Anda di halaman 1dari 7

Rusnoto, M.Purnomo, Tri Puji Utomo. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.

2 (2019) 343 -349 | 343

HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN PELAYANAN KEPERAWATAN


DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
Rusnotoa, M.Purnomoa, Tri Puji Utomoc
a,b
Universitas Muhammadiyah Kudus
a
rusnoto@umkudus.ac.id
b
mpurnomo@umkudus.ac.id

Abstrak

Pendahuluan: kepuasan pasien merupakan indikator keberhasilan pelayanan keperawatan.


Beberapa fenomena kepuasan pasien rawat inap bervariasi puasa dan tidak puas. Komunikasi yang
efektif dan kualitas pelayanan keperawatan merupakan faktor yang berkontribusi pada kepuasan
pasien. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan komunikasi dan pelayanan keperawatan
dengan kepuasan pasien rawat inap. Metode: desain penelitian observasional cross sectional. Sampel
sebanyak 90 responden dengan teknik consecutive sampling. Alat penelitian menggunakan kuesioner
komunikasi, kuesioner pelayanan keperawatan, dan kuesioner kepuasan pasien yang telah teruji
validitas dan reliabiltasnya. Analisis data bivariat menggunakan fisher exact test. Hasil: Karakteristik
pasien rawat inap menunjukkan rerata umurnya 45,4 tahun, jenis kelamin 52,2% laki-laki, pendidikan
terbanyak SMA (36,7%), dan 34,4% memiliki perkerjaan PNS/TNI/Polri. Hasil variabel penelitian
menunjukkan 83,3% komunikasi baik, 96,7% pelayanan keperawatan baik, dan 95,6% pasien puas.
Hasil uji statistik fisher exact test menunjukkan hubungan signifikan komunikasi dengan kepuasan
pasien (p=0,001). Saran: perawat perlu mempertahankan komunikasi yang baik, cepat, dan tanggap
agar menghasilkan kepuasan pasien rawat inap.

Kata kunci: komunikasi; pelayanan keperawatan; kepuasan; pasien rawat inap

Abstract

Introduction: patient satisfaction is an indicator of the success of nursing services. Some


phenomena of inpatient satisfaction vary from satisfied to dissatisfied. Effective communication and
quality of nursing services are factors that contribute to patient satisfaction. The purpose of the study
was to analyze the relationship of communication and nursing services to the satisfaction of
inpatients. Method: observational cross sectional design. Samples were 90 respondents with
consecutive sampling technique. The research tool used communication questionnaires, nursing
service questionnaires, and patient satisfaction questionnaires that have been tested for validity and
reliability. The bivariate analysis used fisher exact test. Results: Characteristics of inpatients showed
a mean age of 45.4 years, gender 52.2% male, most education in high school (36.7%), and 34.4% had
employment of civil servants/military/police. The results of the research variables showed 83.3% good
communication, 96.7% good nursing services, and 95.6% patients were satisfied. The results of fisher
exact test showed a significant relationship of communication with patient satisfaction (p = 0.001).
Suggestion: nurses need to maintain good, fast, and responsive communication to produce inpatient
satisfaction.

Keywords : comunication; nursing services; satisfaction; inpatients

Komunikasi efektif perawat sangat


PENDAHULUAN dibutuhkan dalam menangani pasien, apabila
Perawat merupakan profesi yang hal tersebut tidak diterapkan dengan baik
difokuskan pada asuhan keperawatan maka akan mengganggu hubungan yang
individu, keluarga, dan masyarakat untuk berdampak pada ketidakpuasan pasien.
mencapai kesehatan yang optimal. Kurangnya komunikasi antara staf rumah
Pelaksanaan asuhan keperawatan sakit dengan pasien merupakan salah satu
membutuhkan komunikasi efektif. alasan keluhan umum pasien di rumah sakit.
344 | Rusnoto, M.Purnomo, Tri Puji Utomo / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.2 (2019) 343-349
Pasien sering tidak puas dengan kualitas dan panas/dingin dan lain-lain. Akhirnya pasien
jumlah informasi yang diterima dari tenaga akan meninggalkan rumah sakit dan mencari
kesehatan. Sebanyak 35-45% pasien tidak jasa pelayanan yang bermutu ditempat lain.
puas berkomunikasi dengan dokter dan Oleh sebab itu sudah saatnya kepuasan
perawat, aspek yang paling membuat pasien menjadi bagian integral dalam misi
ketidakpuasan adalah jumlah dan jenis dan tujuan profesi keperawatan karena
informasi yang diterima (Mandala, 2002). semakin meningkatnya intensitas kompetisi
Rumah sakit memberikan pelayanan global dan domestik, serta berubahnya
keperawatan yang komprehensif mencakup preferensi dan perilaku dari pasien untuk
aspek promotif, prefentif, kuratif, dan mencari pelayanan jasa keperawatan yang
rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat. lebih bermutu (Husna, 2006).
Pelayanan di rumah sakit sering mengalami Kurniasih (2002), menunjukkan 80,9%
permasalahan yang mencakup tentang pasien merasa tidak puas dan sebanyak
ketidakpuasan pasien terhadap mutu 19,1% pasien merasa puas dengan kinerja
pelayanan rawat inap dan rawat jalan yang perawat pelaksana (Bhayangkara,2013).
dianggap kurang memadai atau memuaskan Pasien dinas POLRI yang tidak puas
(Azwar 1996:83). Pelayanan keperawatan terhadap pelayanan keperawatan sebanyak
harus memenuhi syarat: tersedia (available), 25,65% dari 49 keluhan pelayanan rumah
Wajar (appropriate), berkesinambungan sakit melalui kontak telefon dan SMS
(continue), dapat diterima (acceptable), dapat (Bhayangkara,2013). Studi pendahuluan di
dicapai (accessible), dapat dijangkau ruang rawat inap mengenai aspek perhatian,
(affordable), efisien (efficient) dan bermutu aspek penerimaan, aspek komunikasi, aspek
(quality). Semakin majunya ilmu kerjasama, dan aspek tanggung jawab
pengetahuan dan teknologi kedokteran maka menunjukkan: 9 pasien mengatakan
semakin baik pula tingkat pendidikan serta komunikasi dan pelayanan keperawatan
keadaan sosial ekonomi masyarakat, perawat baik, 10 pasien mengatakan biasa
sehingga kebutuhan dan tuntutan akan saja, dan 6 pasien mengatakan kurang puas.
pelayanan kesehatan semakin meningkat Gambaran kepuasan pasien di RSUD Dr
(Ertanto, 2002). Loekmono Hadi Kudus (tahun 2014
Kepuasan atau ketidakpuasan adalah sebanyak 18085 pasien, ttahun 2015
respon pelanggan terhadap evaluasi sebanyak 19574 pasien, ttahun 2016
ketidaksesuaian (disconfirmation) yang sebanyak 20971 pasien, dan tahun 2017
dipersepsikan antara harapan awal dan sebanyak 20589 pasien. Terlihat bahwa pada
kinerja aktual yang dirasakan (Tjiptono, tahun 2016 dan 2017 terjadi penurunan
2000). Banyak faktor penyebab jumlah pasien rawat inap sebanyak 5%.
ketidakpuasan pasien di rumah sakit, salah Dengan interprestasi indeks kepuasan pasien
satunya adalah faktor komunikasi dari dokter pada bulan Agustus 2017 kriteria baik
dan perawat. Tingkat kepuasan pasien sangat sebanyak 82,33% tapi belum mencapai
tergantung pada bagaimana faktor tersebut di standar pelayanan minimal (>90%).
atas dapat memenuhi harapan. Sebagai Komunikasi perawat masih kurang dalam
contoh faktor komunikasi verbal dan non pelayanan keperawatan, Hal ini di buktikan
verbal perawat dalam komunikasi apabila dengan adanya beberapa keluhan atau protes,
dilaksanakan tidak sesuai dengan spirit dalam baik dari keluarga maupun pasien itu sendiri
komunikasi tersebut maka yang dihasilkan terhadap pelayanan yang di berikan perawat
adalah respon ketidakpuasan dari pasien selama perawatan di ruang rawat inap.
(Husna, 2006). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Seorang pasien yang tidak puas pada hubungan komunikasi dan pelayanan
gilirannya akan menghasilkan sikap atau keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien.
perilaku tidak patuh terhadap seluruh
prosedur keperawatan dan prosedur medis METODE
misalnya menolak pasang infus, menolak Variabel bebas dalam penelitian ini
minum obat, menolak untuk dikompres terdiri: komunikasi dan pelayanan
keperawatan. Variabel terikatnya adalah
Rusnoto, M.Purnomo, Tri Puji Utomo. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.2 (2019) 343 -349 | 345

tingkat kepuasan pasien. Hipotesis penelitian SD/MI 20 22,2


ini adalah terdapat hubungan komunikasi dan SMP 13 14,4
pelayanan kesehatan dengan tingkat SMA 33 36,7
kepuasan pasien dirawat. Desain penelitian Sarjana/Diploma 22 24,4
cross sectional. Sampel diambil Pekerjaan
menggunakan teknik consecutive sampling Tidak bekerja 15 16,7
dengan kriteria inklusi: (1) usia dewasa lebih Swasta 16 17,8
dari 18 tahun sampai 60 tahun; (2) Wiraswasta 17 18,9
pendidikan minimal SD. Hasil perhitungan Buruh 11 12,2
PNS/TNI/POLRI 31 34,4
sampel diburuhkan sebanyak 90 sampel.
Total 90 100
Instrument penelitian ini menggunakan
kuesioner. Kuesinoner ini telah memenuhi Tabel 3 Deskripsi Komunikasi dan Pelayanan
vailiditas dan reliabilitas. Analisis univariat Keperawatan dan Kepuasan Pasien Rawat Inap di
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Tahun 2018 (n=90)
menggunakan tendensi sentral dan ukuran
variasi serta proporsi. Analisis bivariat untuk Variabel Frekuensi Persentase
melihat hubungan antara variabel independen Komunikasi
(komunikasi dan pelayanan keperawatan) Cukup 15 16,7
Baik 75 83,3
dengan variabel dependen (tingkat kepuasan
Pelayanan
pasien) digunakan Chi-Square test dengan
keperawatan
taraf signifikansi 5%. Cukup 3 3,3
HASIL PENELITIAN Baik 87 96,7
Hasil penelitian menunjukkan rerata umur Kepuasan
pasien 45 tahun, laki-laki 52,2%, pendidikan TidakPuas 4 4,4
terbanyak adalah lulusan SMA 36,7%, dan Puas 86 95,6
Total 90 100
pekerjaan terbanyak adalah PNS/TNI/POLRI
sebanyak 34,4%. Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 1. Deskripsi Umur Pasien Rawat Inap di di Tabel 4 Hubungan Komunikasi Perawat dengan
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Tahun 2018 (n=90) Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD dr. Loekmono
Hadi Kudus
Variabel Mean Std Median Min -
Deviasi Maks Tingkat
Umur 45,40 0,502 49,00 20 - 59 Kepuasan
Komunikasi Tidak Total p
Tabel 2 Karakteristik Pasien Rawat Inap (Jenis Puas
Puas
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan) di RSUD dr. (%)
(%)
Loekmono Hadi Kudus Tahun 2018
4 11 15
Cukup 0,001
Variabel Frekuensi Persentase (26,7) (73,3) (100)
Jenis Kelamin 75 75
Baik 0 (0)
Lakilaki 47 52,2 (100) (100)
Perempuan 43 47,8 86 90
Total 4 (4,4)
Pendidikan (95,6) (100)
Tidak sekolah 2 2,2 Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 5 Hubungan Pelayanan Keperawatan dengan Tingkat kepuasan pasien di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Tahun 2018 (n=90)

Pelayanan Tingkat Kepuasan


Total p
Keperawatan Tidak Puas Puas
Kurang 0 (0) 3 (100) 3 (100) 1
Baik 4 (4,6) 83 (95,4) 87
Total 4(4.4%) 86 (95.6%) 100.0%
Sumber : Data Primer, 2018
346 | Rusnoto, M.Purnomo, Tri Puji Utomo / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.2 (2019) 343-349
mempengaruhi persepsi dan harapan pasien
PEMBAHASAN untuk memenuhi kebutuhan termasuk
Hasil penelitan menunjukkan adanya pelayanan kesehatan. Perempuan lebih
hubungan komunikasi dengan pelayanan senang menjalin komunikasi dengan sesama
keperawatan. Hal ini sejalan dengan Hajriani dan bertujuan untuk membangun
(2013) yaitu tingkat kepuasan mencapai kebersamaan, sedangkan laki-laki lebih
78,3% yang merasa puas dibandingkan yang mengutamakan dengan group untuk
kurang puas hanya 4,3%. sedangkan yang mendapatkan kemandirian. Loudoh dan Bitta
mengatakan komunikasi perawat kurang baik (1988) yang di kutip oleh Budiman (2010),
dengan tingkat kepuasan kurang yakni 6,5% factor demografi yang berhubungan dengan
dibandingkan yang mengatakan puas sebesar kepuasan adalah jenis kelamin dimana jenis
10,9%. Selaras dengan pendapat Maison, kelamin laki-laki dinyatakan lebih mudah
Walter dan White dalam Dwilaksono (2006), puas berbeda dengan jenis kelamin
bahwa terdapat 9 faktor yang mempengaruhi perempuan yang tidak mudah puas. Seorang
kepuasan dan salah satu diantaranya adalah perempuan lebih senang menjalin
komunikasi. Bhayangkara (2009) komunikasi dengan sesama dan bertujuan
mengungkapkan bahwa komunikasi dalam untuk membangun kebersamaan sedangkan
praktek keperawatan profesional merupakan kerjasama tidak dapat terpenuhi hanya
unsur utama bagi perawat dalam dengan komunikasi perawat yang baik saja.
melaksanakan asuhan keperawatan untuk Akan tetapi juga dapat di pengaruhi dari
mencapai hasil yang optimal. Peran umpan balik pasien itu sendiri.
komunikasi dalam pelayanan kesehatan tidak Yayuk (2008), tingkat kepuasan antara
dapat dipisahkan dari setiap pasien yang individu yang satu dengan individu yang lain
sedang menjalani perawatan dirumah sakit berbeda dapat dikarenakan adanya pengaruh
karena salah satu factor yang mempengaruhi dari factor jabatan, umur, kedudukan tingkat
kepuasan pasien adalah komunikasi, dalam ekonomi, pendidikan jenis kelamin, sikap
hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, mental dan kepribadian. Jenis kelamin
keacuhan, keramahan, serta kemudahan berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien
mendapatkan informasi dan komunikasi di mana jenis kelamin laki-laki lebih mudah
menduduki peringkat yang tinggi dalam puas dibandingkan jenis kelamin perempuan
persepsi kepuasan pasien di rumah sakit. karena pasien yang berjenis kelamin laki-laki
Komunikasi merupakan elemen penting tidak terlalu memperhatikan bagaimana
dalam proses interaksi antara perawat dengan pelayanan yang diberikan perawat akan tetap
pasien. Ketika berinteraksi dengan pasien lebih berberfokus pada bagaimana
komunikasi yang baik sangat diperlukan baik kesembuhanya, sedangkan perempuan
itu kejelasan, kecepatan berbicara, waktu dan cenderung melihat kearah yang lebih spesifik
relevan dan lainya, serta penampilan personal, pada proses penyembuhan seperti pelayanan
vokalik, ekpresi wajah dan lainya. Semua itu secara umum yang diperoleh selama proses
perlu di perhatikan agar pasien bisa merasa perawatan.
puas ketika mendapat kan pelayanan Umur berhubungan dengan tingkat
keperawatan. kepuasan pasien dimana umur lebih tua lebih
Sebanyak 26% mengatakan komunikasi mudah puas dibandingkan dengan umur lebih
perawat cukup dan pasien merasa tidak puas muda karena usia lebih tua memiliki
mayoritas pasien perempuan. Penelitian pengalaman dalam hal pelayanan
Suhamirati mengungkapkan bahwa keperawatan lebih banyak di banding dengan
perempuan tidak mudah puas (32,9%), yang usia muda, selain itu usia lebih muda lebih
mudah puas adalah laki-laki (67,1%). Akan cenderung khawatir tentang prognosis
tetapi bertentangan dengan penelitian penyakitnya karena mereka berpikir tentang
Hashim yang menyatakan perempuan lebih masa depanya sehingga mereka lebih
mudah puas 63% dibandingkan laki-laki mengharapkan pelayanan yang lebih
( 37%) (Haidar, 2011). Pendapat Sarwono optimal.sedangkan usia yang lebih tua
(1986) yang dikutip nurhasanah (2009) juga cenderung bersikap percaya terhadap
menyatakan bahwa jenis kelamin
Rusnoto, M.Purnomo, Tri Puji Utomo. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.2 (2019) 343 -349 | 347

pelayanan yang diberikan oleh perawat yang yang diberikan semakin kritis. Pendidikan
juga sebagai orang yang lebih tua mereka terakhir yang paling banyak adalah tingkat
merasa pastinya akan diberikan pelayanan SMA yaitu 33 orang (36,7%), pekerjaan
yang lebih baik dan dihormati oleh orang lain kebanyakan responden dari kalangan
dalam hal ini perawat. PNS/TNI/POLRI yaitu 31 orang (34,4%)
Tingkat pendidikan berhubungan dengan sehingga peneliti berasumsi bahwa reponden
tingkat kepuasan pasien dimana tingkat cenderung menerima atau kurang mampu
pendidikan kurang dari atau sama dengan menilai pelayanan yang diberikan karena
SMA lebih mudah puas dibandingkan dengan kurangnya pengetahuan tentang pelayanan
tingkat pendidikan lebih dari SMA karena keperawatan. Hal ini sesuai dengan pendapat
orang dengan tingkat pendidikan kurang dari siagian (2001) dalam Ridwan (2013), bahwa
atau sama dengan SMA tingkat pengetahuan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
lebih sedikit (kurang) dibandingkan dengan semakin besar keinginan dan harapanya,
tingkat pendidikan yang lebih dari SMA atau maka tingkat pendidikan yang tinggi
yang telah mengenyam pendidikan di cederung tingkat kepuasan rendah sehingga
perguruan tinggi. Sehingga mempengaruhi diperlukan pelayanan yang berkualitas tinggi.
persepsi pasien dalam menilai pelayanan Suryawati (2006), bahwa kepuasan pasien
yang diberikan perawat khususnya dalam hal ialah suatu tiangkat perasaan pasien yang
ini adalah komunikasi perawat. timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan
Mardani (2003) dalam Ridwan (2013) kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
responden yang berusia >30 tahun paling membandingknya dengan apa yang
banyak yang puas dengan pelayanan diharapkanya. Pasien baru akan merasa puas
keperawatan dan menunjukkan peluang apabila kinerja pelayanan kesehatan yang
kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan diperolehnya sama atau melebihi dari apa
dengan responden yang berusia <30 tahun. yang menjadi harapanya dan sebaliknya.
Usia lebih tua lebih puas terhadap pelayanan Ketidakpuasan akan timbul atau perasaan
keperawatan dibandingkan usia muda kecewa pasien akan terjadi apabila kinerja
dikarenakan: (1) Pasien tua cenderung lebih pelayanan kesehatan yang diperolehnya itu
menerima dibanding dengan pasien yang tidak sesuai dengan harapanya.
lebih tua; (2) Tingkat penghargaan pasien Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
yang lebih tua akan pelayanan keperawatan hubungan pelayanan keperawatan dengan
lebih rendah. Semakin bertambah usia kepuasan pasien. Kotler yang dikutip dari
seseorang semakin bijaksana dalam nursalam kepuasan adalah perasaan senang
menanggapi permasalahan sehingga atau kecewa seseorang yang muncul setelah
kekurangan-kekurangan selama menjalani membandingkan antara persepsi atau kesanya
perawatan dan dari segi pekerjaan terhadap kinerja atau hasil dari produk dan
kebanyakan responden akan bisa dimaklumi. harapan harapannya. Jadi kepuasan dan
Rieka (2008) dikutip dari ridwan (2013) ketidakpuasan adalah kesimpulan dari
dalam pemberian pelayanaan keperawatan, interaksi antara harapan dan pengalaman
bukti isi pelayanan yang dapat terlihat salah sesudah memakai jasa atau pelayanan yang
satunya adalah sikap dan penampilan tenaga diberikan.
keperawatan itu sendiri, hal yang perlu di Keseluruhan jawaban pasien untuk
sadari oleh pihak rumah sakit bahwa mutu dimensi pelayanan keperawatan, mayoritas
pelayanan keperawatan tergantung pada baik, sedangkan dilihat dari semua dimensi
pemenuhan kebutuhan. Faktor lain yang kepuasan, mayoritas menyatakan puas.
mempengaruhi kepuasan pasien yaitu tingkat Peneliti mensintesa bahwa kepuasan pasien
pendidikan dan jenis pekerjaan. Hal tersebut terhadap mutu pelayanan keperawatan adalah
terkait dengan pemahaman respoden dengan perawat mampu dalam melakukan tindakan
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan, keperawatan yang benar, perawat mampu
dilihat dari jenis pekerjaan dan semakin untuk melakukan pembinaan komunikasi
tinggi tingkat pendidikan maka kemampuan yang baik kepada pasien dan perawat
dalam menilai mutu pelayanan keperawatan tanggap dalam memberikan tidakan saat
348 | Rusnoto, M.Purnomo, Tri Puji Utomo / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.2 (2019) 343-349
pasien membutuhkan dan tanggap dalam kepuasan kepada pasien. Saran bagi peneliti
menyelesaikan keluhan pasien, sehingga selanjutnya hendaknya melanjutkan
pasien percaya terhadap pelayanan yang penelitian dengan melihat variabel lain yang
diberikan, meskipun sikap empati perawat berhubungan dengan kepuasan pasien rawat
dan fasilitas yang kurang mendukung namun inap.
pasien merasa puas terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan. Mutu pelayanan DAFTAR PUSTAKA
keperawatan sangat dipengaruhi banyak Akhmawardani, Luvi.2013. Hubungan
faktor. Faktor tersebut antara lain: usia, komunikasi Teraupetik perawat dengan
pengetahuan, pendidikan, domisili (kota dan tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat
desa), kultur, suku, status ekonomi. Perawat Inap RSI NU Demak.
yang memberikan pelayanan yang baik Anggraini.2012.Hubungan Kepuasan Pasien
kepada pasien dapat membuat pasien merasa dengan Minat Pemanfaatan Ulang
puas dan akan mempercepat proses Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
penyembuhanya, namun pelayanan Usada Sidoarjo.In
keperawatan tidaklah satu-satunya faktor http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn1
yang berhubungan dengan kepuasan. Sebagai 2012010/article/view/507/556.Last
contoh: pasien yang berasal dari pedesaan, diakses tanggal 13 juli 2013
dan kultur jawa lebih mudah menerima dan
Asniati Mus.2009.Gambaran Tingkat
tidak banyak tuntutan terhadap pelayanan
Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
keperawatan yang ada.
Keperawatan Rumah Sakit Umum
SIMPULAN DAN SARAN Daerah Kabupaten Sinjai.UIN.
Sebagian besar perawat menerapkan Bayangkara, Nyoto.2013.Hubungan antara
komunikasi yang baik dan pelayanan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
keperawatan yang baik pula kepada Kepuasan Pasien Dinas POLRI.In
pasien rawat inap. Demikian pula pasien http://nyoto-
sebagian besar menunjukkan kepuasan bhayangkara.blogspot.com/2012/09/hub
terhadap pelayanan keperawatan. Ada ungan-antara-komunikasi-
hubungan signifikan komunikasi perawat terapeutik_1.html.Diakses tanggal,13
dengan tingkat kepuasan pasien dan tidak ada Mei 2013.
hubungan pelayanan keperawatan dengan
kepuasan, yang di rawat di ruang rawat inap. Diana, Sr. & Asrin, OP.2012.Hubungan
Saran Bagi rumah sakit: (1) Pengetahuan Komunikasi Terapautik
mempertahankan kualitas sumber daya terhadap Kemampuan Komunikasi
manusia keperawatan sebagai pemberi Perawat dalam Melaksanakan Asuhan
pelayanan keperawatan, khususnya sikap dan Keperawatan di Rumah SAkit Elisabeth
ketrampilan dalam berkomunikasi; (2) Purwokerto.In
melakukan pelatihan komunikasi terapeutik http://www.slideshare.net/KULIAHISK
sebagai salah satu upaya yang harus terus ANDAR/jurnal-hubungan-pengetahuan-
menerus dilaksanakan dalam komunikasi-terapeutik-terhadap-
mempertahankan atau bahkan lebih kemampuan-komunikasi-perawat-dalam-
meningkatkan kualitas pelayanan kepada melaksanakan-asuhan-keperawatan-di-
pasien atau masyarakat. Saran bagi perawat: rumah-sakit-elisabeth-
(1) meningkatkan pengetahuanya dalam purwokerto.Diakses tanggal 13 Mei
upaya meningkatkan kualitas peran sebagai 2013.
provider dan educator; (2) perlu selalu Dwilaksono, Agung.2006.Analisis Pengaruh
menyadari bahwa komunikasi penting dalam Fasilitas, Kualitas Pelayanan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan; Keperawatan Pelanggan terhadap Minat
(3) mempertahankan sikap cepat tanggap Mereferensikan.Jurnal bulletin penelitian
terhadap setiap persoalan yang timbul pada sistem kesehatan Vol.9 No. 4. In
jasa pelayanan keperawatan khususnya http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/
komunikasi perawat dalam memberikan
Rusnoto, M.Purnomo, Tri Puji Utomo. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.2 (2019) 343 -349 | 349

jurnal/940619097.pdf. Diakses Tanggal, 9/03/28/analisa-hubungan-komunik asi-


13 Mei 2013. verbal-dan-non-verbal-perawat-
terhadap-tingkat-kepuasanpasien/.
Hanafi, Imam & Selvia David
Diakses tanggal, 4 Februari 2013.
Richard.2012.Ketrampilan Komunikasi
Interpersonal Perawat Berpengaruh .Lestari, Wijayanti Puji dkk.2008.Analisa
Peningkatan Kepuasan Pasien. Jurnal Faktor Penentu Tingkat Kepuasan
Stikes Volume 5. No. 2, Desember PAsien di Rumah Sakit PKU
2012.In Http://Puslit2.Petra.Ac.Id/Ejou Muhammadiyah Bantul. In
rnal/Index.Php http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/ar
/Stikes/Article/Download/18612/18373. ticle/viewFile/544/468. Diakses, tanggal
Diakses tanggal 21 Juni 2013. 13 Mei 2013
Haydar.2011.Tingkat Kepuasan Pasien Mandala, David Aleksander.2002.Analisa
terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi dan Hubungan Komunikasi Verbal dan Non
Mulut di RSUD Dr. Djasmen Saragih Verbal Perawat Terhadap Tingkat
Pematangsiantar.In Kepuasan Pasien.Universitas Airlangga
http://www.repository.usu.ac.id/bitstrea Surabaya.
m/123456789/29065/4/Chapter%252011 Mundakir.2006.Komunikasi
.pdf. Diakses 3 Agustus 2013. Keperawatan,aplikasi dalam
Husnah, Anis Rosiatul.2006.Analisa pelayanan.Edisi Pertama.Yogyakarta:
Hubungan Komunikasi Verbal dan Non Graha Ilmu.
Verbal Perawat Terhadap Tingkat Wulandari, Nofiati.2015.Hubungan layanan
Kepuasan Pasien. keperawatan dengan tingkat kepuasan
http://grahacendikia.wordpress.com/200
pasien rawat inap. Ungaran Semarang.

Anda mungkin juga menyukai