JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Abstrak
Perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan untuk kebutuhan rasa kepuasan pasien hendaknya
menerapkan penggunaan caring. Caring merupakan inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk praktik
keperawatan profesional. Salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien dan caring
perawat menjadi jaminan apakah layanan perawat tersebut bermutu atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan caring perawat dengan kepuasan pasien di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun
2016. Penelitian ini dilaksanakan pada 04 s/d 25 April 2016, bersifat analitik dengan desain cross sectional
dengan menggunakan data primer. Tehnik Sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 127 responden
yaitu pasien yang dirawat di RSUD Puri Husada Tembilahan. Analisa data dilakukan secara univariat dan
bivariatdengan uji chi square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil univariat menunjukkan
bahwa 88 (69%) responden mengatakan caring perawat baik dan 84 (66,1%) responden mengatakan puas.
Hasil analisa bivariat diketahui ada hubungan yang bermakna antara caring perawat dengan kepuasan pasien,
dibuktikan dengan nilai p value = 0,020 atau p < 0,05. Oleh karena itu diharapkan bagi tenaga kesehatan
untuk dapat memasukkan peningkatan perilaku caring perawat dalam pemberian rasa kepuasan ke dalam
perencanaan dan tujuan pelayanan keperawatan sekaligus dibuat kebijakan terkait caring dan rasa kepuasan
pasien.
Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : apriza@univeritaspahlawan.ac.id
Phone : 085211804568
(Average Length Of Stay), Normal Tissue pada proporsi perawat yang caring 51,9% dan
Removal Rate (Muninjaya, 2013) tidak caring 49,1%.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan dan Hasil penelitian yang sama dilaporkan oleh
asuhan keperawatan merupakan kepuasan akan Muhasidah (2002) dengan judul “hubungan
mutu pelayanan yang diberikan tenaga perawat tehnik dan frekuensi supervise kepala ruangan
terhadap pasien selama dirawat di rumah sakit. dengan pelaksanaan caring untuk perawat
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang pelaksana di RS Sumber Waras” bahwa
diberikan kepada klien merupakan bentuk distribusi perawat yang caring 49,7% dan yang
pelayanan profesional yang bertujuan untuk tidak caring 50,3%. Perawat yang berperilaku
membantu klien dalam pemulihan dan caring diharapkan dapat meningkatkan
peningkatan kemampuan dirinya memalui kesembuhan pasien.
tindakan pemenuhan kebutuhan klien secara Yusrizal (2001) dengan judul “faktor-faktor
komprehensif dan berkesinambungan sampai yang berhubungan dengan kepuasan pasien
klien mampu untuk melakukan kegiatan rawat inap di RSU Lubuk Linggau Sumatra
rutinitasnya tanpa bantuan (Nurachmah, 2001). Selatan” melaporkan bahwa kepuasan pasien
Caring mengandung 3 hal yang tidak dapat rawat inap terhadap pelayanan keperawatan
dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, menunjukkan adanya kecendrungan yang
dan dilakukan dengan ikhlas (Sitorus, 2007). kurang menggembirakan. Proporsi klien yang
Caring juga merupakan sikap peduli, puas dan tidak puas tidak terlalu jauh berbeda
menghormati dan menghargai orang lain, yaitu 52,5% dan 47,5%. Perawat dalam
artinya memberi perhatian dan mempelajari memberikan asuhan keperawatan lebih
kesukaan – kesukaan seseorang dan bagaimana menekankan pada perilaku caring yang bersifat
seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan fisik atau kebiasaan manusia.
asuhan (caring) secara sederhana tidak hanya Caring dari rumah sakit ditunjang dengan
sebuah perasaan emosional atau tingkah laku adanya sumber daya manusia salah satunya
sederhana, karena caring merupakan kepedulian perawat. Hasil wawancara bagian rekam medik
untuk mencapai perawatan yang lebih baik, yaitu BOR (Bed Occupation Rate) tahun 2014
perilaku caring bertujuan dan berfungsi yaitu 70,6%, ALOS (Average Length Of Stay) 4
membangun struktur sosial, pandangan hidup hari, TOI (Turn Over Interval) 2 hari dan tahun
dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada 2015 BOR (Bed Occupation Rate)yaitu 73%,
satu tempat (Dwidiyanti, 2007), maka kinerja ALOS (Average Length Of Stay) 4 hari, TOI
perawat khususnya pada perilaku caring (Turn Over Interval) 1 hari, perawat di RSUD
menjadi sangat penting dalam mempengaruhi Puri Husada Tembilahan ada 180 orang pada
kualitas pelayanan dan kepuasan pasien tahun 2016 sehingga rasio antara perawat dan
terutama di rumah sakit, dimana kualitas pasien ada 10 pasien dengan 1 perawat. Dengan
pelayanan menjadi penentu citra institusi banyaknya pasien tersebut interaksi perawat
pelayanan yang nantinya akan dapat dengan pasien menjadi berkurang sehingga
meningkatkan kepuasan pasien dan mutu dapat menimbulkan kurangnya caring perawat
pelayanan (Potter, 2006) dengan pasien.
Perilaku perawat yang berlandaskan pada Berdasarkan survey awal yang peneliti
caring dapat memberikan kepuasan pada lakukan di RSUD Puri Husada, terdapat 7
pasien. Perilaku caring dalam praktik responden mengungkapkan bahwa perawat
keperawatan sehari-hari belum banyak jarang ke pasien, ke pasien hanya untuk
diterapkan oleh perawat, karena masih ada rutinitas saja saat ada tindakan keperawatan dan
ditemuinya perawat yang judes, tidak sopan, 3 responden mengungkapkan bahwa perawat
pemarah, membentak, dan tidak tanggap pada kurang lama berinteraksi dengan pasien dan
pasien. Hal ini didukung oleh penelitian kurang ramah terhadap pasien, 10 responden
Rahayu (2001) dengan judul “faktor-faktor mengungkapkan bahwa perawat tidak
yang berhubungan dengan sikap caring yang di menjelaskan tindakan yang diberikan kepada
persepsikan oleh perawat pelaksana di ruang pasien sehingga pasien menyatakan
rawat inap RSUP Persahabatan” bahwa asuhan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang
keperawatan dilihat dari sikap caring tampak diberikan perawat selama dirawat di RSUD
adanya kondisi yang kurang positif, terlihat Puri Husada Tembilahan.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
43| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS
kinerja layanan kesehatan yang diperoleh telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui
setelah pasienmembandingkannya dengan apa tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius
yang diharapkan (Imbalo, 2006). berusaha untuk memenuhinya, namun hanya
Kepuasan pasien adalah tanggapan pasien sedikit yang mampu mencapai tingkatan
terhadap kesesuaian tingkat kepentingan atau tertinggi dari piramida ini.
harapan pasien sebelum mereka menerima jasa Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori
pelayanan dengan sesudah pelayanan yang Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari
mereka terima yang paling rendah) :
Kepuasan pengguna jasa pelayanan 1) Kebutuhan Fisiologis
kesehatan dapat disimpulkan sebagai selisih Contohnya adalah : Sandang / pakaian,
kinerja insitusi pelayanan kesehatan dengan pangan / makanan, papan / rumah, dan
harapan pelanggan (pasien atau kelompok kebutuhan biologis seperti buang air besar,
kesehatan)(Muninjaya, 2011) buang air kecil, bernafas, dan lain
Bagi pasien kebutuhan yang paling sebagainya.
menonjol bukanlah yang berkaitan dengan 2) Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
harga diri atau untuk diakui kehebatannya tetapi Contoh seperti : Bebas dari penjajahan,
adalah kebutuhan belongingness and social bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
needs. Merasa dicintai, didengarkan, tidak bebas dari teror, dan semacamnya.
dianggap sebagai orang yang menyusahkan saja 3) Kebutuhan Sosial
dan tidak pula diperlakukan sebagai manusia Misalnya adalah : Memiliki teman,
yang tidak berguna (Tobing, 2008). memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari
a. Aspek yang mempengaruhi kepuasan pada lawan jenis, dan lain-lain.
pasien 4) Kebutuhan Penghargaan
Menurut Purwanto (2007) aspek-aspek yang Dalam kategori ini dibagi menjadi dua
mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah jenis, Eksternal dan Internal. Sub kategori
sebagai berikut: eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda
1) Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali Sedangkan sub kategori internal sudah
datang ke tempat pelayanan kesehatan lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat
2) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien ini tidak memerlukan pujian atau
yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh penghargaan dari orang lain untuk
pemberi layanan kepada pasien, seberapa merasakan kepuasan dalam hidupnya.
pelayanan kesehatan pasien selama berada di 5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
tempat pelayanan kesehatan Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar
3) Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan Maslow adalah aktualisasi diri.Kebutuhan
pelayanan administrasi pasien dimulai masuk, aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak
selama perawatan berlangsung sampai ke luar melibatkan keseimbangan, tetapi
dari tampat layanan kesehatan melibatkan keinginan yang terus menerus
4) Fasilitasyang disediakan disediakan tempat untuk memenuhi potensi.Maslow
layanan kesehatan yaitu seperti, fasilitas ruang melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat
inap, kualitas makanan, pakaian ganti pasien, untuk semakin menjadi diri sepenuh
privasi dan waktu kunjungan pasien. kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
b. Teori Kebutuhan Abraham Maslow menurut kemampuannya.Awalnya Maslow
Menurut Abraham Maslow, manusia berasumsi bahwa kebutuhan untuk
memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang aktualisasi diri langsung muncul setelah
akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.Akan
masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari
membedakan setiap manusia dari sisi bahwa banyak anak muda di Brandeis
kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi memiliki pemenuhan yang cukup terhadap
di akui dalam dunia psikologi. kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti
Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum
paling mendesak hingga yang akan muncul juga bisa mencapai aktualisasi diri.
dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
45| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS
pelayanan sudah melakukan perbaikan digunakan lima kriteria yaitu nilai 1 jika
(recovery) terhadap mutu pelayanan yang sangat tidak puas, 2 jika tidak puas, 3 jika
ditawarkan kepada publik untuk mengurangi cukup puas, 4 jika puas dan 5 jika sangat
risiko medis yang akan diterima pasien. tidak puas (Hasmi, 2012). Pada
6) Reputation and credibility pengkatagorian puas dan tidak puas,
Kriteria ini berhubungan dengan image. dihitung nilai rata-rata dari jumlah
Pelanggan akan menyakini benar bahwa responden. Pada katagori puas jika nilai ≥
institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan mean dan tidak puas jika < mean
memang memiliki reputasi baik, dapat 2. Caring Perawat
dipercaya, dan punya nilai (rating) tinggi di a. Pengertian Caring Secara Umum
bidang pelayanan kesehatan. Kepercayaan Caring merupakan fenomena
ini sudah terbukti dari reputasi pelayanan universal yang berkaitan dengan cara
yang sudah ditunjukkan selama ini oleh seseorang berfikir, berperasaan dan bersikap
institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan ketika berhubungan dengan orang lain
ini. (Priyoto, 2015)
Indikator mutu untuk mengukur kepuasan Caring merupakan pengikat seluruh
pasien yang dirawat di Rumah Sakit (RS) : subsistem keperawatan, hal ini sesuai
1) Jumlah dan jenis keluhan pasien dan dengan pendapat yang mengemukakan
keluarganya “Caring is the essence of nursing and the
2) Surat keluhan pembaca di Koran unique and unifying foccus of the
3) Surat kaleng profession”
4) Survei oleh lembaga survei independen pendapat ini berarti bahwa caring merupakan
untuk mengetahui tingkat kepuasan komponen inti keperawatan (Samba, 2014)
pengguna jasa pelayanan RS Selain itu, caring dapat diartikan
5) Menanyakan kepuasan pengguna pelayanan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
kesehatan melalui telepon, dan sebagainya. bagi orang lain, pengawasan dengan
Indikator mutu pelayanan untuk waspada, perasaan empati pada orang lain
mengukur tingkat efisiensi pelayanan RS : dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring
1) Unit cost rawat jalan RS adalah sentral untuk praktik keperawatan
2) Jumlah penderita yang mengalami decubitus karena caring merupakan suatu cara
3) Jumlah penderita yang jatuh dari tempat pendekatan yang dinamis, dimana perawat
tidur bekerja untuk lebih meningkatkan
4) BOR ( Bed Occupation Rate – tingkat hunian kepeduliannya kepada klien (Sudarta, 2015)
RS ) b. Paradigma Caring
5) BTO ( Bed Turn Over ) 1) Keperawatan
6) TOI ( Turn Over Interval ) Keperawatan adalah penepatan art dan
7) ALOS ( Average Length Of Stay) human science melalui interaksi
8) Normal Tissue Removal Rate (Muninjaya, transpersonal caring untuk membantu
2013) manusia mencapai keharmonisan fikiran,
d. Cara Mengukur Kepuasan Pasien jiwa dan raga yang menimbulkan
Dalam penelitian ini untuk mengukur selfknowlegde, selfcontrol, selfcare, dan
kepuasan pasien yaitu menggunakan skala selfhealing
likert. Skala likert digunakan untuk 2) Klien
mengukur sikap, pendapat dan persepsi Klien adalah individu atau kelompok
seseorang atau sekelompok orang tentang yang mengalami ketidakharmonisan pikiran,
fenomena sosial. jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan
Jawaban setiap item instrumen yang terhadap pengambilan keputusan tentang
menggunakan skala likert mempunyai kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan
gradasi dari sangat positif sampai sangat keharmonisan, selfcontrol, pilihan dan
negatif, yang dapat berupa kata-kata. selfdetermination
Untuk keperluan analisis kuantitaf, 3) Kesehatan
maka jawaban itu dapat diberi skor, Kesehatan adalah kesatuan dan
misalnya mengukur kepuasan pasien keharmonisan didalam fikiran, jiwa dan raga
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
47| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS
antara diri dengan orang lain dan antara diri 10. Terbuka terhadap hal – hal yang
dengan lingkungan. tidak terduga (Kusmiran, 2015)
4) Lingkungan Dalam hal ini caring merupakan
Lingkungan adalah dimana interaksi perwujudan dari semua faktor yang
transpersonal caring terjadi antara klien dan digunakan perawat dalam
perawat (Sudarta, 2015) memberikan pelayanan kesehatan
c. Konsep Caring menurut Para Ahli pada klien. Kemudian caring juga
Keperawatan menekankan harga diri individu
1) Teori Caring Menurut Watson artinya dalam melakukan praktik
Watson, 2009, mengemukakan keperawatan, perawat senantiasa
bahwa caring adalah esensi dari selalu menghargai klien dengan
keperawatan yang membedakan dengan menerima kelebihan maupun
profesi yang lain dan mendominasi serta kekurangan klien (Sudarta, 2015)
mempersatukan tindakan – tindakan Asumsi dasar teori watson terletak
keperawatan. Terdapat 10 faktor sebagai pada 7 asumsi dasar yang menjadi
“human caring” yang diperlukan dalam kerangka kerja dalam pengembangan
hubungan antara perawat pasien. Faktor teori, yaitu:
tersebut diidentifikasikan melalui hasil a) Caring dapat dilakukan dan
penelitian mengenai faktor-faktor yang dipraktikan secara interpersonal.
diperlukan dalam hubungan therapeutik b) Caring meliputi faktor-faktor
dari tenaga kesehatan : karatif yang dihasilkan dari
1. Memiliki nilai altruistic (sifat kepuasan terhadap pemenuhan
lebih memperhatikan dan kebutuhan dasar manusia.
mengutamakan kepentingan orang c) Caring yang efektif akan
lain) dan mencintai sesama. meningkatkan status kesehatan dan
2. Memiliki kemampuan untuk perkembangan individu dan
menanamkan keyakinan, harapan keluarga.
dan menghargai sesama. d) Respon caring adalah menerima
3. Memiliki kemampuan untuk seseorang tidak hanya sebagai
menumbuhkan kepekaan terhadap seseorang berdasarkan saat ini
diri dan orang lain. tetapi seperti apa dia mungkin
4. Memiliki kemampuan dalam akan menjadi dimasa depannya.
membina hubungan saling e) Caring environment, menyediakan
percaya, saling membantu dan perkembangan potensi dan
peduli. memberikan keluasan memilih
5. Memiliki kemampuan dalam kegiatan yang terbaik bagi diri
menerima ungkapan perasaan seseorang dalam waktuyang telah
positif dan negatif. ditentukan.
6. Memiliki kemampuan dalam f) Caring bersifat healthogenic.
menggunakan metode Praktek caring mengitegrasikan
penyelesaian masalah dengan pengetahuan biopisikal dan
sistematis untuk pengambilan perilaku manusia untuk
keputusan. meningkatkan kesehatan dan untuk
7. Memiliki kemampuan untuk membantu pasien yang sakit.
meningkatkan proses belajar g) Caring merupakan inti dari
mengajar ilmiah sesuai kebutuhan keperawatan (Priyoto, 2015)
individu. 2) Teori caring menurut Kristin Swanson
8. Menyediakan lingkungan yang Kristin Swanson mendefinisikan
aman dan melindungi meliputi peduli sebagai, “cara mengasuh yang
kebutuhan fisik, mental, sosial, berkaitan dengan lainnya dihargai,
budaya dan spiritual. menuju yang satu merasa rasa
9. Membantu pemenuhan kebutuhan komitmen pribadi dan tanggung
manusia. jawab”. Swanson mendefinisikan
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
48| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM RSUD BENGKALIS
mengkaji masalah danpengkajian juga jumlah responden. Pada katagori caring jika
meliputi pendefinisian variabel yang nilai ≥ mean dan tidak caring jika > mean
akan diteliti dalam memecahkan 3. Penelitian Terkait
masalah. Pada penelitian Niken (2013) dengan
1) Perencanaan judul “Upaya Peningkatan Caring Perawat
Perencanaan membantu untuk Terhadap Kepuasan Pasien Di ruang Rawat
menentukan bagaimana variable- Inap RS Permata Medika Semarang”
variabel akan diteliti atau diukur, menunjukkan adanya hubungan antara
meliputi suatu pendekatan konseptual caring perawat dengan kepuasan pasien (p=
atau desain untuk memecahan 0,015; α 0,05). Perawat yang caring
masalah yang mengacu pada asuhan mempunyai peluang 4,92 kali untuk
keperawatan serta meliputi penentuan memberikan kepuasan pasien dibanding
data apa yang akan dikumpulkan dan yang kurang caring. Perilaku caring perawat
pada siapa dan bagaimana data akan dijadikan penilaian kinerja untuk memenuhi
dikumpulkan. kepuasan pasien.
2) Implementasi Abdul (2013) dengan judul “Hubungan
Merupakan tindakan langsung dan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
implementasi dari rencana serta Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit”.
meliputi pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
3) Evaluasi hubungan signifikan antara perilaku caring
Merupakan metode dan proses perawat dengan tingkat kepuasan pasien
untuk menganalisa data, juga untuk rawat inap. Uji fisher menunjukkan p =
meneliti efek dari intervensi 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada
berdasarkan data serta meliputi hubungan yang signifikan antara perilaku
interpretasi hasil, tingkat dimana caring perawat dengan tingkat kepuasan
suatu tujuan yang positif tercapai, dan pasien rawat inap rumah sakit.
apakah hasil tersebut dapat Adapun perbedaan penelitian ini dengan
digeneralisasikan (Sudarta, 2015) penelitian sebelumnya dapat dilihat dari
g. Cara Mengukur Caring Perawat besarnya hubungan caring perawat dengan
Dalam penelitian ini untuk mengukur kepuasan pasien yaitu penelitian sebelumnya
Caring Perawat yaitu menggunakan skala mempunyai peluang 4,92 kali untuk
likert. Skala likert digunakan untuk memberikan kepuasan pasien dibanding
mengukur sikap, pendapat dan persepsi yang kurang caring dan Uji Fisher yang
seseorang atau sekelompok orang tentang dilakukan untuk menunjukkan ada hubungan
fenomena sosial. atau tidak, sedangkan penelitian ini
Jawaban setiap item instrumen yang mendapatkan nilai 0,316 untuk melihat
menggunakan skala likert mempunyai besarnya hubungan caring perawat dan
gradasi dari sangat positif sampai sangat menggunakan uji chi square.
negatif, yang dapat berupa kata-kata.
Untuk keperluan analisis kuantitaf,
maka jawaban itu dapat diberi skor, B. Kerangka Teori
misalnya mengukur caring perawat Kerangka teori merupakan rangkaian teori
digunakan empat kriteria yaitu nilai 1 jika yang mendasari topik penelitian. Berdasarkan
sangat tidak setuju, 2 jika tidak setuju, 3 uraian tinjauan teori di atas tentang caring
jika setuju dan 4 jika sangat setuju (Hasmi, perawat yang secara hipotesis berhubungan
2012). Pada pengkatagorian caring dan dengan kepuasan pasien, maka ditunjukan
tidak caring, dihitung nilai rata-rata dari kerangka teori pada skema 2.1 sebagai berikut
Kepuasan pasien :
1. Ketanggapan
2. Kehandalan
3. Jaminan
4. Empati
5. Bukti langsung
Lima proses caring menurut Swanson : Sumber : Suparti, 2008
1. Knowing: Menghindari asumsi, berpusat pada
orang diperhatikan, menilai secara menyeluruh,
mencari petunjuk, terlibat baik.
2. Being with : Berada di sana, menyampaikan
kemampuan,berbagi perasaan, tidak membebani.
3. Doing for : Menghibur, mengantisipasi,
melakukan terampil, melindungi, menghargai
martabat.
4. Enabling : Menginformasikan / menjelaskan,
mendukung / memungkinkan, fokus,
menghasilkan alternatif, memvalidasi / umpan
balik.
5. Maintaining Beliefe : percaya, memegang dalam
diri, mempertahankan harapan-penuh sikap,
menawarkan optimisme yang realistis,”going
the distance”.
Sumber :Sudarta, 2015
Jumlah
No Caring Perawat
Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Caring Baik 88 69,3
2 Caring Kurang 39 30,7
Total 127 100
(69,3%) responden menyatakan bahwa
Dari Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui caring perawat adalah baik.
bahwa dari 127 responden, terdapat 88
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepuasan Pasien di RSUD Puri
Husada Tembilahan Tahun 2016.
Jumlah
No Kepuasan Pasien
Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Puas 84 66,1
2 Tidak Puas 43 33,9
Total 127 100
Dari Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui
bahwa dari 127 responden, terdapat 84
(66,1%) responden menyatakan puas.
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis hubungan
variabel yang diteliti. Masing-masing
analisisnya pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 : Hubungan Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien di RSUD Puri
Husada Tembilahan Tahun 2016.
terapeutik. Selain itu komunikasi bisa menjadi d. Memberikan orientasi bagi staf baru
media untuk mempengaruhi perilaku orang mengenai kebijakan, aturan maupun
lain, sehingga tanpa komunikasi, hubungan standar kepuasan pasien yang harus
terapeutik perawat pasien tidak mungkin ditaati dalam bekerja
terjalin. Komunikasi yang efektif merupakan 2. Bagi peneliti selanjutnya
salah satu hubungan saling percaya. Perawat Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
berada pada posisi yang ideal untuk untuk mencari faktor penyebab lain
memberikan informasi, pendidikan kesehatan, terjadinya ketidakpuasan pasien dalam
dorongan dan dukungan kepada pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
rangka memandirikan dan melibatkan pasien
dalam mencapai kondisi kesehatannya yang DAFTAR PUSTAKA
optimal (Watson, 2009).
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Blais. (2007). Praktek Peperawatan Profesional .
BAB VI Edisi 4 . Jakarta : EGC
PENUTUP Depkes RI. (2008). Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit. Jakarta : Bhakti Husada
A. Simpulan Dwidiyanti, (2007). Caring Kunci Sukses
Sesuai dengan hipotesa penelitian didapat p Perawat/Ners Mengamalkan Ilmu .
value 0,020 < 0,005 maka dapat disimpulkan Semarang : Hasani
bahwa terdapat hubungan caring perawat Hidayat, Aziz Alimul. (2014). Riset Keperawatan
dengan kepuasan pasien di RSUD Puri Husada dan Tehnik Penelitian Ilmiah. Jakarta:
Tembilahan Tahun 2016. POR 0,319, artinya Salemba Medika
bahwa pasien yang diberi perilaku caring baik Imbalo. (2006). Managemen Pelayanan
oleh perawat akan berpeluang 0,319 kali lebih Kesehatan. Jakarta : EGC
puas. Kusmiran, Eny. (2015). Soft Skills Caring Dalam
Pelayanan Keperawatan. Jakarta : TIM
B. Saran Muhasidah. (2002). Hubungan Tehnik dan
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat Frekuensi Supervise Kepala ruangan
ada beberapa saran yang ingin disampaikan dengan pelaksanaan caring untuk perawat
oleh peneliti yaitu: pelaksana di RS Sumber Waras. Tesis.
1. Bagi Institusi Rumah Sakit Umum Daerah Program Pascasarjana FIK UI. Jakarta;
Puri Husada Tidak dipublikasikan
a. Agar dapat memasukkan peningkatan Muninjaya, A.A. Gde (2011). Manajemen Mutu
perilaku caring perawat dalam pemberian Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC
rasa kepuasan ke dalam perencanaan dan Nurachmah (2001 ). Asuhan Keperawatan
tujuan pelayanan keperawatan sekaligus Bermutu di Rumah Sakit. Perhimpunan
dibuat kebijakan terkait caring dan rasa rumah sakit seluruh Indonesia (PERSI).
kepuasan pasien Paparaya. (2009). Manajemen Keperawatan.
b. Menjadikan aspek caring dalam salah Yogyakarta : Numed
satu penilaian evaluasi penampilan kerja Potter, P.A & Perry (2006). Fundamental of
perawat dan program orientasi staf baru nursing concept; Process &Practice. St.
c. Menyusun jadwal dinas bagi perawat Louis : Mosby
dengan tepat sesuai dengan kebutuhan Priyoto. (2015). Komunikasi & Sikap Empati
pelayanan supaya tidak ada perawat yang Dalam Keperawatan. Yogyakarta : Graha
merasa kecapian atau kelelahan sehingga Ilmu
memberikan dampak perawat tidak Profil Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada
menerapkan perilaku caring ataupun Tembilahan (2016)
pemberian rasa kepuasan pada pasien. Purwanto. (2007). Pengadaan Layanan Kesehatan.
Yogyakarta : Gosyen Publising
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
55| FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEJADIAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) PADA PASIEN
WANITA YANG BERKUNJUNG DI POLIKLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM
RSUD BENGKALIS