Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENYAKIT RESPIRATORY FAILURE

Disusun oleh

Kelompok I :

Nadia febrina

Meisyarah

Anggun Anggraini

Elsa Savitri Mutiara

Noni Nofira

Sofira Sabila

Fajar romadhan

DOSEN PEMBIBING:

Ns.Lola Despitasari, S.Kep.M.Kep

4B

SI KEPERAWATAN

STIkes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat ridlo dan izin dari-NYA, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selanjutnya, kami mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
penyusunan makalah tentang "Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan sindrom gawat
napas (ARDS)

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidak
sempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat ini,
dengan rendah hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari kalangan
pembimbing untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Kami  berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku
penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman. Akhirnya, semoga Allah senantiasa
meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya
Robbal Alamin.

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

a. Latar belakang......................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

a. Defenisi.................................................................................................................................5

b. Etiologi.................................................................................................................................5

c. Anatomi fisiologi..................................................................................................................6

d. Patofisiologi..........................................................................................................................7

e. Manifestasi klinis..................................................................................................................8

f. Pemeriksaan diagnostic........................................................................................................8

g. Penatalaksanaan....................................................................................................................9

BAB III..........................................................................................................................................11

a. Pengkajian...........................................................................................................................11

b. Diagnose keperawatan........................................................................................................12

c. Intervensi keperawatan.......................................................................................................13

BAB IV

KASUS......................................................................................................................................14

Pengkajian..................................................................................................................................14

analisa data.................................................................................................................................15

Diagnosa....................................................................................................................................16

intervensi....................................................................................................................................15

imlementasi dan evaluasi...........................................................................................................16

BAB IV..........................................................................................................................................16
a. Kesimpulan.........................................................................................................................16

b. Saran...................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi.
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak
dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh.
Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).

Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan, 2007).

Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2
dan atau CO2 didalam darah.

Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.

Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehinggaterjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.Ventilator adalah
suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh prosesventilasi untuk
mempetahankan oksigenasi.Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankan pertukaranoksigen dan karbondioksida yang dapat mengakibatkan gangguan
pada kehidupan (RS.Jantung “Harapan Kita”, 2009).

Gagal napas merupakan kondisi di mana kadar oksigen yangmasuk ke dalam darah melalui paru
sangat rendah. Sementara itu, untuk bekerja dengan baik,organ tubuh seperti jantung dan otak
memerlukan darah yang kaya oksigen. Tak hanya itu,gagal napas juga terjadi lantaran kadar
karbon dioksida dalam darah lebih tinggi dari padakadar oksigen. Gagal napas terjadi karena
adanya kegagalan dalam proses pertukaran oksigendan karbon dioksida di kantung-kantung
udara kecil di paru-paru (alveoli), atauketidakmampuan paru-paru untuk melakukan tugas dalam
proses pertukaran gas. Pertukarangas yang dimaksud adalah mengirim oksigen dari udara yang
dihirup ke dalam darah danmenyingkirkan karbon dioksida dari darah ketika mengembuskan
napas. Gagal napas jugadapat disebabkan oleh gangguan pada pusat pernapasan di otak, atau pun
kegagalan otot-otot pernapasan untuk mengembangkan paru-paru.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Defenisi
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi.
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak
dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh.
Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).

Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankanoksigenasi darah


normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuatdisebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan, 2007).

Gagal nafas adalahketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2


dan atau CO2didalam darah.

Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.

Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhimetabolisme tubuh.
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehinggaterjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.Ventilator adalah
suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh prosesventilasi untuk
mempetahankan oksigenasi.Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankan pertukaranoksigen dan karbondioksida yang dapat mengakibatkan gangguan
pada kehidupan (RS.Jantung “Harapan Kita”, 2009).

Gagal napas merupakan kondisi di mana kadar oksigen yangmasuk ke dalam darah melalui paru
sangat rendah. Sementara itu, untuk bekerja dengan baik,organ tubuh seperti jantung dan otak
memerlukan darah yang kaya oksigen. Tak hanya itu,gagal napas juga terjadi lantaran kadar
karbon dioksida dalam darah lebih tinggi dari padakadar oksigen. Gagal napas terjadi karena
adanya kegagalan dalam proses pertukaran oksigendan karbon dioksida di kantung-kantung
udara kecil di paru-paru (alveoli), atauketidakmampuan paru-paru untuk melakukan tugas dalam
proses pertukaran gas. Pertukarangas yang dimaksud adalah mengirim oksigen dari udara yang
dihirup ke dalam darah danmenyingkirkan karbon dioksida dari darah ketika mengembuskan
napas. Gagal napas jugadapat disebabkan oleh gangguan pada pusat pernapasan di otak, atau pun
kegagalan otot-otot pernapasan untuk mengembangkan paru-paru.2010)

b. Etiologi
Gangguan proses respirasi di saluran nafas dan paru

a. Sumbatan saluran nafas bagian atas dapat disebabkan oleh

 Benda asing

 Perdarahan

 Tumor

Spasme laring, oedema laring

b.Penyakit/gangguan pada saluran nafas bagian bawah dan parenkim paru

 Asthma bronkial

 Bronkitis kronis

 Emfisema

Emboli paru

Aspirasi

2. Gangguan pada sistem pompa ventilasi

a. Mekanisme pengatur ventilasi sistem saraf pusat

Kelebihan dosis narkotik

 Trauma kepala

 Perdarahan otak

 Tumor otak

b. Fungsi susunan saraf otot respirasi

Obat pelumpuh otot

 Meastenia grafis

 SGB

 Poliomelitis

c. Pergerakan dinding dada


 Luka tusuk thorak

 Pasien bedah thorak

d. Medula spinalis

 Trauma tulang leher

 Tumor

c. Anatomi fisiologi
Paru-paru merupakan organ yang elastik berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga
thoraks dan merupakan organ tubuh yang sering mengalami kelainan patologi. Paru terbagi
menjadi dua yaitu paru kanan yang berukuran lebih besar dan paru kiri. Paru-paru kanan dibagi
menjadi tiga lobus oleh fissure interlobaris dan paru-paru kiri dibagi menjadi dua lobus. Setiap
paru-paru terbagi juga menjadi beberapa sub bagian yaitu menjadi sepuluh unit terkecil yang
disebut brochopulmonary segments. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang
disebut mediastinum.15Paru-paru dibungkus oleh membran serosa yaitu pleura. Pleura yang
melapisi rongga dada disebut pleura parietalis, sedangkan pleura yang menyelubungi paru-paru
disebut pleura viceralis. Di antara pleura parietalis dan pleura viceralis terdapat celah ruangan
yang disebut cavum pleura. Ruangan ini normalnya berisi sedikit cairan serous untuk melumasi
dinding dalam pleura. Cavum pleura memiliki tekanan negatif yang saling tarik menarik, di
mana ketika diafragma dan dinding dada mengembang maka paru akan ikut tertarik
mengembang begitu juga sebaliknya.15,16 Fungsi utama paru-paru yaitu sebagai alat
respirasi untuk pertukaran gas oksigen (O2) dengan karbon dioksida (CO2). Pertukaran ini
terjadi pada alveolus di paru melalui sistem kapiler. Pertukaran gas tersebut untuk menyediakan
kebutuhan oksigen bagi jaringan. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida akan berubah sesuai
dengan tingkat aktivitas dan metabolism seseorang.Untuk melaksanakan fungsi tersebut,
pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu:
1) Ventilasi paru
Ventilasi adalah sirkulasi keluar masuknya udara atmosfer dan alveoli.Proses ini
berlangsung di sistem pernapasan.
2) Difusi
Difusi adalah pertukaran dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah. Proses
ini terjadi di sistem pernapasan.
3) Transpor gas
Transpor gas adalah pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan
tubuh ke dan dari sel. Proses ini terjadi di system sirkulasi.
4) Pengaturan ventilasi
Volume paru dan kapasitas fungsi paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem
pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan kapasitas fungsi paru dapat diketahui
besarnya kapasitas ventilasi maupun ada atau tidaknya kelainan fungsi ventilasi paru

d. Patofisiologi
Patofisiologi Gagal Nafas Akut Pemahaman mengenai patofisiologi gagal nafas akut
merupakan hal yang sangat penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum terdapat
empat dasar mekanisme gangguan pertukaran gas pada sistem pernafasan yaitu :3

1. Hipoventilasi

2. Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi

3. Pintasan darah kanan ke kiri

4. Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi sedangkan kelainan


intrapulmonel dapat meliputi seluruh mekanisme tersebut.

3 Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan kedalam 2 bentuk yaitu:
hiperkapnia atau kegagalan ventilasi dan hipoksemia atau kegagalan oksigenasi. Gagal nafas
pada umumnya disebabkan oleh kegagalan ventilasi yang ditandai dengan retensi CO2, disertai
dengan penurunan pH yang abnormal, penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di
alveoli-arteri (A-a)DO2 meningkat atau normal. 1,3

E.komplikasi
a. Paru: emboli paru, fibrosis dan komplikasi sekunder penggunaan ventilator
(seperti,emfisema kutis dan pneumothoraks). b. Jantung: cor pulmonale, hipotensi,
penurunan kardiak output, aritmia, perikarditis daninfark miokard akut.c. Gastrointestinal:
perdarahan, distensi lambung, ileus paralitik , diare dan pneumoperitoneum. Stress ulcer
sering timbul pada gagal napas.d. Polisitemia (dikarenakan hipoksemia yang lama sehingga
sumsum tulang memproduksieritrosit, dan terjadilah peningkatan eritrosit yang usianya
kurang dari normal).e. Infeksi nosokomial: pneumonia, infeksi saluran kemih, sepsis.f.
Ginjal: gagal ginjal akut dan ketidaknormalan elektrolit asam basa.

F.TANDA DAN GEJALA


a. Manifestasi depresi pernafasan

Jenis dan frekuensi nafas abnormal

Gasping, nafas cuping hidung, pemakaian otot nafas tambahan

b. Manifestasi Hipoksemia

 Perubahan status mental

 Gelisah

 Nafas cepat / Takhipnu

 Hiperventilasi

 Takikardi

 Vasokonstruksi perifer

c. Manifestasi hiperkapnea

 Perubahan status mental

 Kulit kemerahan, hangat

 Hipertensi

 Takikardi

d. Pemeriksaan AGD

Acidemia yang terjadi pada gagal nafas dapat disebakan oleh peningkatan PaCO2 atau karena
gangguan metabolik

• Pemerikasan gas-gas darah arteri


Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg

• Pemeriksaan rontgen dada


Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui

G. PENATALAKSANAAN

PRINSIP :

 Hipoksemia dapat menyebabkan kematian


 Target utama : memulihkan dan mencegah hipoksemia

 Target kedua : mengontrol CO2 dan asidosis respiratorik

 Terapi penyakit dasar

 Klien dengan gangguan saraf atau pembuluh darah otak harus dimonitor ketat

 Klien gagal nafas berat rawat di ICU


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
Airway : Biasanya terjadinya Peningkatan sekresi pernapasan, Biasnya pasien
mengalami nafas paten dan tidak paten.,biasanya pasien mengalami Peningkatan sekresi
pernapasan,biasanya pasien mengalami Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi.
Breathing : Biasanya Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi. Menggunakan otot aksesori pernapasan. Kesulitan bernafas :
lapar udara, diaforesis, sianosis
Circulation : Biasanya Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia, Sakit
kepala, Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk,
Papiledema, Penurunan haluaran urined adanya masalah pada urine

Disability : Biasanya terjadinya penurunan kesadaran, adanya nyeri.


Eksposure / EKG: Biasanya Arrhythmia karena to hypoxemia and severe asidosis.
1. Data Demografi
Biasanya diisi nama lengkap pasien, tempat/ tanggal lahir, agama pekerjaan pasien. Serta
tanggal masuk RS dan status perkawinan. Juga disertai dengan sumber informasi atau
keluarga terdekat yang bisa dihubungi.
2. Status kesehatan saat ini
Biasanya klien mengalami napas tidak paten, biasanya bunyi napas mengi, ronkhi.
Biasanya terjadi penurunan kesadaran, biasanya pasien menggunakan otot bantu nafas,
atau menggunakan alat bantu pernapasan / ventilator.
3. Riwayat Kesehatan yang lalu :
Biasanya klien mengalami penyakit terdahulu ( mis. Gagal pernapasan akut disebabkan
penyakit seperti pneumonia, gagal jantung, edema paru kardiogenik, penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK), dan eksaserbasi akut dari pulsasi obstruktif kronikdapat
memicu dispnea atau manifestasi gagal pernafasan akut lainnya ).

Alergi : Biasanya klien tidak memiliki alergi


Kebiasaan : Biasanya klien merokok, mengkonsumsi kopi dan alcohol
Pola Nutrisi
Sehat : Biasanya Nutrisi tercukupi
Sakit : Biasanya Nutrisi tidak terpenuhi, karena biasanya klien terpasang NGT
Berat Badan : ( Sehat : Meningkat ) dan ( Sakit : Menurun )
Nafsu makan : Biasanya nafsu makan menurun
Pola Eliminasi
Buang Air Besar : Sehat : Biasnya 1 x sehari dan Sakit : Biasanya Jarang
Buang Air Kecil : Sehat : Biasanya Sering dan Sakit : Biasanya jarang
Pola Tidur dan Istirahat
Sehat : Biasnya Tidur 8 jam
Sakit : Biasanya Klien Sering terbangun dan sering gelisah saat tidur
Pola Aktivitas dan Latihan
Sehat : Biasanya klien bisa berativitas
Sakit : Biasanya klien tidak bisa beraktivitas sehari-hari
4. Riwayat Keluarga
Biasanya berisikan genogram keluarga. Dan biasanya adanya penyakit keturunan yang
pernah dialami oleh keluarga.
5. Pengkajian Head to Toe
Kepala :
Inspeksi / Palpasi : Biasanya tidak adanya pembengkakan, biasanya tidak ada udem,
biasanya dalam batas normal
Mata :
Fungsi Penglihatan : Biasanya fungsi penglihatan normal
Ukuran Pupil : Biasanya Pupil mengecil
Konjungtiva : Biasanya Tidak anemis
Telinga :
Fungsi Pendengaran : Biasanya normal
Keluhan : Tidak ada keluhan
Mulut dan Tenggorokan :
Inspeksi : Biasanya Normal
Kesulitan Menelan : Biasanya terjadi kesulitan menelan karena terpasang ventilator.
Leher :
Inspeksi/ Palpasi : Biasanya Tidak adanya pembesaran kelenjer, biasanya tidak ada
pembengkakan
Thoraks :
Inspeksi : Biasanya Pengembangan dinding thoraks yang tidak simestris,
Peningkatan usaha napas, Dyspneu
Auskultasi : Biasanya Bunyi Ronckhi, Wheezing , Crackles
Perkusi Paru : Biasanya Sonor
Perkusi Jantung : Biasanya Pekak
Auskultasi Paru : Biasanya vaskuler atau terdapat suara tambahan pada thorak
Gambaran EKG : Biasanya Arrhythmia karena to hypoxemia and severe asidosis.
Sirkulasi :
Frekuensi Nadi : Biasanya terjadi penurunan nadi
Tekanan Darah : Biasanya terjadi peningkatan tekanan darah
Suhu Tubuh : Biasanya Suhu Tubuh Meningkat
Sianosis : Biasanya Terjadinya sianosis
Abdomen :
Inspeksi : Biasanya abdomen tampak datar, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas
operasi.
Palpasi : Biasanya Tidak adanya udem
6. Data Laboratorium

7. Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lain


Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg
8. Pengobatan
Diuretik, Vasodilator,

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d benda asing dalam jalan nafas.
2. Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan
otot pernapasan)
3. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa SLKI SIKI
keperawatan

1. Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas Pemantauan respirasi


tidak efektif b/d Kriteria hasil : Tindakan :
benda asing dalam  Produksi sputum, Observasi
jalan nafas menurun - Monitor frekuensi,
 Dispnea,menurun irama,kedalaman dan upaya
 Ortopnea, menurun napas
 Frekuensi napas, - Monitor pola napas(seperti
menurun bradipnea,takipnea,hiperventi
lasi)
- Monitor adanya produksi
sputum
- Monitor adanya sumbatan
jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
- Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu.
2. Pola napas tidak Pola napas Dukungan ventilasi
efektif b/d hambatan Kriteria hasil : Tindakan :
upaya napas (mis.  Ventilasi Observasi
Nyeri saat semenit,meningkat - Identifikasi adanya kelelahan
bernapas,kelemahan  Kapasitas vital, otot bantu napas
otot pernapasan) meningkat - Monitor status respirasi dan
 Diameter thoraks oksigenasi ( mis. Frekuensi
anterior- dan kedalaman
posterior,meningkat napas,pengunaan otot bantu
 Tekanan ekspirasi, napas,bunyi napas
meningkat tambahan,saturasi oksigen)
 Tekanan Terapeutik
inspirasi,meningkat - Pertahankan kepatenan jalan
 Penggunaan otot napas
bantu napas,menurun - Fasilitasi mengubah posisi
senyaman mungkin
 Pemanjangan fase
ekspirasi, menurun -
Berikan oksigenasi sesuai
 Pernapasan cuping kebutuhan ( mis. Nasal
hidung, menurun. kanul,masker wajah, masker
 Kedalaman rebreathing atau non
napas,membaik rebreathing)
- Gunakan bag-valve mask,
jika perlu
Edukasi
- Ajarkan melakukan teknik
relaksasi napas dalam
- Ajarkan mengubah posisi
secara mandiri
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkhodilator, jika perlu
3. Gangguan Pertukaran gas Terapi oksigen
pertukaran gas b/d Kriteria hasil : Tindakan :
ketidakseimbangan  Tingkat kesadaran, Observasi
ventilasi-perfusi meningkat - Monitor kecepatan aliran
 Bunyi napas oksigen
tambahan,menurun - Monitor aliran oksigen secara
 Napas cuping periodik dan pastikan fraksi
hidung,menurun yang diberikan cukup
 PCO2, membaik - Monitor efektifitas terapi
 PO2, membaik oksigen (mis. Oksimetri,
 Takikardi, membaik analisa gas darah), jika perlu
- Monitor kemampuan
 Ph arteri, membaik
melepaskan oksigen saat
 Pola napas, membaik
makan
- Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
- Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan
napas
- Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
- Berikan oksigen tambahan,
jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
- Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas atau
tidur
BAB IV

Kasus
Seorang laki laki 56 tahun, datang ke RSUP DR M DJAMIL Padang tanggal 20 Oktober 2020,
Rujukan dari RSUD LUBUK BASUNG. Pasien datang dengan keuhan sesak nafas terutama saat
beraktivitas, saat Tn. G saat ini pasien dirawat ICU, terpasang ventilator BIPAP. Hasi pengkajian
di dapatkan pergerakan dada tidak simetris, tampak retraksi dinding dada, tampak retraksi iga.
Pernafasan cepat dan dangkal, auskultasi paru terdengar ronkhi. Tercatat pernafasan spontan
rata÷rata 7 kali permenit, dengan bantuan ventilator rata-rata 8 kali permenit, pasien terpasang
NGT dan kateter, P inspirasi 15, PEEP 5, FiO2 55%. Pasien terpasang EKG monitor, kesadaran
pasien compos mentis, terdengar pasien ngorok pada saat tidur , cairan suction +- 50cc pada jam
09 pagi. Pasien di diagnosa gagal nafas, asma dan stroke. Udem pada ekstremitas atas dan bawah
kanan. Kulit abdomen tegang, palpasi keras dan nyeri tekan pada abdomen. SaO2 rata-rata 97%,
nadi rata-rata 70 kali permenit, suhu tubuh 37oc, tekanan darah 180/90 mmHg, MAP 116. Urine
dari jam 10-14 +- 150 cc. Nilai AGD terakir SaO2 88% pH 7,66, PCO2 50, BE -3, HCO3 16,
PO2 80 mmHg. Nilai labor di dapatkan kalium 50, natrium 150, dan cl 60. Hasil EKG ; propably
right ventricle hypertrophy, suspec miokard injury. Pasien merokok, pasien suka makanan yang
bersantan dan pasien suka kopi.
FORMAT PENGKAJIAN

1. Pengkajian Primer

Airway:
 Pernafasan pasien tidak paten
 Pasien terdengar ngorok,
 Cairan suction +- 50cc pada jam 09 pagi.
 Pasien terpasang ventilator.

Breathing :
 Pasien sesak nafas
 Terpasang ventilator BIPAP
 Inspirasi 15, FiO2 55%,
 Pernafasan spontan 7 kali permenit.
 PEEP 5
 FiO2 15
 P Inspirasi 5
 Nilai AGD : SaO2 88% pH 7,66, PCO2 50, BE -3, HCO3 16, PO2 80 mmHg

Circulation :
 Nadi rata-rata 70kali permenit,
 Tekanan darah 180/90 mmHg,
 MAP 116, urine dari jam 10-14 +-150 cc.
 Udem pada ektermitas atas dan bawah kanan
 Suhu 37oc
 Nadi 70 kali permenit

Disability :
 Kesadaran compos mentis
 Abdomen tegang dan teraba keras,
 Nyeri tekan abdomen

Eksposure/EKG :
 Pasien terpasang EKG monitor, Hasil EKG : probably right ventricle hypertrophy,
suspect miokard insury
 Pasien terpasang kateter
 Nilai labor :
 Kalium 50
 Natrium 150
 Cl 60
2. Data Demografi
Nama Lengkap : Tn. G Tanggal Masuk RS :20 Oktober 2020
Tempat/tgl lahir :Agam 25 juni 1964 Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Alamat : Lubuk Basung

Sumber informasi : Istri


Keluarga terdekat yang bisa dihubungi :
Nama : Tn. J
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Lubuk Basung
Pekerjaan : PNS

3. Status Kesehatan Saat Ini :


Alasan kunjungan / keluhan utama : Sesak nafas saat beraktivitas
Faktor pencetus :
Lamanya keluhan : mendadak
Faktor memperberat : Apabila pasien melakukan aktivitas
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Pasien berhenti melakukan aktivitas

Diagnosa medik :
1) Gagal nafas Tanggal : 20 Oktober 2020
2) Asma Tanggal : 20 Oktober 2020
3) Stroke Tanggal : 20 Oktober 2020

4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasinya) :
Pasien mengalami gagal nafas, asma dan stroke.
Upaya untuk mengatasi : pasien berobat ke rumah sakit dan meminum
obat yang i berikan rumah sakit
Alergi : Tidak ada
Kebiasaan : merokok/kopi/makan-makanan yang bersantan
Obat-obatan yang sering digunakan (nama dan frekuensi) : Tidak ada

Pola nutrisi :
Berat badan : 65 kg Tinggi Badan : 170 cm
Jenis makanan : Makanan yang bersantan
Makanan yang disukai : Gulai kambing
Nafsu makan dalam 6 bulan terakhir : baik/sedang/berkurang ( baik)
Perubahan berat badan dalam 6 bulan terakhir :75 kg bertambah

Pola eliminasi :
Buang air besar :
Frekuensi : 1 kali sehari Waktu : Malam hari
Warna : Kuning konsistensi : Padat
Kesulitan : Tidak ada
Buang air kecil :
Frekuensi :150 cc Warna : Kuning
Kesulitan : urine yang keluar sedikit
Pola tidur dan istirahat :
Lama tidur : 7-8 jam Waktu : Malam Hari
Kesulitan dalam tidur : Pasien mengatakan susah tidur karna sesak nafas

Pola aktivitas dan latihan :


Kegiatan dalam pekerjaan : Menulis/Mengetik
Olahraga rutin (jenis dan frekuensi) : Tidak Ada
Kegiatan di waktu luang : Tidur
Keluhan dalam beraktifitas : Sesak Nafas
Pola bekerja : Di ruangan
Jenis pekerjaan : PNS lama bekerja : Di ruangan
Jadwal bekerja : Senin- jumat jumlah jam kerja : 6 jam

5. Riwayat keluarga
Genogram beserta penyakit yang dialami oleh anggota keluarga lain :

6. Pengkajian Head to toe


Kepala :
Inspeksi / palpasi : Normal
Keluhan : Tidak ada

Mata :
Fungsi penglihatan : Normal palpebra : terbuka/tertutup
Ukuran pupil : 3 cm isokor/unisokor
Akomodasi : Normal isokor/unisokor
Konjungtiva : Normal sklera : Normal
Edema palpebra :Tidak ada
Keluhan : Tidak ada

Telinga :
Fungsi pendengaran :Normal fungsi keseimbangan : Normal
Keluhan : Tidak ada

Hidung dan sinus :


Inspeksi : Terlihat pernafasan cuping
Pembengkakan : Tidak ada perdarahan : Tidakada
Keluhan : sesak nafas

Mulut dan tenggorokan :


Inspeksi : Normal
Keadaan gigi : Normal
Keadaan membran mukosa : Normal
Kesulitan menelan : Tidak ada
Leher :
Inspeksi / palpasi : Tidak ada pembengkakan
Auskultrasi :-

Thoraks :
Inspeksi : Retraksi dinding dada terlihat
Auskultasi : Ronchi
Perkusi paru : Redup
Perkusi jantung : Redup
Auskultasi paru : Ronchi
Pola ventilator : 8 kali permenit
Deskripsi ventilator : ventilasi 8 kali permenit
Auskultasi jantung : Murmur
Gambaran EKG : probably right ventricle hypertrophy, suspect miokard injury

Sirkulasi :
Frekuensi nadi : 70 kali permenit SaO2 : 88%
Tekanan darah : 180/90 mmHg MAP : 116 CVP :
PA sistolik : 180 PA diastolik : 83 PAP:.
Suhu tubuh : 37oc
Sianosis : Tidak ada Turgor : mengkilat(edema)
Abdomen : Buncit
Inspeksi : Bising usus normal
Auskultrasi : Teraba keras, nyeri saat di tekan
Palpasi : Teraba keras dan nyeri tekan
Perkusi :Tympani
Jenis diet : Tidak ada Nafsu makan :Normal
Pengeluaran NGT : Normal
Frekuensi BAB : 1 kali sehari
Keluhan : Tidak ada
Frekuensi BAK : 6-7 kali sehari Volume urin : +- 150 cc
Pengeluaran kateter : 150 cc Hematuri : Tidak ada
Keluhan BAK : Pengeluaran sedikit
Riwayat kehamilan : -
Perdarahan per vaginam : -
Keluhan sistem reproduksi : -

Ekstremitas :
Inspeksi : udem pada ekstermitas atas dan bawah kanan
Masa otot : Normal Tonus otot : Normal
Kekuatan : Normal Kejang : Tidak ada

7. Data Laboratorium
 Kalium 50,
 Natrium 150,
 Cl 60
8. Hasil pemeriksaan diagnostik lain
Nilai AGD terakir SaO2 88% pH 7,66, PCO2 50, BE -3, HCO3 16, PO2 80 mmHg. Nilai
labor di dapatkan kalium 50, natrium 150, dan cl 60. Hasil EKG ; propably right ventricle
hypertrophy, suspec miokard injury.

9. Pengobatan
Pasien terpasang EKG monitor, pasien terpasang NGT dan Kateter

10. Daftar pustaka

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI WOC


1 Ds: Bersihan jalan nafas Spame jalan nafas
Pasien mengatakan tidak efektif
sesak nafas
Do:
*Pasien terpasang
ventilator BIPAP
*Pergerakan dada
tidak simetris
*Tampak retraksi
dinding dada
*Tampak retraksi iga
2 Ds: Pola nafas tidak Penurunan energi
Pasien mengatakan efektif
sulit bernafas saat
beraktivitas
Do:
*Pernafasab spontan
rata rata 7 kali
permenit
*Ventilator rata rata
8 kali permenit
*Pasien terpasang
NGT
3 Ds: Gangguan ketidakseimbangan
Gangguan pola nafas pertukaran gas ventilasi-perfusi
Do:
*Td:180/90 mmHg
*Hasil EKG :
proplapy righ
ventricle
hypertrophy

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spame jalan nafas
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi
3. Gangguan sirkulasi spontan berhubungan dengan abnormal, tes kelistrikan jantung
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan (SDKI)

1 Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas Manajemen jalan nafas


tidak efektif Kriteria hasil Tindakan
berhubungan dengan -prekuensi napas membaik Observasi
spame jalan nafas -pola nafas membaik -monitor pola nafas(frekuensi,
-dupnea menurun kedalama, usaha nafas)
-ortopora -monitor bunyi nafas
-monitor sputum
Terapetik
-lakukan penghisapan lender
2 Pola nafas tidak Pola nafas Pemantauan respirasi
efektif berhubungan Kriteria hasil Tindakan
dengan penurunan -frekuensinafas Observasi
energi -kedalaman nafas -monitor
-ekskursi dada frekuensi,irama,kedalama,dan
upaya nafas
-monitor adanya produksi
sputum
-monitor saturasi oksigen
-monitor nilai AGD
Terpetik
-atur interval pemantauan
resoirasi
-dokumentasi hasil

3. Gangguan Pertukaran gas Terapi oksigen


pertukaran gas b/d Kriteria hasil : Tindakan :
ketidakseimbangan  Tingkat kesadaran, Observasi
ventilasi-perfusi meningkat - Monitor kecepatan
 Bunyi napas aliran oksigen
tambahan,menurun - Monitor aliran oksigen
 Napas cuping secara periodik dan
hidung,menurun pastikan fraksi yang
 PCO2, membaik diberikan cukup
 PO2, membaik - Monitor efektifitas
 Takikardi, membaik terapi oksigen (mis.
Oksimetri, analisa gas
 Ph arteri, membaik
darah), jika perlu
 Pola napas, membaik
- Monitor kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
- Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
- Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
- Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
- Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
atau tidur

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO Diagnosa Hari/tangga Implementasi Hari/tangg Evaluasi Paraf


Keperawatan l al

Jam Jam
1. Bersihan jalan Minggu/20 -Memonitor pola Minggu S : klien
nafas tidak -10-2020 nafas. 20-10- mengatakan
efektif -Memonitor 2020 hambatan jalan
berhubungan bunyi nafas nafas sedikit
dengan spasme berkurang
- Memonitor
jalan nafas O : cairan suction
sputum
50 cc
- Melakukan
pengisapan lendir A : Masalah teratasi

P: intervensi di di
lanjutkan
2. Pola nafas tidak Minggu - Memonitor S : klien
efektif 20-10-2020 adanya mengatakan sesak
berhubungan reproduksi nafas berkurang
dengan sputum O : Retraksi dinding
penurunan energi -Memonitor dada tampak
saturasi oksigen berkurang
-Memonitor nilai A : Masalah teratasi
AGD P : intervensi di
- lanjutkan
3. Gangguan Minggu,20 - Monitor S : pasien
kecepatan aliran
pertukaran gas -10-2020 mengatakan
oksigen
b/d - Monitor aliran sirkulasi spontan
oksigen secara
ketidakseimbang membaik
periodik dan
an ventilasi- pastikan fraksi O : hasil EKG
yang diberikan
perfusi proraby right
cukup
-Monitor ventrical
efektifitas terapi
oksigen (mis. hypertropi,suspect
Oksimetri, analisa miocard injury
gas darah), jika
perlu A : masalah belum
- Monitor
kemampuan teratasi
melepaskan P : intervensi di
oksigen saat
makan hentikan
- Monitor tanda-
tanda
hipoventilasi
- Monitor
integritas mukosa
hidung akibat
pemasangan
oksigen
Terapeutik
- Pertahankan
kepatenan jalan
napas
-Siapkan dan atur
peralatan
pemberian
oksigen
-Berikan oksigen
tambahan, jika
perlu
Kolaborasi
-Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
Kolaborasi
penggunaan
oksigen saat
aktivitas atau
tidur
BAB V
PENUTUP

a. Kesimpulan
ARDS adalah suatu penyakit yang di sebabkan kerusakan luas alveolus atau membran kapiler
paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada sistem paru,kardiovaskuler atau
tubuh secara luas.
Adult respirator sistress syndrom (ARDS) merupakan keadaan gagal nafas mendadak yang
timbul pada klien dewasa tanpa kelain paru yang mendasari sebelumya.

b. Saran
Dalam pembuatan makalah ini menyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan
kejangalan baik dalam tulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau sistematik
penyusunan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan klitik atau saran yang membangun dari pembaca.dan
penyusun juga berharap semoga pembaca dapat memberi manfaat bagi kita semua.

28
DAFTAR PUSTAKA

Nemaa PK. 2003. Respiratory Failure. Indian Journal of Anaesthesia, 47(5): 360- 6
Shapiro BA and Peruzzi WT. 1994. Physiology of respiration. In Shapiro BA and Peruzzi WT
(Ed) Clinical Application of Blood Gases. Mosby, Baltimore, Pp. 13- 24.
Sue DY and Bongard FS.2003. Respiratory Failure. In Current Critical Care Diagnosis and
Treatment, 2nd Ed, Lange-McGrawHill, California, Pp. 269-89
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2017). IONI : Informatorium Obat Nasional Indonesia.
Jakarta; Badan POM RI.
Tim pokja siki dpp ppni,2019. Standar intervensi keperawatan indonesia. Dewan pengurus pusat
persatuan perawat nasional indonesia; jakarta selatan.
Tim pokja siki dpp ppni,2019. Standar luaran keperawatan indonesia. Dewan pengurus pusat
persatuan perawat nasional indonesia; jakarta selatan.
Tim pokja siki dpp ppni,2017. Standar diagnosa keperawatan indonesia. Dewan pengurus pusat
persatuan perawat nasional indonesia; jakarta selatan

29

Anda mungkin juga menyukai