BAB I
PENDAHULUAN
rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan
Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang
dalam waktu yang tidak lama, rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan
dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke Rumah Sakit lainnya yang
memenuhi harapan pasien, hal tersebut dikarenakan pasien merupakan aset yang
rumah sakit. Pasien memandang bahwa hanya rumah sakit yang mampu
1
2
rasa sakit yang dideritanya. Pasien mengharapkan kualitas pelayanan yang siap,
output yang berkualitas. Pelayanan yang baik dapat dijadikan sebagai modal
baik yaitu handal, canggih, modern, lengkap dan cepat dalam merespon pasien
serta lokasi yang dapat dijangkau dengan mudah dan stategis, dengan begitu
konsumen akan mengambil keputusan untuk menggunakan jasa rawat inap yang
ditawarkan dan setelah pemakainan jasa tersebut akan timbul sikap tentang
kepuasan (Kotler,2000:278).
baik oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa
pasien dari pertama kali datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit.
(Aditama, 2004)
dan fasilitas rumah sakit yang memadai, kelengkapan sarana pendukung dalam
Karakteristik Produk, (2) harga, (3) pelayanan, (4) lokasi, (5) fasilitas, (6)
pasien, ke pasien hanya untuk rutinitas saja saat ada tindakan keperawatan,
keperawatan yang dilakukan Rumah Sakit pada bulan Juni 2009 menunjukkan
keperawatan cukup baik, tetapi pada bulan juni juga terdapat masukan dan
kritikan yang ditujukan kepada perawat melalui kotak saran yang menyatakan
pertanyaan yang diajukan oleh pasien, kurang peduli sama pasien dan lain-
berkaitan positif dengan persepsi terhadap kualitas jasa suatu layanan. Apabila
persepsi pasien baik dan positif terhadap pelayanan yang diterima, maka akan
ketidakpuasan.
Jawa Tengah mengenai indikator kepuasan pasien rawat inap di rumah sakit
kaitannya dengan sikap dan perilaku petugas RS, antara lain keterlambatan
komunikatif dan informatif, lamanya proses masuk rawat inap, tutur kata,
Tidak jarang walaupun pasien merasa outcome tak sesuai dengan harapannya,
tetapi mereka cukup puas jika dilayani dengan sikap yang menghargai
suatu motif yang mendasari hubungan yang terbentuk antara klien dan petugas
perilaku caring atau kasih sayang dalam berkomunikasi dengan orang lain
terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan
serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan
(Damaiyanti, 2008).
mempengaruhi kualitas pelayanan dan sangat berarti bagi klien dan perawat.
untuk mencapai hubungan bantuan pemulihan. (Perry & Potter, 2010 : 564)
seseorang setiap hari, orang sering sekali salah berfikir bahwa komunikasi
Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang
klien. Setiap orang berkomunikasi secara unik dan setiap klien membutuhkan
teknik komunikasi yang berbeda. Teknik yang dapat digunakan perawat yaitu :
7
keterbatasan dalam menelaah informasi yang disampaikan. Hal ini juga sering
pasien, sehingga pasien tersebut menjadi marah dan tidak datang lagi
kemampuan yang kita bawa sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara
perawat dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses
8
dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. Mereka harus memiliki
harus menyadari kata-kata dan bahasa tubuh yang mereka sampaikan pada
berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa
profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah
Teknik yang dapat digunakan perawat yaitu: teknik mendengar aktif, teknik
puas. Dan hasil penelitian yang dilakukan Husna, dkk. (2009) tentang hubungan
Tahun 2015 tiga tahun terakhir data kunjungan pasien yang dirawat inap
mengalami penurunan. Pada tahun 2012 data kunjungan pasien 18.117 jiwa,
sedangkan pada tahun 2013 kunjungan pasien 12.452 jiwa dan pada tahun 2014
kunjungan semakin menurun ada 11.290 jiwa. dapat dilihat bahwa terjadi
antara perawat dan pasien, kurang bertanya mengenai keluhan klien, jarang
perawat masih kurang dimana perawat kurang memberi informasi yang jelas
perawat, tampak masih ada perawat yang tidak memperkenalkan nama dan
10
memanggil pasien hanya dengan sebutan bapak, ibu, adik, tanpa menanyakan
nama panggilan pasien, perawat masih kurang menjaga kontak mata ketika
melakukan komunikasi dengan pasien, dan masih ada perawat yang terburu –
Klien dapat merasakan puas ataupun tidak puas apabila klien sudah
baik. Adanya penumpukan klien diruangan IGD karena ruang rawat inap yang
penuh, maka perawat juga harus merawat klien yang menginap dan menangani
dengan baik dan benar dari perawat tentang prosedur pemeriksaan penunjang
dan informasi lainya maka klien merasa kurang mendapat perhatian sehingga
B. Rumusan Masalah
pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Sawah Lunto tahun 2015.
11
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2015
2015
2015
D. Manfaat Penelitian
Lunto.
3. Bagi Metodelogi
E. Ruang Lingkup
Study. Penelitian akan dilakukan di RSUD Sawah Lunto pada bulan Desember
2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke
adalah analisa univariat dan bivariat dan diolah secara komputerisasi dengan
program SPSS.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi terapeutik
1. Pengertian
perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh
2005:311)
arah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien:
klien.
dengan kliennya tapi lebih dari itu, yaitu hubungan antar manusia yang
bermatabat.
pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu
4. Tahap Komunikasi
a. Fase orientasi
ini dengan menyambut pasien secara benar. “ Saya Laurie Snow dan
Saat perawat dan klien bertemu dan mengenal satu sam lain :
perhatian
tentatif
b. Fase kerja
dicapai. Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena
yang telah dipilih. Karena itu, perawat dituntut untuk peka terhadap
tidak relevan dengan hasil yang diharapkan dan masalah klien menjadi
tidak terselesaikan.
kesehatannya.
19
klien
c. Tahap terminasi
tujuan yang tidak tercapai oleh perawat dan pasien yang mungkin
e) Capailah transisi yang lancar bagi klien kepada perawat lain seperti
yang dibutuhkan.
5. Teknik komunikasi
a. Mendengarkan aktif
saat yang tepat dan tidak memotong pembicaraan klien. Respon yang
terutama pada fase kerja. Untuk menjadi pendengar yang baik perawat
yang defensif.
21
ditangan.
b. Mengajukan pertanyaan
atau “ Tidak ”.
bangun ”
Pasien : “ saya bangun pagi hari ini dan saya tidak dapat merasa
perut mual ”
Perawat : “ anda telah merasa pusing dan mual sejak bangun hari
maka saya berbaring lagi, saya belum pernah merasa seperti ini
sebelumnya.”
d) Pertanyaan menu
c. Menjelaskan
penting untuk rencana perawatan klien dan dapat tidak menjadi tidak
dijelaskan.
Contoh :
Perawat : sekarang, tuan Lee, setelah anda pulang, anda tidak boleh
d. Menyimpulkan
menganalisis komunikasi.
Contoh :
ada”
insulin ”
e. Fokus
elemen atau konsep kunci dari pesan yang dikirimkan. Ketika klien
pesan klien.
f. Memberi informasi
perawat.
Contoh :
melakukan sendiri.
Contoh :
Contoh :
hal-hal yang kurang mengancam. Hal ini dapat terjadi karena perawat
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
perasaan klien.
Contoh :
a. Pengkajian
terhadap stimulus.
28
b. Diagnosa
c. Intervensi
hasil ini bersifat spesifik, dapat diukur, dan merupakan cara untuk
d. Implementasi
e. Evaluasi
interpersonal.
B. Kepuasan Pasien
1. Pengertian Kepuasan
p.156).
29
harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan,
maka pelanggan akan sangat puas. Kepuasan konsumen dalam hal ini
keyakinan kinerja yang diantisipasi dari suatu produk atau jasa dan
b. Equity Theory
terpenting dari teori ini, yaitu apa yang di dapat (inputs) dan apa yang
dikeluarkan (outcomes). Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan
30
tidak atas suatu situasi. Jika input dan outputnya sama apabila
sebagainya.
2002: 12).
3. Dimensi Kepuasan
a. Kepuasan yang mengacu pada penerapan standar dan kode etik profesi
antar manusia
kualitas :
berbelit-belit.
kesopanan dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki para staff
resiko
pelanggan.
akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang yang akan merasa puas atau
dengan orang lain di tempat lain. Ada 3 elemen dari teori ini yaitu
ketidakpuasan.
kebutuhan sosial.
dalam pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
2) Ghost shopping
pengalaman mereka.
2006)
6. Tingkat Kepuasan
berikut:
a. Sangat Puas
atau sangat cepat (untuk proses) yang mana seluruh hal ini menggambarkan
b. Puas
kebutuhan.
c. Agak Puas
sesuai kebutuhan seperti tidak terlalu bersih (untuk sarana), agak kurang
cepat (untuk proses). Hal ini menggambarkan tingkat mutu kategori sedang.
d. Tidak Puas
tingkat mutu yang paling rendah. Tingkat kepuasan pasien yang akurat
telah dimodifikasi. Dalam penyusunan skala ini dengan memilih salah satu
Likert terdapat empat alternatif jawaban atas pernyataan yang diberikan, yaitu :
a. Karakteristik Produk
Produk ini merupakan kepemilikan Rumah sakit yang bersifat fisik antara
penampilan bangunan Rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang
b. Harga
Harga yang termasuk di dalamnya adalah harga produk atau jasa. Harga
c. Pelayanan
rumah sakit. Kepuasan muncul dari pesan pertama masuk pasien terhadap
d. Lokasi
rumah sakit maupun pusat jasa kesehatan lainnya. Umumnya semakin dekat
rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudah
39
transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi
e. Fasilitas
pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasaran, tempat parkir,
ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini
menarik konsumen.
f. Suasana
Suasana meliputi keamanan keakraban dan tata lampu. Suasana rumah sakit
bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung
ke rumah sakit akan sangat senang dan memberikan pendapat yang positif
sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah sakit tersebut. Aspek ini
kepuasan.
g. Komunikasi
Komunikasi yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa
terhadap informasi yang akan dibutuhkan oleh pemakai jasa rumah sakit
Komunikasi dalam hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan,
pasien.
C. Kerangka Teori
yang diterimanya.
tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien,
rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk
Komunikasi terapeutik
1. Mengajukan pertanyaan
2. Mendengarkan aktif Tingkat Kepuasan
3. Menjelaskan Pasien
4. Fokus
5. Menyimpulkan
6. Memberi informasi
Gambar 2.1
Kerangka teori (Potter & Perry (2005)
Keterangan
- Yang diteliti
- Yang tidak diteliti
42
D. Kerangka Konsep
Independen Dependen
Komunikasi terapeutik
1. Mengajukan pertanyaan
2. Mendengarkan aktif Tingkat Kepuasan
3. Menjelaskan Pasien
4. Fokus
5. Menyimpulkan
6. Memberi informasi
Gambar 2.2
Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Terhadap
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Di RSUD Sawah Lunto
Tahun 2015
E. Defenisi Operasional
Tabel 2.1
Defenisi Operasional
Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Terhadap
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Di RSUD Sawah Lunto
Tahun 2015
N Defenisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
o variabel Ukur
Independen
1 Mengajukan Pemahaman Kuesioner Wawancara Ordinal Baik jika
pertanyaan responden nilai ≥ mean
terhadap teknik
komunikasi yang Kurang baik
digunakan jika nilai <
parawat agar mean
klien bisa
mengunggkapkan
43
perasaan yang
dirasakannya
terhadap program
kesehatan yang
diberikan kepada
klien
F. Hipotesis
Ha:
2015
2015