Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ners Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018 Halaman 41 – 55

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN


DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN

Apriza1, Sri lestari2


Dosen Program Studi Ners
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
apriza@universitaspahlawan.ac.id

Abstrak
Perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan untuk kebutuhan rasa kepuasan pasien hendaknya
menerapkan penggunaan caring. Caring merupakan inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk praktik
keperawatan profesional. Salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien dan caring
perawat menjadi jaminan apakah layanan perawat tersebut bermutu atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan caring perawat dengan kepuasan pasien di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun
2016. Penelitian ini dilaksanakan pada 04 s/d 25 April 2016, bersifat analitik dengan desain cross sectional
dengan menggunakan data primer. Tehnik Sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 127 responden
yaitu pasien yang dirawat di RSUD Puri Husada Tembilahan. Analisa data dilakukan secara univariat dan
bivariatdengan uji chi square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil univariat menunjukkan
bahwa 88 (69%) responden mengatakan caring perawat baik dan 84 (66,1%) responden mengatakan puas.
Hasil analisa bivariat diketahui ada hubungan yang bermakna antara caring perawat dengan kepuasan pasien,
dibuktikan dengan nilai p value = 0,020 atau p < 0,05. Oleh karena itu diharapkan bagi tenaga kesehatan
untuk dapat memasukkan peningkatan perilaku caring perawat dalam pemberian rasa kepuasan ke dalam
perencanaan dan tujuan pelayanan keperawatan sekaligus dibuat kebijakan terkait caring dan rasa kepuasan
pasien.

Kata kunci : Caring Perawat, Kepuasan Pasien


Kepustakaan : 28 ( 2006-2016 )

Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : apriza@univeritaspahlawan.ac.id
Phone : 085211804568

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


42| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

PENDAHULUAN Perawat dalam meningkatkan asuhan


keperawatan untuk kebutuhan rasa kepuasan
A. Latar Belakang pasien hendaknya menerapkan penggunaan
Era globalisasi yang sedang dan akan kita caring. Caring merupakan inti atau fokus dalam
hadapi dibidang kesehatan, menimbulkan keperawatan sebagai bentuk praktik
secercah harapan akan peluang meningkatnya keperawatan profesional. Caring sangatlah
pelayanan kesehatan. Terbukanya pasar bebas penting untuk keperawatan. Caring adalah
memberikan pengaruh yang penting dalam fokus pemersatu untuk praktek keperawatan.
meningkatkan kompetisi disektor kesehatan. Perilaku caring juga sangat penting untuk
Persaingan antar rumah sakit memberikan tumbuh kembang, memperbaiki dan
pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia
milik pemerintah, swasta maupun investor (Blais, 2007).
asing dengan tujuan akhir adalah untuk Pasien merupakan orang yang kontak
meningkatkan pelayanan. langsung dengan pelayanan keperawatan yang
Rumah sakit merupakan salah satu jaringan diberikan sekaligus menjadi pelanggan tetap
pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan yang diharapkan dapat menambah nilai usaha
tugas, beban, masalah dan harapan yang dan secara terus-menerus memberikan manfaat
digantungkan padanya. Rumah sakit yang baik bagi rumah sakit dan loyalitas terhadap rumah
adalah rumah sakit yang memiliki kemampuan sakit (Wijono, 2007). Meningkatkan loyalitas
dalam menghubungkan aspek-aspek pasien terhadap rumah sakit perlu peningkatan
kemanusiaan yang ada dengan program- mutu jasa pelayanan kesehatan yang merupakan
program pelayanan kesehatan (Wulan, 2011). suatu upaya untuk memberikan perlindungan
Undang-undang Republik Indonesia No 8 kepada klien sebagai konsumen.
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Salah satu indikator keberhasilan pelayanan
menjelaskan salah satu tujuan dari perlindungan kesehatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan
konsumen adalah meningkatkan kualitas didefinisikan sebagai penilaian pasca konsumsi,
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan bahwa suatuproduk yang dipilih dapat
konsumen. Upaya yang dilakukan dalam memenuhi atau melebihi harapan pasien,
meningkatkan pelindungan konsumen salah sehinggamempengaruhi proses pengambilan
satunya dengan cara mengoptimalkan kinerja keputusan untuk pembelian ulang produkyang
perawat dengan memberikan pelayanan yang sama. Pengertian produk mencakup barang,
profesional. jasa, atau campuran antara barang dan jasa
Keperawatan merupakan suatu bentuk (Depkes RI, 2008)
pelayanan profesional yang mempunyai suatu Indikator mutu untuk mengukur kepuasan
paradigma atau model keperawatan yang pasien yang dirawat di rumah sakit antara lain
meliputi empat komponen yaitu : manusia, jumlah dan jenis keluhan pasien dan
kesehatan, lingkungan dan perawat itu sendiri. keluarganya, surat keluhan pembaca di koran,
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, surat kaleng, survei oleh lembaga survei
karena memerlukan kesabaran dan ketenangan independen untuk mengetahui tingkat kepuasan
dalam melayani pasien yang sedang menderita pengguna jasa pelayanan rumah sakit,
sakit. Seorang perawat harus dapat melayani menanyakan kepuasan pengguna pelayanan
pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang kesehatan melalui telepon dan sebagainya.
perawat harus dapat memahami masalah yang Sedangkan indikator mutu pelayanan untuk
dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat mengukur tingkat efisiensi pelayanan rumah
dapat berpenampilan menarik. Untuk itu sakit antara lain unit cost rawat jalan rumah
seorang perawat memerlukan kemampuan sakit, jumlah penderita yang mengalami
untuk memperhatikan orang lain, keterampilan decubitus, jumlah penderita yang jatuh dari
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tempat tidur, BOR (Bed Occupation Rate –
tercermin dalam perilaku caring atau kasih tingkat hunian rumah sakit), BTO (Bed Turn
sayang (Dwidiyanti,2007) Over), TOI (Turn Over Interval), ALOS

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


42| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

(Average Length Of Stay), Normal Tissue pada proporsi perawat yang caring 51,9% dan
Removal Rate (Muninjaya, 2013) tidak caring 49,1%.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan dan Hasil penelitian yang sama dilaporkan oleh
asuhan keperawatan merupakan kepuasan akan Muhasidah (2002) dengan judul “hubungan
mutu pelayanan yang diberikan tenaga perawat tehnik dan frekuensi supervise kepala ruangan
terhadap pasien selama dirawat di rumah sakit. dengan pelaksanaan caring untuk perawat
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang pelaksana di RS Sumber Waras” bahwa
diberikan kepada klien merupakan bentuk distribusi perawat yang caring 49,7% dan yang
pelayanan profesional yang bertujuan untuk tidak caring 50,3%. Perawat yang berperilaku
membantu klien dalam pemulihan dan caring diharapkan dapat meningkatkan
peningkatan kemampuan dirinya memalui kesembuhan pasien.
tindakan pemenuhan kebutuhan klien secara Yusrizal (2001) dengan judul “faktor-faktor
komprehensif dan berkesinambungan sampai yang berhubungan dengan kepuasan pasien
klien mampu untuk melakukan kegiatan rawat inap di RSU Lubuk Linggau Sumatra
rutinitasnya tanpa bantuan (Nurachmah, 2001). Selatan” melaporkan bahwa kepuasan pasien
Caring mengandung 3 hal yang tidak dapat rawat inap terhadap pelayanan keperawatan
dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, menunjukkan adanya kecendrungan yang
dan dilakukan dengan ikhlas (Sitorus, 2007). kurang menggembirakan. Proporsi klien yang
Caring juga merupakan sikap peduli, puas dan tidak puas tidak terlalu jauh berbeda
menghormati dan menghargai orang lain, yaitu 52,5% dan 47,5%. Perawat dalam
artinya memberi perhatian dan mempelajari memberikan asuhan keperawatan lebih
kesukaan – kesukaan seseorang dan bagaimana menekankan pada perilaku caring yang bersifat
seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan fisik atau kebiasaan manusia.
asuhan (caring) secara sederhana tidak hanya Caring dari rumah sakit ditunjang dengan
sebuah perasaan emosional atau tingkah laku adanya sumber daya manusia salah satunya
sederhana, karena caring merupakan kepedulian perawat. Hasil wawancara bagian rekam medik
untuk mencapai perawatan yang lebih baik, yaitu BOR (Bed Occupation Rate) tahun 2014
perilaku caring bertujuan dan berfungsi yaitu 70,6%, ALOS (Average Length Of Stay) 4
membangun struktur sosial, pandangan hidup hari, TOI (Turn Over Interval) 2 hari dan tahun
dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada 2015 BOR (Bed Occupation Rate)yaitu 73%,
satu tempat (Dwidiyanti, 2007), maka kinerja ALOS (Average Length Of Stay) 4 hari, TOI
perawat khususnya pada perilaku caring (Turn Over Interval) 1 hari, perawat di RSUD
menjadi sangat penting dalam mempengaruhi Puri Husada Tembilahan ada 180 orang pada
kualitas pelayanan dan kepuasan pasien tahun 2016 sehingga rasio antara perawat dan
terutama di rumah sakit, dimana kualitas pasien ada 10 pasien dengan 1 perawat. Dengan
pelayanan menjadi penentu citra institusi banyaknya pasien tersebut interaksi perawat
pelayanan yang nantinya akan dapat dengan pasien menjadi berkurang sehingga
meningkatkan kepuasan pasien dan mutu dapat menimbulkan kurangnya caring perawat
pelayanan (Potter, 2006) dengan pasien.
Perilaku perawat yang berlandaskan pada Berdasarkan survey awal yang peneliti
caring dapat memberikan kepuasan pada lakukan di RSUD Puri Husada, terdapat 7
pasien. Perilaku caring dalam praktik responden mengungkapkan bahwa perawat
keperawatan sehari-hari belum banyak jarang ke pasien, ke pasien hanya untuk
diterapkan oleh perawat, karena masih ada rutinitas saja saat ada tindakan keperawatan dan
ditemuinya perawat yang judes, tidak sopan, 3 responden mengungkapkan bahwa perawat
pemarah, membentak, dan tidak tanggap pada kurang lama berinteraksi dengan pasien dan
pasien. Hal ini didukung oleh penelitian kurang ramah terhadap pasien, 10 responden
Rahayu (2001) dengan judul “faktor-faktor mengungkapkan bahwa perawat tidak
yang berhubungan dengan sikap caring yang di menjelaskan tindakan yang diberikan kepada
persepsikan oleh perawat pelaksana di ruang pasien sehingga pasien menyatakan
rawat inap RSUP Persahabatan” bahwa asuhan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang
keperawatan dilihat dari sikap caring tampak diberikan perawat selama dirawat di RSUD
adanya kondisi yang kurang positif, terlihat Puri Husada Tembilahan.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
43| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

Dari wawancara kepada perawat Untuk mengetahui hubungan caring


menyatakan bahwa keluhan pasien yang banyak perawat dengan kepuasan pasien di RSUD
sedangkan tenaga perawat yang kurang pada Puri Husada Tembilahan Tahun 2016
saat dinas sehingga pasien tersebut tidak 2. Tujuan Khusus
terlayani dengan baik.Pada bidang keperawatan a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi
menyatakan keluhan pasien yang banyak caring perawat di RSUD Puri Husada
terabaikan ada pada saat alat-alat untuk Tembilahan Tahun 2016.
pelayanan tidak ada atau terjadi kerusakan b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi
sehingga pasien menyatakan ketidakpuasan kepuasan pasien di RSUD Puri Husada
terhadap pelayanan yang diberikan perawat. Tembilahan Tahun 2016.
Rekap komplain atau kotak saran dari c. Untuk mengetahui hubungan caring
Kepala Bagian Humas pada bulan Januari 2016 perawat dengan kepuasan pasien di
didapatkan data yang masuk sebanyak 16 RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun
diantaranya ada 9 komplain didapatkan bahwa 2016.
pasien dan keluarganya mengeluhkan perawat
tidak melayani dengan sabar, perawat tidak
mendengarkan penuh perhatian keluhan pasien, D. Manfaat Penelitian
perawat kurang lama berinteraksi dengan 1. Aspek Teoritis
pasien hanya datang untuk rutinitas tindakan Bagi institusi pendidikan kesehatan dapat
keperawatan saja dan perawat tidak dimanfaatkan sebagai bahan masukan untuk
menunjukkan empatinya kepada pasien,perawat mengembangkan ilmu pengetahuan, bagi
judes, jarang berkomunikasi dengan pasien, peneliti selanjutnya dapat melakukan
kalau dipanggil tidak segera datang. dengan jenis penelitian yang berbeda.
Pelayanan keperawatan prima harus 2. Aspek Praktis
diwujudkan untuk mendukung tersedianya Dapat digunakan oleh tenaga kesehatan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dalam khususnya perawat dalam meningkatkan
deklarasi perawat Indonesia pada tahun 2012, pelayanan kesehatan dan diharapkan dapat
Supriyantoro sebagai pengurus PPNI ( dijadikan sebagai bahan perencanaan dan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia ) Pusat evaluasi terhadap permasalahan yang ada.
menyatakan bahwa perilaku caring sebagai
kunci dalam meningkatkan mutu dan kualitas TINJAUAN KEPUSTAKAAN
pelayanan keperawatan yang prima. Selain itu,
Wiyana (2008) juga mengemukakan bahwa A. Tinjauan Pustaka
salah satu indikator mutu pelayanan 1. Definisi Kepuasan Pasien
keperawatan adalah kepuasan pasien dan caring Kepuasan adalah perasaan senang atau
perawat menjadi jaminan apakah layanan kecewa dari seseorang yang mendapat kesan
perawat tersebut bermutu atau tidak. dari membandingkan hasil pelayanan kinerja
Adapun penelitian dengan judul hubungan dengan harapan-harapannya. Respon ini sebagai
caring dengan kepuasan pasien sampai saat ini hasil dari penilaian pasien bahwa
belum pernah dilakukan di RSUD Puri Husada produk/pelayanan sudah memberikan tingkat
Tembilahan.Oleh karena itu peneliti tertarik pemenuhan kenikmatan.Tingkat pemenuhan
untuk melakukan penelitian tetang “Hubungan kenikmatan dan harapan ini dapat lebih atau
Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di kurang (Paparaya, 2009).
RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016” Pasien adalah orang dengan kebutuhan-
B. Rumusan Masalah kebutuhan yang sangat jauh berbedadari orang
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, sehat. Kebutuhan-kebutuhannya pada saat itu
maka permasalahan yang dapat dirumuskan bukan saja sangat menonjol tetapi mungkin
oleh penulis adalah “Adakah Hubungan Caring sudah dalam tingkatan ekstrim. Tidak saja harus
Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di RSUD makan agar penyakitnya cepat sembuh tetapi
Puri Husada Tembilahan Tahun 2016?” harus disuapin. Tidak saja harus diberi
C. Tujuan Penelitian obattetapi harus disertai perhatian ekstra.
1. Tujuan Umum Kepuasan pasien adalah suatu tingkat
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
44| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

kinerja layanan kesehatan yang diperoleh telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui
setelah pasienmembandingkannya dengan apa tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius
yang diharapkan (Imbalo, 2006). berusaha untuk memenuhinya, namun hanya
Kepuasan pasien adalah tanggapan pasien sedikit yang mampu mencapai tingkatan
terhadap kesesuaian tingkat kepentingan atau tertinggi dari piramida ini.
harapan pasien sebelum mereka menerima jasa Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori
pelayanan dengan sesudah pelayanan yang Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari
mereka terima yang paling rendah) :
Kepuasan pengguna jasa pelayanan 1) Kebutuhan Fisiologis
kesehatan dapat disimpulkan sebagai selisih Contohnya adalah : Sandang / pakaian,
kinerja insitusi pelayanan kesehatan dengan pangan / makanan, papan / rumah, dan
harapan pelanggan (pasien atau kelompok kebutuhan biologis seperti buang air besar,
kesehatan)(Muninjaya, 2011) buang air kecil, bernafas, dan lain
Bagi pasien kebutuhan yang paling sebagainya.
menonjol bukanlah yang berkaitan dengan 2) Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
harga diri atau untuk diakui kehebatannya tetapi Contoh seperti : Bebas dari penjajahan,
adalah kebutuhan belongingness and social bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
needs. Merasa dicintai, didengarkan, tidak bebas dari teror, dan semacamnya.
dianggap sebagai orang yang menyusahkan saja 3) Kebutuhan Sosial
dan tidak pula diperlakukan sebagai manusia Misalnya adalah : Memiliki teman,
yang tidak berguna (Tobing, 2008). memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari
a. Aspek yang mempengaruhi kepuasan pada lawan jenis, dan lain-lain.
pasien 4) Kebutuhan Penghargaan
Menurut Purwanto (2007) aspek-aspek yang Dalam kategori ini dibagi menjadi dua
mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah jenis, Eksternal dan Internal. Sub kategori
sebagai berikut: eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda
1) Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali Sedangkan sub kategori internal sudah
datang ke tempat pelayanan kesehatan lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat
2) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien ini tidak memerlukan pujian atau
yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh penghargaan dari orang lain untuk
pemberi layanan kepada pasien, seberapa merasakan kepuasan dalam hidupnya.
pelayanan kesehatan pasien selama berada di 5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
tempat pelayanan kesehatan Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar
3) Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan Maslow adalah aktualisasi diri.Kebutuhan
pelayanan administrasi pasien dimulai masuk, aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak
selama perawatan berlangsung sampai ke luar melibatkan keseimbangan, tetapi
dari tampat layanan kesehatan melibatkan keinginan yang terus menerus
4) Fasilitasyang disediakan disediakan tempat untuk memenuhi potensi.Maslow
layanan kesehatan yaitu seperti, fasilitas ruang melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat
inap, kualitas makanan, pakaian ganti pasien, untuk semakin menjadi diri sepenuh
privasi dan waktu kunjungan pasien. kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
b. Teori Kebutuhan Abraham Maslow menurut kemampuannya.Awalnya Maslow
Menurut Abraham Maslow, manusia berasumsi bahwa kebutuhan untuk
memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang aktualisasi diri langsung muncul setelah
akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.Akan
masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari
membedakan setiap manusia dari sisi bahwa banyak anak muda di Brandeis
kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi memiliki pemenuhan yang cukup terhadap
di akui dalam dunia psikologi. kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti
Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum
paling mendesak hingga yang akan muncul juga bisa mencapai aktualisasi diri.
dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
45| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

c. Indikator Kepuasan Pasien 1) Professionalism and skills


Salah satu indikator keberhasilan pelayanan Di bidang pelayanan kesehatan, kriteria
kesehatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan ini berhubungan dengan outcome, yaitu
didefinisikan sebagai penilaian pasca konsumsi, tingkat kesembuhan pasien. Pelanggan
bahwa suatuproduk yang dipilih dapat menyadari bahwa jasa pelayanan kesehatan
memenuhi atau melebihi harapan pasien, dihasilkan oleh SDM yang memiliki
sehinggamempengaruhi proses pengambilan pengetahuan dan keterampilan profesional
keputusan untuk pembelian ulang produkyang yang berbeda. Institusi penyedia pelayanan
sama. Pengertian produk mencakup barang, kesehatan harus menjamin reputasi dokter
jasa, atau campuran antarabarang dan jasa. dan petugas keehatan lainnya yang bekerja
Produk rumah sakit adalah jasa pelayanan pada institusi pelayanan kesehatan tersebut.
kesehatan (Depkes RI,2008). Dokter dan petugas kesehatan menjadi faktor
Supardi (2008) mengatakan model kepuasan produksi utama yang akan menentukan hasil
yang komprehensif dengan fokus utama pada (outcome) pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan barang dan jasa meliputi lima yang akan menjamin tingkat kepuasan pada
dimensi penilaian sebagai berikut : penggunanya.
1) Responsiveness (ketanggapan), yaitu 2) Attitudes and behaviour
kemampuan petugas memberikan pelayanan Kriteria sikap dan perilaku staf akan
kepada pasien dengan cepat. Dalam pelayanan berhubungan dengan proses pelayanan.
rumah sakitadalah lama waktu menunggu Pelanggan institusi jasa pelayanan kesehatan
pasien mulai dari mendaftar sampai mendapat akan merasakan kalau dokter dan paramedis
pelayanan tenaga kesehatan. rumah sakit sudah melayani mereka dengan
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan baik sesuai SOP pelayanan. Situasi ini
petugas memberikan pelayanan kepada ditunjukkan oleh sikap dan perilaku positif
pasien dengan tepat. Dalam pelayanan rumah staf yang akan membantu para pengguna
sakit adalah penilaian pasien terhadap pelayanan kesehatan mengatasi keluhan
kemampuan tenaga kesehatan. sakitnya.
3) Assurance (jaminan), yaitu kemampuan petugas 3) Accessibility and flexibility
memberikan pelayanan kepada pasien sehingga Kriteria penilaian ini berhubungan dengan
dipercaya. Dalam pelayanan rumah sakit adalah proses pelayanan. Pengguna jasa pelayanan
kejelasan tenaga kesehatan memberikan akan merasakan bahwa institusi penyedia
informasi tentang penyakit dan obatnya kepada pelayanan jasa, lokasi, jam kerja, dan
pasien. sistemnya dirancang dengan baik untuk
4) Emphaty (empati), yaitu kemampuan petugas memudahkan para pengguna mengakses
membina hubungan, perhatian, dan pelayanan sesuai dengan kondisi pengguna
memahami kebutuhan pasien. Dalam pelayanan jasa (fleksibilitas), yaitu sesuai dengan
rumah sakit adalah keramahan petugas keadaan sakit pasien, jarak yang harus
kesehatan dalam menyapa dan berbicara, ditempuh, tarif pelayanan, dan kemampuan
keikutsertaan pasien dalam mengambil ekonomi pasien atau keluarga untuk
keputusan pengobatan, dan kebebasan pasien membayar tarif pelayanan.
memilih tempat berobat dan tenaga kesehatan, 4) Reliability and trustworthiness
serta kemudahan pasien rawat inap mendapat Kriteria penilaian ini juga berhubungan
kunjungan keluarga/temannya. dengan proses pelayanan. Pengguna jasa
5) Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan bukan tidak memahami
sarana dan fasilitas fisik yang dapat langsung risiko yang mereka hadapi jika memilih jasa
dirasakan oleh pasien. Dalam pelayanan rumah pelayanan yang ditawarkan oleh dokter.
sakit adalah kebersihan ruangan pengobatan 5) Recovery
dan toilet. Kriteria penilaian ini juga berhubungan
Faktor lain yang juga digunakan oleh dengan proses pelayanan. Pelanggan
konsumen untuk mengukur kualitas jasa adalah memang menyadari kalau ada kesalahan atau
outcome, process, dan image dari jasa tersebut. risiko akibat tindakan medis yang diambil,
Menurut Gronroos, ketiga kriteria tersebut tetapi para pengguna jasa pelayanan
dijabarkan menjadi enam unsur : mempercayai bahwa institusi penyedia jasa
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
46| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

pelayanan sudah melakukan perbaikan digunakan lima kriteria yaitu nilai 1 jika
(recovery) terhadap mutu pelayanan yang sangat tidak puas, 2 jika tidak puas, 3 jika
ditawarkan kepada publik untuk mengurangi cukup puas, 4 jika puas dan 5 jika sangat
risiko medis yang akan diterima pasien. tidak puas (Hasmi, 2012). Pada
6) Reputation and credibility pengkatagorian puas dan tidak puas,
Kriteria ini berhubungan dengan image. dihitung nilai rata-rata dari jumlah
Pelanggan akan menyakini benar bahwa responden. Pada katagori puas jika nilai ≥
institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan mean dan tidak puas jika < mean
memang memiliki reputasi baik, dapat 2. Caring Perawat
dipercaya, dan punya nilai (rating) tinggi di a. Pengertian Caring Secara Umum
bidang pelayanan kesehatan. Kepercayaan Caring merupakan fenomena
ini sudah terbukti dari reputasi pelayanan universal yang berkaitan dengan cara
yang sudah ditunjukkan selama ini oleh seseorang berfikir, berperasaan dan bersikap
institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan ketika berhubungan dengan orang lain
ini. (Priyoto, 2015)
Indikator mutu untuk mengukur kepuasan Caring merupakan pengikat seluruh
pasien yang dirawat di Rumah Sakit (RS) : subsistem keperawatan, hal ini sesuai
1) Jumlah dan jenis keluhan pasien dan dengan pendapat yang mengemukakan
keluarganya “Caring is the essence of nursing and the
2) Surat keluhan pembaca di Koran unique and unifying foccus of the
3) Surat kaleng profession”
4) Survei oleh lembaga survei independen pendapat ini berarti bahwa caring merupakan
untuk mengetahui tingkat kepuasan komponen inti keperawatan (Samba, 2014)
pengguna jasa pelayanan RS Selain itu, caring dapat diartikan
5) Menanyakan kepuasan pengguna pelayanan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
kesehatan melalui telepon, dan sebagainya. bagi orang lain, pengawasan dengan
Indikator mutu pelayanan untuk waspada, perasaan empati pada orang lain
mengukur tingkat efisiensi pelayanan RS : dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring
1) Unit cost rawat jalan RS adalah sentral untuk praktik keperawatan
2) Jumlah penderita yang mengalami decubitus karena caring merupakan suatu cara
3) Jumlah penderita yang jatuh dari tempat pendekatan yang dinamis, dimana perawat
tidur bekerja untuk lebih meningkatkan
4) BOR ( Bed Occupation Rate – tingkat hunian kepeduliannya kepada klien (Sudarta, 2015)
RS ) b. Paradigma Caring
5) BTO ( Bed Turn Over ) 1) Keperawatan
6) TOI ( Turn Over Interval ) Keperawatan adalah penepatan art dan
7) ALOS ( Average Length Of Stay) human science melalui interaksi
8) Normal Tissue Removal Rate (Muninjaya, transpersonal caring untuk membantu
2013) manusia mencapai keharmonisan fikiran,
d. Cara Mengukur Kepuasan Pasien jiwa dan raga yang menimbulkan
Dalam penelitian ini untuk mengukur selfknowlegde, selfcontrol, selfcare, dan
kepuasan pasien yaitu menggunakan skala selfhealing
likert. Skala likert digunakan untuk 2) Klien
mengukur sikap, pendapat dan persepsi Klien adalah individu atau kelompok
seseorang atau sekelompok orang tentang yang mengalami ketidakharmonisan pikiran,
fenomena sosial. jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan
Jawaban setiap item instrumen yang terhadap pengambilan keputusan tentang
menggunakan skala likert mempunyai kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan
gradasi dari sangat positif sampai sangat keharmonisan, selfcontrol, pilihan dan
negatif, yang dapat berupa kata-kata. selfdetermination
Untuk keperluan analisis kuantitaf, 3) Kesehatan
maka jawaban itu dapat diberi skor, Kesehatan adalah kesatuan dan
misalnya mengukur kepuasan pasien keharmonisan didalam fikiran, jiwa dan raga
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
47| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

antara diri dengan orang lain dan antara diri 10. Terbuka terhadap hal – hal yang
dengan lingkungan. tidak terduga (Kusmiran, 2015)
4) Lingkungan Dalam hal ini caring merupakan
Lingkungan adalah dimana interaksi perwujudan dari semua faktor yang
transpersonal caring terjadi antara klien dan digunakan perawat dalam
perawat (Sudarta, 2015) memberikan pelayanan kesehatan
c. Konsep Caring menurut Para Ahli pada klien. Kemudian caring juga
Keperawatan menekankan harga diri individu
1) Teori Caring Menurut Watson artinya dalam melakukan praktik
Watson, 2009, mengemukakan keperawatan, perawat senantiasa
bahwa caring adalah esensi dari selalu menghargai klien dengan
keperawatan yang membedakan dengan menerima kelebihan maupun
profesi yang lain dan mendominasi serta kekurangan klien (Sudarta, 2015)
mempersatukan tindakan – tindakan Asumsi dasar teori watson terletak
keperawatan. Terdapat 10 faktor sebagai pada 7 asumsi dasar yang menjadi
“human caring” yang diperlukan dalam kerangka kerja dalam pengembangan
hubungan antara perawat pasien. Faktor teori, yaitu:
tersebut diidentifikasikan melalui hasil a) Caring dapat dilakukan dan
penelitian mengenai faktor-faktor yang dipraktikan secara interpersonal.
diperlukan dalam hubungan therapeutik b) Caring meliputi faktor-faktor
dari tenaga kesehatan : karatif yang dihasilkan dari
1. Memiliki nilai altruistic (sifat kepuasan terhadap pemenuhan
lebih memperhatikan dan kebutuhan dasar manusia.
mengutamakan kepentingan orang c) Caring yang efektif akan
lain) dan mencintai sesama. meningkatkan status kesehatan dan
2. Memiliki kemampuan untuk perkembangan individu dan
menanamkan keyakinan, harapan keluarga.
dan menghargai sesama. d) Respon caring adalah menerima
3. Memiliki kemampuan untuk seseorang tidak hanya sebagai
menumbuhkan kepekaan terhadap seseorang berdasarkan saat ini
diri dan orang lain. tetapi seperti apa dia mungkin
4. Memiliki kemampuan dalam akan menjadi dimasa depannya.
membina hubungan saling e) Caring environment, menyediakan
percaya, saling membantu dan perkembangan potensi dan
peduli. memberikan keluasan memilih
5. Memiliki kemampuan dalam kegiatan yang terbaik bagi diri
menerima ungkapan perasaan seseorang dalam waktuyang telah
positif dan negatif. ditentukan.
6. Memiliki kemampuan dalam f) Caring bersifat healthogenic.
menggunakan metode Praktek caring mengitegrasikan
penyelesaian masalah dengan pengetahuan biopisikal dan
sistematis untuk pengambilan perilaku manusia untuk
keputusan. meningkatkan kesehatan dan untuk
7. Memiliki kemampuan untuk membantu pasien yang sakit.
meningkatkan proses belajar g) Caring merupakan inti dari
mengajar ilmiah sesuai kebutuhan keperawatan (Priyoto, 2015)
individu. 2) Teori caring menurut Kristin Swanson
8. Menyediakan lingkungan yang Kristin Swanson mendefinisikan
aman dan melindungi meliputi peduli sebagai, “cara mengasuh yang
kebutuhan fisik, mental, sosial, berkaitan dengan lainnya dihargai,
budaya dan spiritual. menuju yang satu merasa rasa
9. Membantu pemenuhan kebutuhan komitmen pribadi dan tanggung
manusia. jawab”. Swanson mendefinisikan
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
48| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

caring sebagai cara memelihara e. Aplikasi Caring Dalam Praktek


hubungan dengan nilai lain, kepada Keperawatan
seseorang yang merasa sebagai Lynda Hall mengemukakan sebagai
pribadi yang sadar akan komitmen seorang perawat, kemampuan care, core,
dan tanggung jawab. dan cure harus dipadukan secara
Lima proses caring menurut Swanson seimbang sehingga menghasilkan asuhan
: keperawatan yang optimal untuk klien.
a) Knowing:Menghindari asumsi, Dalam melakukan asuhan keperawatan
berpusat pada orang diperhatikan, yang harus dillakukan mencakup, sikap
menilai secara menyeluruh, caring, hubungan perawat klien yang
mencari petunjuk, terlibat baik. terapeutik, kolaborasi dengan anggota
b) Being with :Berada di sana, tim kesehatan lain, kemampuan dalam
menyampaikan memenuhi kebutuhan klien, kegiatan
kemampuan,berbagi perasaan, jaminan mutu pelayanan. Aplikasi caring
tidak membebani. perawat seperti memperkenalkan diri
c) Doing for : Menghibur, serta membuat kontak hubungan,
mengantisipasi, melakukan memanggil klien dengan namanya,
terampil, melindungi, menghargai menggunakan sentuhan, mengkaji lebih
martabat. lanjut keinginan klien, meyakinkan klien
d) Enabling : Menginformasikan / bahwa perawat akan membantu klien
menjelaskan, mendukung / dalam memberikan asuhan keperawatan,
memungkinkan, fokus, memenuhi kebutuhan dasar klien dengan
menghasilkan alternatif, iklas, menjelaskan setiap tindakan yang
memvalidasi / umpan balik. akan dilakukan, mendengarkan dengan
e) Maintaining Beliefe : percaya, penuh perhatian, bersikap jujur, bersikap
memegang dalam diri, empati, dapat mengendalikan perasaan,
mempertahankan harapan-penuh selalu mendahulukan kepentingan klien,
sikap, menawarkan optimism yang tidak menerima uang dari klien, memberi
realistis,”going the distance” waktu dan perhatian, bekerja dengan
(Sudarta, 2015) terampil, dan cermat berdasarkan ilmu,
d. Pentingnya Aplikasi Caring kompeten dalam melakukan tindakan
Bersikap caring sebagai media keperawatan, berespon dengan cepat dan
pemberi asuhan perawat merupakan tanggap, mengidentifikasi secara dini
“caring for” (merawat) dan “caring perubahan status kesehatan klien, serta
about” (peduli) pada orang lain. “caring memberikan rasa aman dan nyaman
for” adalah kegiatan-kegiatan dalam (Priyoto, 2015)
memberikan asuhan keperawatan saperti f. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring
mengatur pemberian obat, prosedur- Watson (1979) menekankan bahwa
prosedur perawatan, membantu proses keperawatan memiliki langkah-
memenuhi kebutuhan dasar klien seperti langkah yang sama dengan proses riset
membantu dalam pemberian makanan. ilmiah, karena kedua proses tersebut
“caring about” berkaitan dengan mencoba untuk menyelesaikan masalah
kegiatan-kegiatan sharing atau membagi dan menemukan solusi yang terbaik.
pengalaman-pengalaman seseorang dan Lebih lanjut Watson menggambarkan
keberadaannya. Perawat perlu kedua proses tersebut sebagai berikut:
menampilkan sikap empati, jujur dan Pengkajian
tulus dalam melakukan caring about. Meliputi observasi, identifikasi, dan
Kegiatan perawat harus ekspresif dan review masalah; menggunakan
merupkan cerminan aktivitas yang pengetahuan dari literature yang dapat
menciptakan hubungan dengan klien. diterapkan, melibatkan pengetahuan
Sifat-sifat aktivitas ini menimbulkan konseptual untuk pembentukan dan
keterlibatan hubungan saling percaya konseptualisasi kerangka kerja yang
(Priyoto, 2015) digunakan untuk memandang dan
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
49| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS

mengkaji masalah danpengkajian juga jumlah responden. Pada katagori caring jika
meliputi pendefinisian variabel yang nilai ≥ mean dan tidak caring jika > mean
akan diteliti dalam memecahkan 3. Penelitian Terkait
masalah. Pada penelitian Niken (2013) dengan
1) Perencanaan judul “Upaya Peningkatan Caring Perawat
Perencanaan membantu untuk Terhadap Kepuasan Pasien Di ruang Rawat
menentukan bagaimana variable- Inap RS Permata Medika Semarang”
variabel akan diteliti atau diukur, menunjukkan adanya hubungan antara
meliputi suatu pendekatan konseptual caring perawat dengan kepuasan pasien (p=
atau desain untuk memecahan 0,015; α 0,05). Perawat yang caring
masalah yang mengacu pada asuhan mempunyai peluang 4,92 kali untuk
keperawatan serta meliputi penentuan memberikan kepuasan pasien dibanding
data apa yang akan dikumpulkan dan yang kurang caring. Perilaku caring perawat
pada siapa dan bagaimana data akan dijadikan penilaian kinerja untuk memenuhi
dikumpulkan. kepuasan pasien.
2) Implementasi Abdul (2013) dengan judul “Hubungan
Merupakan tindakan langsung dan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
implementasi dari rencana serta Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit”.
meliputi pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
3) Evaluasi hubungan signifikan antara perilaku caring
Merupakan metode dan proses perawat dengan tingkat kepuasan pasien
untuk menganalisa data, juga untuk rawat inap. Uji fisher menunjukkan p =
meneliti efek dari intervensi 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada
berdasarkan data serta meliputi hubungan yang signifikan antara perilaku
interpretasi hasil, tingkat dimana caring perawat dengan tingkat kepuasan
suatu tujuan yang positif tercapai, dan pasien rawat inap rumah sakit.
apakah hasil tersebut dapat Adapun perbedaan penelitian ini dengan
digeneralisasikan (Sudarta, 2015) penelitian sebelumnya dapat dilihat dari
g. Cara Mengukur Caring Perawat besarnya hubungan caring perawat dengan
Dalam penelitian ini untuk mengukur kepuasan pasien yaitu penelitian sebelumnya
Caring Perawat yaitu menggunakan skala mempunyai peluang 4,92 kali untuk
likert. Skala likert digunakan untuk memberikan kepuasan pasien dibanding
mengukur sikap, pendapat dan persepsi yang kurang caring dan Uji Fisher yang
seseorang atau sekelompok orang tentang dilakukan untuk menunjukkan ada hubungan
fenomena sosial. atau tidak, sedangkan penelitian ini
Jawaban setiap item instrumen yang mendapatkan nilai 0,316 untuk melihat
menggunakan skala likert mempunyai besarnya hubungan caring perawat dan
gradasi dari sangat positif sampai sangat menggunakan uji chi square.
negatif, yang dapat berupa kata-kata.
Untuk keperluan analisis kuantitaf,
maka jawaban itu dapat diberi skor, B. Kerangka Teori
misalnya mengukur caring perawat Kerangka teori merupakan rangkaian teori
digunakan empat kriteria yaitu nilai 1 jika yang mendasari topik penelitian. Berdasarkan
sangat tidak setuju, 2 jika tidak setuju, 3 uraian tinjauan teori di atas tentang caring
jika setuju dan 4 jika sangat setuju (Hasmi, perawat yang secara hipotesis berhubungan
2012). Pada pengkatagorian caring dan dengan kepuasan pasien, maka ditunjukan
tidak caring, dihitung nilai rata-rata dari kerangka teori pada skema 2.1 sebagai berikut

10 faktor sebagai “human caring” yang diperlukan


dalam hubungan antara perawat pasien menurut
Watson :
1. Memiliki nilai altruistic (sifat lebih
memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
orang lain) dan mencintai sesama.
Jurnal Ners Universitas
2. Memiliki Pahlawan untuk menanamkan
kemampuan ISSN 2580-2194 (Media Online)
keyakinan, harapan dan menghargai sesama.
3. Memiliki kemampuan untuk menumbuhkan
kepekaan terhadap diri dan orang lain.
4. Memiliki kemampuan dalam membina
hubungan saling percaya, saling membantu dan
2| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA
PASIEN WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD
BENGKALIS

Kepuasan pasien :
1. Ketanggapan
2. Kehandalan
3. Jaminan
4. Empati
5. Bukti langsung
Lima proses caring menurut Swanson : Sumber : Suparti, 2008
1. Knowing: Menghindari asumsi, berpusat pada
orang diperhatikan, menilai secara menyeluruh,
mencari petunjuk, terlibat baik.
2. Being with : Berada di sana, menyampaikan
kemampuan,berbagi perasaan, tidak membebani.
3. Doing for : Menghibur, mengantisipasi,
melakukan terampil, melindungi, menghargai
martabat.
4. Enabling : Menginformasikan / menjelaskan,
mendukung / memungkinkan, fokus,
menghasilkan alternatif, memvalidasi / umpan
balik.
5. Maintaining Beliefe : percaya, memegang dalam
diri, mempertahankan harapan-penuh sikap,
menawarkan optimisme yang realistis,”going
the distance”.
Sumber :Sudarta, 2015

Skema 2.1 kerangka teori

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


51| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM
RSUD BENGKALIS

C. Kerangka Konsep terhadap konsep yang lainnya dari masalah


Kerangka konsep merupakan suatu yang ingin diteliti (Setiadi, 2013). Dengan
hubungan atau kaitan antara konsep satu demikian kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen


Caring Perawat Kepuasan Pasien

Skema 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis dengan kepuasan pasien di RSUD Puri


Hipotesis merupakan dugaan Husada Tembilahan Tahun 2016.
sementara dari jawaban rumusan Pengumpulan data pada penelitian ini
masalah penelitian.Adapun hipotesis dimulai dari tanggal 04 s/d 25 April 2016.
dari penelitian ini adalah : Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian
Ha : Ada hubungan caring perawat setiap variabel melalui analisis univariat
dengan kepuasan pasien di RSUD dan bivariat.
Puri Husada Tembilahan Tahun A. Analisis Univariat
2016 Analisis univariat pada penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari variabel yang diteliti,
BAB IV diantaranya caring perawat dan
HASIL PENELITIAN kepuasan pasien. Masing-masing
distribusi frekuensi pada penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
menganalisis hubungan caring perawat
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Caring Perawat di RSUD Puri
Husada Tembilahan Tahun 2016.

Jumlah
No Caring Perawat
Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Caring Baik 88 69,3
2 Caring Kurang 39 30,7
Total 127 100
(69,3%) responden menyatakan bahwa
Dari Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui caring perawat adalah baik.
bahwa dari 127 responden, terdapat 88
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepuasan Pasien di RSUD Puri
Husada Tembilahan Tahun 2016.

Jumlah
No Kepuasan Pasien
Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Puas 84 66,1
2 Tidak Puas 43 33,9
Total 127 100
Dari Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui
bahwa dari 127 responden, terdapat 84
(66,1%) responden menyatakan puas.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


52| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM
RSUD BENGKALIS

B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis hubungan
variabel yang diteliti. Masing-masing
analisisnya pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 : Hubungan Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien di RSUD Puri
Husada Tembilahan Tahun 2016.

No Caring Kepuasan Pasien Jumlah P POR CI


Perawat Puas Tidak Value (95%)
Puas
n % n % n %
1 Caring Baik 52 59,1 36 40,9 88 100 0,020 0,316 0,126-
2 Caring 32 82,1 7 17,9 39 100 0,794
Kurang
Jumlah 84 66,1 43 33,9 127 100

Ket :Hasil penelitian dilakukan dengan uji statistik Chi Square


Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 88 ± 95% : 0,126-0,794) artinya pasien yang puas
responden yang menyatakan caring perawat memiliki risiko 0,3 kali mendapatkan caring
baik , sebanyak 36 responden (40,9%) baik dari perawat.
menyatakan tidak puas. Sedangkan dari 39 Hasil penelitian ini diketahui bahwa
responden yang menyatakan caring perawat ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang
kurang, sebanyak 32 responden (82,1%) diberikan selama menjalani perawatan di
menyatakan puas. Hasil uji statistik diperoleh RSUD Puri Husada karena caring perawat
nilai p value = 0,020 maka dapat disimpulkan yang masih kurang pada pasien. Kejadian yang
bahwa ada hubungan yang bermakna antara membuat ketidakpuasan pasien terhadap
caring perawat dengan kepuasan pasien di pelayanan antara lain (44,9%) perawat sebelum
RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016. melakukan tindakan tanpa menjelaskan kepada
Nilai POR 0,316 (CI ± 95% : 0,126-0,794) pasien, (35,4%) perawat menolak kunjungan
artinya pasien yang puas memiliki risiko 0,3 keluarga pasien yang ramai, (35,4%) perawat
kali mendapatkan caring baik dari perawat. menunjukkan ketidakpedulian mengenai
keluhan pasien, (33,1%) perawat berbicara
BAB V dengan suara keras dan tegas, (29,1%) perawat
PEMBAHASAN memperlakukan pasien sebagai objek. Dengan
demikian pasien merasa tidak puas selama
A. Hubungan Caring Perawat Dengan mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Kepuasan Pasien di RSUD Puri Husada Penelitian ini didapatkan caring baik sebesar
Tembilahan Tahun 2016. 52 (59,1%) pasien yang puas dan caring baik
Dari hasil hubungan antara caring perawat sebesar 36 (40,9%) pasien tidak puas dengan
dengan kepuasan pasien diperoleh bahwa ada pelayanan yang diberikan oleh perawat.
sebanyak 36 (40,9%) perawat yang caring baik Adapun ketidakpuasan pasien terhadap
pasiennya tidak puas, sedangkan diantara pelayanan disebabkan oleh beberapa faktor,
perawat yang caring kurang ada 32 (82,1%) antara lain fasilitas yang disediakan tempat
pasien puas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p layanan kesehatan yaitu seperti, fasilitas ruang
value = 0,020 maka dapat disimpulkan ada inap, kualitas makanan, pakaian ganti pasien,
perbedaan proporsi pasien tidak puas antara privasi dan waktu kunjungan pasien.Status
perawat yang caring baik dengan caring kurang ekonomi pasien yang mampu menginginkan
yang artinya terdapat hubungan caring perawat pelayanan yang lebih, keluarga yang memiliki
dengan kepuasan pasien di RSUD Puri Husada masalah pribadi, lingkungan rumah sakit yang
Tembilahan Tahun 2016. Nilai POR 0,316 (CI tidak tenang, harga diri pasien di dalam

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


53| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM
RSUD BENGKALIS

masyarakat yang tinggi sehingga menginginkan memfasilitasi efektifnya hubungan tersebut.


pelayanan yang lebih dari perawat. Konsep yang mendasari hubungan perawat
Hasil penelitian ini sejalan dengan pasien adalah hubungan saling percaya, empati,
penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2013) caring, otonomi, dan mutualitas.
dengan judul “Hubungan perilaku
caringperawat dengan tingkat kepuasan pasien Untuk menciptakan sebuah kepuasan pasien
rawat inap di rumah sakit PKU Muhammadiyah kepada perawat adalah dengan menciptakan
Surakarta”. Dengan nilai p value 0,000 waktu bersama perawat dan pasien. Perawat
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang yang berhasil adalah membangun kepercayaan
signifikan perilaku caring perawat terhadap akan membuat pekerjaan perawat menjadi lebih
tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah mudah karena pasien yang percaya akan
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, yaitu menerima seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
semakin baik perilaku caring perawat, maka perawat dalam memberikan pelayanan askep
semakin puas pasien dengan pelayanan yang untuk pemenuhan kepuasan pasien,selain itu
diberikan perawat. aspek penting yang harus diciptakan untuk
Caring adalah asuhan yang diberikan secara menciptakan hubungan baik antara pasien dan
terus menerus difokuskan pada perawatan fisik perawat adalah menciptakan kondisi perawat
maupun mental dan meningkatkan rasa yang seimbang dalam beban kerjanya sehingga
kepuasan pasien. Perawat dalam meningkatkan perawat terhindar dari kejenuhan dan kelelahan
asuhan keperawatan untuk kebutuhan rasa yang berlebihan (Jones, 2009)
kepuasan pasien hendaknya menerapkan Dampak perilaku caring bagi perawat adalah
penggunaan caring. dapat menjaga martabat dan integritas pasien,
Caring adalah memberikan perhatian penuh meningkatkan status pemulihan pasien,
pada pasien saat memberikan asuhan menurunkan gejala yang dirasakan pasien,
keperawatan. Asuhan keperawatan adalah meningkatkan status pemulihan pasien,
sesuatu yang dikerjakan kepada seseorang atau menurunkan gejala yang dirasakan pasien,
memberikan informasi kepada seseorang meningkatkan kepuasan pasien serta
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, terciptanya kualitas pelayanan keperawatan
meningkatkan atau mengembalikan yang tinggi.
kemampuan membantu diri sendiri, atau Dampak perilaku perawat yang caring yaitu
menghilangkan gangguan. Metode pemecahan meningkatkan kesejahteraan emosi dan
masalah asuhan keperawatan salah satunya spiritual, meningkat hubungan saling percaya,
dengan menggunakan proses keperawatan. meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan,
Proses keperawatan salah satunya adalah memiliki lebih banyak energi, biaya perawatan
metode yang sistematik dan rasional dalam lebih rendah serta menimbulkan perasaan lebih
merencanakan dan memberikan pelayanan nyaman. Perilaku caring yang ditunjukkan
keperawatan kepada individu dengan tujuan untuk memenuhi rasa puas masih kurang yang
untuk mengidentifikasi status kesehatan klien, dipersepsikan oleh pasien karena terkait dengan
kebutuhan atau masalah kesehatan aktual atau hubungan antara pasien dan perawat yang
risiko, membuat perencanaan sesuai dengan kurang, baik secara kualitas maupun
kebutuhan yang telah diidentifikasi, dan kuantitasnya. Hubungan secara kualitas dapat
melaksanakan intervensi keperawatan spesifik diwujudkan dengan adanya komunikasi dan
sesuai dengan kebutuhan (Potter, 2006). proses keperawatan dalam menyelesaikan
Pemberian asuhan keperawatan harus masalah pasien, sedangkan kuantitas sering
diciptakan hubungan yang baik antara pasien atau tidaknya perawat membina hubungan
dan perawat. Hubungan perawat dengan pasien dengan pasien. Perawat belum banyak
menjadi inti dalam pemberian asuhan menerapkan komunikasi terapeutik kepada
keperawatan, karena keberhasilan pasien pada setiap praktik keperawatan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan pasien sekaligus bahwa komunikasi merupakan hal
dan kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh penting yang harus diterapkan dalam praktik
hubungan perawat dengan pasien. Metode keperawatan sebab komunikasi merupakan alat
pemberian asuhan keperawatan harus untuk membangun suatu hubungan yang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


54| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM
RSUD BENGKALIS

terapeutik. Selain itu komunikasi bisa menjadi d. Memberikan orientasi bagi staf baru
media untuk mempengaruhi perilaku orang mengenai kebijakan, aturan maupun
lain, sehingga tanpa komunikasi, hubungan standar kepuasan pasien yang harus
terapeutik perawat pasien tidak mungkin ditaati dalam bekerja
terjalin. Komunikasi yang efektif merupakan 2. Bagi peneliti selanjutnya
salah satu hubungan saling percaya. Perawat Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
berada pada posisi yang ideal untuk untuk mencari faktor penyebab lain
memberikan informasi, pendidikan kesehatan, terjadinya ketidakpuasan pasien dalam
dorongan dan dukungan kepada pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
rangka memandirikan dan melibatkan pasien
dalam mencapai kondisi kesehatannya yang DAFTAR PUSTAKA
optimal (Watson, 2009).
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Blais. (2007). Praktek Peperawatan Profesional .
BAB VI Edisi 4 . Jakarta : EGC
PENUTUP Depkes RI. (2008). Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit. Jakarta : Bhakti Husada
A. Simpulan Dwidiyanti, (2007). Caring Kunci Sukses
Sesuai dengan hipotesa penelitian didapat p Perawat/Ners Mengamalkan Ilmu .
value 0,020 < 0,005 maka dapat disimpulkan Semarang : Hasani
bahwa terdapat hubungan caring perawat Hidayat, Aziz Alimul. (2014). Riset Keperawatan
dengan kepuasan pasien di RSUD Puri Husada dan Tehnik Penelitian Ilmiah. Jakarta:
Tembilahan Tahun 2016. POR 0,319, artinya Salemba Medika
bahwa pasien yang diberi perilaku caring baik Imbalo. (2006). Managemen Pelayanan
oleh perawat akan berpeluang 0,319 kali lebih Kesehatan. Jakarta : EGC
puas. Kusmiran, Eny. (2015). Soft Skills Caring Dalam
Pelayanan Keperawatan. Jakarta : TIM
B. Saran Muhasidah. (2002). Hubungan Tehnik dan
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat Frekuensi Supervise Kepala ruangan
ada beberapa saran yang ingin disampaikan dengan pelaksanaan caring untuk perawat
oleh peneliti yaitu: pelaksana di RS Sumber Waras. Tesis.
1. Bagi Institusi Rumah Sakit Umum Daerah Program Pascasarjana FIK UI. Jakarta;
Puri Husada Tidak dipublikasikan
a. Agar dapat memasukkan peningkatan Muninjaya, A.A. Gde (2011). Manajemen Mutu
perilaku caring perawat dalam pemberian Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC
rasa kepuasan ke dalam perencanaan dan Nurachmah (2001 ). Asuhan Keperawatan
tujuan pelayanan keperawatan sekaligus Bermutu di Rumah Sakit. Perhimpunan
dibuat kebijakan terkait caring dan rasa rumah sakit seluruh Indonesia (PERSI).
kepuasan pasien Paparaya. (2009). Manajemen Keperawatan.
b. Menjadikan aspek caring dalam salah Yogyakarta : Numed
satu penilaian evaluasi penampilan kerja Potter, P.A & Perry (2006). Fundamental of
perawat dan program orientasi staf baru nursing concept; Process &Practice. St.
c. Menyusun jadwal dinas bagi perawat Louis : Mosby
dengan tepat sesuai dengan kebutuhan Priyoto. (2015). Komunikasi & Sikap Empati
pelayanan supaya tidak ada perawat yang Dalam Keperawatan. Yogyakarta : Graha
merasa kecapian atau kelelahan sehingga Ilmu
memberikan dampak perawat tidak Profil Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada
menerapkan perilaku caring ataupun Tembilahan (2016)
pemberian rasa kepuasan pada pasien. Purwanto. (2007). Pengadaan Layanan Kesehatan.
Yogyakarta : Gosyen Publising
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
55| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM
RSUD BENGKALIS

Rahayu. (2001). Faktor-faktor yang berhubungan


dengan sikap caring yang di persepsikan
oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap
RSUP Persahabatan. Jakarta : Tesis
Samba, Suharyati. (2014). Nursing Center Konsep
& Aplikasi. Jakarta : EGC
Saryono (2010). Kumpulan Instrumen Penelitian
Kesehatan. Bantul : Nuha Medika
Saryono dan Ari Setiawan. (2010). Metodologi
Penelitian. Yogyakarta : Nuha Medika
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan
Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Sitorus. (2007). Model Praktek Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC .
Sudarta, I Wayan. (2015). Managemen
Keperawatan Penerapan Teori Model
Dalam Pelayanan Keperawaran.
Yogyakarta : Gosyen Publising

Sujarweni, V Wiratna. (2014). Metodologi


Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava
Media
Tobing. (2008). Hubungan Kepuasan dan
Harapan Pasien Dengan Mutu Pelayanan
Di Instalasi Rawat Jalan RSU DR. Soetomo.
Surabaya : Tidak dipublikasikan
Uliyah, Musrifatul. (2008). Keterampilan Dasar
Klinik. Jakarta : Salemba Medika
Wijono. (2007). Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan, Teori, Strategi dan Aplikasi.
Jakarta : Salemba
Wiyana. (2008). Membangun Pribadi Caring
Perawat. Jakarta : Graha Ilmu
Wulan & Hastuti. (2011). Pengantar Etika
Keperawatan. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Yuslizar (2001) Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepuasan pasien rawat inap di RSU
Lubuk Linggau Sumatra Selatan. Jakarta.
Program Studi KARS. FKM UI: Tidak
dipublikasikan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai