Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KATARAK

Disusun Oleh

Restuning Prasetyo (2018012269)

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KATARAK

Diagnosa Keperawatan : Kurang pembelajaran mengenai proses penyakit dan pengobatan


yang berhubungan dengan kurang pengetahuan

Penyuluh :Restuning prasetyo (2018012269)

Tampat Pelaksanaan : ds blumbang

Hari / Tanggal :minggu 13 sept 2020

Pukul :13:00

Waktu Pertemuan :12:50

Sasaran :keluarga bp. D

A. Tujuan

1. Tujuan Intruksional umum

Setelah mengikuti penyuluhan, Peserta dapat memahami tentang Katarak

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien akan dapat :

a. Menjelaskan tentang pengertian Katarak

b. Menyebutkan penyebab dan Pengobatan Katarak

c. Menyebutkan tanda dan gejala dari Katarak

d. Menjelaskan komplikasi dari Katarak

e. Menjelaskan cara Penatalaksanan Katarak

B. Pokok Bahasan : Katarak

C. Sub Pokok Bahasan

Pengertian Katarak

Penyebab Katarak

Tanda dan Gejala dari Katarak

Komplikasi Katarak

Penatalaksanaan Katarak
D. Metode

Ceramah

Tanya Jawab.

E. Media dan Alat Bantu

1. Leflet

F. Kegiatan Belajar Mengajar

A.

Tahap Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan peserta


Pendahuluan 5 menit Membalas salam
1. Membuka pertemuan. Memperhatikan
a. Memberi salam. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan cakupan materi.
3. Menjelaskan manfaat Memperhatikan
mempelajari Katarak

penyajian 15 menit Memperhatikan


4. Menjelaskan Pengertian pendapat
Katarak
a. Menanyakan pengertian Memperhatikan
peserta tentang Katarak
b.Menuliskan jawaban peserta. Memperhatikan
c. Menyimpulkan pengertian
Katarak Memperhatikan
5. Menjelaskan tentang
penyebab Katarak Memperhatikan

6. Menjelaskan tanda dan


gejala Katarak Memperhatikan
7. Menjelaskan Komplikasi
Katarak Memperhatikan
8. Menjelaskan
Penatalaksanan Katarak Memperhatikan
b. Diskusi & Tanya Jawab 5 menit memberikan
pertanyaan
(apabila ada)
Penutupan 5 menit Memberikan
komentar atau
10. Melakukan Evaluasi dan
pertanyaan.
menutup Pertemuan.

Memperhatikan.
a. Mengundang Komentar dan
atau Pertanyaan dari pasien.
b. Memberikan penilaian
terhadap komentar dan atau
jawaban terhadap pertanyaan. Menjawab
pertanyaan.
c. Melakukan evaluasi dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan pada pasien.

Memperhatikan
d. Memberikan kesimpulan
umum tentang materi
Memperhatikan
Membalas salam
e. Memberi salam

G. Evaluasi

1. klien mampu mengulanggi penjelasan yang telah di sampaikan oleh perawat.

2. Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat.

3. Penilaian
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK

A. Definisi Penyakit

Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai rasa nyeri
yang berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat melihat oleh
karena mata tidak dapat menerima cahaya. (Arif, et al, 1999).

B. Penyebab Katarak

~Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Beberapa faktor dapat mengakibatkan
tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kecepatan
berkembangnya kekeruhan lensa adalah adanya obat tertentu, seperti eserin (0,25-0,5%),
kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal, sinar ultraviolet B, efek racun dari rokok,
alkohol, kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata.

Anak dapat menderita katarak biasanya merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan
didalam kehamilan.

Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti Diabetes Melitus dapat mengakibatkan
timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata.

Cedera mata dapat menyebabkan katarak seumur hidup seperti pukulan keras, tusukan
benda, panas tinggi, bahan kimia dapat merusak lensa mata.
~Pengobatan Katarak: Penyakit ini umumnya disembuhkan dengan cara operasi. Hal
tersebut dilakukan dengan mengganti lensa yang kabur dengan lensa buatan. Sebelum
operasi, dokter akan memperkirakan lensa buatan agar dapat menghasilkan penglihatan
yang maksimal.

C. Klasifikasi katarak:

1. Katarak senilis

Dibagi dalam 4 stadium yaitu:

a. Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian perifer kortek.
Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan dan masih dapat dikoreksi 6/6.

b. Katarak imatur: kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji.

c. Bayangan masih positif. Visus 3/60-6/30.

d. Katarak matur: kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah negatif.
Tajam penglihatan bervariasi antara 1/300 – seper tak terhingga.

e. Katarak hipermatur: terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair dan
nukleus bergerak ke bawah disebut juga katarak Morgagni.

2. Katarak komplikata:

Katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit intraokuler sesuai
fisiologi lensa. Misal: uveitis anterior kronis, glukoma kongesti akut.
3. Katarak toksika:

jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas.

4. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik:

bisa menyertai kelainan sistemik DM, sindroma hipokalsemi, hipoparatiroidisme.

5. Katarak traumatik:

Katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang menyebabkan lesi atau
injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada bola mata.

6. Katarak kongenital

Kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir.

D. Tanda dan Gejala

a. Tanda : Lensa keruh, penglihatan kabur secara berangsur-angsur tanpa rasa sakit,
pupil berwarna putih, miopsi pada katarak intumessen.

b. Gejala : Merasa silau terhadap cahaya matahari, penglihatan kabur secara berangsur-
angsur tanpa rasa sakit, penglihatan diploplia monokuler (dobel), persepsi warna berubah,
perubahan kebiasaan hidup.

E. Patofisiologi

Normalnya bening / transparan agar cahaya dapat masuk ke dalam mata. Perubahan
biokimia dapat terkadi pada lensa, sehingga menyebabkan perubahan pada susunan
anatomi maupun fisiologinya.

Trauma dapat menyebabkan perubahan pada serabut-serabut yang menyebabkan lensa


menjadi keruh, kemudian menghalangi jalannya cahaya yang masuk ke dalam retina.
Katarak matur merupakan perkembangan dari berbagai katarak pada kapsul lensa. Dewasa
ini katarak dapat dihilangkan melalui tindakan operasi.

Bagaimanapun derajat penurunan tajam penglihatan akan mengganggu aktifitas sehari-


hari. Katarak dapat berkembang pada kedua mata, sebagaimana pada katarak senillis,
hanya saja rentangnya yang berbeda.

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Kartu snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pada stadium insipien dan
imatur dicoba untuk koreksi.

b. Pemeriksaan laboratorium

c. Pemeriksaan EKG

d. Pemeriksaan USG mata

e. Pemeriksaan biometri

G. Manajemen Terapi

a. Non Bedah:

Tak ada spesifik, midriatik siklopegik dapat digunakan pada katarak sentral yang kecil.

b. Bedah

bila katarak senilis sudah matur.

Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan:

a. ekstrakapsuler

b. intrakapsule
c. setelah itu, untuk koreksi afakia dapat dipakai : kacamata, lensa kontak atau
pemasangan/implantasi lensa intraokuler.

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Data

Data Subyektif

· Pasien mengatakan penglihatan kabur/berawan

· Pasien mengatakan silau bila terpancar sinar yang terang

· Pasien mengatakan penglihatan dobel

· Persepsi warna berubah

Data Obyektif

· Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil

· Perubahan aktivitas dari biasanya

· Penurunan visus

· Kekeruhan pada lensa

2. Diagnosa Keperawatan

Pre Operasi:

a. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d perubahan persepsi sensori, perubahan


penangkapan sensori, transmisi dan integrasi.
b. Cemas b.d krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status
kesehatan.

c. Risiko cedera b.d fungsi sensori terganggu

Post Operasi:

a. Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan


sensori organ indera.

b. Nyeri akut b.d agen injury fisik

c. Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan prosudur invasif (bedah


pengangkatan karatak)

d. PK: peningkatan TIO


DAFTAR PUSTAKA

Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta.

Barbara C. Long, (1996) Pendekatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Bandung.

https://www.halodoc.com/artikel/inilah-bedanya-katarak-dengan-glaukoma

Carpenito. L.J., (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Ed. 8, EGC, Jakarta.

Doenges M, (1990) Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan), Editor bahasa Indonesia, Monika Ester, Yasmin Asih,
EGC, Ed. 3-Jakarta.

http : // www.html, NANDA, 2002, Nursing Interventions Clasification (NIC) dan Nursing
Out Come (NOC), Ed.3.

Nanda (2000), Nursing Diagnosis: Prinsip-Prinsip dan Clasification, 2001-2002,


Philadelphia, USA

Tamsuri, A.(2011).Klien Gangguan Mata dan Penglihatan.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai