Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT

DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN


1
Ayu Ramadani, 2Ropika Ningsih, 3Elsi Susanti

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kesehatan dan MIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Jl. ByPass No.09, Aur Birugo Tigo Baleh, Bukittinggi, Sumatera Barat

e-mail : ayuramadani09021995@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting dalam
menilai kualitas dari suatu pelayanan kesehatan. Komunikasi terapeutik yang
ditampilkan oleh perawat merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan pasien. Tidak jarang pasien merasakan hasil atau hasil yang tidak
sesuai dengan harapan, tetapi pasien merasa puas karena perawat mampu
berkomunikasi dengan baik, dan sebaliknya. Tujuan penelitian ini Tujuan: untuk
mengetahui hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan
pasien di Bangsal Cempaka I Rumah Sakit Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Metode:
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan menggunakan metode
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 55orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Metode
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis statistik inferensial
menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Hasil:
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara pelaksanaan
komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien dengan p value 0,001 (p value < 0,05)
Kesimpulan: Penting bagi perawat untuk menerapkan komunikasi terapeutik dan
rumah sakit sebaiknya memiliki aturan untuk meningkatkan komunikasi terapeutik
yang dilakukan oleh perawat.

Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Tingkat Kepuasan Pasien

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019 | 91


PENDAHULUAN Pasien akan melakukan
Rumah sakit merupakan kunjungan kembali ke rumah sakit
institusi pelayanan kesehatan bagi yang memberikan pelayanan yang
masyarakat dengan karakteristik memuaskan. Sebaliknya jika
tersendiri dan dipengaruhi oleh pelayanan tidak memuaskan maka
perkembangan ilmu pengetahuan pasien akan mencari rumah sakit
kesehatan, kemajuan teknologi dan lain. Peningkatan atau penurunan
kehidupan sosial ekonomi jumlah kunjungan akan berdampak
masyarakat yang harus tetap mampu kepada pendapatan rumah sakit. Oleh
meningkatkan pelayanan yang lebih sebab itu rumah sakit harus
bermutu dan terjangkau oleh meningkatkan kualitas pelayanannya
masyarakat agar terwujud derajat (Kurniawati, 2015).
kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelayanan keperawatan
Perkembangan teknologi mempunyai posisi yang strategis
yang pesat dan persaingan yang dalam menentukan mutu pelayanan
semakin ketat, menuntut rumah sakit kesehatan dirumah sakit karena
untuk terus melakukan peningkatan jumlah perawat adalah yang
kualitas pelayananya (Depkes RI, terbanyak. Perawat adalah seseorang
2009). yang berperan dalam merawat atau
Kualitas pelayanan rumah memelihara, membantu dan
sakit ditentukan oleh beberapa melindungi seseorang yang sakit
indikator. Indikator utama dari Perawat memberikan pelayanan
kualitas pelayanan kesehatan di keperawatan selama 24 jam terus
rumah sakit antara lain yaitu menerus pada pasien sehingga
keselamatan pasien, pengelolaan menjadikan satu-satunya profesi
nyeri dan kenyamanan, tingkat kesehatan dirumah sakit yang banyak
kepuasan pasien terhadap pelayanan, memberikan persepsi terhadap
perawatan diri, kecemasan pasien, pelayanan kesehatan pada diri pasien
serta perilaku pasien (Nursalam, (Nursalam, 2011).
2011). Pelayanan keperawatan yang
Indikator penting untuk berkualitas tidak hanya ditentukan
mengetahui kualitas pelayanan oleh ketepatan pelayanan, tetapi
kesehatan dapat dilakukan melalui bagaimana perawat mampu membina
survei kepuasan pasien (Radke, hubungan komunikasi dengan pasien
2013). Kepuasan adalah perasaan demi keberhasilan dan kesembuhan
senang atau puas bahwa produk atau pasien (Asmuji, 2012). Dalam
jasa yang diterima telah sesuai atau praktek keperawatan, komunikasi
melebihi harapan pasien. Pasien baru adalah suatu alat yang penting untuk
akan merasa puas apabila kinerja membina hubungan teraupetik antara
pelayanan kesehatan yang perawat dan pasien. Salah satu
diperolehnya sama atau melebihi dari bentuk komunikasi yang digunakan
apa yang menjadi harapannya dan perawat adalah komunikasi
sebaliknya (Nursalam, 2011). terapeutik (Mahendro, 2016).
Tingkat kepuasan pasien akan Komunikasi terapeutik
berdampak kepada kunjungan merupakan komunikasi profesional
kembali pasien ke rumah sakit. bagi perawat yang direncanakan dan

92 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019


dilakukan untuk membantu satunya milik pemerintah yang
penyembuhan atau pemulihan pasien berada di kota Payakumbuh dengan
(Mahendro, 2016). Komunikasi letaknya yang strategis dan
terapeutik diterapkan oleh perawat merupakan rumah sakit rujukan di
dalam berhubungan dengan pasien kota Payakumbuh. Rumah sakit ini
untuk meningkatkan rasa saling terdiri dari berbagai unit pelayanan
percaya, dan apabila tidak diterapkan kesehatan, salah satunya adalah
akan menganggu hubungan Ruang Rawat Inap. Berdasarkan
terapeutik yang berdampak pada survei awal pada bulan Mei 2017
ketidakpuasan pasien (Rorie dkk, data yang didapat dari ruang Rekam
2014). Medis ruang rawat inap Cempaka I
Berdasarkan penelitian yang merupakan ruang rawat inap interne
dilakukan oleh Dzomeku et al dengan jumlah pasien selama
(2013), dalam penelitiannya kepada triwulan I adalah sebanyak 367
100 pasien di Ghana, didapatkan orang.
hasil bahwa sebanyak 70,7% pasien Pada saat mengobservasi
kurang puas dengan pelayanan yang komunikasi terapeutik perawat
diberikan oleh perawat. Penelitian diruang rawat inap Cempaka I,
lain yang dilakukan oleh Akbar, dkk tampak 4 dari 5 perawat yang tidak
(2013), di instalasi rawat inap RSUD memperkenalkan nama dan
Labuah Baji Makassar, diketahui memanggil pasien hanya dengan
bahwa ketidakpuasan pasien sebutan bapak, ibu, adik, tanpa
terhadap komunikasi terapeutik yang menanyakan nama panggilan pasien,
dilakukan oleh perawat disebabkan perawat masih kurang menjaga
oleh perawat hanya kadang-kadang kontak mata ketika melakukan
mengucapkan salam ketika masuk ke komunikasi dengan pasien, dan
dalam kamar perawatan pasien, tidak masih ada perawat yang terburu –
pernah memperkenalkan diri, tidak buru dalam menyampaikan
pernah menjelaskan peraturan yang informasi. Hal ini menunjukan
berlaku di rumah sakit, dan perawat bahwa komunikasi terapeutik yang
jarang memberikan penjelasan dilakukan oleh perawat di Ruang
mengenai tindakan keperawatan Rawat Inap Cempaka I RSUD dr.
yang akan diberikan kepada pasien. Adnaan WD Payakumbuh pada
Perawat terkadang menggunakan belum optimal.
bahasa ilmiah yang sulit untuk
dimengerti oleh pasien. Pasien juga METODE PENDEKATAN
mengatakan bahwa perawat jarang Desain penelitian yang
memberikan kesempatan untuk digunakan dalam penelitian ini
pasien bertanya, perawat terkadang adalah deskriptif korelasi. Desain ini
saat meninggalkan kamar pasien digunakan untuk mengetahui
tidak pamit terlebih dahulu, serta hubungan antara variable independen
dalam berkomunikasi perawat yaitu pelaksanaan komunikasi
terlihat jarang ramah. terapeutik perawat dengan variabel
Rumah Sakit Umum Daerah dependen yaitu tingkat kepuasan
Dr. Adnaan W.D merupakan pasien. Desain penelitian ini
pelayanan kesehatan tipe C satu menggunakan pendekatan cross

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019 | 93


sectional dimana variabel dependen tendensi sentral persentase (%) dari
dan independen diambil secara masing-masing variabel.
bersamaan dalam waktu yang sama Analisa bivariat dilakukan dengan
(Hidayat, 2012). Populasi adalah dua variabel yang diduga
seluruh subjek atau objek dengan berhubungan atau berkorelasi
karakteristik tertentu yang diteliti. (Notoatmodjo, 2010). Analisa
Bukan hanya objek atau subjek yang bivariat digunakan untuk mengetahui
dipelajari tetapi seluruh karakteristik hubungan antara variabel independen
atau sifat yang dimiliki subjek atau pelaksanaan komunikasi terapeutik
objek tersebut (Hidayat, 2012). dan variabel dependen tingkat
Sampel adalah bagian populasi yang kepuasan pasien. Analisis data
akan diteliti atau sebagian jumlah menggunakan uji Chi Square.
dari karakteristik yang dimiliki oleh Derajat kesalahan yang digunakan
populasi (Hidayat, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah 5% (taraf
pada penelitian ini adalah sebanyak kepercayaan). Untuk melihat hasil
55 orang. Teknik pengambilan kemaknaan statistik digunakan
sampel yang digunakan dalam degree of freedom (df) atau derajat
penelitian ini adalah teknik kebebasan yakni jika P value < 0,05
accidental sampling, dimana sampel maka ada hubungan antara
memenuhi kriteria sebagai berikut : pelaksanaan komunikasi terapeutik
a. Kriteria Inklusi perawat dengan tingkat kepuasan
1) Bersedia menjadi responden pasien, dan apabila nilai P value >
2) Pasien yang telah dirawat > 24 0,05 maka tidak ada hubungan antara
jam variabel independen dan dependen
3) Dapat berkomunikasi dengan
baik HASIL
4) Bisa membaca dan menulis 1. Tingkat Kepuasan Pasien
b. Kriteria Ekslusi:
1) Pasien dengan penurunan Tabel 1
kesadaran. Distribusi Frekuensi
2) Pasien yang mengalami nyeri Responden Berdasarkan
berat Kepuasan Pasien
Analisa univariat bertujuan untuk No Kepuasan Pasien f %
mendeskripsikan karakteristik setiap 1 Puas 29 57,2
variabel penelitian. Bentuk analisis 2 Tidak Puas 26 47,3
univariat tergantung dengan jenis
Jumlah 55 100
datanya (Notoatmodjo, 2010).
Analisa univariat yang peneliti
lakukan dengan analisa distribusi Berdasarkan Tabel 1 dapat
frekuensi dan deskriptif untuk diketahui dari 55 responden,
melihat variabel independen yaitu mayoritas responden yaitu 29
pelaksanaan komunikasi terapeutik responden menyatakan puas (57,2%)
dan variabel dependen mengenai dan 26 responden (47,3%)
tingkat kepuasan pasien. Tujuannya menyatakan tidak puas. Angka hasil
untuk mendapatkan gambaran penelitian memiliki perbedaan yang
tentang distribusi frekuensi dan tidak mencolok.

94 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019


2. Komunikasi Terapeutik menyatakan puas (10,3%) dan 20
Perawat responden menyatakan tidak puas
Tabel 2 (76,9%).
Distribusi Frekuensi Analisa bivariat dilakukan
Komunikasi Terapeutik terhadap dua variabel yang diduga
Perawat berhubungan atau berkorelasi.
No
Komunikasi
f % Sebelum uji korelasi, dilakukan uji
Terapeutik normalitas terhadap variabel
1 Baik 32 58,2 komunikasi terapeutik dan
2 Kurang Baik 23 41,8 tingkat kepuasan menggunakan
Jumlah 55 100 Kolmogorov-Smirnov.
Hasil uji normalitas
Berdasarkan Tabel 2 dari 55 komunikasi terapeutik dan tingkat
responden, mayoritas responden kepuasa pasien menunjukkan
yaitu 32 responden menyatakan distribusi data normal dengan nilai
komunikasi terapeutik perawat baik (p=0,402) untuk komunikasi
(58,2%) dan 23 responden (41,8%) terapeutik dan (p=0,598) untuk
menyatakan komunikasi terapeutik tingkat kepuasan pasien. Analisa data
perawat kurang baik. menggunakan derajat kemaknaan
0.05. hasil analisa Chi Square
3. Hubungan Pelaksanaan dibandingkan dengan nilai p, dimana
Komunikasi Terapeutik bila p ≤ 0.05 artinya secara statistik
Perawat dengan Tingkat bermakna dan apabila nilai p > 0.05
Kepuasan Pasien artinya secara statistik tidak
Tabel 3 bermakna. Setelah dilakukan uji
Komunikasi Terapeutik statistik dengan uji Chi Square dapat
Perawat dengan Tingkat diketahui bahwa nilai p value 0,001.
Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien Total PEMBAHASAN
Komunikasi
P Value
1. Tingkat Kepuasan Pasien
Terapeutik Tidak Puas Puas
N % Hasil penelitian ini sejalan
n % n % dengan penelitian yang dilakukan
Kurang Baik 20 76,9 3 10,3 23 58,2 oleh Husna (2009) kepada 39
Baik 6 23,1 26 89,7 32 41,8 0,001
responden, (84,6%) terhadap
Total 29 100 26 100 55 100
pelayanan keperawatan. Kepuasan
yang dirasakan pasien ini
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
menunjukan bahwa perawat telah
bahwa dari 55 responden, 32
dapat memenuhi harapan - harapan
responden yang mengatakan
pasien akan pelayanan yang prima
komunikasi terapeutik perawat baik
dan berkualitas dari sisi kejelasan
terdapat 26 responden yang
informasi, pelayanan yang tepat
menyatakan puas (89,7%) dan 6
waktu, kesediaan perawat dalam
responden menyatakan tidak puas
mendengarkan keluhan/
(23,1%). Sedangkan diantara 23
permasalahan klien dan kesediaan
responden yang menyatakan
membantu mengatasi permasalahan
komunikasi terapeutik perawat
tersebut.
kurang baik terdapat 3 pasien yang

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019 | 95


Kepuasan adalah perasaan sampai diruangan (21,7%) dan paling
senang seseorang yang berasal dari rendah pada perawat menyediakan
perbandingan antara kesenangan waktu khusus untuk membantu
terhadap suatu produk dengan pasien berjalan, BAB, BAK, ganti
harapannya. Kepuasan pasien adalah posisi tidur dan lain – lain (15,2%).
perasaan senang atau kecewa Menurut asumsi peneliti,
seseorang yang berasal dari responden yang merasa puas dengan
perbandingan antara kesanya pelayanan keperawatan yang
terhadap kinerja atau hasil suatuu diberikan perawat disebabkan karna
produk dan harap – harapanya apa yang mereka dapatkan sesuai
(Kotler, 2010). dengan harapan. Kepuasan tersebut
Berdasarkan kuesioner, pada timbul dari adanya keandalan,
respon keandalan kepuasan pasien jaminan, kenyaataan, empati dan
paling tinggi adalah pada perawat tanggung jawab perawat dalam
mampu menangani masalah secara memberikan pelayanan keperawatan
tepat dan profesional (20,8%) dan kepada pasien. Sedangkan responden
ketepatan waktu perawat tiba yang merasa tidak puas karna apa
diruangan (20,8%), dan paling yang mereka dapatkan tidak sesuai
rendah pada perawat memberikan dengan harapan. Hal ini bukan
informasi kepada pasien tentang karena perawat tidak mampu
fasilitas yang tersedia dan cara merespon semua kebutuhan pasien,
penggunaannya (18,5%). Pada namun karena beban kerja perawat
respon jaminan kepuasan pasien yang tinggi dan jumlah perawat yang
paling tinggi pada perawat jujur bertugas tidak seimbang dengan
dalam memberikan informasi jumlah pasien yang dirawat pada shif
(20,7%) dan paling rendah pada tersebut.
perawat selalu memberi salam dan
tersenyum ketika bertemu pasien 2. Komunikasi Terapeutik
(18,5%). Pada respon kenyataan, Hasil penelitian ini sejalan
kepuasan pasien paling tinggi pada dengan penelitian yang telah
perawat selalu menjaga dilakukan oleh Andriani (2014)
penampilannya (22%) dan paling tentang hubungan komunikasi
rendah pada perawat memberikan terapeutik perawat dengan kepuasan
informasi tentang administrasi yang pasien di rawat inap bedah RSI Ibnu
berlaku (17,9%). Sina Bukitinggi, mengatakan bahwa
Pada respon empati pasien dari 38 responden lebih dari separuh
kepuasan pasien paling tinggi pada (65,8%) mengatakan komunikasi
perawat mudah ditemui (21%) dan terapeutik perawat baik. Hasil
perawat memberikan informasi penelitian ini menyatakan bahwa
tentang tindakan keperawatan (21%) perawat menggunakan bahasa yang
dan paling rendah pada perawat baik, menggunakan kecepatan yang
sering memberikan dukungan moril sesuai saat berkomunikasi , kata -
terhadap pasien (18,2%). Pada kata yang disampaikan mampu
respon tanggung jawab kepuasan dipahami oleh pasien dan perawat
pasien paling tinggi pada perawat memberikan penjelasan diwaktu
segera menangani pasien begitu yang tepat.

96 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019


Komunikasi dalam keperawatan tindakan yang akan dilakukan pada
yaitu komunikasi terapeutik pertemuan selanjutnya (23,1%).
merupakan alat untuk membina Menurut asumsi peneliti
hubungan antara perawat dan pasien mayoritas responden yang
karena komunikasi terapeutik menyatakan komunikasi terapeutik
mencakup penyampaian informasi, perawat baik menunjukkan bahwa
pertukaran pikiran, perasaan antara sebagian besar prinsip komunikasi
perawat dengan pasien. Komunikasi terapeutik telah dilaksanakan dengan
terapeutik mempunyai tujuan dan baik oleh perawat, sehingga
fungsi sebagai terapi bagi pasien. komunikasi menjadi efektif.
Oleh karena itu pelaksanaan Sedangkan responden yang
komunikasi terapeutik harus menyatakan komunikasi terapeutik
direncanakan dan terstruktur dengan perawat kurang baik disebabkan
baik. Struktur dalam komunikasi karena ada beberapa bagian dari
terapeutik terdiri dari 4 tahap yaitu komunikasi terapeutik yang belum
fase prainteraksi, fase orientasi, fase diterapkan dengan baik oleh perawat,
kerja dan fase terminasi (Suryani, seperti jarang memperkenalkan diri,
2011) jarang memberikan informasi
Berdasarkan kuesioner, pada kesehatan kepada pasien dan tidak
fase orientasi komunikasi terapeutik membuat kontrak tentang rencana
yang banyak dilaksanakan perawat untuk tindakan selanjutnya.
adalah mengucapkan salam ketika
masuk ke kamar pasien (19%) dan 3. Hubungan Pelaksanaan
yang paling sedikit dilakukan adalah Komunikasi Terapeutik dengan
pada saat bertemu dengan pasien Tingkat Kepuasan
perawat memperkenalkan diri (15%). Hasil penelitian ini
Pada fase kerja, komunikasi menunjukkan ada hubungan antara
terapeutik yang banyak dilakukan pelaksanaan komunikasi terapeutik
oleh perawat adalah meminta dengan tingkat kepuasan pasien di
persetujuan kepada pasien sebelum ruang rawat inap Cempaka I RSUD
melakukan tindakan (20,8%) dan dr. Adnaan WD Payakumbuh.
mempertahankan komunikasi selama Hasil ini sesuai dengan teori
melakukan tindakan keperawatan. yang dikemukakan oleh Dwidiyanti
Sedangkan yang paling sedikit (2008). Salah satu faktor yang
dilakukan oleh perawat adalah mempengaruhi kepuasan pasien
memberi informasi kesehatan adalah memberikan pelayanan
(pendidikan kesehatan) kepada dengan komunikasi yang terapeutik.
pasien (18,8%). Perawat yang memiliki ketrampilan
Pada fase terminasi, berkomunikasi secara terapeutik
komunikasi terapeutik yang sering tidak saja akan menjalin hubungan
dilakukan oleh perawat adalah rasa percaya pada pasien, mencegah
berpamitan ketika akan terjadinya masalah legal,
meninggalkan ruangan. (31%) memberikan kepuasan profesional
Sedangkan yang paling sedikit dalam pelayanan keperawatan dan
dilakukan oleh perawat adalah meningkatkan citra profesi
membuat kontrak tentang rencana keperawatan serta citra rumah sakit.

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019 | 97


Hal ini sejalan dengan banyak pasien lain yang harus
penelitian yang dilakukan oleh diperhatikan oleh perawat.
Andriani (2014) kepada 78 Ketidakpuasan tersebut juga dapat
responden, didapatkan hasil bahwa timbul dari cara pandang pasien yang
dari 25 responden yang berbeda dalam menanggapi tindakan
menyatakan komunikasi terapeutik dan kata-kata perawat.
perawat baik, terdapat hampir
separoh (42,1%) responden merasa KESIMPULAN
puas terhadap komunikasi terapeutik Hasil penelitian yang dilakukan
perawat dan sebagian kecil (23,7%) terhadap 55 responden di ruang
responden merasa tidak puas rawat inap Cempaka I RSUD dr.
terhadap komunikasi terapeutik Adnaan WD Payakumbuh, dapat
perawat di Rawat Inap Bedah RSI disimpulkan sebagai berikut :
Ibnu Sina sedangkan dari 13 1. Lebih dari sebagian responden
responden yang menyatakan yaitu 29 orang (52,7%)
komunikasi terapeutik perawat tidak mengatakan puas dengan
baik, terdapat sebagian kecil (7,9%) pelayanan yang diberikan oleh
responden merasa puas dan (26,3%) perawat
responden merasa tidak puas. Hasil 2. Lebih dari sebagian responden
uji statistik diperoleh nilai p= 0,040 yaitu 32 orang (58,2%)
(p ≤ 0,05), maka dapat disimpulkan mengatakan komunikasi
bahwa ada hubungan bermakna terapeutik perawat baik.
antara komunikasi terapeutik perawat 3. Ada hubungan antara
dengan kepuasan pasien. pelaksanaan komunikasi
Menurut asumsi peneliti terapeutik dengan tingkat
pelaksanaan komunikasi terapeutik kepuasan pasien di ruang rawat
oleh perawat mampu meningkatkan inap Cempaka I RSUD dr.
kepuasan pasien, karena dengan Adnaan WD Payakumbuh
komunikasi yang baik tersebut pasien Tahun 2017 dengan nilai p =
akan merasa nyaman dan tentram 0,001
berada di ruang perawatan, sehingga
pada akhirnya mereka merasa puas SARAN
dengan apa yang didapatkan dalam 1. Bagi Rumah Sakit
pelayanan kesehatan. Keberhasilan Diharapkan kepada institusi
pelaksanaan komunikasi terapeutik pelayanan kesehatan agar dapat
dapat dilihat dari jumlah pasien yang melakukan pengawasan atau
bersedia dirawat dan kepuasan yang supervisi terkait dengan
dirasakan. pelaksanaan komunikasi, agar
Bagi responden yang meningkatkan pelayanan yang
menyatakan komunikasi terapeutik berkualitas dan lebih
perawat baik, namun tidak puas memperhatikan komunikasi
dengan pelayanan yang diberikan terapeutik dalam pelayanan
disebabkan karena mereka ingin kesehatan yang diberikan kepada
mendapatkan perhatian penuh dan pasien dan masyarakat. Serta
khusus dari perawat. Hal itu tentunya perlu ada usaha untuk
tidak mungkin terjadi karena masih mempertahankan atau

98 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019


meningkatkan kemampuan Dzomeku, et, al. (2013). In-patient
komunikasi terapeutik perawat satisfaction with nursing care: a
melalui berbagai pelatihan. case study atkwame nkrumah
2. Bagi Perawat university of science and technology
Diharapkan perawat dapat hospital. International Journal of
menyadari tentang pentingnya research in medical and health
pelaksanaan komunikasi sciences. Diakses dari:
terapeutik dan dapat menerapkan http://article.sciencepublishinggroup
komunikasi terapeutik dengan .c
baik sehingga dengan om/pdf/10.11648.j.ajhr.2014024.21.
menerapkan komunikasi pada 10 April 2017
terapeutik akan meningkatkan Husna, R. (2009). Hubungan
hubungan saling percaya dan Komunikasi Terapeutik Perawat
menimbulkan kepuasan bagi Dengan Kepuasan Pasien Dalam
pasien terhadap pelayanan yang Pelayanan Keperawatan Di Rumah
diberikan. Sakit Siti Khodijah Sepanjang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Skripsi strata satu. Universitas
Diharap dapat menjadi Muhammadiyah, Surabay
pertimbangan masukan dalam Hidayat. (2012). Metode Penelitian
penelitian selanjutnya yang Kebidanan dan Tehnik Analisa data.
meneliti komunikasi terapeutik Jakarta:Salemba Medika.
perawat dengan tingkat Nursalam. (2011). Manajemen
kepuasan pasien Keperawatan: Aplikasi Dalam
Praktik Keperawatan Profesional.
KEPUSTAKAAN Edisi Ketiga. Salemba Medika.
Akbar dkk (2013). Gambaran Kepuasan Jakarta.
Pasien Terhadap Pelaksanaan Radtke, K. (2013). Improving patient
Komunikasi Terapeutik Perawat Di satisfaction with nursing
Instalasi Rawat Inap RSUD communication using bedside shift
Labuang Baji Makassar Tahun 2013 report. Clin Nurs Special.
Diakses dari : Kurniawati. (2015). Hubungan antara
http://repository.unhas.ac.id/bitstre mutu pelayanan kesehatan dan
am/handle/123456789/5451/JURN komunikasi terapeutik dengan minat
AL.p df?sequence=1 : diakses pada kunjung kembali pasien di
10 April 2017 poliklinik penyakit dalam. Studi
Andriani, M. (2014). Hubungan observasi di rsud panglima sebaya
Komunikasi Terapeutik Perawat kabupaten paser.
Dengan Kepuasan Pasien Di Rawat Mahendro. (2016). Pengaruh
Inap Bedah Rsi Ibnu Sina Komunikasi Terapeutik Perawat
Bukitinggi. Skripsi strata satu, Terhadap Kepuasan Pasien Di
STIKes Yarsi, Bukittinggi Rawat Jalan RSUD Jogja.
Asmuji. (2012). Manajemen Notoadmojo, S. 2010. Pendidikan dan
keperawatan: konsep dan aplikasi. Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Rineka Cipta
Depkes RI, (2009). Sistem Kesehatan Rorie dkk. (2014). Hubungan
Nasional. Jakarta. Komunikasi Terapeutik Perawat

Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019 | 99


Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang
Rawat Inap Irina A Rsup Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Suryani. (2011). Komunikasi Terpeutik :
teori dan praktik, Jakarta:EGC
Dwidiyanti, M. (2008). Caring.
Semarang

100 | Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai