PENDAHULUAN
9
10
1. Keikhlasan (Genuiness)
Keikhlasan berarti perawat dalam memberikan
pelayanan dengan rela hati membantu pasien dalam
mempercepat proses penyembuhan. Ketulusan dan
perhatian yang tinggi dari perawat dengan sendirinya
akan mengurangi kecemasan pasien dan menjadikan
pasien optimis dalam menjalani pengobatan. Rasa
optimis yang tinggi dari pasien akan membantu proses
penyembuhan penyakitnya. Hal ini disebabkan karena
dengan optimis yang tinggi merupakan koping mekanisme
yang positif.
2. Empati (Emphaty)
Berempati merupakan sikap memahami dan
menerima emosi pasien tanpa pernah terlibat ke dalam
emosinya.
3. Kehangatan (Warmth)
Kehangatan sangat diperlukan dalam
menyampaikan empati. Dengan kehangatan, perawat
akan mendorong pasien untuk mengekspresikan
perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau dikonfrontasi.
Suasana yang hangat tanpa adanya ancaman,
menunjukkan adanya rasa penerimaan dari pasien.
Sehingga pasien akan mengekspresikan perasaannya
lebih mendalam.
1. Mendengarkan (Listening)
Mendengarkan pasien menyampaikan pesan baik
secara verbal maupun nonverbal merupakan dasar dalam
komunikasi untuk mengetahui perasaan pasien.
Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan
upaya bahwa perawat memberikan perhatian terhadap
kebutuhan dan masalah pasien. Tunjukkan perhatian
bahwa perawat mempunyai waktu untuk mendengarkan
dengan teknik berikut:
a. Pandang pasien ketika sedang bicara.
12
1. Fase Prainteraksi
Fase prainteraksi merupakan fase persiapan
sebelum bertemu dan berkomunikasi dengan pasien.
Perawat mengumpulkan data tentang pasien,
mengeksplorasi perasaan, dan membuat rencana
pertemuan dengan pasien (kegiatan, waktu, tempat).
Fase prainteraksi tidak dimunculkan dalam kuesioner
komunikasi terapeutik karena fase ini berhubungan
dengan diri pribadi perawat, bagaimana perawat tersebut
16
1. Perkembangan
Perkembangan seseorang sangat berpengaruh pada
bagaimana cara seseorang tersebut berkomunikasi.
Seseorang yang memiliki perkembangan yang baik akan
memiliki kemampuan berkomunikasi yang berbeda
dengan seseorang yang mengalami gangguan
perkembangan. Seorang perawat harus dapat memahami
tahap perkembangan yang di alami untuk dapat
berkomunikasi dengan baik kepada pasien sehingga
proses interaksi dapat berjalan dengan baik.
2. Persepsi
Persepsi merupakan pandangan pribadi terhadap
apa yang sedang terjadi. Perbedaan persepsi antara
perawat dan pasien akan mengakibatkan terhambatnya
komunikasi.
3. Nilai
Nilai merupakan suatu standar yang mempengaruhi
perilaku seseorang sehingga sangat penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang. Dalam melakukan
komunikasi terapeutik kepada pasien sangat diharapkan
perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya kepada
pasien.
19
No. Pertanyaan SL SR KK TP
1. Fase
2.2 Kepuasan Pasien
5. Fasilitas
Kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan
penilaian kepuasan pasien. Walaupun hal ini tidak vital
menentukan penilaian kepuasan pasien, namun rumah
sakit perlu memberikan perhatian pada fasilitas rumah
sakit dalam penyusunan strategi untuk menarik
konsumen.
6. Image
Image memegang peranan yang sangat penting
terhadap kepuasan pasien yang mana pasien akan
memandang dan memilih rumah sakit mana yang akan
dibutuhkan saat sakit untuk proses penyembuhan. Pasien
yang mempunyai pandangan/image yang positif terhadap
rumah sakit tersebut akan tetap setia untuk menggunakan
jasa rumah sakit meskipun memiliki harga perawatan
yang tinggi.
7. Desain visual
Dekorasi dan tata ruang rumah sakit juga ikut
menentukan kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena
itu desain dan visual harus diikutsertakan dalam
penyusunan strategi terhadap kepuasan pasien atau
konsumen.
8. Suasana
Suasana rumah sakit yang nyaman, tenang, sejuk
dan indah akan sangat berpengaruh pada kepuasan
pasien ketika menjalani proses penyembuhan
penyakitnya. Selain itu keluarga pasien atau orang lain
yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan
28
5. Keandalan (Reliability)
Kemampuan petugas kesehatan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat,
terpercaya dan memuaskan, yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan yang sama untuk semua pasien
(Jayanti, 2016).