Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.

1, Januari 2017:1-4

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN


KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM
Teguh Pribadi

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran


Universitas Malahayati Bandar Lampung
Email : teguh@malahayati.ac.id

ABSTRAK
Kepuasan pelanggan adalah selisih kinerja institusi pelayanan keperawatan dengan harapan pasien sebagai
penerima pelayanan. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit di Kota Bandar Lampung tahun
sebesar 289.976 kunjungan rawat inap. Cakupan kunjungan rawat inap tertinggi terdapat pada RSUD Dr.H.Abdul
Moeloek sebesar 44.899. Wawancara dengan 10 pasien yang dirawat di ruangan penyakit dalam RSUD
dr.H.Abdul Moeloek didapatkan (10%) mengatakan tidak puas dalam daya tanggap menanggapi keluhan pasien.
(30%) pasien puas pada keramahan dan sopan perawat. (30%) tidak puas kepada perawat yang terkesan tidak
teliti selama memberikan tindakan. (30%) pasien mengeluh kurangnya perawat melakukan komunikasi.
Fenomena ketidakpuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kinerja
pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kinerja perawat dalam tindakan
keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap penyakit dalam RSUD dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tahun 2015.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan rancangan analitik observasional,
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat inap
di Ruang Penyakit Dalam RSUD dr.H.Abdul Moeloek dengan hari rawat lebih dari 3 hari yang berjumlah 196
pasien. Sampel sebesar 66 orang menggunakan metode Proportionate Stratified random sampling . Analisis data
menggunakan uji statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat dalam tindakan keperawatan baik yaitu sebanyak 36 orang
(54,5%), kepuasan pasien puas yaitu sebanyak 36 orang (54,5%). ada hubungan kinerja perawat dalam tindakan
keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang penyakit dalam RSUD dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tahun 2015 dengan p-value 0,000<0,05 dan nilai OR 9,625. Diharapkan kepada pihak RSUD dr.H.Abdul Moeloek
mengadakan rapat evaluasi secara rutin untuk mengetahui kendala yang dihadapi perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien.

Kata Kunci : Kinerja perawat, Kepuasan pasien

Daftar Pustaka : 18 (2009 – 2014)

PENDAHULUAN yang diberikan. Kinerja perawat dalam


Menurut Asmuji (2011) kepuasan pelanggan melaksanaan asuhan keperawatan selalu
adalah sebagai selisih kinerja institusi pelayanan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
keperawatan dengan harapan pasien sebagai Proses keperawatan merupakan pendekatan ilmiah
penerima pelayanan. Jika kinerja perawat sebagai dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan
pemberi layanan sama dengan harapan pasien pendekatan ini, perawat mampu melakukan
sebagai penerima layanan keperawatan, berarti identifikasi data dari klien, kemudian memilah dan
pelayanan yang diberikan oleh perawat sesuai memilih mana data yang senjang/fokus. Setelah itu,
dengan yang diharapkan oleh pasien. Artinya, perawat harus mampu menegakkan diagnosis
pasien sebagai penerima layanan keperawatan keperawatan dari data fokus yang ada. Kemudian,
merasa puas dengan layanan keperawatan yang membuat perencanaan penyelesaian masalah dan
diberikan. Jika kinerja perawat sebagai pemberi melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana,
layanan lebih jelek dibandingkan dengan harapan serta mengevaluasi keberhasilan dari rencana yang
pasien sebagai penerima pelayanan keperawatan, sudah dikerjakan. Dimana salah satu bagiannya
berarti pelayanan yang diberikan perawat tidak adalah tindakan/implementasi keperawatan yang
sesuai dengan yang diharapkan pasien. Artinya, merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang
pasien sebagai penerima layanan keperawatan telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan
merasa tidak puas dengan layanan keperawatan pasien terpenuhi secara optimal (Rohmah, 2012).

1
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

Menurut profil kesehatan dinas kota bandar METODE PENELITIAN


Lampung tahun 2013 mengatakan Cakupan Jenis penelitian yang digunakan dalam
kunjungan rawat jalan dan rawat inap tertinggi penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif yaitu jenis
terdapat pada RSUD Dr.H.Abdul Moeloek sebesar penelitian untuk mendapatkan gambaran yang
171.667 kunjungan rawat jalan dan 44.899 akurat dari sebuah karakteristik masalah yang
kunjungan rawat inap. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek berbentuk mengklasifikasikan suatu data
Provinsi Lampung adalah rumah sakit Pusat (Notoatmodjo, 2012). Rancangan dalam penelitian
Rujukan di Provinsi Lampung tipe B pendidikan. ini menggunakan desain dengan pendekatan cross
Maka RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi sectional yaitu desain penelitian yang bertujuan
Lampung dalam pelayanan menerima berbagai
untuk mencari hubungan antara faktor resiko
macam pasien serta diagnosa medis mupun dengan efek pengamatan atau observasi antar
keperawatan yang beragam. Ruang penyakit dalam
variabel dilakukan secara bersamaan (Notoatmodjo,
adalah ruang rawat inap yang merawat pasien
2012). Desain cross sectional dalam penelitian ini
dengan karakterisktik pasien dan jenis penyakit
digunakan untuk mengetahui variabel bebas
yang beragam. Karakteristik pasien dan jenis
(variabel independen) dan variabel terikat (variabel
penyakit yang beragam ini mengharuskan para
dependen) hubungan kinerja perawat dalam
tenaga kesehatan khususnya perawat perlu
tindakan keperawatan dengan kepuasan pasien
meningkatkan kompetensinya dalam memberikan
rawat inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul
pelayanan keperawatan dimana salah satu
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015.
bagiannya adalah asuhan keperawatan yang
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
optimal sehingga dapat menciptakan kepuasan
pasien rawat inap yang sudah dirawat lebih dari 3
pasien. Pada Survey awal di RSUD dr. H. Abdul
hari di rawat inap Penyakit Dalam RSUD dr. H.
Moeloek, penulis mendapatkan bahwa masih ada
Abdul Moeloek rata-rata pasien dengan hari rawat
keluhan ketidakpuasan dari pasien maupun dari
lebih dari 3 hari berjumlah 196 pasien/ bulan.
keluarga pasien atas sikap dan perilaku dalam
jumlah sampel sebesar 66,2 = 66 responden.
melakukan tindakan dari tenaga keperawatan yang
Metode yang dipakai adalah Proportionate
bertugas di ruang penyakit dalam. Wawancara
Stratified random sampling. Dalam penelitian ini
dengan 10 orang pasien yang dirawat di RSUD
variabel independen/variabel bebas yaitu kinerja
dr.H. Abdul Moeloek didapatkan 1 orang (10%)
perawat dalam tindakan keperawatan dan variabel
mengatakan ketidakpuasan dalam daya tanggap
dependen/ variabel terikat yaitu kepuasan pasien.
menanggapi keluhan pasien. 3 orang (30%)
Instrumen untuk mengetahui kinerja
mengatakan pasien puas pada keramahan dan
perawat dalam tindakan keperawatan dan tingkat
sopan perawat dalam melayani pasien. 3 orang
harapan sebanyak 20 pertanyaan terbagi atas
(30%) mengeluhkan ketidakpuasan kepada perawat
Reliability (keandalan) sebanyak 4 pertanyaan,
yang tidak sabar dan terkesan tidak teliti selama
memberikan tindakan. 3 orang (30%) pasien Assurance (jaminan) sebanyak4 pertanyaan,
mengeluhkan perawat kurang menjalin komunikasi Tangibles (kenyataan) sebanyak 4 pertanyaan,
yang baik dengan pasien. Berdasarkan fenomena Empathy (Empati) sebanyak 4 pertanyaan,
keluhan ketidakpuasan pasien dapat diasumsikan Responsiveness (tanggung jawab) sebanyak 4
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya pertanyaan. Kuesioner penelitian ini berpedoman
adalah faktor kinerja pelayanan Implementasi pada skala pengembangan yang dikembangkan
keperawatan atau dalam pelaksanaan tindakan oleh Likert (dikenal dengan model Skala Likert).
keperawatan. Berdasarkan fenomena Kemudian hasil skor T kinerja yang didapatkan
ketidakpuasan pasien rawat inap di RSUD dr. H. dikategorikan menjadi 2 kategori dimana Kurang
Abdul Moeloek maka penulis tertarik untuk baik (jika skor T < 50) ,dan baik (jika skor T > 50).
melakukan penelitian tentang hubungan kinerja Instrumen untuk menghitung kepuasan pasien
perawat dalam tindakan keperawatan dengan menggunakan rumus : kepuasan = f (kinerja –
kepuasan pasien rawat inap penyakit dalam RSUD harapan) dimana: skor kinerja dikurangi dengan
dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun skor tingkat harapan dari tiap-tiap pertanyaan.
2015. Kemudian ditentukan sikap untuk kepuasan pasien
dengan hasil skor T lalu dikategorikan menjadi 2
kategori dimana tidak puas (jika skor T < 50) ,dan
puas (jika skor T > 50).

2
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

Hasil dan Pembahasan


Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat

Kinerja Perawat Frekuensi (%)

Tidak Baik 30 45,5

Baik 36 54,5

Total 66 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa sebagian responden di ruang Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung menyatakan bahwa kinerja perawat dalam tindakan keperawatan yang dirasakan
baik yaitu sebesar 36 orang (54,5 %).
Distribusi Frekuensi Kepuasan pasien

Kepuasan Pasien Frekuensi (%)

Tidak puas 30 45,5

Puas 36 54,5

Total 66 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa sebagian responden diruang penyakit


Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki tingkat kepuasan puas yaitu sebesar 36
orang (54,5 %).
Hubungan Kinerja Perawat dalam tindakan keperawatan dengan kepuasan pasien

Kinerja Kepuasan pasien Total Total P-value OR 90%


perawat CI
Tidak puas Puas
N % N % N %
Tidak 22 73,3 8 26,7 30 100 0,000 9,625
baik
Baik 8 22,2 28 77,8 36 100 3,116
Total 30 45,5 36 54,5 66 100 29,733

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p- dalam suatu organisasi. Kinerja keperawatan
value = 0,000 yang berarti p < α = 0,05 (Ho adalah prestasi tugas asuhan keperawatan
ditolak), maka dapat disimpulkan bahwa ada sehingga menghasilkan output yang baik kepada
hubungan kinerja perawat dalam tindakan costomer (organisasi, pasien, perawat sendiri)
keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang dalam kurun waktu tertentu. Dimana menurut
penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Kurniadi (2013) untuk menentukan tanda-tanda
Provinsi Lampung tahun 2015. Dengan nilai OR kinerja perawat baik adalah tingkat kepuasan
9,625 (95% CI: 3,116-29,733) yang berarti pasien dan perawat tinggi, zero complain dari
responden yang menyatakan bahwa kinerja pelanggan.
perawat yang dirasa baik memiliki 9,625 kali lebih Wawancara dengan responden
besar. didapatkan kinerja perawat dari dimensi
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Kehandalan (reliability) kinerja perawat yang baik
yang dikemukakan oleh Ilyas dalam Kurniadi adalah perawat menangani masalah pasien
(2013) dimana kinerja adalah penampilan hasil dengan tepat dan professional dan kinerja perawat
karya personil baik kuantitas maupun kualitas yang tidak baik dari dimensi kehandalan

3
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

(reliability) adalah perawat kurang dalam memiliki tingkat kepuasan puas yaitu sebesar 36
memberikan pelayanan yang tepat waktu, kurang orang (54.5 %). Dan yang mengatakan tidak puas
dalam memberikan jawaban yang meyakinkan sebesar 30 orang (45,5 %). Hasil penelitian ini
tentang tindakan yang didapatkan pasien dan sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
perawat kurang dalam memberikan penyuluhan Woodruff and Gardial (2002) dalam Nursalam
dengan jelas dan mudah dimengerti pasien. (2014) diamana kepuasan adalah model
Wawancara dengan responden didapatkan kinerja kesenjangan antara harapan (standar kinerja yang
perawat dari dimensi daya tanggap seharusnya) dengan kinerja aktual yang diterima
(responsiveness) kinerja perawat yang baik pelanggan. Menurut teori dari Asmuji (2011)
adalah perawat cepat dan tanggap dalam kepuasan pelanggan adalah sebagai selisih
menangani keluhan pasien dan perawat meminta kinerja institusi pelayanan keperawatan dengan
izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan- harapan pasien sebagai penerima pelayanan.
tindakan keperawatan. Kemudian kinerja perawat Wawancara dengan responden didapatkan tingkat
yang tidak baik dari dimensi daya tanggap kepuasan pasien dari dimensi kehandalan
(responsiveness) adalah perawat kurang dalam (reliability) yang puas adalah menangani masalah
memberikan tindakan yang dibutuhkan pasien pasien dengan tetap dan profesional. Namun ada
dengan cepat dan perawat kurang dalam beberapa tingkat kepuasan pasien dari dimensi
memberikan penyuluhan yang dibutuhkan pasien. kehandalan (reliability ) yang tidak puas,
Wawancara dengan responden didapatkan kinerja diantaranya perawat yang kurang memberikan
perawat dari dimensi jaminan (assurance) kinerja pelayanan tepat waktu, perawat kurang
perawat yang baik adalah menilai kembali memberikan jawaban yang meyakinkan tentang
keadaan pasien setelah tindakan dan perawat tindakan yang didapat pasien dan perawat kurang
yang selalu memberikan tindakan secara aman memberikan penyuluhan dengan jelas dan mudah
dan nyaman. Kemudian kinerja perawat yang tidak dimengerti oleh pasien atau keluarga pasien.
baik dari dimensi jaminan (assurance) adalah Wawancara dengan responden didapatkan tingkat
perawat kurang dalam menjelaskan tindakan yang kepuasan pasien dari dimensi daya tanggap
dilakukan terhadap pasien dan perawat kurang (responsiveness) yang mengatakan puas adalah
bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam perawat cepat dan tanggap menangani keluhan
perawatan pasien. Wawancara dengan responden pasien dan perawat yang meminta izin kepada
didapatkan kinerja perawat dari dimensi empati pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan.
(empathy) kinerja perawat yang baik adalah Namun ada beberapa tingkat kepuasan pasien
perawat mendengarkan keluhan pasien dan dari dimensi daya tanggap (responsiveness) yang
perawat selalu memberikan perhatian dan tidak puas yaitu perawat dalam memberikan
dukungan moril pada pasien. Kemudian kinerja tindakan yang dibutuhkan pasien kurang cepat
perawat yang tidak baik dari dimensi empati dan perawat kurang cepat memberikan
(empathy) adalah perawat kurang menjalin penyuluhan atau penkes yang dibutuhkan pasien.
komunikasi yang baik dan perawat kurang sabar Wawancara dengan responden didapatkan tingkat
dalam memberikan tindakan kepada pasien. kepuasan pasien dari dimensi jaminan
Wawancara dengan responden didapatkan kinerja (assurance) responden yang mengatakan sangat
perawat dari dimensi bukti langsung (tangibles) puas adalah perawat yang menilai keadaan
kinerja perawat yang baik adalah perawat yang pasien setelah tindakan keperawatan dan perawat
selalu bersikap ramah dan sopan selama tindakan yang memberikan tindakan secara aman dan
dan pelayanan, perawat bekerja sama dengan nyaman. Kemudian tingkat kepuasan pasien dari
pasien dan keluarga dalam melakukan tindakan dimensi jaminan (assurance) yang puas adalah
keperawatan pada pasien dan perawat terampil perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain
dalam memberikan tindakan keperawatan. dalam keperawatan pasien. Namun ada beberapa
Kemudian kinerja perawat yang tidak baik dari tingkat kepuasan pasien dari dimensi jaminan
dimensi bukti langsung (tangibles) adalah (assurance) yang tidak puas diantaranya perawat
informasi yang diberikan oleh perawat kurang yang kurang menjelaskan tujuan dari tindakan
dimengerti pasien. yang akan dilakukan . Wawancara dengan
responden didapatkan tingkat kepuasan pasien
Kepuasan Pasien dari dimensi empati (empathy) responden yang
Berdasarkan tabel terlihat bahwa mengatakan sangat puas adalah terhadap
sebagian responden diruang penyakit dalam perawat bersikap ramah dan sopan selama
RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung memberikan tindakan keperawatan. Kemudian

4
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

tingkat kepuasan pasien dari dimensi empati sedangkan dari 36 orang yang menyatakan kinerja
(empathy) yang puas adalah perawat yang perawat yang dirasakan baik didapatkan sebanyak
memberi perhatian dan dukungan moril pada 28 orang (77,8%) dan 8 orang (26,7 %)
pasien. Namun ada beberapa tingkat kepuasan menyatakan tidak puas. Berdasarkan hasil uji
perawat yang menilai keadaan pasien setelah statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti p <
tindakan keperawatan dan perawat yang α = 0,05 (Ho ditolak), maka dapat disimpulkan
memberikan tindakan secara aman dan nyaman. bahwa ada hubungan kinerja perawat dalam
Kemudian tingkat kepuasan pasien dari dimensi tindakan keperawatan dengan kepuasan pasien di
jaminan (assurance) yang puas adalah perawat ruang penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek
bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam Provinsi Lampung tahun 2015. Dengan nilai OR
keperawatan pasien. Namun ada beberapa tingkat yang berarti responden yang menyatakan bahwa
kepuasan pasien dari dimensi jaminan kinerja perawat yang dirasa baik memiliki 9,625
(assurance) yang tidak puas diantaranya perawat kali lebih besar untuk merasa puas dibandingkan
yang kurang menjelaskan tujuan dari tindakan responden yang menyatakan bahwa kinerja
yang akan dilakukan . Wawancara dengan perawat yang dirasakan tidak baik. Hasil ini
responden didapatkan tingkat kepuasan pasien sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
dari dimensi empati (empathy) responden yang Nursalam, (2014) bahwa kepuasan yaitu perasaan
mengatakan sangat puas adalah terhadap senang seseorang yang berasal dari
perawat bersikap ramah dan sopan selama perbandingan antara kesenangan terhadap
memberikan tindakan keperawatan. Kemudian aktivitas dan suatu produk dan harapannya.
tingkat kepuasan pasien dari dimensi empati Kemudian teori yang diungkapkan oleh Woodruff
(empathy) yang puas adalah perawat yang and Gardial (2002) dalam Nursalam (2014)
memberi perhatian dan dukungan moril pada dimana kepuasan adalah model kesenjangan
pasien. Namun ada beberapa tingkat kepuasan antara harapan (standar kinerja yang seharusnya)
pasien dari dimensi empati (empathy) yang tidak dengan kinerja aktual yang diterima pelanggan.
puas diantaranya perawat kurang menjalin Menurut teori dari Asmuji (2011) kepuasan
komunikasi yang baik dengan pasien dan perawat pelanggan adalah sebagai selisih kinerja institusi
bersikap sabar dalam memberikan tindakan pelayanan keperawatan dengan harapan pasien
keperawatan dan terkesan terburu-buru dalam sebagai penerima pelayanan. Sehingga jika
tindakan keperawatan kepada pasien. Wawancara kinerja perawat sebagai pemberi layanan sama
dengan responden didapatkan tingkat kepuasan dengan harapan pasien sebagai penerima
pasien dari dimensi bukti langsung (tangibles) layanan keperawatan, berarti pelayanan yang
responden yang mengatakan sangat puas adalah diberikan oleh perawat sesuai dengan yang
terhadap perawat bekerja sama dengan pasien diharapkan oleh pasien. Artinya, pasien sebagai
dan keluarga dalam memberikan tindakan penerima layanan keperawatan merasa puas
keperawatan. Kemudian tingkat kepuasan pasien dengan layanan keperawatan yang diberikan, jika
dari dimensi bukti langsung (tangibles) yang puas kinerja perawat sebagai pemberi layanan melebihi
adalah perawat yang terampil dalam memberikan harapan pasien sebagai penerima layanan
tindakan keperawatan pada pasien. Namun ada keperawatan, berarti pelayanan yang diberikan
beberapa tingkat kepuasan pasien dari dimensi perawat sangat sesuai dengan yang diharapkan
bukti langsung (tangibles) yang tidak puas pasien. Artinya, pasien sebagai penerima layanan
diantaranya informasi yang diberikan perawat sulit keperawatan merasa sangat puas dengan layanan
dimengerti dikarenakan perawat terkesan terburu- keperawatan yang diberikan dan jika kinerja
buru dan menjelaskan dengan cepat dan perawat perawat sebagai pemberi layanan lebih jelek
yang dirasa kurang bekerja sama dengan dibandingkan dengan harapan pasien sebagai
pasien dan keluarga dalam tindakan pada penerima pelayanan keperawatan, berarti
pasien. pelayanan yang diberikan perawat tidak sesuai
dengan yang diharapkan pasien. Artinya, pasien
Hubungan Kinerja Perawat dalam tindakan sebagai penerima layanankeperawatan meresa
keperawatan dengan kepuasan pasien tidak puas dengan layanan keperawatan yang
Berdasarkan tabel diketahui dari 30 diberikan. Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
orang responden yang mengatakan bahwa kinerja Abdul Moeloek Provinsi Lampung merupakan
perawat yang dirasakan tidak baik didapatkan rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi
sebanyak 22 orang (73,3%) menyatakan tidak Lampung dan pada tahun 2008 RSUD dr. H. Abdul
puas dan 8 orang (22,2 %) menyatakan puas, Moeloek telah ditetapkan sebagai rumah
sakit tipe B

5
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

pendidikan dengan surat keputusan Menteri H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung


Kesehatan Replubik Indonesia No. tahun 2015. Dengan nilai p-value 0,000
HK/03.05/1/2603/2008 tentang penetapan RSUD dan nilai OR 9,625
dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebagai Saran
rumah sakit pendidikan sehingga Hal ini Bagi Institusi Rumah Sakit
mengakibatkan besarnya harapan mereka a. Perlu dibuat suatu sistem monitoring dan
terhadap pelayanan RSUD dr. H Abdul Moeloek evaluasi secara rutin pada saat perawat
provinsi Lampung yang menjadi pusat rujukan melaksanakan pelayanan keperawatan
mereka dari rumah sakit , puskesmas atau klinik kepada pasien serta mengadakan rapat
daerah tempat mereka karena RSUD dr. H evaluasi secara rutin untuk mengetahui
Abdul Moeloek memiliki fasilitas kesehatan kendala-kendala yang dihadapi perawat
yang lengkap. Kemudian prilaku kinerja yang dalam memberikan pelayanan
baik dari perawat akan berdampak terciptanya keperawatan kepada pasien sehingga
pelayanan keperawatan yang mandiri dan dapat dihasilkan solusi untuk
profesional, sehingga akan tercipta pelayanan meningkatkan kinerja perawat dalam
kesehatan yang paripurna di Rumah Sakit. Hal memberikan pelayanan tindakan
ini akhirnya menciptakan tercapainya kepuasan keperawatan kepada pasien.
pasien terhadap pelayanan kesehatan dan b. Diharapkan untuk perawat untuk fokus
akan membuat pasien yang puas menjadi setia/ meningkatkan performa (kinerja)
royal dimana pasien yang royal adalah pelayanan keperawatan didimensi
“sarana promosi” yang murah. Memiliki pasien kehandalan (Reliability )yaitu pemberian
loyal akan meningkatkan daya jual institusi informasi yang dibutuhkan pasien
pelayanan kesehatan demikian juga dengan cepat dan mudah dimengerti
kemampuan untuk berlaba (profitabillitas pasien, memberikan penyuluhan yang
meningkat). Dengan demikian subsidi silang dibutuhkan pasien untuk meningkatkan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan pengetahuan pasien dan memberikan
maupun imbalan yang diberikan pada seluruh jawaban yang meyakinkan khususnya
SDM di institusi pelayanan kesehatan terebut dengan pada tindakan
juga akan dapat lebih meningkat, kesejahteraan keperawatansehingga tidak menimbulkan
meningkat, gairah kerja tenaga kesehatan kebingungan pada pasien.
semakin meningkat termasuk kemauan untuk Bagi Peneliti Selanjutnya
meningkatkan kepuasan pelanggannya, Kinerja Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang
akan semakin meningkat dimana pelayanaan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
kepada pasien menjadi semakin baik, akibatnya kepuasan pasien, seperti faktor lingkungan, harga,
pasien akan menjadi semakin puas dan bila fasilitas yang didapatkan pasien, kebersihan
pasien tersebut membutuhkan palayanan ruangan rawat inap dan lain-lain.
kesehatan lagi dia akan meggunakan kembali
pelayanan yang sama. DAFTAR PUSTAKA
Asmuji (2012). Manajemen Keperawatan konsep
SIMPULAN DAN SARAN & aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Simpulan
1. Sebagian besar responden di Ruang Azwar, Saifuddin (2013). Sikap manusia teori
Rawat Inap penyakit dalam RSUD dr. H. dan pengukurannya, Penerbit Pelajar
Abdul moeloek Provinsi Lampung tahun Offset, Yogyakarta.
2015 menyatakan bahwa kinerja perawat Dinas kesehatan Kota Bandar Lampung (2013).
dalam tindakan keperawatan baik yaitu Profil Pelayanan Kesehatan Kota Bandar
sebanyak 36 orang (54,5%). Lampung Tahun 2013, Bandar Lampung
2. Sebagian besar responden di Ruang
Rawat Inap penyakit dalam RSUD dr. H. Hartono (2010). Manajemen Pemasaran untuk
Abdul moeloek Provinsi Lampung tahun Rumah Sakit, penerbit Rineka Cipta.
2015 menyatakan bahwa kepuasan
pasien puas yaitu sebanyak 36 orang Hastono (2007). Analisa Data Kesehatan
(54,5%). ,Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Ada hubungan kinerja perawat dalam
tindakan keperawatan dengan kepuasan
pasien di ruang penyakit dalam RSUD dr.
6
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

Ikhlashiah, Azura (2013). Skripsi. Notoatmodjo (2012). Promosi Kesehatan Teori


Gambaran tingkat kepuasan Dan Aplikasi. edisi pertama. PT Rineka
pasien dalam mutu pelayanan Cipta. Jakarta.
keperawatan di ruang rawat jalan Rumah
Sakit Adenin Adenan Medan. Program Octoberly,Angga Putra Lega (2014). Skripsi,
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hubungan Motivasi Kerja Dengan kinerja
Sumatera Utara Medan. perawat pelaksana dalam memberikan
asuhan keperawatan di Instalasi rawat
Kurniadi, Anwar (2013). Manajemen inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
keperawatan dan prospektifnya teori, Abdul Moeloek provinsi Lampung 2014.
konsep dan aplikasi , Falkultas Program Studi Ilmu Keperawatan
Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Malahayati Bandar Lampung.
Jakarta.
Rekam medik RSUD Abdoel Moeloek
Miranda, Dina (2014). Skripsi, Hubungan kinerja (2015).Laporan bulanan Jumlah
perawat dengan kepuasan pasien di pasien,BOR,ALOS,TOI bulan Januari,
Ruang Nuri RSUD dr. H. Abdul febuari,dan Maret. Bandar Lampung.
Meloek Provinsi Lampung 2014. Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid (2012).
Program Studi Ilmu Keperawatan Proses Keperawatan teori & Aplikasi. AR-
Universitas Malahayati Bandar Ruzz Media Jogjakarta.
Lampung.
Siswanto (2013). Metodologi Penelitian
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
Kesehatan dan Kedokteran. Bursa Ilmu,
Keperawatan.Penerbit Salemba Medika,
Jogjakarta.
Jakarta.
Sugiyono (2014). Statistika Untuk Penelitian.
Nursalam (2014). Manajemen Keperawatan
Penerbit Alfabeta, Bandung.
aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional, Penerbit Salemba Medika,
S.Suarli & Yanyan Bahtiar (2012).Manajemen
Jakarta.
Keperawatan dengan pendekatan Prakts.
Erlangga Jakarta.
Nursalam (2009). Manajemen Keperawatan
aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional. Edisi 2 Salemba Medika,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai