Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA KELUARGA NY M.M DENGAN GLAUKOMA


DI DUSUN II DESA OELOMIN KEC.NEKAMESE KAB. KUPANG

OLEH

Fitri Handayani
NIM. PO.5303211121582

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
SAP PENYULUHAN GLAUKOMA
Topik : Glaukoma
Sub Topik : Penjelasan definisi, tanda dan gejala, klasifikasi, penatalaksanaan pada klien
dengan glaukoma

Sasaran : Keluarga Tn. Y.A


Penyuluh : Fitri Handayani
Hari/Tanggal : Senin, 31 Januari 2022
Waktu : 15.00 WITA
Tempat : Rumah Tn.Y.A

I. TUJUAN
a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan glaukoma diharapkan klien dapat memahami dan mengerti
tentang proses terjadinya glaukoma dan cara penatalaksanaanya.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah melakukan penyuluhan diharapkan audiens dapat:
1. Menyebutkan definisi glaukoma dengan benar
2. Mengetahui tanda dan gejala glaukoma dengan benar
3. Mengetahui klasifikasi glaukoma dengan benar
4. Mengetahui penatalaksanaan glaukoma dengan benar
II. Materi
1. Definisi glaukoma
2. Tanda dan gejala glaukoma
3. Klasifikasi glaukoma
4. Penatalaksanaan glaukoma
III. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
IV. Media penyuluhan : Leaflet
V. Sasaran
Keluarga Tn.Y.A di Rt: 05, Rw: 03 Dusun II, Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese,
Kabupaten Kupang.

VI. Setting Tempat

Klien

Keluarga klien
Keterangan:
: Pembimbing

: Moderator & Peserta

: Meja

: klien dan keluarga klien

VII.Pengorganisasian
 Moderator : Ade Saragi
 Pemateri : Fitri Handayani
 Dokumentasi : Ermelinda Sri Rejeki

VIII. Susunan Acara


No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan 1.Memberi salam 1.Menjawab salam
(5 menit )
2.Memperkenalkan diri 2.Memperhatikan

3.Menjelaskan tujuan 3.Memperhatikan dan


penyuluhan dan media mendengar
yang digunakan

4. Kontrak waktu 4.Memperhatikan dan


menjawab
5. Menggali pengetahuan 5.Memperhatikan dan
menjawab
Pelaksanaan Menjelaskan materi Memperhatikan dan
(30 menit ) mengenai: definisi mendengarkan
glaukoma, tanda dan
gejala glaukoma,
klasifikasi glaukoma,
penatalaksanaan
glaukoma

Penutup 1.Memberikan 1.Bertanya


(10 menit ) kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
mengenai hal-hal yang
belum jelas
2.Menjelaskan 2.Memperhatikan
pertanyaan peserta
3.Memberikan 3.Menjawab pertanyaan
pertanyaan kepada
peserta
4.Menyimpulkan materi 4.Memperhatikan
yang telah disampaikan penjelasan penyuluh
5.Memberikan salam dan 5.Menjawab salam
terimakasih

IX. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di tempat yang telah ditentukan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
c. Peserta dapat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu mengetahui dan menjelaskan definisi glaukoma
b. Peserta mampu mengetahui dan menjelaskan tanda dan gejala glaukoma
c. Peserta mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi glaukoma
d. Peserta mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan glaukoma
4. Pertanyaan untuk sasaran
a. Jelaskan definisi glaukoma
b. Sebutkan tanda dan gejala glaukoma
c. Sebutkan klasifikasi glaukoma
d. Bagaimanakah cara penatalaksanaan klien dengan glaukoma
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih
tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan
(Ilyas, 2005)
2. Tanda Dan Gejala
Mata gatal dan berair merupakan keluhan yang sering diberikan penderita dengan
kelainan mata dan kadang-kadang ditemukan sebagai keluhan tambahan riwayat penyakit
penderita. Keluhan ini terutama diberikan bila terdapat kelainan pada segmen anterior bola
mata terutama konjungtiva atau kornea. Keluhan mata berair dan gatal ditemukan pada
penyakit mata salah satu diantaranya yaitu glaukoma (Ilyas, 2005).
Menurut Brunner dan Suddart (2013) Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada
pasien glaukoma, diantaranya sebagai berikut:
a) Sebagian besar penderita tidak sadar bahwa keadaannya merupakan tanda gangguan
mata, mereka mengalami penyakit hingga mereka merasakan ada perubahan visual dan
penurunan penglihatan.
b) Gejala-gejalanya seperti pengihatan kabur di sekitar cahaya, sulit memfokuskan
penglihatan, sulit menyesuaikan mata pada saat cahaya redup, kehilangan penglihatan
perifer, ada rasa sakit atau tidak nyaman di area mata, dan timbul sakit kepala.
c) Pucat dan cekungnya lempeng/diskus saraf, ketika kerusakan saraf bertambah parah
persepsi visual di area itu akan menghilang
3. Klasifikasi
Klasifikasi glaukoma menurut (Istiqomah, 2004) sebagai berikut:
a) Glaukoma primer
Glaukoma jenis ini merupakan bentuk yang paling sering terjadi, struktur yang terlibat
dalam sirkulasi dan /atau reabsorpsi akuos humor mengalami perubahan patologi
langsung.
1) Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka seringkali merupakan gangguan herediter yang
menyebabkan perubahan degeneratif. Bentuk ini terjadi pada individu yang
mempunyai sudut ruang (sudut antara iris dan kornea) terbuka normal tetapi terdapat
hambatan pada aliran keluar akuos humor melalui sudut ruangan. Hambatan dapat
terjadi di jaringan trabecular, kanal schlemn atau vena-vena akueos.
2) Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup awitannya mendadak dan harus ditangani sebagai
keadaan emergensi. Menyempitnya sudut dan perubahan letak iris yang terlalu
kedepan. Perubahan letak iris menyebabkan kornea menyempit atau menutup sudut
ruangan , yang akan menghalangi aliran keluar akueos humor. TIO meningkat dengan
cepat, kadang-kadang mencapai tekanan 50-70 mmHg. Tanda dan gejala meliputi
nyeri hebat didalam dan sekitar mata, timbulnya halo disekitar cahaya, pandangan
kabur. Klien kadang mengeluhkan sakit kepala, mual, muntah, kedinginan, demam.
Peningkatan TIO menyebabkan nyeri melalui saraf kornea menjalar ke pelipis,
oksiput dan rahang melalui cabang-cabang nervus trigeminus. Iritasi saraf vagal dapat
mengakibatkan mual dan sakit perut.
b) Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang
menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan didalam mata.
Gangguan ini terjadi akibat:
a) Perubahan lensa, dislokasi, intumesensi lensa yang katarak, terlepasnya kapsul lensa
pada katarak
b) Perubahan uvea, uveitis anterior, melanoma dan jaringan uvea, neovaskularisasi di
iris
c) Trauma, hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea/limbus disertai prolapse iris
d) Operasi, pertumbuhan epitel yang masuk camera oculi anterior (COA), gagalnya
pembentukan COA setelah operasi katarak, uveitis pascaekstraksi katarak yang
menyebabkan perlengketan iris.
c) Glaukoma kongenital
Glaukoma ini terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabecular.
Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom resesif dan biasanya bilateral.
4. Penatalaksanaan
1) Pemeriksaan tekanan bola mata
a) Digital tonometri
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyuruh penderita melihat kebawah,
pada kelopak atas diberikan tekanan dengan jari telunjuk kedua tangan bergantian.
Bila satu telunjuk sedang menekan bola mata, telunjuk yang lain tidak meneka bola
mata, dan dinilai daya tahan bola mata terhadap tekanan jari. Dengan cara ini
dilakukan palpasi bola mata secara bergantian. Tekanan bola mata yang diukur dengan
cara ini dicatat dengan T.N = tekanan normal, Tn+1= tekanan bola mata yang agak
tinggi, Tn-1= tekanan bola mata yang agak rendah (Ilyas, 2001).
b) Schiotz tonometri
Tekanan bola mata penderita diukur dengan cara: mata penderita ditetesi
anestesi lokal (pantokain).
- Pasien yang berbaring tersebut disuruh melihat ke langit-langit
- Dengan ibu jari tangan kiri pemeriksa kelopak mata atas pasien ditarik dan dibuka
ke atas tanpa menekan bola mata, sedang jari telunjuk mendorong kelopak
kebawah
- Jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan memegang tonometer dan perlahan-lahan
diturunkan mendekati kornea bola mata sehingga menekan permukaan kornea
- Jarum tonometer akan menunjukkan satu angka pada skala
- Skala yang ditunjuk dapat diterjemahkan dalam tingginya tekanan bola mata
pasien (Ilyas, 2001).
2) Intervensi bedah glaukoma
a) Laser Trabeculoplasty
Tindakan ini dilakukan dengan lokal anestesi untuk membuat lubang dijaringan
trabecular untuk membuka sudut untuk mempermudah aliran keluar akueos humor.
Salep mata steroid pascaoperasi diberikan mengikuti bedah laser (Istiqomah, 2004).
b) Operasi Filtrasi
Jenis ini meliputi trefinasi. Sklerektomi atau sklerostomi dengan membuat saluran
dari ruang anterior ke ruang subkonjungtiva (Istiqomah, 2004).
c) Laser Iridotomy (Iridectomy Perifer)
Prosedur ini mengurangi tekanan dengan mengeluarkan bagian iris untuk membangun
kembali outflow akueos humor (Istiqomah, 2004).
d) Cyclocryotheraphy
Tindakan ini secara permanen merusak sel dalam badan silier dan menurunkan
produksi akueos humor (Istiqomah, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta:
EGC.
Ilyas, S. (2001). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ilyas, S. (2005). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Istiqomah, I. N. (2004). Asuhan Keperawatan Kilen Gangguan Mata. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai