Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUBERCULOSIS
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG DI RUANG HEMODIALISA
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PEYULUHAN TBC
DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
KAMIS, 26 DESEMBER 2019

DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PRAKTEK

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kepala ruangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TBC

Topik : TBC
Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan Tentang Pengobatan TBC
Sasaran : semua pengunjung dan keluarga pasien di ruang HD
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Desember 2019
Jam : 08.30.00-09.00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Hemodialisa
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti kegiatan health education diharapkan agar klien (keluarga


pasien) dapat memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam
kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan health education tentang informasi seputar TBC di


ruang Hemodialisa selama 30 menit, diharapkan klien dapat mengetahui tentang:

1. Menjelaskan kembali pengertian TBC


2. Menjelaskan cara penularan TBC
3. Menyebutkan penyebab TBC
4. Menyebutkan tanda dan gejala TBC
5. Menjelaskan cara pengobatan TBC
6. Menjelaskan konsep batuk efektif
7. Simulasi teknik batuk efektif
C MATERI
Terlampir
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


1. 2 menit Pembukaan :  Menjawab
- Mengucapkan salam salam
- Menjelaskan nama dan akademi  Mendengarkan
-Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan kesehatan  Mendengarka
- Menanyakan kesiapan klien  Menjawab
2. 10 menit Pelaksanaan :  Mendengarkan
 Bertanya
Penyampaian materi
 Menjelaskan pengertian tentang TBC
 Menjelaskan cara penularan TBC
 Menjelaskan penyebab TBC
 Menyebutkan tanda dan gejala TBC
 Menjelaskan cara pengobatan TBC
 Menjelaskan konsep batuk efektif
 Mengajarkan dan memperagakan teknik
batuk efektif
 Memberikan kesempatan klien untuk
bertanya
Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
mengenai materi yang disampaikan
3. 2 menit Evaluasi: Menyimak dan
 Menyimpulkan inti penyuluhan mendengarkan
 Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
- Memberi kesempatan kepada Klien untuk bertanya
4. 1 menit Penutup Mendengarkan
- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi Menjawab salam
yang telah dibahas
- Memberikan salam penutup
G. Evaluasi :

1. Evaluasi Formatif :
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh keluarga pasien Ruang Hemodialisa
b. Media yang digunakan adalah leaflet dan LCD untuk memberikan materi
berupa PPT
c. Waktu penyuluhan selama 30 menit.
d. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di ruang Ruang Hemodialisa
e. Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik
f. Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum penyuluhan.
g. Keluarga pasien mengikuti penyuluhan dan tidak meninggalkan tempat
penyuluhan sebelum kegiatan penyuluhan selesai dilakukan.
h. Diharapkan keluarga pasien antusias mengikuti proses penyuluhan sampai
kegiatan penyuluhan selesai.

2. Evaluasi Sumatif :
a. Setelah dilakukan penyuluhan tentang Trombositopenia diharapkan peserta
mampu:
 Menjelaskan kembali pengertian TBC
 Menjelaskan cara penularan TBC
 Menyebutkan penyebab TBC
 Menyebutkan tanda dan gejala TBC
 Menjelaskan cara pengobatan TBC
 Menjelaskan konsep batuk efektif
 Simulasi teknik batuk efektif
b. Setelah dilakukan penyuluhan tentang TBC diharapkan peserta mengerti dan
memahami tentang TBC.
Lampiran

Materi penyuluhan “TBC”

1. Latar Belakang
Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang
prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health
Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar
penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi
terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus
TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia (Depkes
RI, 2012).
Menurut World Health Organization sejak tahun 2010 hingga Maret 2011,
di Indonesia tercatat 430.000 penderita TB paru dengan korban meninggal sejumlah
61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun 2009 yang mencapai
528.063 penderita TB paru dengan 91.369 orang meninggal (WHO Tuberculosis
Profile, 2012). Di Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat dengan jumlah menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah Cina
dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberculosisdi dunia.
Diperkirakan terdapat 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang setiap
tahunnya. Jumlah kejadian TB paru di Indonesia yang ditandai dengan adanya Basil
Tahan Asam (BTA) positif pada pasien adalah 110 per 100.000 \penduduk
(Riskesdas, 2013).

2. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang menyerang paru-paru dan hampir
seluruh orgam tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan
dan saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melaui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
3. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air
dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC
terhisap melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk
lagi ke saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai
organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar
rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit
dan dari lingkungan sekitar rumah.
4. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil
Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri
Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau
tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan
cepat jika terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam bila berada di tempat yang gelap dan lembab.
5. Tanda dan gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh
darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh
darah yang pecah.
d. Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
e. Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
f. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
6. Pengobatan TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga
mencegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta
memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat
utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan
Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu
berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan
bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya.
Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang
dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang
direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan
pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap
lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita
harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan
sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan
kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir
pengobatan dan pada akhir pengobatan.
7. Pencegahan TBC di Rumah
a. Menggunakan masker pelindung jika ada anggota keluarga yang menderita
TBC baik pasien maupun anggota keluarga lain
b. Membatasi diri kontak dengan pasien TBC jangan bicara terlalu dekat karena
penularan dapat melalui udara
c. Ventilasi atau saluran udara dirumah dibuka agar ada perbaharuan udara dan
cahaya bisa masuk ke rumah
d. Pemeriksaan segera jika terdapat gejala TBC
8. Konsep Batuk Efektif
A. Pengertian,Batuk efektif
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana dapat
energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak
secara maksimal (Smeltzer, 2001). Menurut Ambarawati & Nasution,
(2015)Batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihakan laring,
trakea, dan bronchioles dari secret atau benda asing dijalan nafas.
B. Tujuan Teknik Batuk Efektif

1. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi dengan baik


2. Mengeluarkan dahak atau seputum yang ada disaluran pernafasan
3. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik

C. Indikasi teknik batuk efektif,


Dilakukan pada pasien seperti :COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma,
chest infection, pasien bedrest atau post operasi
D. Kontra indikasi batuk efektif

1. Tension pneumotoraks
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokard akut infark dan aritmia.
4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas
E. Alat dan Bahan yang disediakan

1. Tissue/sapu tangan
2. Wadah tertutup berisi cairan desinfektan (air sabun / detergen, air
bayclin, air lisol) atau pasir.
3. Gelas berisi air hangat

F. Cara Mempersiapkan Tempat Untuk Membuang Dahak

1. Siapkan tempat pembuangan dahak: kaleng berisi cairan desinfektan


yang dicampur dengan air (air sabun / detergen, air bayclin, air lisol) atau
pasir
2. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
3. Buang dahak ke tempat tersebut
4. Bersihkan kaleng tiap 2 atau 3 kali sehari.
5. Buang isi kaleng bila berisi pasir : kubur dibawah tanah
6. Bila berisi air desinfektan : buang di lubang WC, siram
7. Bersihkan kaleng dengan sabun

G. Teknik Batuk Efektif

1. Tarik nafas dalam 4-5 kali


2. Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik
3. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan
spontan
4. Keluarkan dahak dengan bunyi “ha..ha..ha” atau “huf..huf..huf..”
5. Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Laban, Yoannes Y. 2011. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta: Kanisius
Misnadiarly. 2011. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang:
Yayasan Obor Indonesia
Soedarto. 2016. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
Widiyanto, Sentot. 2015. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani

Anda mungkin juga menyukai

  • SAP Batuk Efektif Dan KTR
    SAP Batuk Efektif Dan KTR
    Dokumen16 halaman
    SAP Batuk Efektif Dan KTR
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Sle
    LP Sle
    Dokumen17 halaman
    LP Sle
    Karin Manditha
    0% (1)
  • Sap Perawatan Kemoterapi
    Sap Perawatan Kemoterapi
    Dokumen17 halaman
    Sap Perawatan Kemoterapi
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Cva
    LP Cva
    Dokumen18 halaman
    LP Cva
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Sab Menyusun Balok
    Sab Menyusun Balok
    Dokumen13 halaman
    Sab Menyusun Balok
    Kurnia Rahman
    Belum ada peringkat
  • LP Cva
    LP Cva
    Dokumen18 halaman
    LP Cva
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LK Combustio Konsul
    LK Combustio Konsul
    Dokumen40 halaman
    LK Combustio Konsul
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Reportase Triage
    Reportase Triage
    Dokumen2 halaman
    Reportase Triage
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Ca Serviks
    LP Ca Serviks
    Dokumen15 halaman
    LP Ca Serviks
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Combustio (r.16)
    LP Combustio (r.16)
    Dokumen23 halaman
    LP Combustio (r.16)
    Nunung
    Belum ada peringkat
  • LP CHF
    LP CHF
    Dokumen17 halaman
    LP CHF
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • SAP Cuci Tangan Dan Etika Batuk
    SAP Cuci Tangan Dan Etika Batuk
    Dokumen12 halaman
    SAP Cuci Tangan Dan Etika Batuk
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Cystomi Uterii
    LP Cystomi Uterii
    Dokumen17 halaman
    LP Cystomi Uterii
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Combustio (r.16)
    LP Combustio (r.16)
    Dokumen23 halaman
    LP Combustio (r.16)
    Nunung
    Belum ada peringkat
  • LP CHF
    LP CHF
    Dokumen17 halaman
    LP CHF
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Cva
    LP Cva
    Dokumen18 halaman
    LP Cva
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Cva
    LP Cva
    Dokumen18 halaman
    LP Cva
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Sap TBC
    Sap TBC
    Dokumen11 halaman
    Sap TBC
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • SAP Batuk Efektif Dan KTR
    SAP Batuk Efektif Dan KTR
    Dokumen16 halaman
    SAP Batuk Efektif Dan KTR
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP Ca Serviks
    LP Ca Serviks
    Dokumen15 halaman
    LP Ca Serviks
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Sap MALARIA FIXX INI
    Sap MALARIA FIXX INI
    Dokumen12 halaman
    Sap MALARIA FIXX INI
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Chek List Pemeriksaan Gcs
    Chek List Pemeriksaan Gcs
    Dokumen2 halaman
    Chek List Pemeriksaan Gcs
    Karin Manditha
    100% (1)
  • Pathway SLE
    Pathway SLE
    Dokumen1 halaman
    Pathway SLE
    Dwi Yuka
    Belum ada peringkat
  • LP Ca Serviks
    LP Ca Serviks
    Dokumen15 halaman
    LP Ca Serviks
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP CHF
    LP CHF
    Dokumen17 halaman
    LP CHF
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Sap Aub
    Sap Aub
    Dokumen12 halaman
    Sap Aub
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Sap Aub
    Sap Aub
    Dokumen12 halaman
    Sap Aub
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • LP TB Fixx
    LP TB Fixx
    Dokumen36 halaman
    LP TB Fixx
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sap Kelompok Lansia Bila Tepung
    Laporan Sap Kelompok Lansia Bila Tepung
    Dokumen17 halaman
    Laporan Sap Kelompok Lansia Bila Tepung
    Karin Manditha
    Belum ada peringkat