DISUSUN
OLEH KELOMPOK V:
DISUSUN OLEH :
STIKES MATARAM
STIKES BANYUWANGI
STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO
( ) ( )
Kepala ruangan
( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Kemoterapi
Pokok Bahasan : Kemoterapi dan perawatannya di rumah
Hari / Tanggal : Kamis, 2 Januari 2020
Waktu : 10.00 – 10.30 (30 menit)
Tempat : Ruang 27 Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
Sasaran : Pasien, keluarga dan masyarakat RS
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat
memahami tentang kemoterapi dan cara perawatan klien di rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengikti pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat:
a. Memahami tentang pengertian kemoterapi
b. Memahami tentang tujuan dan manfaat kemoterapi
c. Memahami tentang indikasi kemoterapi
d. Memahami tentang kontra indikasi kemoterapi
e. Memahami tentang efek samping kemoterapi
f. Memahami tentang perawatan klien kemoterapi
C. Materi
1. Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi (tanya jawab)
E. Media
1. Leaflet
2. LCD (Power Point)
F. Setting tempat
Keterangan :
Penyaji Peserta
G. Pengorganisasian
1. Moderator : M. Suriadi Isnaini
2. Penyaji : Karina Citra Manditha, Rifa Wahyu H., Reni Ayu Mita Sari
3. Observer : Linda Fuji Ramdiani
4. Fasilitator : Baiti Rahmi Atina, Kustina Ningsih, Shindy Herawati M.D., Vivi
R.N, Nurdiana Asiyah.
H. Pelaksaan kegiatan
No Kegiatan/ Penyuluh Peserta
Waktu
I. Evaluasi
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
a. Pengajar mempersiapkan metode, media yang akan di pakai
b. Peserta dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat yang telah ditentukan
c. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
2. Evaluasi Proses
a. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
b. Peserta mampu memahamidan menjelaskan kembali:
Pengertian kemoterapi
Tujuan dan manfaat kemoterapi
Indikasi kemoterapi
Kontra indikasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi
Perawatan klien kemoterapi
c. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar
d. Peserta mengikuti acara dengan antusias
3. Evaluasi Hasil
a. Lebih dari 75% peserta mampu menjawab pertanyaan dari pemateri.
J. Materi (Terlapir)
K. Sumber Kepustakaan
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Firmansyah, M.A. 2010. Penatalaksanaan Mual Muntah yang Diinduksi Kemoterapi.
Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran.
Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: FK UI
Katsung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6. Jakarta: ECG.
Moh. Anief . 2002. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rasjidi, I. 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktik Sehari-hari. Jakarta:
Sagung Seto.
MATERI PENYULUHAN
KEMOTERAPI DAN PERAWATAN DI RUMAH
A. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/
obat yang memounyai khasiat membunuh sel kanker atau menghambat proliferasi sel-
sel kanker dan diberikan secara sistemik. Obat anti kanker yang artinya penghambat
kerja sel. Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal
penggunaan kemoterapi digunakan satu jenis sitostika, namun dalam perkembangannya
kini umumnya dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut regimen kemoterapi,
dalam usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar.
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostika) yang digunakan saat ini bekerja
terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel
kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostika hal ini disebut
Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat proliferasinya maka kepekaannya semakin
rendah, hal ini disebut Kemoresisten. Obat kemoterapi ada beberapa macam
diantaranya adalah :
1. Obat golongan Alkylating agent, platinum Compounds, dan Antibiotik Anthrasiklin
obat golongsn ini bekerja dengan mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut
tidak dapat melakukan replikasi.
2. Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang
berakibat menghambat sintesis DNA.
3. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes bekerja pada
gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.
4. Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat sintesis
protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker
tersebut.
Obat kemoterapi diberikan dengan melalui berbagai cara, diantaranya yaitu:
1. Intra Vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan
sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit, atau dengan continous
drip sekitar 24 jam dengan infusion pump agar lebih akurat tetesannya.
2. Intra Tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam
cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3. Radiosensitizer,
Yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk memperkuat
efek radiasi, jenis obat untuk kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin,
Taxol, Taxotere, Hydrea.
4. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran, Myleran, Natulan, Puri-
netol, Hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec.
5. Subkutan dan Intramuskular
Pemberian subkutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-
Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per
IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin.
6. Topikal
7. Intra Arterial
8. Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada
kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu
diberikan ke dalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan
pleura atau untuk menghentikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak ,
contohnya Bleocin.
C. Indikasi Kemoterapi
1. Untuk penyembuhan kanker
Hanya beberapa jenis kanker yang disembuhkan oleh kemoterapi seperti akut
limfoblastik leukemia, burkit limfoma, wilm tumor pada anak-anak,
choriokarsinoma.
2. Memperpanjang hidup dan remisi
Kanker yang sensitive terhadap kemoterapi walaupun penyakit progresif
seperti akut myeloblatik leukemia limfoma maligna stadium III atau IV, myeloma,
metastase melanoma maligna atau kanker mamma, kolon, ovarium, testis.
3. Memperpanjang intervensi bebas kanker
Walaupun kanker kelihatan masih local setelah operasi atau radioterapi seperti
limfoma stadium III, melanoma maligna, kanker mamma, kolon, ovarium.
Pengobatan perlu waktu cukup lama dan dosis tinggi dengan interval yang panjang
untuk memberikan kesempatan jaringan normal pulih diantara pengobatan
4. Menghentikan progesi kanker
Progresi penyakit ditujukan secara subyektif seperti anoreksia, penurunan
berat badan, nyeri tulang atau terdapat kelainan obyektif seperti penurunan fungsi-
fungsi organ dapat diberikan sitostatik asalkan kemungkinan keberhasilan 25% atau
lebih,misalnya pada metastase kanker mamma, kolon.
5. Paliatif simtom
Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocok untuk radiasi
dapat diberikan sitostatik walaupun obat itu tidak member respon yang baik sebagai
terapi sistemik, misalnya dapat diberikan instalasi sitostatik, intrapleural, injeksi
intratumoral dengan thiotepa dan sebagainya
6. Mengecilkan volume kanker
Mengecilkan tumor pra bedah atau pra radioterapi seperti pemberian
bleomycin untuk kanker mulut, saluran nafas bagian atas atau pemberian alkylator
dengan kombinasinya pada limfoma stadium II
7. Menghilangkan gejala para neoplasma
Pada metastase kanker yang memberikan sindroma para neoplasma, misalnya
pemberian kortikosteroid pada anemia hemolitik, fibrinolisis, dermatomyositis,
neuropati perifer, degenerasi cerebelair, pemberian androgen pada kaheksia,
anoreksia atau pemberian mithamycin pada hiperkalsemia.
D. Kontraindikasi Kemoterapi
1. Kontra indikasi absolute :
a. Penyakit stadium terminal
b. Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
c. Septicemia
d. Koma
2. Kontra indiaksi relative :
a. Usia lanjut, terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat dan sensitivitasnya
rendah
b. Kondisi umum pasien yang buruk
c. Ada gangguan fungsi organ vital yang berat seperti hati, ginjal, jantung, sumsum
tulang dan sebagainya
d. Dementia
e. Penderita tidak dapat mengunjungi rumah sakit secara teratur
f. Penderita tidak kooperatif
g. Tumor resisten terhadap obat
h. Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai