PENDAHULUAN
menyeluruh dan efektif (Marrelli, 200). Pendokumentasian yang baik dan benar
terhadap pasien.
fakta actual untuk dipertanggung atau sebagai barang bukti di pengadilan. Hal ini
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Kaitan dengan aspek hokum, dapat
dijadikan settle concenrn yang artinya bahwa dokumentasi dapat digunakan untuk
arah tekad tertentu (Nursalam, 2009). Sedangkan motivasi kerja adalah sesuatu
yaitu instinsik dak ekstrinsik (Azwar, 2004). Faktor intrinsik bersumber dari
1
2
pendidikan atau pelatihan dan faktor ekstrinsik bersumber dari lingkungan kerja
dihasilkan sehingga timbul kepuasan dari pelanggan dan pihak Rumah Sakit.
memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan pasien (Sharif, 2012). Salah
satu fungsi dari komunikasi terapeutik dalam ketepatan pemberian obat adalah
untuk menghindari pemberian informasi obat yang salah (tidak berimbang, bias,
Rumah sakit, untuk itu dalam bekerja perawat harus teliti dan berhati-hati dalam
menangani dan merawat pasien agar tidak terjadi medical errors. Menurut
Susanti (2013) terdapat faktor yang berkontribusi pada medical errors salah
tentang obat. Komunikasi yang baik antara pasien dan perawat perlu dilakukan
merupakan tanggung jawab dari perawat, oleh karena itu komunikasi yang tepat
dan efektif pada pasien sangatlah diperlukan untuk mencegah kesalahan dalam
pemberian obat.
Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penangan dan
pencegahan berbagai penyakit sehingga obat tidak dapat terlepas dari pasien
(Sanjoyo, 2010).
obat. Prinsip yang digunakan dalam ilmu keperawatan adalah prinsip 7 benar,
yaitu benar obat, benar pasien, benar penyimpanan, benar dosis, benar rute, benar
satunya adalah perawat. Perawat dituntut untuk turut bertanggung jawab dalam
pengelolaan obat tersebut. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut
4
merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Cara pemberian obat yang
benar akan memberikan efek dan dampak yang bagus dan efektif kepada proses
penyembuhan penyakit. Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis
adalah salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat yang dilakukan di
tempat pelayanan kesehatan seperti halnya rumah sakit dan puskesmas (Setiadi,
2010).
Di rumah sakit panti waluya sawahan Malang, terdapat alur pemberian obat
secara sistematis dan teratur mulai dari dokter membrerikan resep, oleh perawat
resep di berikan oleh farmasi dan di lakukan double check setelah itu obat di
berikan kepada perawat, oleh perawat obat yang diterima dari farmasi di cek
kembali sebelum di berikan kepada pasien, obat di letakkan di tempat obat sesuai
dengan suhu ruangan, dan saat memberikan obat perawat harus menerapkan
prinsip 7 benar, sehingga peran perawat di sini sangatlah besar dalam pemberian
kesalahan pemberian obat pada pasien. Tujuan dari ketepatan pemberian obat
adalah untuk melindungi pasien dari hal-hal yang merugikan pasien dan
obat. Perawat memiliki peran yang penting dalam penerapan prinsip 7 benar
karena perawat merupakan tenaga medis yang paling sering dan paling lama
berinteraksi dengan pasien, serta memiliki tanggung jawab dalam memelihara dan
2006). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sthephani, dkk (2015) dengan
judul faktor penghambat pelaksanaan SPO 7 benar dalam pemberian obat di ruang
5
rawat inap Rumah Sakit Panti Nirmala menunjukkan bahwa salah satu faktor
dan bahasa.
2016 melalui hasil laporan dari tim Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Panti Waluya Malang mulai bulan Januari sampai November 2016 di dapatkan
salah memberikan dosis sebanyak 7 kasus, perawat salah waktu pemberian obat
sebanyak 12 kasus dan perawat salah rute obat sebanyak 4 kasus. Didapatkan
mendapatkan obat untuk diminum pagi hari setelah makan. Peneliti melihat
harus di minum oleh pasien, akibatnya pasien tidak meminum obat tersebut
sampai dengan siang hari. Hal ini menyebabkan pengobatan kepada pasien kurang
penelitian yang dilakukan oleh Priscylia, dkk (2014) dan Sthephani, dkk (2015)
yang benar memiliki hubungan dalam ketepatan pemberian obat pada pasien. Dari
hasil penelitian diatas, studi pendauluan dan fenomena yang terjadi tersebut
terapeutik pada perawat dengan ketepatan pemberian obat pada pasien rawat inap
pasien.
Malang.
7
1. Institusi pendidikan
terapeutik yang dapat diterapkan pada peserta didik sejak dini, dan
keperawatan.
pemberian obat.
1. Profesi Perawat
pemberian obat.