PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini rumah sakit merupakan sektor yang sangat penting apalagi
rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
kepada masyarakat.
penting dalam masyarakat pada saat ini. Sebagai salah satu fasilitas
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan yang baik
secara wajar, sfisien dan efektif serta diberikan secara aman, dan
memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan
kebutuhan dan keinginan pasien, tetapi teta pada dasar objektif yang
2016). Hal ini menyebakan kepuasan yang dirasakan oleh pasien serta
pada dimensi empaty sebesar 78,27% meskipun hasil dari kelima dimensi
jasmani dan rohani. Sedangkan dari segi pasien adalah prasaan puas akan
mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien selama pasien
disebabkan oleh prilaku perawat yang tidak sesuai dengan keinginan pasien.
Seperti sikap perawat yang kurang dalam hal caring kepada pasien. (Sukesi,
2013).
oleh satu kriteria atau kecepatan perawat dalam pemenuhan asuhan pasien,
empati kepada pasien, perawat selalu tepat waktu dan cepat tanggap apabila
(sicerity) dan sopan santun (courtesy) kepada pasien dan keluarga pasien,
agar terciptanya kenyamanan dan meningkatnya kepuasan pasien akan mutu
oleh pasien di RSUD Labuang Baji adalah ketidak jelasan informasi dari
ruang rawat inap, maka tujuan yang ingin peneliti capai adalah untuk
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
madina bukittinggi.
D. Rumusan masalah
mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit umum madina
bukittinggi 2022”?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
madina bukittinggi
madina bukittinggi
c. Diketahuinya distribusi frekuensi cara empati perawat terhadap
madina bukittinggi.
madina bukittinggi.
F. Manfaat Penelitian
bukittinggi
Barat.
3. Bagi Penulis
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
yang sakit maupun sehat secara holistik dan sesuai standar praktik
(Nursalam, 2015).
ragam.
diharapkan.
prioritas pasien.
dengan efektif.
baik tersebut maka akan meimbulkan budaya penanganan yang baik kepada
semua pasien. Dan akan tercapainya tingkat kepuasan pasien pada standar
keperawatan dan menjadi salah satu faktor penentu citra instansi pelayanan
profesi dengan jumlah terbanyak dan paling dekat dengan pasien. Mutu
yang siap tanggap dan perawat mudah dihubungi pada saat pasien
membutuhkan perawatan.
b. Kecepatan, suatu sikap perawat yang cepat dan tepat dalam memberikan
asuhan kepererawatan. Dimana perawat menunjukkan sikap yang tidak
acuh tak acuh, tetapi akan memberikan sikap baik kepada pasien.
c. Empati adalah sikap yang harus ada pada perawat. Perawat akan selalu
d. Courtesy adalah sopan santun yang ada pada diri perawat sendiri.
Perawat tidak akan cenderung membela satu pihak, tetapi perawat akan
menghargai pendapat pasien, keluarga pasien, dan tim medis lain dalam
a) Peralatan modern.
tarik.
2012).
2008).
diri setiap pasien. Kualitas pelayanan keperawatan yang baik berarti pasien
mendapat layanan yang cepat, diagnosis dan terapi yang tepat, keramah
tamahan yang cukup, pelayanan administrasi yang cepat dan biaya yang
layanan. Kualitas layanan tersebut terdiri atas daya tanggap, jaminan, bukti
fisik, empati dan keandalan. Selain itu, pelayanan yang diharapkan sangat
pelayanan yang diharapkan lebih kecil dari pada pelayanan yang dirasakan
Bermutu).
kepuasan, yaitu dalam bentuk aktualisasi nyata secara fisik dapat terlihat
mengukur pelayanan , hal ini karena pelayanan merupakan hal yang tidak
image positif bagi setiap individu yang dilayaninya dan menjadi suatu
yang diberikan dalam bentuk pelayanan fisik yang dapat dilihat. Bentuk-
model pada pelayanan barang dan jasa meliputi 5 dimensi penilaian, dan
salh satunya adalah tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan
fasilitas fisik yang dapat langsung dirasakan oleh pasien. Dalam pelayanan
secara fisik dan bentuk tampilan dari pemberi pelayanan sesuai dengan
terkadang menjadi hal penting dan utama, karena orang yang mendapat
pelayanan dapat menilai dan merasakan kondisi fisik yang dilihat secara
7. Peningkatan Mutu
dan keselamatan pasien dapat berjalan lebih baik. Standar ini menjelaskan
mencakup:
pasien.
c. Mengguna data secara evektif dan fokus pada tolak ukur program.
menghasilkan perbaikan.
Direktur Rumah Sakit, para kepala bidang/divisi, serta kepala unit dan
memberikan asuhan pasien dan menurunkan resiko. Demikian pula staf non
memahami bagaimana suatu proses dapat lebih efesien, sumber daya dapat
di gunakan dengan lebih bijak sana, dan resiko fisik dapat di kurangai.
luas pada rumah sakit termasuk kerangka untuk meningkatkan kegiatan dan
yang ada dalam standar ini sangat sesuai dengan berbagai fariasi dlam
2) Menetapkan prioritas yang lebih jelas tentang apa yang diukur dan di
efaluasi.
e) Manajemen resiko.
Oleh Nursalam (2017), juga disampaikan ada juga berbagai cara yang
(2) Suatu standar internasional yang disebut iso 9001:2000 untuk sistem
mutakhir.
(6) Membangun aliansi strategis dengan rumah sakit lain baik didalam
maupun diluar negeri. Kerja sama dengan lintas sektor dan lintas fungsi
harus menjadi bagian budaya rumah sakit seperti halnya kerjasama tim
(8) Orientasi pelayanan. Sering terjadi benturan nilai, di satu pihak masih
rumah sakit adalah industry dan bisnis jasa, sehingga orientasi mencari
(9) Orientasi bisnis dapat besar dampak positifnya bila potensial negatif
8. Kinerja Perawat
sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta kuatitas dan
dalam suatu organisasi baik secara kuantitas dan kualitas, sesuai dengan
2018).
kepada pasien yang sehat maupun sakit (Mulyono, dkk, 2013 dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan sehingga tidak ada keluhan dari
1) Faktor Individu
termasuk dalam faktor ini adalah yang dibawa sejak lahir dan faktor
2) Faktor Psikologi
3) Faktor Organisasi
(Kurniadi, 2013).
dari:
1) Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf
berupa hasil.
sebagai berikut:
1) Pengkajian Keperawatan
b) Sumber dat yang didapat dari pasien, keluarga pasien atau orang
lainnya.
2) Diagnosis Keperawatan
keperawatan.
(E) , dan tanda atau gejala (S), atau dapat berupa masalah dan
penyebab (PE).
terbaru.
3) Perencanaan keperawatan
prosesnya adalah:
keperawatan.
kebutuhan pasien.
4) Implementasi
keperawatan.
5) Evaluasi keperawatan
asuhan keperawatan.
B. Kerangka Teori
Menurut Donsu (2017) kerangka yang diperoleh atas dasar pemikiran teori
akan dipergunakan sebagai peneliti. Dasar teori melalui buku, jurnal atau
sumber data lainnya. Dalam bentuk kerangka teori tidak selalu berupa kalimat,
bisa juga berupa diagram maupun tabel. Berikut kerangka teori yang digunakan
Caring
Kecepatan
Courtesy
Komunikasi
Teraupetik
Penanganan
Sumber : Nursalam, (2015) ketidaknyamanan
pasien
C. Kerangka Konsep
Kerangka berpikir yang baik, mampu menjelaskan secara runtut dan teoritis.
Hal penting dalam poin ini adalah menghubungkan antara variabel independen
dan variabel dependen (Donsu, 2017). Berikut adalah kerangka konsep yang
Kecepatan
Courtesy
Komunikasi
Teraupetik
Keterangan :
: Diteliti : Hubungan
: Tidak diteliti
D. Definisi Operasional
E. Hipotesa
karena itu, hipotesis disajikan hanya sebagai sesuatu pemecahan masalah yang
bukittinggi
bukittinggi.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu penulisan
(Rukajat, 2018).
mengetahui gambaran mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit
ruang rawat inap rumah sakit madina bukittinggi. Lokasi penelitian akan dilakukan
1. Populasi
Menurut sugiyono (2017) populasi ialah wilayah generasi yang terdiri atas
objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bekerja di rumah sakit umum madina
bukittinggi sebanyak
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga
dan waktu maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari
dilakukan secara acak tampa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Sumartawan, 2019).
D. Sumber Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya
merupakan tujuan utama dari penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan
1. Kuesioner
data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap
fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden (Fendya
perilaku dan sikap responden, daftar periksa (Checklis) adalah daftar prilaku,
metode kuesioner.
F. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
2. Dokumentasi
1. Coding, memberikan kode pada setiap jawaban dalam kuesioner yang diisi oleh
kuesioner.
3. Entry, memastikan data yang didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh
5. Tabulating, usaha penyajian data dengan bentuk tabel pengolahan data yang
berbentuk tabel ini dapat berbentuk tabel distribusi frekuensi maupun dapat
H. Sistematika Penulisan
KUESIONER PENELITIAN
Saya memahami dan menyadari bahwa waktu Bapak/Ibu sangat berharga. Namun begitu
saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat membantu penelitian saya dengan mengisi
kuesioner ini. Kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan studi dan tidak akan
dipublikasikan secara luas. Jawaban yang Bapak/Ibu dalam kuesioner ini tidak akan
memberikan dampak apapun bagi pekerjaan Bapak/Ibu, sehingga saya sangat mengharapkan
Penelitian ini mengenai mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap. Tujuan
penelitian ini untuk melihat mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit
Kerahasian identitas Bapak/Ibu sebagai responden akan dijaga. Atas partisipati Bapak/Ibu,
Hormat saya
Aniza Putri
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berikan tanda ceklis (v) atau silang (x) pada jawaban yang
sekarang ini.
A. Identitas Responden
2. Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri atas 5 (Lima) pilihan jawaban, sebagai
berikut:
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
3. Untuk pernyataan, beri tanda cheklis () pada alternatif jawaban yang sesuai
jawaban telah sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu berikan, juga pastikan bahwa
semua pernyataan dalam kuesioner dijawab dengan lengkap dan tidak ada yang
terlewatkan.