DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Lola Despitasari, M.Kep
A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang utama. Banyak
pasien yang mangalami kematian akibat penyakit jantung. Penanganan yang salah dan
kurang cepat serta cermat adalah salah satu penyebab kematian.
Infark miokard akut merupakan penyebab kematian utama bagi laki-laki dan
perempuan di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang menderita infark miokard setiap
tahunnya dan lebih dari 600 orang meninggal akibat penyakit ini.
Masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah membuat mereka salah untuk
pengambilan keputusan penangan utama. Sehingga menyebabkan keterlambatan untuk
ditangani. Hal ini yang sering menyebabkan kematian.
Berbagai penelitian standar terapi trombolitik secara besar-besaran telah
dipublikasikan untuk infark miokard akut (IMA) dengan harapan memperoleh hasil
optimal dalam reperfusi koroner maupun stabilisasi koroner setelah iskemia.
B. TUJUAN SAP
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien dan keluarganya diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tentang STEMI.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang stemi diharapkan dapat menjelaskan kembali :
a. Pengertian STEMI
b. Etiologi STEMI
c. Manifestasi klinis STEMI
d. Penatalaksanaan STEMI
C. METODE PELAKSANAAN
1. Pokok pembahasan
1) Pengertian STEMI
2) Etiologi STEMI
3) Manifestasi klinis STEMI
4) Penatalaksanaan STEMI
Waktu Pembelajaran :
Struktur Pengorganisasian
a) Moderator : Ihza Maidis Susanti
b) Presenter : Novia Tri Danda
c) Fasilitator : Atrisya Tania Racmah
Busril Habbi
Dila Ramita
Sintia permata sari
d) Observer : Anggi Aprilia Putri
Keterangan :
Moderator Presenter Fasilitator
Peserta Observer
8. Kegiatan Penyuluhan
Pokok Kegiatan
No Waktu
kegiatan Penyuluh Audiens
1. Pembukaan a. Mengucapkan a. Menjawab salam
salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
diri, nama 3 menit
kelompok dan
pembimbing
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan
acara penyuluhan dan
memperhatikan
d. Menjelaskan d. Menyetujui
kontrak waktu dan kontrak waktu
Bahasa. dan Bahasa.
2. Penyampaian a. Menggali a. Menjawab
materi pengetahuan klien
tentang pengertian
Stemi
b. Memberikan b. Mendengarkan 20 menit
reinforcement
positif
c. Menjelaskan c. Mendengar dan
pengertian stemi memperhatikan
d. Menggali d. Menjawab
pengetahuan klien
tentang etiologi
Stemi
e. Memberi e. Mendengarkan
reinforcement
positif atas
kemampuan klien
f. Menjelaskan f. Mendengar dan
etiologi stemi memperhatikan
g. Menggali g. Menjawab
pengetahuan klien
tentang manifestasi
klinis stemi
h. Memberi h. Mendengarkan
reimforcement
positif atas
kemampuan klien
i. Menjelaskan i. Mendengarkan
manifestasi klinis dan
stemi memperhatikan
j. Menggali
pengetahuan klien j. Menjawab
penatalaksanaan
stemi
k. Memberi
reinforcement
positif atas k. Mendengarkan
kemampuan klien
l. Menjelaskan
penatalaksanaan
stemi l. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Etiologi
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan akumulasi
lipid.
3. Manifestasi Klinis
Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesa secara
cermat apakah nyeri dadanya berasal dari jantung atau dari luar jantung. Jika dicurigai nyeri
dada yang berasal dari jantung dibedakan apakah nyerinnya berasal dari koroner atau bukan.
Diagnosis banding nyeri dada STEMI antara lain perikarditis akut, emboli paru,
diseksi aorta akut, kostokondritis dan gangguan gastrointestinal, Nyeri dada tidak selalu
ditemukan pada STEMI. STEMI tanpa nyeri lebih sering dijumpai pada diabetes militus dan
usia lanjut.
Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat (gelisah). Seringkali ekstremitas
pucat disertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit dan banyak
keringat dicurigai kuat adanya STEMI. Sekitar seperempat pasien infark anterior mempunyai
manifestasi hiperaktivitas saraf simpatis (takikardi dan atau hipotensi). Tanda fisis lain pada
disfungsi fentrikular adalah S4 dan S3 gallop, penurunan intensitas bunyi jantung pertama
dan split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat ditemukan murmur midsistolik atau late
sistlik apical yang bersifat sementara karena disfungsi apparatus katup mitral dan pericardial
friction rub. Peningkatan suhu sampai 38°C dapat dijumpai dalam minggu pertama pasca
STEMI.
Diagnosis IMA dengan elevasi ST ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada yang
khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST ≥2mm, minimal pada 2 sandapan prekordial
yang berdampingan atau ≥1mm pada 2 sandapan ekstremitas. Pemeriksaan enzim jantung,
terutama troponin T yang meningkat, memperkuat diagnosis, namun keputusan memberikan
terapi revaskularisasi tak perlu menunggu hasil pemeriksaan enzim, mengingat dalam
tatalaksana IMA, prinsip utama Penatalaksanaan adalah time is muscle.
5. Penatalaksanaan
Tatalaksana IMA dengan elevasi ST saat ini mengacu pada data-data dari evidence
based berdasarkan penelitian randomized clinical trial yang terus berkembnag ataupun
konsesus dari para ahli sesuai pedoman (guideline).
Tujuan utama tatalaksana IMA adalah diagnosis cepat, menghilangkan nyeri dada,
penilaian dan implementasi strategi perfusi yang mungkin dilakukan, pemberian
antitrombotik dan terapi antiplatelet, pemberian obat penunjang dan tatalaksana komplikasi
IMA. Terdapat beberapa pedoman (guidelie) dalam tatalaksana IMA dengan elevasi ST yaitu
dari ACC/AHA tahun 2004 dan ESC tahun 2003. Walaupun demikian perlu disesuaikan
dengan kondisi sarana/fasilitas di tempat masing-masing senter dan kemampuan ahli yang
ada (khususnya di bidang kardiologi Intervensi).
DAFTAR PUSTAKA