2 September 2018
ABSTRAK
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal yang dilakukan antara perawat dan petugas kesehatan
lainnya dengan pasien yang berfokus pada kesembuhan pasien. Pelayanan professional oleh perawat dapat dilakukan oleh
perawat dengan memperlihatkan perilaku caring. Komunikasi terapeutik dan caring akan memungkinkan terjadinya
hubungan interpersonal yang harmonis antara perawat – klien dapat membantu dan memenuhi kebutuhan klien sehingga
dapat memberikan kepuasan kepada klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik
dengan kepuasan pasien dan untuk mengetahui hubungan caring dengan kepuasan pasien ruang rawat inap penyakit dalam
RSU Multazam Medika Bekasi Timur. penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional,
jumlah sampel pada penelitian ini adalah 40 pasien dengan menggunakan teknik total sampling, instrument penelitian
berupa kuesioner. Hasil bivariat dari uji statistic chi-squere diperoleh ada hubungan komunikasi terapeutik dengan
kepuasan pasien dengan Ha1 diterimadan Ho1 ditolak dengan nilai p = 0,005 < α = 0,05artinyaada hubungan yang
signifikan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien, sedangkan untuk hubungan caring dengan kepuasan
pasien dengan Ha2 diterima dan Ho2 ditolak dengan nilai p = 0,001 < α = 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan
antara caring dengan kepuasan pasien. Hasil multivariate dengan uji analisis regresi logistic antara variabel komunikasi
terapeutik dan caring yang paling berpengaruh terhadap variabel kepuasan adalah caring dengan nilai sig 0,023 kekuatan
hubungan dapat dilihat dari nilai OR = 0,058
Kata kunci : Komunikasi Terapeutik, Caring , Kepuasan Pasien Ruang Rawat Inap
Kepustakaan : 33 (2005-2017)
ABSTRACT
Therapeutic communication is an interpersonal communication performed between nurses and other health care
providers with patients which use focused on the patient's recovery. Professional services can be performed by nurses by
showing caring behavior. Therapeutic and caring communication will allow for a harmonious interpersonal relationship
between nurses - clients and also be able to help and meet client needs so as to provide satisfaction to clients. This study
aims to determine the relationship of therapeutic communication with patient’s satisfaction and to know the relationship
of caring with patient satisfaction in RSU Multazam Medika Bekasi Timur. This research is a quantitative research with
cross sectional design, the number of samples in this study was 40 patients using total sampling technique, research
instrument in the form of questionnaire. The result of bivariate of chi-squere statistic test showed that there was
correlation between therapeutic communication with patient’s satisfaction with Ha1 accepted and Ho1 was rejected with
p = 0,005 <α = 0,05 meaning that there was significant correlation between therapeutic communication with patient
satisfaction, while for caring relationship with patient satisfaction with Ha2 accepted and Ho2 rejected with value p =
0,001 <α = 0,05 meaning there was significant relation between caring with patient’s satisfaction. Multivariate result
with logistic regression analysis test between therapeutic communication and caring variable that most influence to
satisfaction variable is caring with sig 0,023 strength of relation can be seen from OR = 0,058
Keywords: Therapeutic Communication, Caring, Patient Satisfaction
Bibliography: 33 (2005-2017)
i
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
2
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
pasien, karena hubungan antara pemberi perawat di Rumah Sakit Umum Multazam
pelayanan kesehatan dengan pasien Medika Bekasi Timur. Observasi atau
merupakan faktor yang mempengaruhi pengumpulan data yang dilakukan
proses kepuasan dan kesembuhan pasien sekaligus pada suatu dimana subjek
tersebut. Elemen kepuasan konsumen penelitian hanya observasi sekali saja dan
sebenarnya merupakan yang terpenting, pengukuran nya dilakukan terhadap status
jika konsumen (pasien) tidak puas dengan karakter atau variabel subjek pada saat
layanan yang diberikan, dia tidak akan pemeriksaan (Notoadmodjo, 2012 Fhebby
mencari layanan itu atau menerimanya. Maesafitri 2016) metode ini menggunakan
Walaupun layanan tersebut tersedia, kuesioner.
mudah di dapat, dan mudah di jangkau.
Oleh karena itu, mutu layanan yang Tempat penelitian dilaksanakan di
ditawarkan merupakan hal penting dalam Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam di
layanan kesehatan. Namun, mutu layanan Rumah Sakit Umum Multazam Medika
harus berasal dari perspektif konsumen, Bekasi Timur tahun 2018.
karena mutu layanan merupakan jasa yang Populasi adalah wilayah generalisasi yang
diterima oleh konsumen layanan tersebut terdiri atas objek yang mempunyai
(Watson 2007, dalam Nursalam,2011:215) kuantitas dan karakteristik tertentu yang
(Al- Assaf,2009) ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
. kemudian ditarik kesimpulannya
METODE PENELITIAN (Sugiono,2016. Populasi dalam penelitian
Desain penelitian ini merupkan ini adalah semua pasien Ruang Rawat Inap
penelitian kuantitatif dengan Penyakit Dalam RSU Multazam Medika
menggunakan desain penelitian deskriptif Bekasi Timuryang berjumlah 40 orang.
analitik dengan studi pendekatan cross Pada penelitian ini sampel yang
sectional. Penelitian cross sectional adalah diambil sampel yang memenuhi kriteria
jenis penelitian yang menganalisa variabel inklusi. Pada pengambilan sampel
independen dan variabel dependen pada penelitian ini menggunakan metode
periode sama atau pada suatu waktu yang nonprobability sampling yaitu
sama (Azrul dan Prihatno, 2014). Dengan pengambilan sampel bukan secara acak
melihat bagaimana komunikasi terapeutik yang tidak didasarkan atas kemungkinan
dan caring dengan kepuasan pasien pada yang dapat diperhitungkan. Teknik
3
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
4
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
5
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
6
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
7
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
8
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
rawat inap. Dalam penelitian tersebut tidak puas dan mempunyai caring
disimpulkan bahwa terdapat hubungan tinggi sebanyak 5 responden dengan
yang bermakna antara komunkasi persentase (12,5%). Serta sebanyak
terapeutik perawat dengan tingkat 19 responden (47,5%) mempunyai
kepuasan klien caring rendah.
b. Hubungan antara caring dengan Teori Potter dan Perry (2009)
kepuasan pasien pada perawat ruang menyebutkan caring sebagai suatu
rawat inap penyakit dalam RSU cara pemeliharaan berhubungan
Multazam Medika Bekasi Timur. dengan menghargai orang lain,
Hasil uji statistik analisa hubungan disertai perasaan memiliki dan
antara caring perawat dengan bertanggung jawab. Caring adalah
kepuasan fenomena universal yang
pasien diperoleh nilai P-value = mempengaruhi cara manusia
0,001 < α = 0,05 dengan kekuatan berfikir, merasa, dan mempunyai
korelasi sangat lemah yang artinya hubungan dengan sesama. Perilaku
korelasi bermakna dapat caring perawat sangat
disimpulkan bahwa Ho ditolak mempengaruhi kepuasan pasien,
artinya ada Hubungan Antara apabila pelayanan yang diberikan
Caring Dengan Kepuasan Pasien sudah sesuai dengan kebutuhan
Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam pasien dan diberikan dengan cara
Rumah Sakit Umum Multazam yang ramah pada waktu mereka
Medika Bekasi Timur. Berdasarkan dirawat sesuai sumber daya yang
tabel 5.2 hasil crosstabulation dimiliki, maka pasien akan
caring dengan kepuasan pasien pada merasakan kepuasan yang tinggi.
perawat di ruang rawat inap penyakit Hal ini didukung oleh teori (Pohan
dalam hasil analisa diperoleh yang 2007) yang menyatakan bahwa
mengalami puas dan mempunyai kualitas pelayanan kesehatan
caring tinggi sebanyak 12 responden memiliki pengaruh terhadap
dengan persentase (30,0%), dan frekuensi tingkat kepuasan pasien
sebanyak 4 responden dengan semakin baik kualitas pelayanan
persentase (10,0%) mempunyai kesehatan maka semakin baik pula
caring rendah. Sedangkan yang frekuensi tingkat kepuasan pasien,
9
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
10
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
di penelitian ini ada faktor lain yang sebanyak 9(22,5%) responden dan
mempengaruhi kepuasan pasien yaitu kategori tinggi 3(7,5%) responden
caring dan komunikasi dengan total 12 responden dan
terapeutik.Hasil penelitian ini sejalan persentase sebesar (30,0%), (37-46
dengan penelitian sebelumnya yang tahun) kategori rendah sebanyak
dilakukan oleh (Zidni Imanurohman 3(7,5%) responden dan kategori tinggi
2016) tentang hubungan antara sebanyak 4(10,0%) responden dengan
komunikasi terapeutik dengan tingkat total 7(17,5%) responden, (47-56
kepuasan pasien menunjukan bahwa tahun) kategori rendah sebanyak 2
nilai p-value = 0,308 yang artinya (5,0%) responden dan kategori tinggi
bahwa tidak ada hubungan yang sebanyak 2(5,0%) responden total 4
signifikan antara umur dengan responden dengan persentase sebesar
komunikasi terapeutik. (10,0%), (>57 tahun) kategori rendah
d. Hubungan umur dengan Caring sebanyak 1(2,5%) orang dan kategori
Hasil analisis menunjukan dapat tinggi sebanyak 1(2,5%) orang dengan
dilihat pada tabel 5.4 menunjukan total 2 dan persentase sebesar (5,0%)
bahwa berdasarkan umur dengan jadi dapat disimpulkan bahwa Ho
komunikasi terapeutik didapatkan nilai diterima dengan nilai p-value=0,808
p-value = 0,808 dapat disimpulkan <α = 0,05 yang artinya tidak ada
bahwa tidak ada hubungan yang hubungan yang signifikan antara umur
signifikan antara umur dengan caring dengan caring
perawat. Berdasrkan tabel 5.4 hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan
crosstabulation umur dengan caring di penelitian sebelumnya yang dilakukan
ruang rawat inap penyakit dalam oleh (Rahmad Gurusinga 2013 )
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan tentang perilaku caring perawat
bahwa nilai frekuensi berdasarkan dengan kepuasan pasien rawat inap
umur dengan caring kategori rendah diketahui bahwa umur < 35 tahun
yaitu umur (15-25 tahun) sebanyak 8 sebanyak 69 (50,7%) caring perawat
(20,0%) responden dan kategori tinggi rendah. Sedangkan umur >35 tahun
7(17,5%) responden dengan total 15 sebanyak 67 (49,3%) caring perawat
responden dan persentase sebesar tinggi. Didapatkan nilai p-value =
(37,5%), (26-36 tahun) kategori rendah 0,615 yang artinya tidak ada hubungan
11
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
yang signifikan antara umur dengan puas dan sebanyak 2 (5,0%) responden
caring kategori tidak puas dengan total 4
e. Hubungan umur dengan kepuasan responden dan persentase sebesar
pasien (10,0%), (>57tahun) sebanyak 1
Hasil analisis menunjukan dapat (2,5%) responden kategori puas dan
dilihat pada tabel 5.9 menunjukan sebanyak 1 (2,5%) responden kategori
bahwa tidak puas dengan total 2 responden
berdasarkan umur dengan kepuasan dan persentase sebesar (5,0%) jadi
pasiendidapatkan nilai p-value = 0,319 dapat disimpulkan bahwa Ho diterima
yang artinya tidak ada hubungan yang dengan nilai p-value=0,319 <α =
signifikan. Berdasarkan tabel 5.9 hasil 0,05yang artinya tidak ada hubungan
crosstabulationumur dengan kepuasan yang signifikan antara umur dengan
pasiendidapatkan bahwa.Berdasarkan kepuasan.
tabel 5.9 menunjukan bahwa nilai Hasil penelitian ini sejalan dengan
frekuensi berdasarkan umur dengan penelitian yag dilakukan oleh (Herlina
kepuasan pasien kategori puas yaitu Pratiwi dkk 2010) didapatkan
umur (15-25 tahun) sebanyak karakteristik klien umur dengan
8(20,0%) responden dan kategori tidak tingkat kepuasan kelompok umur < 30
puas sebanyak 7 (17,5%) responden tahun, 30-60 tahun dan > 30 tahun
dengan total 15 responden dan memiliki tingkat kepuasan lebih besar
persentase sebesar (37,5%), (26-36 dari pada umur > 30 tahun sebesar
tahun) sebanyak 4 (10,0%) responden 55.6% didapatkan nilai p- value =
kategori puas dan sebanyak 8 (20,0%) 0,736 yang artinya tidak ada hubungan
responden kategori tidak puas dengan yang signifikan antara umur dengan
total 12 responden dan persentase kepuasan pasien
sebesar (30,0%), (37-46 tahun) f. Hubungan jenis kelamin dengan
sebanyak 1 (2,5%) responden kategori komunikasi terapeutik
puas dan sebanyak 6 (15,0%) Hasil analisis menunjukan dapat
responden kategori tidak puas dengan dilihat pada tabel 5.5 menunjukan
total 7 responden dan persentase bahwa berdasarkan jenis kelamin
sebesar (17,5%), (47-56 tahun) dengan komunikasi terapeutik
sebanyak 2 (5,0%) responden kategori didapatkan nilai p-value = 0,988 yang
12
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
13
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
(82,5%) dan caring baik dengan jenis Hasil penelitian ini sejalan dengan
kelamin perempuan sebanyak 7 penelitian sebelumnya yang dilakukan
(17,5%) didapatkan nilai p-value = oleh (Mahendro kusuma 2010)
0,823 yang artinya tidak ada hubungan didapatkan bahwa dengan jenis
yang signifikan antara jenis kelamin kelamin perempuan sebanyak 15
dengan caring. (10,7%) kategori puas, dan sebanyak 4
h. Hubungan jenis kelamin dengan (2,9%)kategori tidak puas. Sedangkan
kepuasan pasien dengan jenis kelamin perempuan
Hasil analisis menunjukan dapat kategori puas sebanyak 9 (3,15%) ,
dilihat pada tabel 5.10 menunjukan dan kategori puas sebanyak 11 (7,9%)
bahwa berdasarkan jenis kelamin didapatkan nilai p-value = 0,585 yang
dengan kepuasan pasien didapatkan artinya tidak ada hubungan yang
nilai p- value = 0,313 yang artinya signifikan antara jenis kelamin dengan
tidak ada hubungan yang signifikan kepuasan pasien
dengan faktor jenis kelamin dengan i. Hubungan pendidikan dengan
kepuasan pasien dan bertolak belakang komunikasi terapeutik
dengan teori. Berdasarkan tabel 5.10 Hasil analisis menunjukan dapat
hasil crosstabulation jenis kelamin dilihat pada tabel 5.7 menunjukan
dengan kepuasan pasien menunjukan bahwa berdasarkan pendidikan dengan
bahwa kepuasan pasien kategori puas komunikasi terapeutik didapatkan
dengan jenis kelamin perempuan nilai p- value = 0,363 yang artinya
sebanyak 10 (25,0%) dan kategori tidak ada hubungan yang signifikan
tidak puas sebanyak 11 (27,5%), dengan faktor pendidikan dengan
sedangkan untuk kepuasan pasien komunikasi terapeutik dan bertolak
kategori puas berjenis kelamin laki- belakang dengan teori. Berdasarkan
laki sebanyak 6 (15,0%) dan kategori tabel 5.7 hasil crosstabulation
tidak puas sebanyak 13 (32,5%) jadi menunjukan bahwa nilai frekuensi
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima berdasarkan pendidikan dengan
dengan nilai p-value=0,313 <α = 0,05 komunikasi terapeutik kategori baik
yang artinya tidak ada hubungan yang yaitu pendidkam SLTP sebanyak 3
signifikan antara jenis kelamin dengan (7,5%) responden dan kurang baik 3
kepuasan. (7,5%) responden dengan total 6
14
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
15
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
16
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
17
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
18
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
19
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
20
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
21
Edudharma Journal Vol 2 No. 2 September 2018
22