Disusun oleh
Kelompok I :
Nadia febrina
Meisyarah
Anggun Anggraini
Noni Nofira
Sofira Sabila
Fajar romadhan
DOSEN PEMBIBING:
4B
SI KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat ridlo dan izin dari-NYA, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selanjutnya, kami mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
penyusunan makalah tentang "Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan sindrom gawat
napas (ARDS)
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidak
sempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat ini,
dengan rendah hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari kalangan
pembimbing untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Kami berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku
penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman. Akhirnya, semoga Allah senantiasa
meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya
Robbal Alamin.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
a. Latar belakang......................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
a. Defenisi.................................................................................................................................5
b. Etiologi.................................................................................................................................5
c. Anatomi fisiologi..................................................................................................................6
d. Patofisiologi..........................................................................................................................7
e. Manifestasi klinis..................................................................................................................8
f. Pemeriksaan diagnostic........................................................................................................8
g. Penatalaksanaan....................................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
a. Pengkajian...........................................................................................................................11
b. Diagnose keperawatan........................................................................................................12
c. Intervensi keperawatan.......................................................................................................13
BAB IV
KASUS......................................................................................................................................14
Pengkajian..................................................................................................................................14
analisa data.................................................................................................................................15
Diagnosa....................................................................................................................................16
intervensi....................................................................................................................................15
BAB IV..........................................................................................................................................16
a. Kesimpulan.........................................................................................................................16
b. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi.
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak
dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh.
Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan, 2007).
Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2
dan atau CO2 didalam darah.
Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.
Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehinggaterjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.Ventilator adalah
suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh prosesventilasi untuk
mempetahankan oksigenasi.Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankan pertukaranoksigen dan karbondioksida yang dapat mengakibatkan gangguan
pada kehidupan (RS.Jantung “Harapan Kita”, 2009).
Gagal napas merupakan kondisi di mana kadar oksigen yangmasuk ke dalam darah melalui paru
sangat rendah. Sementara itu, untuk bekerja dengan baik,organ tubuh seperti jantung dan otak
memerlukan darah yang kaya oksigen. Tak hanya itu,gagal napas juga terjadi lantaran kadar
karbon dioksida dalam darah lebih tinggi dari padakadar oksigen. Gagal napas terjadi karena
adanya kegagalan dalam proses pertukaran oksigendan karbon dioksida di kantung-kantung
udara kecil di paru-paru (alveoli), atauketidakmampuan paru-paru untuk melakukan tugas dalam
proses pertukaran gas. Pertukarangas yang dimaksud adalah mengirim oksigen dari udara yang
dihirup ke dalam darah danmenyingkirkan karbon dioksida dari darah ketika mengembuskan
napas. Gagal napas jugadapat disebabkan oleh gangguan pada pusat pernapasan di otak, atau pun
kegagalan otot-otot pernapasan untuk mengembangkan paru-paru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Defenisi
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi.
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak
dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh.
Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.
Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehinggaterjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.Ventilator adalah
suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh prosesventilasi untuk
mempetahankan oksigenasi.Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankan pertukaranoksigen dan karbondioksida yang dapat mengakibatkan gangguan
pada kehidupan (RS.Jantung “Harapan Kita”, 2009).
Gagal napas merupakan kondisi di mana kadar oksigen yangmasuk ke dalam darah melalui paru
sangat rendah. Sementara itu, untuk bekerja dengan baik,organ tubuh seperti jantung dan otak
memerlukan darah yang kaya oksigen. Tak hanya itu,gagal napas juga terjadi lantaran kadar
karbon dioksida dalam darah lebih tinggi dari padakadar oksigen. Gagal napas terjadi karena
adanya kegagalan dalam proses pertukaran oksigendan karbon dioksida di kantung-kantung
udara kecil di paru-paru (alveoli), atauketidakmampuan paru-paru untuk melakukan tugas dalam
proses pertukaran gas. Pertukarangas yang dimaksud adalah mengirim oksigen dari udara yang
dihirup ke dalam darah danmenyingkirkan karbon dioksida dari darah ketika mengembuskan
napas. Gagal napas jugadapat disebabkan oleh gangguan pada pusat pernapasan di otak, atau pun
kegagalan otot-otot pernapasan untuk mengembangkan paru-paru.2010)
b. Etiologi
Gangguan proses respirasi di saluran nafas dan paru
Benda asing
Perdarahan
Tumor
Asthma bronkial
Bronkitis kronis
Emfisema
Emboli paru
Aspirasi
Trauma kepala
Perdarahan otak
Tumor otak
Meastenia grafis
SGB
Poliomelitis
d. Medula spinalis
Tumor
c. Anatomi fisiologi
Paru-paru merupakan organ yang elastik berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga
thoraks dan merupakan organ tubuh yang sering mengalami kelainan patologi. Paru terbagi
menjadi dua yaitu paru kanan yang berukuran lebih besar dan paru kiri. Paru-paru kanan dibagi
menjadi tiga lobus oleh fissure interlobaris dan paru-paru kiri dibagi menjadi dua lobus. Setiap
paru-paru terbagi juga menjadi beberapa sub bagian yaitu menjadi sepuluh unit terkecil yang
disebut brochopulmonary segments. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang
disebut mediastinum.15Paru-paru dibungkus oleh membran serosa yaitu pleura. Pleura yang
melapisi rongga dada disebut pleura parietalis, sedangkan pleura yang menyelubungi paru-paru
disebut pleura viceralis. Di antara pleura parietalis dan pleura viceralis terdapat celah ruangan
yang disebut cavum pleura. Ruangan ini normalnya berisi sedikit cairan serous untuk melumasi
dinding dalam pleura. Cavum pleura memiliki tekanan negatif yang saling tarik menarik, di
mana ketika diafragma dan dinding dada mengembang maka paru akan ikut tertarik
mengembang begitu juga sebaliknya.15,16 Fungsi utama paru-paru yaitu sebagai alat
respirasi untuk pertukaran gas oksigen (O2) dengan karbon dioksida (CO2). Pertukaran ini
terjadi pada alveolus di paru melalui sistem kapiler. Pertukaran gas tersebut untuk menyediakan
kebutuhan oksigen bagi jaringan. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida akan berubah sesuai
dengan tingkat aktivitas dan metabolism seseorang.Untuk melaksanakan fungsi tersebut,
pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu:
1) Ventilasi paru
Ventilasi adalah sirkulasi keluar masuknya udara atmosfer dan alveoli.Proses ini
berlangsung di sistem pernapasan.
2) Difusi
Difusi adalah pertukaran dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah. Proses
ini terjadi di sistem pernapasan.
3) Transpor gas
Transpor gas adalah pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan
tubuh ke dan dari sel. Proses ini terjadi di system sirkulasi.
4) Pengaturan ventilasi
Volume paru dan kapasitas fungsi paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem
pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan kapasitas fungsi paru dapat diketahui
besarnya kapasitas ventilasi maupun ada atau tidaknya kelainan fungsi ventilasi paru
d. Patofisiologi
Patofisiologi Gagal Nafas Akut Pemahaman mengenai patofisiologi gagal nafas akut
merupakan hal yang sangat penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum terdapat
empat dasar mekanisme gangguan pertukaran gas pada sistem pernafasan yaitu :3
1. Hipoventilasi
3 Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan kedalam 2 bentuk yaitu:
hiperkapnia atau kegagalan ventilasi dan hipoksemia atau kegagalan oksigenasi. Gagal nafas
pada umumnya disebabkan oleh kegagalan ventilasi yang ditandai dengan retensi CO2, disertai
dengan penurunan pH yang abnormal, penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di
alveoli-arteri (A-a)DO2 meningkat atau normal. 1,3
E.komplikasi
a. Paru: emboli paru, fibrosis dan komplikasi sekunder penggunaan ventilator
(seperti,emfisema kutis dan pneumothoraks). b. Jantung: cor pulmonale, hipotensi,
penurunan kardiak output, aritmia, perikarditis daninfark miokard akut.c. Gastrointestinal:
perdarahan, distensi lambung, ileus paralitik , diare dan pneumoperitoneum. Stress ulcer
sering timbul pada gagal napas.d. Polisitemia (dikarenakan hipoksemia yang lama sehingga
sumsum tulang memproduksieritrosit, dan terjadilah peningkatan eritrosit yang usianya
kurang dari normal).e. Infeksi nosokomial: pneumonia, infeksi saluran kemih, sepsis.f.
Ginjal: gagal ginjal akut dan ketidaknormalan elektrolit asam basa.
b. Manifestasi Hipoksemia
Gelisah
Hiperventilasi
Takikardi
Vasokonstruksi perifer
c. Manifestasi hiperkapnea
Hipertensi
Takikardi
d. Pemeriksaan AGD
Acidemia yang terjadi pada gagal nafas dapat disebakan oleh peningkatan PaCO2 atau karena
gangguan metabolik
G. PENATALAKSANAAN
PRINSIP :
Klien dengan gangguan saraf atau pembuluh darah otak harus dimonitor ketat
A. PENGKAJIAN
Airway : Biasanya terjadinya Peningkatan sekresi pernapasan, Biasnya pasien
mengalami nafas paten dan tidak paten.,biasanya pasien mengalami Peningkatan sekresi
pernapasan,biasanya pasien mengalami Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi.
Breathing : Biasanya Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi. Menggunakan otot aksesori pernapasan. Kesulitan bernafas :
lapar udara, diaforesis, sianosis
Circulation : Biasanya Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia, Sakit
kepala, Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk,
Papiledema, Penurunan haluaran urined adanya masalah pada urine
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d benda asing dalam jalan nafas.
2. Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan
otot pernapasan)
3. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa SLKI SIKI
keperawatan
Kasus
Seorang laki laki 56 tahun, datang ke RSUP DR M DJAMIL Padang tanggal 20 Oktober 2020,
Rujukan dari RSUD LUBUK BASUNG. Pasien datang dengan keuhan sesak nafas terutama saat
beraktivitas, saat Tn. G saat ini pasien dirawat ICU, terpasang ventilator BIPAP. Hasi pengkajian
di dapatkan pergerakan dada tidak simetris, tampak retraksi dinding dada, tampak retraksi iga.
Pernafasan cepat dan dangkal, auskultasi paru terdengar ronkhi. Tercatat pernafasan spontan
rata÷rata 7 kali permenit, dengan bantuan ventilator rata-rata 8 kali permenit, pasien terpasang
NGT dan kateter, P inspirasi 15, PEEP 5, FiO2 55%. Pasien terpasang EKG monitor, kesadaran
pasien compos mentis, terdengar pasien ngorok pada saat tidur , cairan suction +- 50cc pada jam
09 pagi. Pasien di diagnosa gagal nafas, asma dan stroke. Udem pada ekstremitas atas dan bawah
kanan. Kulit abdomen tegang, palpasi keras dan nyeri tekan pada abdomen. SaO2 rata-rata 97%,
nadi rata-rata 70 kali permenit, suhu tubuh 37oc, tekanan darah 180/90 mmHg, MAP 116. Urine
dari jam 10-14 +- 150 cc. Nilai AGD terakir SaO2 88% pH 7,66, PCO2 50, BE -3, HCO3 16,
PO2 80 mmHg. Nilai labor di dapatkan kalium 50, natrium 150, dan cl 60. Hasil EKG ; propably
right ventricle hypertrophy, suspec miokard injury. Pasien merokok, pasien suka makanan yang
bersantan dan pasien suka kopi.
FORMAT PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
Airway:
Pernafasan pasien tidak paten
Pasien terdengar ngorok,
Cairan suction +- 50cc pada jam 09 pagi.
Pasien terpasang ventilator.
Breathing :
Pasien sesak nafas
Terpasang ventilator BIPAP
Inspirasi 15, FiO2 55%,
Pernafasan spontan 7 kali permenit.
PEEP 5
FiO2 15
P Inspirasi 5
Nilai AGD : SaO2 88% pH 7,66, PCO2 50, BE -3, HCO3 16, PO2 80 mmHg
Circulation :
Nadi rata-rata 70kali permenit,
Tekanan darah 180/90 mmHg,
MAP 116, urine dari jam 10-14 +-150 cc.
Udem pada ektermitas atas dan bawah kanan
Suhu 37oc
Nadi 70 kali permenit
Disability :
Kesadaran compos mentis
Abdomen tegang dan teraba keras,
Nyeri tekan abdomen
Eksposure/EKG :
Pasien terpasang EKG monitor, Hasil EKG : probably right ventricle hypertrophy,
suspect miokard insury
Pasien terpasang kateter
Nilai labor :
Kalium 50
Natrium 150
Cl 60
2. Data Demografi
Nama Lengkap : Tn. G Tanggal Masuk RS :20 Oktober 2020
Tempat/tgl lahir :Agam 25 juni 1964 Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Alamat : Lubuk Basung
Diagnosa medik :
1) Gagal nafas Tanggal : 20 Oktober 2020
2) Asma Tanggal : 20 Oktober 2020
3) Stroke Tanggal : 20 Oktober 2020
Pola nutrisi :
Berat badan : 65 kg Tinggi Badan : 170 cm
Jenis makanan : Makanan yang bersantan
Makanan yang disukai : Gulai kambing
Nafsu makan dalam 6 bulan terakhir : baik/sedang/berkurang ( baik)
Perubahan berat badan dalam 6 bulan terakhir :75 kg bertambah
Pola eliminasi :
Buang air besar :
Frekuensi : 1 kali sehari Waktu : Malam hari
Warna : Kuning konsistensi : Padat
Kesulitan : Tidak ada
Buang air kecil :
Frekuensi :150 cc Warna : Kuning
Kesulitan : urine yang keluar sedikit
Pola tidur dan istirahat :
Lama tidur : 7-8 jam Waktu : Malam Hari
Kesulitan dalam tidur : Pasien mengatakan susah tidur karna sesak nafas
5. Riwayat keluarga
Genogram beserta penyakit yang dialami oleh anggota keluarga lain :
Mata :
Fungsi penglihatan : Normal palpebra : terbuka/tertutup
Ukuran pupil : 3 cm isokor/unisokor
Akomodasi : Normal isokor/unisokor
Konjungtiva : Normal sklera : Normal
Edema palpebra :Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
Telinga :
Fungsi pendengaran :Normal fungsi keseimbangan : Normal
Keluhan : Tidak ada
Thoraks :
Inspeksi : Retraksi dinding dada terlihat
Auskultasi : Ronchi
Perkusi paru : Redup
Perkusi jantung : Redup
Auskultasi paru : Ronchi
Pola ventilator : 8 kali permenit
Deskripsi ventilator : ventilasi 8 kali permenit
Auskultasi jantung : Murmur
Gambaran EKG : probably right ventricle hypertrophy, suspect miokard injury
Sirkulasi :
Frekuensi nadi : 70 kali permenit SaO2 : 88%
Tekanan darah : 180/90 mmHg MAP : 116 CVP :
PA sistolik : 180 PA diastolik : 83 PAP:.
Suhu tubuh : 37oc
Sianosis : Tidak ada Turgor : mengkilat(edema)
Abdomen : Buncit
Inspeksi : Bising usus normal
Auskultrasi : Teraba keras, nyeri saat di tekan
Palpasi : Teraba keras dan nyeri tekan
Perkusi :Tympani
Jenis diet : Tidak ada Nafsu makan :Normal
Pengeluaran NGT : Normal
Frekuensi BAB : 1 kali sehari
Keluhan : Tidak ada
Frekuensi BAK : 6-7 kali sehari Volume urin : +- 150 cc
Pengeluaran kateter : 150 cc Hematuri : Tidak ada
Keluhan BAK : Pengeluaran sedikit
Riwayat kehamilan : -
Perdarahan per vaginam : -
Keluhan sistem reproduksi : -
Ekstremitas :
Inspeksi : udem pada ekstermitas atas dan bawah kanan
Masa otot : Normal Tonus otot : Normal
Kekuatan : Normal Kejang : Tidak ada
7. Data Laboratorium
Kalium 50,
Natrium 150,
Cl 60
8. Hasil pemeriksaan diagnostik lain
Nilai AGD terakir SaO2 88% pH 7,66, PCO2 50, BE -3, HCO3 16, PO2 80 mmHg. Nilai
labor di dapatkan kalium 50, natrium 150, dan cl 60. Hasil EKG ; propably right ventricle
hypertrophy, suspec miokard injury.
9. Pengobatan
Pasien terpasang EKG monitor, pasien terpasang NGT dan Kateter
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spame jalan nafas
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi
3. Gangguan sirkulasi spontan berhubungan dengan abnormal, tes kelistrikan jantung
INTERVENSI KEPERAWATAN
Jam Jam
1. Bersihan jalan Minggu/20 -Memonitor pola Minggu S : klien
nafas tidak -10-2020 nafas. 20-10- mengatakan
efektif -Memonitor 2020 hambatan jalan
berhubungan bunyi nafas nafas sedikit
dengan spasme berkurang
- Memonitor
jalan nafas O : cairan suction
sputum
50 cc
- Melakukan
pengisapan lendir A : Masalah teratasi
P: intervensi di di
lanjutkan
2. Pola nafas tidak Minggu - Memonitor S : klien
efektif 20-10-2020 adanya mengatakan sesak
berhubungan reproduksi nafas berkurang
dengan sputum O : Retraksi dinding
penurunan energi -Memonitor dada tampak
saturasi oksigen berkurang
-Memonitor nilai A : Masalah teratasi
AGD P : intervensi di
- lanjutkan
3. Gangguan Minggu,20 - Monitor S : pasien
kecepatan aliran
pertukaran gas -10-2020 mengatakan
oksigen
b/d - Monitor aliran sirkulasi spontan
oksigen secara
ketidakseimbang membaik
periodik dan
an ventilasi- pastikan fraksi O : hasil EKG
yang diberikan
perfusi proraby right
cukup
-Monitor ventrical
efektifitas terapi
oksigen (mis. hypertropi,suspect
Oksimetri, analisa miocard injury
gas darah), jika
perlu A : masalah belum
- Monitor
kemampuan teratasi
melepaskan P : intervensi di
oksigen saat
makan hentikan
- Monitor tanda-
tanda
hipoventilasi
- Monitor
integritas mukosa
hidung akibat
pemasangan
oksigen
Terapeutik
- Pertahankan
kepatenan jalan
napas
-Siapkan dan atur
peralatan
pemberian
oksigen
-Berikan oksigen
tambahan, jika
perlu
Kolaborasi
-Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
Kolaborasi
penggunaan
oksigen saat
aktivitas atau
tidur
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
ARDS adalah suatu penyakit yang di sebabkan kerusakan luas alveolus atau membran kapiler
paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada sistem paru,kardiovaskuler atau
tubuh secara luas.
Adult respirator sistress syndrom (ARDS) merupakan keadaan gagal nafas mendadak yang
timbul pada klien dewasa tanpa kelain paru yang mendasari sebelumya.
b. Saran
Dalam pembuatan makalah ini menyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan
kejangalan baik dalam tulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau sistematik
penyusunan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan klitik atau saran yang membangun dari pembaca.dan
penyusun juga berharap semoga pembaca dapat memberi manfaat bagi kita semua.
28
DAFTAR PUSTAKA
Nemaa PK. 2003. Respiratory Failure. Indian Journal of Anaesthesia, 47(5): 360- 6
Shapiro BA and Peruzzi WT. 1994. Physiology of respiration. In Shapiro BA and Peruzzi WT
(Ed) Clinical Application of Blood Gases. Mosby, Baltimore, Pp. 13- 24.
Sue DY and Bongard FS.2003. Respiratory Failure. In Current Critical Care Diagnosis and
Treatment, 2nd Ed, Lange-McGrawHill, California, Pp. 269-89
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2017). IONI : Informatorium Obat Nasional Indonesia.
Jakarta; Badan POM RI.
Tim pokja siki dpp ppni,2019. Standar intervensi keperawatan indonesia. Dewan pengurus pusat
persatuan perawat nasional indonesia; jakarta selatan.
Tim pokja siki dpp ppni,2019. Standar luaran keperawatan indonesia. Dewan pengurus pusat
persatuan perawat nasional indonesia; jakarta selatan.
Tim pokja siki dpp ppni,2017. Standar diagnosa keperawatan indonesia. Dewan pengurus pusat
persatuan perawat nasional indonesia; jakarta selatan
29