir karena kesalahan
oleh ibunya ketika mengandung. Katarak jenis ini dapat ditangani
dengan melakukan operasi atau pembedahan dengan cara Disisio
atau ekstraksi linear dan ekstrasi dengan fakoemulasifikasi untuk
mencegah ambnliopia eksnopsia. Setelah melakukan operasi ini
seseorang akan membutuhkan koreksi untuk kelainan refraksi mata
yang menjadi afakia.

2. Katarak Traumatic

Katarak yang disebabkan oleh rasa trauma atau pernah mengalami


cedera pada mata sebelumnya.
3. Katarak Sekunder

Katarak sekunder adalah istilah untuk semua bahan seperti kapsul


lensa, sel epitel, serabut lensa, elemen fibrin sesudah suatu
peradangan dan hasil degenerasi atau degenerasi lensa yang
tertinggal sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsuler atau sesudah
suatu trauma yang memecah lensa. Katarak yang disebabkan oleh
konsumsi obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta penderita
diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum oleh penderita
diabetes daripada oleh populasi secara umum.

4. Katarak Senil

Katarak Senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Katarak Senil juga katarak yang
berkaitan dengan usia, merupakan jenis katarak yang paling umum.
Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear
sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular. Nuclear sclerosis
merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras
dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi
daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan
baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan
membedakan warna, terutama warna biru. Katarak jenis cortical
terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau
terutama bila menyetir pada malam hari. Posterior subcapsular
merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini
menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang,
serta pandangan baca menurun.
e. Komplikasi Katarak
a. Kerusakan retina
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada
robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina
atau terjadi penimbunan

eksudat dibawah retina sehingga terangkat.

b. Infeksi
Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan
yang tidak

edekuat.

c. Hilangnya vitreous.
jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel
vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan
resikoterjadinya glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan ini
membutuhkan pengangkatan dengan satu instrument yang
mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan

lensa intraocular sesegera mungkin tidak bias dilakukan pada kondisi ini.

d. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode
pasca operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada
lokasi insisi. Pupil mengalami

distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan


pembedahan.

e. Endoftalmitis
Komplikasi infeksi ekstraksi katarak yang serius, namun jarang terjadi.
f. Penatalaksanaan

Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara


pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus
ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi
memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus
dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Sampai saat ini belum ditemuka n obat yang dapat mencegah


katarak. Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat
proses bertambah keruhnya lensa untuk menjadi katarak (Ilyas, 2009).

Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat


progresifitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih
dengan pembedahan (James, 2010). Untuk menentukan waktu katarak
dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan
oleh hasil pemeriksaan. Tajam penglihatan dikaitkan dengan tugas
sehari-hari penderita Digunakan nama insipien, imatur, matur, dan
hipermatur didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat
terjadi (Prof. Dr Sidarta Ilyas, dkk, 2009). Operasi katarak terdiri dari
pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan
implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan
anestesi lokal daripada anestesi umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan di
sekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan secara topikal.
Operasi dilakukan dengan insisi luas pada perifer kornea atau sklera
anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak
ekatrakapsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa menggunakan
probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil
dari kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi).
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa
dan penggantian lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan
semakin banyak dilakukan dengan anestesi lokal daripada anestesi
umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak
mata atau diberikan secara topikal. Operasi dilakukan dengan insisi luas
pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti

oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak ekatrakapsular. Insisi


harus dijahit. Likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang
dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil dari kornea atau sklera
anterior (fakoemulsifikasi).
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. hal: 128-136.
Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 200-211
Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media Komputindo
Fadhlur Rahman. 2009. Laporan Kasus Katarak Matur Pada Penderita Diabetes
Mellitus.

Anda mungkin juga menyukai