1, Januari 2017:1-4
ABSTRAK
Kepuasan pelanggan adalah selisih kinerja institusi pelayanan keperawatan dengan harapan pasien sebagai
penerima pelayanan. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit di Kota Bandar Lampung tahun
sebesar 289.976 kunjungan rawat inap. Cakupan kunjungan rawat inap tertinggi terdapat pada RSUD Dr.H.Abdul
Moeloek sebesar 44.899. Wawancara dengan 10 pasien yang dirawat di ruangan penyakit dalam RSUD
dr.H.Abdul Moeloek didapatkan (10%) mengatakan tidak puas dalam daya tanggap menanggapi keluhan pasien.
(30%) pasien puas pada keramahan dan sopan perawat. (30%) tidak puas kepada perawat yang terkesan tidak
teliti selama memberikan tindakan. (30%) pasien mengeluh kurangnya perawat melakukan komunikasi.
Fenomena ketidakpuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kinerja
pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kinerja perawat dalam tindakan
keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap penyakit dalam RSUD dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tahun 2015.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan rancangan analitik observasional,
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat inap
di Ruang Penyakit Dalam RSUD dr.H.Abdul Moeloek dengan hari rawat lebih dari 3 hari yang berjumlah 196
pasien. Sampel sebesar 66 orang menggunakan metode Proportionate Stratified random sampling . Analisis data
menggunakan uji statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat dalam tindakan keperawatan baik yaitu sebanyak 36 orang
(54,5%), kepuasan pasien puas yaitu sebanyak 36 orang (54,5%). ada hubungan kinerja perawat dalam tindakan
keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang penyakit dalam RSUD dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tahun 2015 dengan p-value 0,000<0,05 dan nilai OR 9,625. Diharapkan kepada pihak RSUD dr.H.Abdul Moeloek
mengadakan rapat evaluasi secara rutin untuk mengetahui kendala yang dihadapi perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien.
1
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4
2
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4
Baik 36 54,5
Total 66 100
Berdasarkan tabel terlihat bahwa sebagian responden di ruang Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung menyatakan bahwa kinerja perawat dalam tindakan keperawatan yang dirasakan
baik yaitu sebesar 36 orang (54,5 %).
Distribusi Frekuensi Kepuasan pasien
Puas 36 54,5
Total 66 100
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p- dalam suatu organisasi. Kinerja keperawatan
value = 0,000 yang berarti p < α = 0,05 (Ho adalah prestasi tugas asuhan keperawatan
ditolak), maka dapat disimpulkan bahwa ada sehingga menghasilkan output yang baik kepada
hubungan kinerja perawat dalam tindakan costomer (organisasi, pasien, perawat sendiri)
keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang dalam kurun waktu tertentu. Dimana menurut
penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Kurniadi (2013) untuk menentukan tanda-tanda
Provinsi Lampung tahun 2015. Dengan nilai OR kinerja perawat baik adalah tingkat kepuasan
9,625 (95% CI: 3,116-29,733) yang berarti pasien dan perawat tinggi, zero complain dari
responden yang menyatakan bahwa kinerja pelanggan.
perawat yang dirasa baik memiliki 9,625 kali lebih Wawancara dengan responden
besar. didapatkan kinerja perawat dari dimensi
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Kehandalan (reliability) kinerja perawat yang baik
yang dikemukakan oleh Ilyas dalam Kurniadi adalah perawat menangani masalah pasien
(2013) dimana kinerja adalah penampilan hasil dengan tepat dan professional dan kinerja perawat
karya personil baik kuantitas maupun kualitas yang tidak baik dari dimensi kehandalan
3
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4
(reliability) adalah perawat kurang dalam memiliki tingkat kepuasan puas yaitu sebesar 36
memberikan pelayanan yang tepat waktu, kurang orang (54.5 %). Dan yang mengatakan tidak puas
dalam memberikan jawaban yang meyakinkan sebesar 30 orang (45,5 %). Hasil penelitian ini
tentang tindakan yang didapatkan pasien dan sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
perawat kurang dalam memberikan penyuluhan Woodruff and Gardial (2002) dalam Nursalam
dengan jelas dan mudah dimengerti pasien. (2014) diamana kepuasan adalah model
Wawancara dengan responden didapatkan kinerja kesenjangan antara harapan (standar kinerja yang
perawat dari dimensi daya tanggap seharusnya) dengan kinerja aktual yang diterima
(responsiveness) kinerja perawat yang baik pelanggan. Menurut teori dari Asmuji (2011)
adalah perawat cepat dan tanggap dalam kepuasan pelanggan adalah sebagai selisih
menangani keluhan pasien dan perawat meminta kinerja institusi pelayanan keperawatan dengan
izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan- harapan pasien sebagai penerima pelayanan.
tindakan keperawatan. Kemudian kinerja perawat Wawancara dengan responden didapatkan tingkat
yang tidak baik dari dimensi daya tanggap kepuasan pasien dari dimensi kehandalan
(responsiveness) adalah perawat kurang dalam (reliability) yang puas adalah menangani masalah
memberikan tindakan yang dibutuhkan pasien pasien dengan tetap dan profesional. Namun ada
dengan cepat dan perawat kurang dalam beberapa tingkat kepuasan pasien dari dimensi
memberikan penyuluhan yang dibutuhkan pasien. kehandalan (reliability ) yang tidak puas,
Wawancara dengan responden didapatkan kinerja diantaranya perawat yang kurang memberikan
perawat dari dimensi jaminan (assurance) kinerja pelayanan tepat waktu, perawat kurang
perawat yang baik adalah menilai kembali memberikan jawaban yang meyakinkan tentang
keadaan pasien setelah tindakan dan perawat tindakan yang didapat pasien dan perawat kurang
yang selalu memberikan tindakan secara aman memberikan penyuluhan dengan jelas dan mudah
dan nyaman. Kemudian kinerja perawat yang tidak dimengerti oleh pasien atau keluarga pasien.
baik dari dimensi jaminan (assurance) adalah Wawancara dengan responden didapatkan tingkat
perawat kurang dalam menjelaskan tindakan yang kepuasan pasien dari dimensi daya tanggap
dilakukan terhadap pasien dan perawat kurang (responsiveness) yang mengatakan puas adalah
bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam perawat cepat dan tanggap menangani keluhan
perawatan pasien. Wawancara dengan responden pasien dan perawat yang meminta izin kepada
didapatkan kinerja perawat dari dimensi empati pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan.
(empathy) kinerja perawat yang baik adalah Namun ada beberapa tingkat kepuasan pasien
perawat mendengarkan keluhan pasien dan dari dimensi daya tanggap (responsiveness) yang
perawat selalu memberikan perhatian dan tidak puas yaitu perawat dalam memberikan
dukungan moril pada pasien. Kemudian kinerja tindakan yang dibutuhkan pasien kurang cepat
perawat yang tidak baik dari dimensi empati dan perawat kurang cepat memberikan
(empathy) adalah perawat kurang menjalin penyuluhan atau penkes yang dibutuhkan pasien.
komunikasi yang baik dan perawat kurang sabar Wawancara dengan responden didapatkan tingkat
dalam memberikan tindakan kepada pasien. kepuasan pasien dari dimensi jaminan
Wawancara dengan responden didapatkan kinerja (assurance) responden yang mengatakan sangat
perawat dari dimensi bukti langsung (tangibles) puas adalah perawat yang menilai keadaan
kinerja perawat yang baik adalah perawat yang pasien setelah tindakan keperawatan dan perawat
selalu bersikap ramah dan sopan selama tindakan yang memberikan tindakan secara aman dan
dan pelayanan, perawat bekerja sama dengan nyaman. Kemudian tingkat kepuasan pasien dari
pasien dan keluarga dalam melakukan tindakan dimensi jaminan (assurance) yang puas adalah
keperawatan pada pasien dan perawat terampil perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain
dalam memberikan tindakan keperawatan. dalam keperawatan pasien. Namun ada beberapa
Kemudian kinerja perawat yang tidak baik dari tingkat kepuasan pasien dari dimensi jaminan
dimensi bukti langsung (tangibles) adalah (assurance) yang tidak puas diantaranya perawat
informasi yang diberikan oleh perawat kurang yang kurang menjelaskan tujuan dari tindakan
dimengerti pasien. yang akan dilakukan . Wawancara dengan
responden didapatkan tingkat kepuasan pasien
Kepuasan Pasien dari dimensi empati (empathy) responden yang
Berdasarkan tabel terlihat bahwa mengatakan sangat puas adalah terhadap
sebagian responden diruang penyakit dalam perawat bersikap ramah dan sopan selama
RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung memberikan tindakan keperawatan. Kemudian
4
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4
tingkat kepuasan pasien dari dimensi empati sedangkan dari 36 orang yang menyatakan kinerja
(empathy) yang puas adalah perawat yang perawat yang dirasakan baik didapatkan sebanyak
memberi perhatian dan dukungan moril pada 28 orang (77,8%) dan 8 orang (26,7 %)
pasien. Namun ada beberapa tingkat kepuasan menyatakan tidak puas. Berdasarkan hasil uji
perawat yang menilai keadaan pasien setelah statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti p <
tindakan keperawatan dan perawat yang α = 0,05 (Ho ditolak), maka dapat disimpulkan
memberikan tindakan secara aman dan nyaman. bahwa ada hubungan kinerja perawat dalam
Kemudian tingkat kepuasan pasien dari dimensi tindakan keperawatan dengan kepuasan pasien di
jaminan (assurance) yang puas adalah perawat ruang penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek
bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam Provinsi Lampung tahun 2015. Dengan nilai OR
keperawatan pasien. Namun ada beberapa tingkat yang berarti responden yang menyatakan bahwa
kepuasan pasien dari dimensi jaminan kinerja perawat yang dirasa baik memiliki 9,625
(assurance) yang tidak puas diantaranya perawat kali lebih besar untuk merasa puas dibandingkan
yang kurang menjelaskan tujuan dari tindakan responden yang menyatakan bahwa kinerja
yang akan dilakukan . Wawancara dengan perawat yang dirasakan tidak baik. Hasil ini
responden didapatkan tingkat kepuasan pasien sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
dari dimensi empati (empathy) responden yang Nursalam, (2014) bahwa kepuasan yaitu perasaan
mengatakan sangat puas adalah terhadap senang seseorang yang berasal dari
perawat bersikap ramah dan sopan selama perbandingan antara kesenangan terhadap
memberikan tindakan keperawatan. Kemudian aktivitas dan suatu produk dan harapannya.
tingkat kepuasan pasien dari dimensi empati Kemudian teori yang diungkapkan oleh Woodruff
(empathy) yang puas adalah perawat yang and Gardial (2002) dalam Nursalam (2014)
memberi perhatian dan dukungan moril pada dimana kepuasan adalah model kesenjangan
pasien. Namun ada beberapa tingkat kepuasan antara harapan (standar kinerja yang seharusnya)
pasien dari dimensi empati (empathy) yang tidak dengan kinerja aktual yang diterima pelanggan.
puas diantaranya perawat kurang menjalin Menurut teori dari Asmuji (2011) kepuasan
komunikasi yang baik dengan pasien dan perawat pelanggan adalah sebagai selisih kinerja institusi
bersikap sabar dalam memberikan tindakan pelayanan keperawatan dengan harapan pasien
keperawatan dan terkesan terburu-buru dalam sebagai penerima pelayanan. Sehingga jika
tindakan keperawatan kepada pasien. Wawancara kinerja perawat sebagai pemberi layanan sama
dengan responden didapatkan tingkat kepuasan dengan harapan pasien sebagai penerima
pasien dari dimensi bukti langsung (tangibles) layanan keperawatan, berarti pelayanan yang
responden yang mengatakan sangat puas adalah diberikan oleh perawat sesuai dengan yang
terhadap perawat bekerja sama dengan pasien diharapkan oleh pasien. Artinya, pasien sebagai
dan keluarga dalam memberikan tindakan penerima layanan keperawatan merasa puas
keperawatan. Kemudian tingkat kepuasan pasien dengan layanan keperawatan yang diberikan, jika
dari dimensi bukti langsung (tangibles) yang puas kinerja perawat sebagai pemberi layanan melebihi
adalah perawat yang terampil dalam memberikan harapan pasien sebagai penerima layanan
tindakan keperawatan pada pasien. Namun ada keperawatan, berarti pelayanan yang diberikan
beberapa tingkat kepuasan pasien dari dimensi perawat sangat sesuai dengan yang diharapkan
bukti langsung (tangibles) yang tidak puas pasien. Artinya, pasien sebagai penerima layanan
diantaranya informasi yang diberikan perawat sulit keperawatan merasa sangat puas dengan layanan
dimengerti dikarenakan perawat terkesan terburu- keperawatan yang diberikan dan jika kinerja
buru dan menjelaskan dengan cepat dan perawat perawat sebagai pemberi layanan lebih jelek
yang dirasa kurang bekerja sama dengan dibandingkan dengan harapan pasien sebagai
pasien dan keluarga dalam tindakan pada penerima pelayanan keperawatan, berarti
pasien. pelayanan yang diberikan perawat tidak sesuai
dengan yang diharapkan pasien. Artinya, pasien
Hubungan Kinerja Perawat dalam tindakan sebagai penerima layanankeperawatan meresa
keperawatan dengan kepuasan pasien tidak puas dengan layanan keperawatan yang
Berdasarkan tabel diketahui dari 30 diberikan. Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
orang responden yang mengatakan bahwa kinerja Abdul Moeloek Provinsi Lampung merupakan
perawat yang dirasakan tidak baik didapatkan rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi
sebanyak 22 orang (73,3%) menyatakan tidak Lampung dan pada tahun 2008 RSUD dr. H. Abdul
puas dan 8 orang (22,2 %) menyatakan puas, Moeloek telah ditetapkan sebagai rumah
sakit tipe B
5
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4