BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hal ini memacu para penyelenggara pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit
Sekarang adalah zaman bahwa semboyan pasien atau konsumen adalah raja, ini
kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan
penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan
padanya. Rumah sakit yang baik adalah rumah sakit yang memiliki kemampuan
fundamental dan menjadi fokus sentral dari keperawatan. Salah satu bentuk
(Wulan,2015).
merupakan paradigma dalam dunia keperawatan yaitu: Merawat adalah apa yang
kita lakukan, manusia adalah sasaran dari apa yang kita lakukan (kepada siapa
lingkungan adalah tempat di mana kita merawat, inti dari semua teori tentang
juga berdampak pada peningkatan rasa percaya diri serta menurunkan kecemasan
upaya mutu pelayanan harus dapat memberikan kepuasan, bukan semata mata
untuk kesembuhan pasien saja. Selain itu tingkat kepuasan pasien juga
merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kualitas pelayanan yang telah
diberikan dari.
pelayanan, bila kinerja jauh lebih rendah daripada harapan pasien, pasien tidak
puas dan bila kinerja pelayanan sesuai dengan harapan maka pasien merasa
sangat puas atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara harapan yang
dimiliki oleh pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien pada saat
interaksi dan proses teaching, learning, sikap dan perilaku caring, caring
4
lebih dari separuh perawat pelaksana (52,5%) di RSUD unit swadana Kabupaten
klien masih sangat rendah. Hampir separuh perawat dinilai tidak caring (48,5%).
2012).
Sakit Muhammadiyah Medan pada tanggal 19 Juni 2018 di ruang rawat inap
kelas III di peroleh data wawancara dari pasien yang dirawat inap 10 orang
5
mengatakan kurang puas dengan sikap perawat, pasien dan keluarga mengatakan
kurang nya rasa empati perawat serta informasi yang diberikan kurang jelas, dan
dan senyum pada pasien, namun kenyataan dalam praktek masih banyak
ditemukan perawat yang kurang berprilaku caring hal ini yang membuat atau
menjadi penyebab ketidak puasan terhadap pasien, yang menjadi salah satu
faktor tidak caring nya perawat yaitu beban kerja yang terlalu tinggi atau
keperawatan pada pasien di rumah sakit adalah perawat yang caring. Hal ini
didukung oleh teori yang dikemukankan oleh Potter bahwa caring adalah
yang lemah lembut,dan rasa kasih sayang perawat terhadap pasien yang akan
demikian pasien merasa nyaman, aman, dan rasa stres akibat penyakit yang
Pasien Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Medan
Tahun 2018”.
1.2 RumusanMasalah
caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas III di Rumah
1.3 TujuanPenelitian
Kepuasan Pasien di Ruang rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum
1. Mengetahui Prilaku Caring Perawat di Ruang rawat Inap Kelas III Rumah
2. Untuk mengetahui Kepuasan pasien yang di Ruang rawat Inap Kelas III
Pasien di Ruang rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
2. Bagi pendidikan
penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila pasien merasa puas mereka akan terus melakukan
pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka
akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan
Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan
yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu
menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang
berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan
pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku pembeli), serta pasar secara
yang diinginkan.
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan
diharapkannya. Pendapat lain dari Endang (dalam Mamik; 2014) bahwa kepuasan
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pasien adalah hasil penilaian dalam bentuk respon emosional (perasaan
senang dan puas) pada pasien karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam
1. Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi
dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa dan
tempatnya.
yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi
5. Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
Selain itu, menurut Moison, Walter dan White (dalam Nooria; 2008)
penampilan bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang
Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang
mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin
tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.
kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena itu desain dan visual harus
konsumen.
d. Suasana, suasana rumah sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan
Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi
orang lain yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan
perlakuan atau tindakan dari perawat yang sedang atau pernah dijalani,
perawat.
sesuai dengan keinginan pasien, selain itu ada ketepatan waktu dan
harga.
keamanan tindakan.
b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan
pelayanan kesehatan.
b. Kepercayaan
c. Pendidikan pasien
oleh pasien. Kemudian pasien diminta menilai setiap aspek yang tadi, sesuai
amat penting, penting, kurang penting, dan tidak penting. Kemudian tingkat
misalnya, sangat puas, puas, cukup puas, kurang puas, dan tidak puas.
Sangat puas=5, Puas=4, cukup puas=3, tidak puas=2, sangat tidak puas=1
Menurut Kotler (2007), ada beberapa macam metode dalam
pelanggan.
b. Ghost shopping
balik secara
Tingkat kepuasan dapat diukur dengan beberapa metode diatas. Data
fokus pada apa yang ingin diteliti sehingga hasilnyapun akan lebih valid
(Eprins,2013).
adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya
secara konsisten. Kualitas yang baik telah menjadi harapan dan impian bagi
& Davis (dalam Yamit; 2012) adalah suatu kondisi dinamis yang
kualitas adalah kondisi dimana hasil dari produk dan jasa mencapai tingkat
berlaku dan tujuan. Produk yang dihasilkan oleh suatu organisasi dapat
menghasilkan barang atau jasa. Jasa diartikan sebagai pelayanan karena jasa
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud atau tidak
sebagai berikut:
perubahan
pelayanan yang biasanya terjadi akan hilang begitu saja karena tidak
2.2.1 Defenisi
bahwa dalam konteks keperawatan caring bukan merupakan suatu hal yang
unik tetapi caring merupakan suatu bentuk pendekatan seni dan ilmu dalam
yang sudah ada atau bepotensi akan timbul (Watson, 1979). Caring
menghargai orang lain, disertai perasaan memiliki tanggung jawab (Potter &
Perry, 2011).
Caring memberikan sebuah hubungan dan mewakili sekelompok
pertemanan, hubungan dengan pasien. Hal ini merupakan sentral yang akan
solusinya, juga sebagai bentuk dasar dari praktek keperawatan dan juga
keperawat
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
yang sudah ada atau bepotensi akan timbul. Caring didefenisikan sebagai
kondisi dan cara hidup manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat
tuanya.
maupun kuratif.
masalah
i. Exsistensial-phenomenological
sendiri, dan spiritual. Dengan menggunakan faktor karatif ini akan tercipta
perasaan lebih baik melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat
holistik.
sendiri dapat menjadi lebih sensitif dan , murni dan bersikap wajar pada
diri melalui penerimaan diri antara perawat dan klien. Perawat yang
sesuai dengan kode etik professional (Pada peran ini perawat diharapkan
mampu:
1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah
pelayanan secara efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar
Kualitas jasa adalah sejauh mana jasa memenuhi atau melampaui harapan
kendala yang ditimbulkan oleh kedua belah pihak, baik pasien maupun perawat.
Perawat dapat mengetahui dengan baik keluhan dan keinginan pasien maupun
keluarga pasien. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien.
Tjiptono (2013), ada empat unsur pokok yang terkandung dalam pelayanan yang
komponen ini merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi, dalam arti jika ada
salah satu komponen yang kurang, maka pelayanan tidak akan prima. Setelah
diharapkan
1. Faktor beban kerja, beban kerja perawat yang tinggi serta beragam dengan
pengalaman.
4) Hubungan antarmanusia, meliputi rasa hormat, sopan santun, perilaku, dan
empati
perawat.
bahwa aspek yang dipakai untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan perawat
adalah keandalan, daya tanggap, jaminan kepastian, empati, dan bukti langsung
( Bustami,2011)
kepuasan pasien. Sehingga kualitas produk (baik barang atau jasa) berkontribusi
rumah sakit dalam memenuhi harapan pasiennya secara konsisten. Bila kinerja
sama dengan harapan maka pasien akan puas, bila kinerja melebihi harapan,
pasien akan senang atau bahagia, namun bila kinerja lebih rendah dari pada
seharusnya diterima tidak terpenuhi. Dengan kata lain kualitas pelayanan perawat
yang baik atau positif diperoleh bila kualitas yang dialami memenuhi harapan
pasien, bila harapan pasien tidak realistis, maka kualitas pelayanan perawat
sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan pasienlah yang melatar
belakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda
menimbulkan kualitas jasa. Hubungan dari dua variabel tersebut juga disepakati,
kualitas jasa menyebutkan bahwa bila kinerja pada suatu atribut (attribute
yang bersangkutan, maka kepuasan dan kualitas jasa pun akan meningkat.
hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini
sakit. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat
hanya dapat diperoleh kalau perusahaan memperhatikan apa yang diinginkan oleh
pasien. Memperhatikan apa yang diinginkan oleh pasien berarti kualitas pelayanan
yang dihasilkan ditentukan oleh pasien. Semua usaha yang dilakukan perusahaan
dan persepsi terhadap kinerja produk atau jasa mempunyai peranan yang penting
dalam menciptakan kualitas layanan rumah sakit. Hal ini didukung pula oleh
berbeda dengan pasien yang lainnya, karena penilaian masing-masing pasien lebih
adanya hubungan yang erat antara penentuan kualitas pelayanan perawat dengan
kepuasan pasien
2.5 Kerangka Konsep Penelitian
variabel yang satu dengan variabel yang lainya (Notoadmodjo, 2014). Kerangka
perawat dengan kepuasan pasien yang dirawat di kelas III Rumah Sakit Umum
2.6 Hipotesa
tingkat kepuasan pasien yang dirawat di kelas III Rumah Sakit Umum