Anda di halaman 1dari 8

BEDAH JURNAL INTERNASIONAL DAN NASIONAL

“ HUBUNGAN CARING DENGAN KEPUASAN PASIEN”

OLEH KELOMPOK 2

1. IIS PUTRI RAMBU PADU LEBA (1714314201013)


2. KHOIRRUN NISSA (1714314201015)
3. MUH. MALIK SATRIA (1714314201035)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

Jl. Simpang candi panggung No. 133, lowokwaru, Malang.

SEMESTER 1, Tahun Ajaran 2017/2018


THE RELATIONSHIPS OF CARING NURSE WITH PATIENT
SATISFACTION IN PHC HOSPITAL IN SURABAYA

Identitas

1. Penulis : Dini Mei Widayanti


2. Judul jurnal : The Relationships Of Caring Nurse With Patient Satisfaction In PHC
Hospital in Surabaya
3. Tahun penerbitan : 6 Juni 2015
4. Metode penelitian : Desain penelitiannya adalah analitik observasional dengan
crosspendekatan sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di 8 bangsal rawat
inap RS PHC Surabaya. Ada 66 responden dipilih dengan inklusiciteria: berusia antara 17- 65
tahun,telah dirawat di rumah sakit setidaknya 3(tiga) hari, dan pasien dengan parsial
perawatan perawatan Penelitian ini dilakukandilakukan pada bulan April 2015. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah perilaku, dan ketergantungan Variabel weres peduli
dan sabar kepuasan

Problem
Kepuasan pasien adalah hasil perawatan kesehatan, dan salah satu tujuannya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Perhatian dianggap penting dalam memenuhi kebutuhan pasien, yang
berdampak pada kepuasan. Merawat berarti memberi penuh.Perhatian kepada klien saat
menyediakan asuhan keperawatan (Potter and Perry,2005). Namun, implementasinya asuhan
keperawatan masih jauh dari baik itu akan berdampak pada pasien satosfaksi. Hal ini karena
perawat lakukan tidak mengikuti prosedur atau(Standard Operating Procedure).

Pembahasan
Kepuasan pasien adalah hasil perawatan kesehatan, dan salah satu tujuannya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Perhatian dianggap penting dalam memenuhi kebutuhan pasien, yang
berdampak pada kepuasan.Perhatian adalah hubungan yang diperlukan daninteraksi antara pemberi
danpenerima perawatan untuk memperbaiki dan melindungi pasien sebagai manusia sehingga
mempengaruhi kemampuan pasien untuk pulih (Watson 1979).
a). Merawat, bisa hanya dialamatkan secara interpersonal hubungan, yaitu hubungan antara
perawat dan pasien, yang perawat mengungkapkan keprihatinan dengan sabar, mengenali
kebutuhan pasien. Jadi, perawat bisa ikut campur tepat dalam berurusan dengan pasien. Kebutuhan
pasien sesuai dengan kebutuhan Hirarki Maslow adalah Dengan mengetahui Kebutuhan pasien, kita
bisa mengidentifikasi apa Masalah yang terjadi pada pasien. Jadi kita dapat memberikan bantuan
kepada pasien secepat yang dibutuhkan (Potter dan Perry,2009).

b). Bersedia hadir, perawat diharapkan untuk mengasumsikan bahwa pasien adalah

dalam prioritas utama penyediaan asuhan keperawatan. Penderita merasa tenang saat didampingi
oleh perawat dan pasien akan sembuh lebih cepat dari penyakit.

c). Bertindak, perawat membantu pasien memahami masalah kesehatan dan penanganannya.
Masalahnya, jadi sabar tidak terasa tergantung degan perawat

d). Advokasi, sebagai advokat, perawatmelindungi pasien sebagai hak asasi manusia dan hukum
serta membantu pasienuntuk mendapatkan hak mereka bila diperlukan

e).Dukungan, asuhan keperawatan ditujukan kepada Seluruh pribadi secara fisik, nyaman dan
dukungan emosional, yaitu disediakan untuk pemulihan pasien.

Hasil Penelitian

1. Usia Responden

Responden berasal dari Beragam umur, yaitu antara 17 tahun sampai 65 tahun. Responden berusia
21-30 tahun terdiri dari 26 responden atau 39,4%; 6 responden dalam 31-40 tahun(24,2%); dan 3
responden diusia 17-20 tahun (4,5%)

2. Lama Tinggal

Ada 48 responden(72,7%) memiliki lama tinggal antara3-5 hari, dan 18 responden (27,3%) memiliki
lama menginap 6-10hari.

3. Pendidikan

Dua puluh tujuh responden(40,9) memiliki sekolah menengah atas latar belakang pendidikan, dan
responden (3%) tidak memiliki pendidikan sama sekali

4. Bekerja

Itu adalah 37 responden(56,1%) bekerja secara pribadi, 29 responden (43,9%) tidak kerja.

5. Seks

Ada 24 laki-laki (62,1%) dan 41 perempuan (37,9%) dalam penelitian ini.

6. Status Perkawinan

Mayoritas dari responden sudah menikah, 46 responden (69,7%); dan 19 (28,8%) belum menikah
dan 1(1,5%).
7. Perawat Merawat Perilaku

Ditemukan bahwa 63 respondnets (95,5%) telah melakukan kepedulian, dan 3 responden (4,5%)
tidak melakukan perawatan dengan benar.

8. Kepuasan Pasien

Data menunjukkan bahwa 3 responden (4,5%) merasa tidak puas dengan layanan perawat di rumah
sakit, dan 63 responden(95,5%) puas dengan layanan perawat.

9. Hubungan Peduli denganKepuasan Pasien di RS Puskesmas Surabaya.

Hasil dari Spearman rho uji menunjukkan nilai P 0,009 (p =<0,05), yang berarti secara statistik ada
hubungan antara Perawat merawat perilaku dan sabar kepuasan di rumah sakit Puskesmas
Surabaya, sedangkan tingkat Kekuatan relasi adalah 0318, yang mana berarti hubungan antara dua
variabel positif arah.

Diskusi

1. Perawat Merawat Perilaku

Perawat sebagai penyedia asuhan keperawatan untuk pasien diharapkan memiliki sifat seperti jujur
dan rendah hati (Dwidiyanti 2007) karena Perhatian adalah hubungan yang diperlukan dan interaksi
antara pemberi dan penerima perawatan untuk memperbaiki dan melindungi pasien sebagai
manusia sehingga mempengaruhi kemampuan pasien untuk pulih (Watson 1979 in Dwidiyanti
2007).Umumnya data menunjukkan yang 95,5% atau 64 perawat miliki melakukan perawatan, dan 3
perawat atau 4.5% perawat tidak melakukan peduli. Namun, data menunjukkan bahwa sebagian
besar Perawat sudah melakukan perawatan,namun ada 30 responden (45%)disebutkan bahwa
perawat tidak melakukannya sebutkan namanya saat berinteraksi dengan pasien, dan di sana
Sebanyak 21 (32%) responden mengatakan bahwa perawat tidak menyebutkan nama pasien saat
berinteraksi dengan pasien. Potter dan Perry (2009) menyebutkan bahwa salah satu Faktor carati
kepedulian adalah menciptakan kepercayaan dan harapan untuk pasien. Perawat perlu
mendekatkan diri pada pasien membuat pasien lebih mampu mengungkapkan keluhan dan bisa
bekerja bersama dalam upaya mencapai pemulihan pasien dengan mengetahui nama pasien dan
perkenalkan Perawat itu sendiri akan menciptakan rasa kepercayaan antara pasien dan perawat.
Perawat tidak mengenalkan diri mereka kepada pasien karena itu adalah perilaku yang tidak biasa
bagi mereka, sedikit waktu untuk berinteraksi dengan pasien,perawat memprioritaskan kolaborasi
fungsi daripada independen fungsi perawat.

2. Kepuasan Pasien.

Data menunjukkan bahwa 63 (95,5%) responden puas dengan pelayanan perawat pada perilaku
peduli di Puskesmas Surabaya Rumah Sakit, dan 3 (4,5%) dari responden tidak puas ini menunjukkan
bahwa pasien kepuasan hampir 100% .

Anjaswari, Keliat, Sabri(2002) menyatakan bahwa pelaksanaannya Faktor kepedulian yang efektif
bisa meningkatkan kepuasan pasien dengan perawatan kesehatan pada umumnya dan menyusui
layanan pada khususnya. Pasien yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memiliki Harapan tinggi
dan tidak mudah puas dibanding mereka yang memiliki rendah pendidikan. Bisa dilihat bahwa
Karakteristik pasien berbasis pada tingkat pendidikan. Di dalam Penelitian, 20 responden (40,9%)
memiliki latar belakang pendidikan SMA, dan 24 responden atau 36,4% berada di universitas, dan
didukung oleh pasien usia di atas 20 tahun, sekitar 95,5%.

3. Hubungan asuhan perawat perilaku dan kepuasan pasien di rumah sakit PHC Surabaya.

Kepuasan dengan kualitas perawatan kesehatan dapat ditambahkan oleh kompetensi perawat atau
kesehatan lainnya untuk menangani pasien. Perubahan disarankan oleh pasien sebagaihasil
pelayanan kesehatan, serta kepuasan dengan perawatan kesehatan proses, termasuk hubungan
antarmanusia (Pohan 2007).Sesuai dengan pendapat Anjaswari, Keliat, Sabri (2002) yang
menyatakan bahwa pelaksanaan kepedulian yang efektif dapat meningkatkan kepuasan pasien
dengan perawatan kesehatan di Indonesia. Dengan perawat yang peduli, itu akan bisa
mengidentifikasi secara tepat kebutuhan pasien Jadi, si pasien akan terasa lebih dihargai dan baik
melayani. Perilaku peduli baik akanmemungkinkan perawat lebih cepat mengenali kebutuhan pasien
untuk memberi keamanan dan kenyamanan serta tindakan yang tepat dan cepat pada pasien dan
membuat pasien merasa puas.

Hasil statistik

Analisis dengan menggunakan uji Spearman's rho dengan nilai p 0,009 (P<0,05) berarti H0 ditolak.
Diindikasikan bahwa ada hubungan antara perilaku Perawat peduli dengan kepuasan pasiendi rumah
sakit PHC Surabaya. Sementara, tingkat korelasi adalah 0318, menunjukkan hubungan yang kuat
antara perilaku perawat yang peduli dengan kepuasan pasien Namun, tingkat kepuasan pasien di
Rumah sakit tidak hanya berdasarkan Perilaku perawat, tapi juga berdasarkan kualitas layanan medis
dan layanan kesehatan non medis, sistem administrasi, peralatan dan fasilitas infrastruktur rumah
sakit dan sebagainya.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian, bisa jadi menyimpulkan bahwa:

1. Perilaku perawat

Perawat rumah sakit Puskesmas Surabaya baik. Perawat tampil peduli asuh kepada pasien

2. Pasien merasa puas dengan perawat

Perilaku peduli meski ada beberapa tindakan yang perawat tidak menjelaskan tujuan dan obyektif
tentang perawatan dan pengobatan.

3. Ada yang signifikan

hubungan antara perawat perilaku peduli dengan pasien kepuasan di RS PHC Surabaya.
PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN
PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PRIVATE CARE CENTRE
RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL
MAKASSAR

Identitas
1. Penulis : Ilkafah dan Harniah
2. Judul jurnal : Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien di ruang rawat inap private
centre RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR
3. Tahun penerbitan : 2 juli 2017
4. Metode penelitian : Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang
dirawat di RuangRawat Inap Private Care Centre RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo
Makassartahun 2015 dengan rata-rata perbulan sebanyak ± 358 orang. Sampel yang diambil
dilakukan secara acak (probability sampling) yaitu dengan teknik acak sederhana (simple
random sampling)dengan mengambil sampel yang mewakili masing-masing ruang rawat
inap dengan kriteria inklusi: pasien yang sudah dinyatakan sudah boleh pulang dan sudah
dirawat lebih dari 3 hari. Variable independent dalam penelitian ini adalah perilaku caring
sedangkan variable dependent adalah kepuasan pasien. Pengukuran perilaku caring
menggunakan 10 „carative factor‟ caringyang diukur dengan kuesioner skala Likert sebanyak
50 pertanyaan dengan kriteria baik dan kurang dengan hasil dari uji validitas perilaku
caringdidapatkan nilai terendah 0,710 dan nilai tertinggi 0,970 sehingga dapat dikatakan
semua item pertanyaan untuk perilaku caring perawat valid.

Problem

Pelayanan professional oleh perawat dapat dilakukan oleh perawat dengan memperlihatkan perilaku
caring.Caring akan memungkinkan terjalinnya hubungan interpersonal yang harmonis antara
perawat – klien, dapat membantu dan memenuhi kebutuhan klien sehingga dapat memberikan
kepuasan pada klien. Kepuasan sebagai indicator mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan
berhubungan dengan proses pelayanan dan hubungan antar pribadi antara pemberi pelayanan
dengan penerima pelayananmasalah potensial yang dapat mempengaruhi kepuasan klien karena
responden (perawat) yang kurang caring mempunyai prosentase yang relatif besar (Rahayu, 2011)
Husein (2006) dalam (Rahayu, 2011) mendapatkan bahwa 90% pasien mengatakan tidak merasa
nyaman berbicara dengan perawat, 84% dari jumlah tersebut memiliki pengalaman negatif karena
perawat tidak memperhatikan kebutuhan pasien terutama di malam hari

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistik Fisher Exact Test diperoleh nilai p=0,006, hal ini berarti nilai p <α(0,05).
Hal ini berarti ada hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap
Private CareCentre RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Abdullah, Saleh, & Sjattar, 2013) yang meneliti tentang hubungan
perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap rumah sakit menemukan ada
hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap
rumah sakit (p<0,000). Watson (2008) menjelaskan caring adalah esensi dari keperawatan yang
berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat–klien, dimana perawat membantu
partisipasi kelien, membantu klien memperoleh pengetahuan, dan meningkatkan
kesehatan.Kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh perilaku caring perawat.Perawat yang
mempunyai kepedulian dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di rumah sakit adalah
perawat yang memiliki sikap caring.Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan (Potter & Perry,
2008) bahwa caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati terhadap pasien.Kepedulian,
empati, komunikasi yang lemah lembut dan rasa kasih sayang perawat terhadap pasien
akanmembentuk hubungan perawat–klien yang terapeutik (Alasad, Tabar, & AbuRuz, 2015).Dengan
demikian pasien merasa nyaman, aman dan rasa stress akibat penyakit yang diderita menjadi
berkurang sehingga kepuasan pasien dapat diwujudkan, namun kenyataan dalam praktik masih
banyak ditemukan perawat kurang beperilaku caring terhadap pasien. Hal ini didukung oleh
penelitian (Husein, 2007) didapatkan bahwa 90% pasien mengatakan tidak merasa nyaman
berbicara dengan perawat, 84 % dari jumlah tersebut memiliki pengalaman negatif karena perawat
tidak memperhatikan kebutuhan pasien, terutama malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien,
namun masih terdapat 15,2% yang mengatakan perilaku caring perawat baik namun kurang puas
dengan perilaku caring perawat. Hal ini dapat disebabkan oleh pengalaman dan faktor demografi
responden dalam menerima pelayanan perawat Pada penelitian ini terdapat 28,6% yang mempunyai
persepsi kurang baik tentang perilaku caring perawat (kurang caring) namun merasa puas. Hal ini
dapat disebabkan oleh cara perawat dalam hubungannya dengan pasien/ keluarga. Pernyataan ini
didukung teori bahwa perawat yang dapat meyakinkan pasien/keluarga akan memperoleh
kepercayaan dari pasien, sehingga secara tidak langsung dapat membantu membentuk sikap positif
pasien terhadap perawat. Ada orang sakit yang ingin selalu diperhatikan dan menarik perhatian
perawat, ada pula pasien yang sungkan dan segan untuk memanggil dan meminta bantuan perawat
(Singgih & Yulia, 2012).Dari beberapa teori dan hasil penelitian tentang perilaku caringperawat
dengan kepuasan pasien sangat erat hubungannya karena perlakuan perawat sebagai provider
dimana pelayanan perawat harus dapat dirasakan dan memberi dampak yang positif terhadap
pasien sebagai customer(pelanggan) pelayanan keperawatan di rumah sakit (Sitorus, 2011).
Kesimpulan
Kepuasan pasien sangat tergantung dari sikap caring perawat. Semakin baik sikap caring perawat
kepada pasien maka pasien akan semakin percaya dengan perawat dan akan mengikis anggapan
tentang perawat yang hanya membantu tugas dokter. Selain pasien semakin merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan, dengan caring pasien akan semakin mempersingkat lama rawat
pasien.Rumah sakit perlu menanamkan sikap caring kepada perawat dan selalu mengadakan
pelatihan tentang sikap caring.Bagi institusi perlu ditanamkan sikap caring kepada mahasiswa yang
diharapkan nantinya bisa dibawa saat mahasiswa telah menjadi perawat.

Anda mungkin juga menyukai