Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST OPERASI

DIRUANGAN BEDAH RSUD SIJUNJUNG”

Disusun Oleh :

Kelompok F

Anggun Anggraini Dila Ramita

Anggi Aprilia putri Dian Permatasari

Atrisya Tania Rahma Elsa Savitri Mutiara

Anitya Wulandari Elvi Zora

Dexkri Alwaref Fajriati Wahyudi

PEMBIMBING AKADEMIK

NS. MIRA ANDIKA, M. KEP

NS. LOLA DESPITA, M. KEP

PEMBIMBING KLINIK

NS. RIZKA FADHILA, M. KEP

NS. SRI ULFA WAHYUNI, S. KEP

S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TA 2021

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“MOBILISASI DINI POST OPERASI”

Pokok Pembahasan : Mobilisasi dini Post Operasi

Sub Topik : Mobilisasi dini Post operasi

Hari/Tanggal : Rabu / 10 Maret 2021

Waktu : 10.00 WIB s/d selesai

Tempat : Diruangan Bedah RSUD SIJUNJUNG

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi sehingga memacu tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitasi dan
kualitas pelayanan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Walaupun
pengetahuan semakin berkembang tapi bisa saja dalam menangani suatu penyakit tidak
begitu efisien, terutama dengan pasien post operasi harus memerlukan penanganan yang
kompetent. Pada pasien post operasi laparatomi misalnya, seorang pasien memerlukan
perawatan yang maksimal demi mempercepat proses kesembuhan luka pasca bedah bahkan
penyembuhan fisik pasien itu sendiri. Pengembalian fungsi fisik pasien post-op laparatomi
dilakukan segera setelah operasi dengan mobilisasi dini, latihan napas dan batuk efektf .
Dalam masa hospitalisasi, pasien sering memilih untuk tetap di tempat tidur
sepanjang hari, meskipun kondisi mereka mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas
atau pergerakan lain (Berger & Williams, 2006).

B. TUJUAN
2
1. Tujuan Umum
Untuk penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang mobilisasi dini post
operasi

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
a)Menjelaskan pengertian mobilisasi dini post operasi
b) Menjelaskan tujuan mobilisasi dini post operasi
c) Menjelaskan manfaat mobilisasi dini
d) Menjelaskan tahap-tahap mobilisasi dini

3
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Mobilisasi dini post operasi

2. Sub Pokok Bahasan


a. Konsep pengetahuan mobilisasi dini

b. Konsep tahapan Mobilisasi dini

3. Sasaran dan target


Keluarga dan pasien diruangan bedah RSUD SIJUNJUNG
4. Metode
 Ceramah
 Demonstrasi
 Diskusi dan tanya jawab.
5. Media dan alat
 Leaflet.
 Laptop
 Infokus
6. Materi (terlampir)
7. Pengorganisasian
 Moderator : Dilla Ramita
 Pemateri : Elvi Zora
 Fasilitator :
 Anitya Wulandari
 Atrisya Tania Rahma
 Anggi Aprilia P
 Anggun Angraini
 Elsa savitri mutiara
 Dexkri Alwaref
 Fajriati Wahyudi

 Obsever : Dian Permata Sari

4
8. Uraian tugas
1) Tugas Moderator
 Perkenalkan diri dan anggota kelompok.
 Mengkoordinasikan semua kegiatan.
 Menjelaskan topic, kontrak waktu,bahasa dan tujuan kegiatan.
 Mengarahkan jalannya kegiatan.
 Memberi audience kesempatan bertanya dan mengemukakan pendapat.
 Menyimpulkan kegiatan.
2) Tugas Presenter
 Memberikan penyuluhan
 Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
 Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan kepada
audience.
 Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik
3) Tugas Fasilitator
 Memotivasi audience untuk berperan aktif selama kegiatan.
 Memfasilitasi dalam kegiatan.
 Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4) Tugas Observer
 Mengamati jalannya kegiatan.
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
 Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

5
9. Penguraian tempat

Keterangan :
: Observer
: Moderator
: Media
: Presenter
: Fasilitator
: klien/ peserta

10. Kegiatan Penyuluhan

Tahap kegiatan dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan audience


waktu
Pendahuluan Pembukaan a. Menjawab salam

5 menit ( 11.00 a. Memberi salam b. Mendengarkan dengan

-11.05 WIB) b. Memperkenalkan anggota seksama


kelompok dan pembimbing c. Menyepakati kontrak
c. Melakukan kontrak waktu d. Mendengarkan dengan
dan bahasa seksama
d. Menjelaskan tujuan
penyuluhan

Pelaksanaan a. Menanggapi dan


Inti menjelaskan
20 menit (11.05-
Menggali pengetahuan peserta b. Memperhatikan dan
11.30 WIB)
Memberi reinforcement(+) mendengarkan
c. Mendengarkan dengan
6
a. Menjelaskan defenisi seksama
Mobilisasi Dini d. memperhatikan dengan
b. Menjelaskan tujuan seksama
mobilisasi dini e.Memperhatikan dengan
seksama
c. Menjelaskan manfaat f.Memperhatikan dengan
mobilisasi dini seksama
d. Menjelaskan tahap-
tahap mobilisasi dini

5 menit(11.30-11- Diskusi Tanya Jawab Peserta Bertanya


40)
Penutup Penutup a. Memperhatikan dan

5 menit ( 11.40- a. Menyimpulkan bersama- mendengarkan

11.50 WIB) sama b. Memperhatikan dan


b. Mengucapkan terima kasih mendengarkan
c. Mengucapkan salam penutup c. Menjawab salam

11. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan

b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.

c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.

2. Evaluasi Proses

a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.


7
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.

c. Selama kegiatan berlangsung audiens diharapkan mengikuti dari awal hingga


akhir kegiatan ( 4 orang hadir 2 orang keluar ).

d. Selama kegiatan berlangsung audiens diharapkan berperan aktif.(dari 4 orang


hanya 2 orang yg bertanya)

3. Evaluasi Hasil

a. 50% yang hadir mampu menyebutkan pengertian mobilisasi dini

b. 50% peserta yang hadir mampu menyebutkan tujuan mobilisasi dini

c. 50% peserta yang hadir mampu menyebutkan macam-macam mobilisasi dini

d. 50% peserta yg hadir mampu mrenyebutkan manfaat mobilisasi dini

e. 50% peserta yg hadir mampu menyebutkan tahap-tahap mobilisasi dini .

MATERI

8
MOBILISASI DINI POST OPERASI

A. Pengertian Mobilisasi Dini Post Operasi


Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi
dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur,
berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002).
B.Tujuan Mobilisasi Dini Post Operasi

Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara lain:

a. Mempertahankan fungsi tubuh

b. Memperlancar peredaran darah

c. Membantu pernafasan menjadi lebih baik

d. Mempertahankan tonus otot

e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine

f. Mempercepat proses penutupan jahitan operasi

g. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan


atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian

C.Manfaat Mobilisasi Dini

Menurut Mochtar (2005),

9
manfaat mobilisasi bagi anak post operasi adalah :

1.Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot-otot
perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali

2.Dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian merasa sehat

3.Membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan, terutama penutupan luka jahitan.


Faal usus dan kandung kencing lebih baik.

4.Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga
membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.

5. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah


normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

D.Tahap-tahap Mobilisasi Dini

Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan
dijelaskan tahap mobilisasi dini antara lain :

a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu. Mobilisasi dini yang
bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki

b. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah
trombosis dan trombo emboli

c. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk

d. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan. Kebanyakan dari pasien masih
mempunyai kekhawatiran kalau tubuh digerakkan pada posisi tertentu pasca operasi akan
mempengaruhi luka operasi yang masih belum sembuh yang baru saja selesai dikerjakan.
Padahal tidak sepenuhnya masalah ini perlu dikhawatirkan, bahkan justru hampir semua jenis
operasi membutuhkan mobilisasi atau pergerakan badan sedini mungkin. Asalkan rasa nyeri
dapat ditahan dan keseimbangan tubuh tidak lagi menjadi gangguan, dengan bergerak, masa
pemulihan untuk mencapai level kondisi seperti pra pembedahan dapat dipersingkat. Dan tentu
10
ini akan mengurangi waktu rawat di rumah sakit, menekan pembiayaan serta juga dapat
mengurangi stress psikis. Dengan bergerak, hal ini akan mencegah kekakuan otot dan sendi
sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki
pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada
akhirnya justru akan mempercepat penyembuhan luka. Menggerakkan badan atau melatih
kembali otot-otot dan sendi pasca operasi di sisi lain akan memperbugar pikiran dan mengurangi
dampak negatif dari beban psikologis yang tentu saja berpengaruh baik juga terhadap pemulihan
fisik. Pengaruh latihan pasca pembedahan terhadap masa pulih ini, juga telah dibuktikan melalui
penelitian penelitian ilmiah. Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah pembedahan,
tentu setelah pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat digerakkan kembali setelah dilakukan
pembiusan regional. Pada saat awal, pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur dengan
menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk atau diluruskan, mengkontraksikan otot-otot
dalam keadaan statis maupun dinamis termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke
kiri atau ke kanan. Pada 12 sampai 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah
bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas tempat
tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak-gerakan. Di hari
kedua pasca operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau bangsal dan tidak ada
hambatan fisik untuk berjalan, semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar
kamar atau keluar kamar, misalnya berjalan sendiri ke toilet atau kamar mandi dengan posisi
infus yang tetap terjaga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 1. Jakarta: EGC Beyer, Dudes
(1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2nd: Brown Co Biston. Potter &
Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai