PENDAHULUAN
Caring adalah rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain, dimana
seseorang berpikir, bertindak dan berperasaan (Tiara & Lestari, 2017). Perilaku
caring pada perawat ini, harus ditanamkan sejak awal perawat bekerja di suatu
intansi, sehinga perawat dapat menerapkan perilaku caring tesebut (Suerni &
Widiyanto, 2017).
instrumental. Perilaku afektif merupakan sikap dari perawat terhadap pasien yang
terhadap pasien maupun keluarga, memberikan rasa aman dan nyaman selama
pasien berada di rumah sakit, menghargai dan menghormati setiap keputusan dan
menekankan agar sepuluh faktor karatif dalam berperilaku caring harus tercermin
sensitifitas terhadap diri dan orang lain, membangun hubungan saling percaya dan
1
membantu, meningkatkan dan menerima ekspresi positif dan negatif klien,
menggunakan
2
3
Fitpatrick dan Whall, 1989; Chitty, 1997; Nurachmah, 2001; Hermansyah, 2004;
praktek keperawatan, karena caring itu sendiri merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis. Dimana seorang perawat harus bekerja untuk dapat meningkatkan
rasa kepeduliannya terhadap pasien, serta kunci dari sebuah kualitas pelayanan
asuhan keperawatan itu terdiri dari perhatian, empati serta kepedulian perawat
(Muhlisin, 2008). Caring dapat bersifat khusus dan bergantung pada perawat dan
pasien itu sendiri. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh perawat, maka
mereka akan mempelajari bahwa caring sangat penting dan membantu mereka
untuk dapat selalu fokus pada pasien yang sedang mereka layani. caring juga
Nopiyani & Duarsa, 2015). Sikap perawat yang menunjukkan perilaku caring
rasa hormat terhadap pasien dan memanggil pasien dengan namanya (Dedi,
perawat juga memiliki peran sebagai care provider (Pemberi asuhan), manager,
adalah dengan selalu memberikan rasa nyaman, perhatian, kasih sayang, peduli,
memberi dorongan, percaya, dan melindungi pasien. Perilaku tersebut yang akan
selalu berada disamping pasien dan bersikap peduli sebagai media asuhan perawat
(Sitorus, 2011). Menurut Sartika dan Nanda (2011) perilaku caring perawat akan
dengan pasien dan dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien yang akhirnya
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar
akan diri kita sendiri (Saleh,2012). Dan persepsi adalah daya mengenal barang
kualitas atau hubungan dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,
5
2004).
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain
sebagai media pemberi asuhan (Sitorus, 2011). Perilaku Caring perawat akan
pasien, dapat membantu dan memenuhi kebutuhan pasien, yang pada akhirnya
dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku caring antara lain : hasil
perawat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Prihandhani (2015) yang
perilaku caring perawat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka perilaku caring
bahwa sekitar 90% pasien mengatakan tidak merasa nyaman berbicara dengan
perawat, 84% dari jumlah tersebut memiliki pengalaman negatif karena perawat
tidak memperhatikan kebutuhan pasien terutama di malam hari. Hal yang sama
bertemu dengan pasien dan pasien juga mengatakan kurang mendapat penjelasan
Salah satu dampak positif caring bagi pasien adalah terjalinnya hubungan
saling percaya, rendahnya biaya perawatan pasien, keamanan diri pasien, dan
juga sangat memberikan kemampuan kepada perawat untuk lebih memahami dan
dideritanya, maka dari itu sebagai seorang perawat harus dapat memiliki rasa
dan untuk mempertahankan kesehatan pasien. Dampak positif caring itu sendiri
dianntaranya ada yang mengatakan perilaku caring perawat terhadap pasien sangat
7
baik, dan ada juga yang mengatakan kurang baik. Hasil penelitian Juliani (2009),
caring perawat kurang baik. Penelitian yang dilakukan oleh (Maria, 2018), di
rumah sakit RSUP Dr. Kariadi Semarang mendapatkan hasil 55,9% atau 38
responden menyatakan perilaku caring perawat sebagian besar baik. Oleh sebab
itu pentingnya perilaku perawat unttuk melakukan caring supaya kualitas hidup
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November 2019
dengan cara melakukan wawancara kepada 10 orang pasien yang sedang di rawat
di ruang rawat inap dr. Slamet Garut, dapat diketahui bahwa : dari 10 responden
tidak baik akan memperlambat penyembuhan dan menambah lamanya hari rawat,
oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk merubah kondisi yang sedang
berjalan saat ini terutama tentang pelaksanaan caring. Maka dari itu peneliti
berdasarkan perspektif pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Slamet Garut.
8
perawat berdasarkan perspektif pasien diruangan rawat inap RSUD dr. Slamet
Garut.
Slamet Garut
berdasarkan perspektif pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Slamet Garut
perawat berdasarkan perspektif pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Slamet
Garut
berdasarkan perspektif pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Slamet Garut
Keperawatan khususnya perilaku caring perawat sebagai ciri khas dari profesi
Perilaku caring merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat dan menghargai
orang lain dalam arti memberi perhatian yang lebih kepada seseorang dan
yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dalam membantu pasien sakit
10
( Valizadeh et al, 2012). Menurut (Watson, 1988; Tomey, 1994; Fitpatrick dan
whall, 1989; Chitty, 1997; Nurachmah, 2001, Hermansyah, 2004, Enni Juliani,
sensitifitas untuk diri sendiri dan orang lain, membina pengaruh saling percaya
dan saling bantu, meningkatkan dan menerima eksfresi perasaan positif dan
2. Bantuan/ kepercayaan
4. Pengajaran/ pembelajaran
Maka dari itu perilaku caring perawat terhadap pasien menjadi satu-satunya
variabel yang akan diteliti, sehingga output yang akan dihasilkan dalam penelitian
ini yaitu perilaku caring perawat tinggi atau perilaku caring perawat rendah,
1. Prikemanusiaan/ keyakinan-harapan/
kepekaan Perilaku Caring
2. Bantuan/ kepercayaan Perawat Tinggi
3. Ekpresi perasaan positif/ negatif Perilaku caring perawat
4. Pengajaran/ pembelajaran
5. Lingkungan mendukung/ melindungi/ Perilaku Caring
memperbaiki Perawat Rendah
6. Bantuan kebutuhan manusia
7. Kekuatan eksistensial/ fenomenologi/
spiritual
Keterangan :
= Diteliti
TINJAUAN TEORITIS
aman dan keselamatan klien, kemudian manifestasi dari perhatian kepada orang
lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen
untuk mencegah terjadinya suatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen,
menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan, otoritas
12
Tujuh asumsi yang mendasari konsep Caring menurut (Dwidayanti, M.
2007), yaitu :
13
14
interpersonal.
b. Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam
d. Caring merupakan respon yang diterima seseorang tidak hanya saat itu
nantinya.
sakit.
Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. caring
spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan
2.1.2
15
perasaannya.
f. Empathy.
Menurut Roach (1995 dalam Kozier, Barbara, et.al, 2007) ada lima komponen
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orang lain dapat
berbagi, dan memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan, serta memberikan
b. Competence (kemampuan)
manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring
e. Commitment
pemberian pelayanan kepada pasien. Watson (1979 dalam Tomey & Alligod,
mempunyai nilai ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak
merupakan totalitas dari bagian – bagian yang memiliki harga diri didalam
kebutuhan untuk dibimbing. Manifestasi perilaku caring perawat dalam hal ini
adalah memanggil nama klien dengan nama yang paling disukai memenuhi dan
18
keperawatan holistik. Menurut (Tomey, 1994; Gorge, 1995; Enni Juliani, 2009)
perawat dalam hal ini yaitu memberikan motivasi kepada klien agar berusaha
Menurut (Tomey, 1994; Gorge, 1995; Enni Juliani, 2009) perawat harus bisa
menghargai kesensitifan perasaan klien sehingga dia sendiri dapat menjadi lebih
sensitive, murni, dan bersikap wajar kepada orang lain dikarenakan penerimaan
terhadap perasaan diri merupakan kualitas personal yang harus dimiliki perawat
sebagai pemberi asuhan kepada klien. Manifestasi perilaku caring perilaku caring
perawat dalam hal ini adalah menunjukan sikap sabar dan tenang, mendampingi
Menurut (Tomey, 1994; Gorge, 1995; Enni Juliani, 2009) ada 3 hal yang
volume rendah, rileks, sikap terbuka dan ekspresi wajah sesuai dengan
kemunikasi dengan orang lain. Manifestasi perilaku caring perawta dalam hal ini
adalah mengucap salam dan memperkenalkan diri serta menepati kontrak yang
Perawat harus menerima dan memahami pikiran serta perasaan baik negative
atau positif yang berbeda pada situasi berbeda. Manifestasi perilaku caring
pengambilan keputusan.
sistematis.
Kebutuhan dasar klien paling rendah adalah biofisikal misalnya makan, minum,
eliminasi, dll. Kebutuhan aktualisasi yang tertinggi dari kebutuhan intra dan
interpersonal.
caring perawat adalah memberi kesempatan kepada klien dan keluarga untuk
dapat melakukan hal yang bersifat ritual serta memfasilitasi keinginan untuk
melakukan terapi alternatif sesuai pilihannya, memotifasi klien dan keluarga agar
berserah diri kepada tuhan, menyiapkan klien dan keluarga saat menghadapi fase
berduka.
menjelaskan teori atau konsep dasar dengan item yang spesifik. CBA tool
caring. Klien diminta untuk memilih skor perilaku caring yang telah
dilakukan padanya.
yang dapat dibaca (readability) dan dapat dipercaya (reliability) serta isi
Cronbach’s alpha (Cronin & Horrison, 1988) dapat dilihat pada table
berikut ini:
Harrison, 1988)
perilaku caring dengan klien bedah 19 orang dan 46 klien dewasa yang
tenderita AIDS atau HIV (Parson, et al., 1993; Mullins, 1996). Namun
dua study yang terakhir ini tidak dilaporkan dapat dipercaya (Kyle,
1995;Beck, 1999).
Watson (1979, dalam Fitz Patrick dan Whall, 1989), menyatakan bahwa
didalam ruang lingkup keperawatan caring bukanlah sesuatu yang unik melainkan
caring adalah bentuk pendekatan seni dan ilmu dalam merawat klien yang
keperawatan juga merupakan fokus serta sentral dari praktik keperawatan yang
dilandaskan pada nilai-nilai kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri sendiri dan
orang lain serta menghormati keyakinan spiritual klien. Watson juga membedakan
dengan jelas antara curing dengan caring. Curing adalah domain yang digunakan
oleh dokter dalam intervensi penyakit. Caring adalah domain yang digunakan
menghargai orang lain dalam arti memberi perhatian yang lebih kepada
semakin meningkat.
empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah
26
(Sartika, 2010).
Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan
terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai ank lien al, kita berada di bawah kewajiban
kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas ank
lien al untuk memberikan care”. Untuk itu, kita sebagai perawat yang ank
2. Aspek etika
perawat memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu
27
merupakan suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain
adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah
orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah
anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus care terhadap klien.
cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang
sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Kozier & Erb, 1985 dalam
Nurachmah, 2001).
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang
Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang
dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk
(1991 dalam Monica, 2008) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari
hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
perhatian penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama,
perawat masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu
melakukan kontak mata, kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang
apa yang ada dipikiran klien lalu mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan
tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien
kemudian pergi.
ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat dalam
meningkatkan kemampuan.
kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga sebagai ank lien tingkat
kepuasan klien.
31
Jika perawat memili sikap ank lien, simpatik, melindungi klien, memberi
mudah berbagi perasaan yang dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat
dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta perilaku Caring.
Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi juga
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan
Caring merupakan permulaan yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan
persepsi dan harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik
terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui apa yang penting bagi klien.
Sikap ini juga membantu perawat mengatasi perbedaan antara persepsi perawat
ank lien tentang Caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan mengenali
klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan perawat mampu memilih
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diperlukan
dibutuhkan metode yang relevan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Sugiyono,
2016). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
caring perawat berdasarkan perspektif pasien diruang rawat inap RSUD dr. Slamet
Garut.
3.2 Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
dalam penelitian ini adalah gambaran perilaku caring perawat berdasarkan perspektif
1979, dalam George, 1990). Caring menurut Cronin dan Harison, mengidentifikasi 7
32
a. Prikemanusiaan/keyakinan dan harapan/kepekaan
33
34
manusia adalah individu merupakan totalitas dari bagian – bagian yang memiliki
harga diri didalam maupun dari dirinya dan memerlukan penghormatan, perawatan,
b. Bantuan/kepercayaan
ada 3 hal yang menyangkut hubungan ini yaitu kecocokan yang meliputi kesesuian
dengan kenyataan, kejujuran, ketulusan dan nyata, ditunjukan dengan berbicara dengan
volume rendah, rileks, sikap terbuka dan ekspresi wajah sesuai dengan kemunikasi
Perawat harus menerima dan memahami pikiran serta perasaan baik negative atau
d. Pengajaran/pembelajaran
Perawat harus menggali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap
kebutuhan dasar harus dicapai sebelum beralih kepada tingkat selanjutnya. Kebutuhan
dasar klien paling rendah adalah biofisikal misalnya makan, minum, eliminasi, dll.
g. Kekuatan eksistensial/penomologis/spiritual
adalah memberi kesempatan kepada klien dan keluarga untuk dapat melakukan hal
yang bersifat ritual serta memfasilitasi keinginan untuk melakukan terapi alternatif
sesuai pilihannya, memotifasi klien dan keluarga agar berserah diri kepada tuhan,
Definisi operasional berisi penjelasan tentang variable, alat pengukuran, cara pengukuran dan skala pengukuran serta hasil
pengukuran variabel untuk memberikan pemahaman yang sama yang ditampilkan pada table 3, diantaranya :
Subvariabel
a. Prikemanusiaan/k merupakan totalitas perawat dalam pemenuhan Lembar kuesioner menggunakan Ordinal 1. < mean prilaku
eyakinan dan harga diri didalam maupun dari dirinya dan Sekala Likert dengan jumlah caring perwat
harapan/kepekaa memerlukan penghormatan, perawatan, pertanyaan sebanyak 10. Dengan kurang baik
n dipahami dan kebutuhan untuk dibimbing yang perntanyaan positif sebanyak 9 2. ≥ mean prilaku
37
2 = sering
3 = kadang – kadang
4 = tidak pernah
c. Ekspresi perasaan Perawat menerima dan memahami pikiran serta Lembar kuesioner menggunakan Ordinal 1. < mean prilaku
positif/negative perasaan baik negative atau positif pasien yang Sekala Likert dengan jumlah caring perwat
berbeda pada situasi berbeda. pertanyaan sebanyak 5. Dengan kurang baik
perntanyaan positif sebanyak 4 2. ≥ mean prilaku
pertanyaan dan pentanyaan caring baik
negative berjumlah 1 pertanyaan.
Untuk sekoring pada pertanyaan
positif akan di berikan hasil
debagai berikut:
4 = selalu
3 = sering
2 = kadang – kadang
1 = tidak pernah
Sedangkan untuk pertanyaan
negative akan di berikan sekor
sebagai berikut:
1 = selalu
2 = sering
3 = kadang – kadang
4 = tidak pernah
d. Pengajaran/pemb Perawat dan pasien dalam hubungan Lembar kuesioner menggunakan Ordinal 1. < mean prilaku
elajaran interpersonal memberikan asuhan mandiri, Sekala Likert dengan jumlah caring perwat
mentapkan kebutuhan personal, dan memberi pertanyaan sebanyak 5. Dengan kurang baik
kesempatan untuk pertumbuhan personal yang perntanyaan positif sebanyak 4 2. ≥ mean prilaku
di persepsikan pasien. pertanyaan dan pentanyaan caring baik
negative berjumlah 1 pertanyaan.
Untuk sekoring pada pertanyaan
positif akan di berikan hasil
debagai berikut:
4 = selalu
39
3 = sering
2 = kadang – kadang
1 = tidak pernah
Sedangkan untuk pertanyaan
negative akan di berikan sekor
sebagai berikut:
1 = selalu
2 = sering
3 = kadang – kadang
4 = tidak pernah
e. Lingkungan yang Perawat menggali pengaruh lingkungan internal Lembar kuesioner menggunakan Ordinal 1. < mean prilaku
mendukung/meli dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi Sekala Likert dengan jumlah caring perwat
ndungi/memperb penyakitnya yang di persepsikan pasien. pertanyaan sebanyak 4. Dengan kurang baik
aiki perntanyaan positif sebanyak 3 2. ≥ mean prilaku
pertanyaan dan pentanyaan caring baik
negative berjumlah 1 pertanyaan.
Untuk sekoring pada pertanyaan
positif akan di berikan hasil
debagai berikut:
4 = selalu
3 = sering
2 = kadang – kadang
1 = tidak pernah
Sedangkan untuk pertanyaan
negative akan di berikan sekor
sebagai berikut:
1 = selalu
2 = sering
3 = kadang – kadang
4 = tidak pernah
f. Bantuan Perawat mengenali kebutuhan komperhensif diri Lembar kuesioner menggunakan Ordinal 1. < mean prilaku
kebutuhan dan klien. Perawat menetapkan Pemenuhan Sekala Likert dengan jumlah caring perwat
manusia kebutuhan dasar harus dicapai sebelum beralih pertanyaan sebanyak 6. Dengan kurang baik
40
kepada tingkat selanjutnya. Kebutuhan dasar perntanyaan positif sebanyak 6 2. ≥ mean prilaku
klien paling rendah adalah biofisikal misalnya pertanyaan dan tidak ada caring baik
makan, minum, eliminasi, dll. Kebutuhan pertanyaan negative.
aktualisasi yang tertinggi dari kebutuhan intra Untuk sekoring pada pertanyaan
dan interpersonal yang di persepsikan pasien positif akan di berikan hasil
debagai berikut:
4 = selalu
3 = sering
2 = kadang – kadang
1 = tidak pernah
Sedangkan untuk pertanyaan
negative akan di berikan sekor
sebagai berikut:
1 = selalu
2 = sering
3 = kadang – kadang
4 = tidak pernah
g. Kekuatan perawat memberi kesempatan kepada klien dan Lembar kuesioner menggunakan Ordinal 1. < mean prilaku
eksistensial/peno keluarga untuk dapat melakukan hal yang Sekala Likert dengan jumlah caring perwat
molo bersifat ritual serta memfasilitasi keinginan pertanyaan sebanyak 3. Dengan kurang baik
gis/spiritual untuk melakukan terapi alternatif sesuai perntanyaan positif sebanyak 3 2. ≥ mean prilaku caring
pilihannya, memotifasi klien dan keluarga agar pertanyaan dan tidak ada baik
berserah diri kepada tuhan, menyiapkan klien pertanyaan negative.
dan keluarga saat menghadapi fase berduka Untuk sekoring pada pertanyaan
yang di persepsikan pasien. positif akan di berikan hasil
debagai berikut:
4 = selalu
3 = sering
2 = kadang – kadang
1 = tidak pernah
Sedangkan untuk pertanyaan
negative akan di berikan sekor
sebagai berikut:
41
1 = selalu
2 = sering
3 = kadang – kadang
4 = tidak pernah
42
3.4 Populasi
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruang rawat inap
dilaksanakan didapatkan data kunjungan pasien rawat inap pada bulan desember
populasi dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruang rawat inap dr. Slamet
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
2. Pasien balita
N
n=
1+ N ¿ ¿
43
n = Jumlah Sampel
6015
n=
1+6015 ¿ ¿
6015
n=
1+60,15
6015
n=
61,15
¿x n
ni =
N
Keterangan :
Sampling
Lembar kuesioner yang terdiri dari 40 item pertanyaan yang menggunakan sekla
Me=
∑ Xi
n
Keterangan:
Me : Mean (Rata-rata)
∑ : Sigma (jumlah)
Xi : Nilai X ke i sampai ke n
n : Jumlah individu
(Sugiyono, 2017).
Mendukung : X ≥ mean
dari CBA (Caring Behaviour Assesment) yang dikemukakan oleh Chronin &
Harrison (1998) berdasarkan pada teori caring Watson (1985, 1988) dimana 10
faktor caratif caring dikelompokan kedalam 7 subskala yang mempunyai arti yang
likert yang berisi 40 pertanyaan. Hal ini digunakan untuk mempermudah peneliti
dalam pengumpulan data untuk hasil dari penelitian. Pernyataan dalam kuesioner
perilaku cairng perawat dibuat dalam pertanyaan positif dan pertanyaan negative,
pertanyaan negative terdapat pada nomor 7, 13, 16, 19, 25 dan 30. Dimana dari
Pertanyaan Positif :
1. SL (Selalu) = 4
2. S (Sering) = 3
3. J (Jarang) = 2
4. TP (Tidak Pernah) = 1
Pertanyaan negativ :
1. SL (Selalu) = 1
2. S (Sering) = 2
47
3. J (Jarang) = 3
4. TP (Tidak Pernah) = 4
Hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh Juliani, E dari 40 item yang di
lakukan uji validitas terdapat 14 item yang tidak valid memiliki nilai r hitung < r
tabel atau nilai hitung < 0,361 (r hitung antara -0,002 – 0,317), yaitu item atau
pertanyaan no 4, 6, 7 ,8, 9, 13, 16, 22, 25, 29, 30, 37, 39 dan 40. Setelah 14 item
yang memiliki nilai r < 0,361 dikeluarkan dan dilakukan uji validitas ulang
sebanyak 2 kali lagi masiha ditemukan 2 item pernyataan yang memiliki nilai r <
valid
Dari hasil uji reliabilitasi yang telah dilakukan Juliani E didapatkan hasil,
dari 24 item pernyataan yang dinnyatakan valid selanjutnya dianalisis dengan uji
reliabilitas. Hasil nilai r alpha croncbach’s pada uji kuesioner ini adalah 0,910
artinya nilai alpha croncbach’s > r tbael maka 24 item dinyatakan reliable.
Enam belas (16) item diatas yang memiliki nilai r < 0,361 tetap akan
jumlah item yang akan digunakan dalam kuesioner tetap 40 item. Tahap
peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas lagi dan masih ditemukan 2 item
koordinator mata kuliah skripsi, kemudian peneliti mencari fenomena yang ada di
lebih jelasnya mengenai fenomena yang ada, setelah selesai kemudian peneliti
akan mengajukan izin penelitian kepada Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut
melalui kepala TU dan diarahkan untuk mencari data di Rumah Sakit Umum
dr.Slamet Garut.
peneliti menentukan jumlah sampel yang telah ditentukan yaitu responden Pasien
setelah itu melakukan informed consent dengan tujuan untuk menjelaskan maksud
menjadi responden, maka peneliti akan memberikan surat persetujuan yang harus
berada di Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut. Pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan data primer yang artinya data yang
1. Editing
Editing yaitu pengecekan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan
memeriksa kembali lembar kuesioner yang telah dijawab oleh responden, karena
2. Coding
penulis akan memberikan kode berupa angka bilangan pada data yang kemudian
tahun)
(Perguruan Tinggi).
50
3. Entry Data
4. Tabullating
responden dan dimasukan pada tabel yang sudah dibuat oleh peneliti. Peneliti
5. Cleaning Data
peneliti melakukan koreksi kembali dengan cara pengecekan ulang dari tahap
Analisa data berguna untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang
(Notoatmodjo, 2012). Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini
untuk menilai variabel yang diteliti yaitu gambaran perilaku caring perawat
terhadap pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Slamet Garut dengan subskala 7
faktor karatif yang mengacu pada 10 faktor karatif Watson digunakan likert’s
Summated Rating.
51
skor dihitung dengan menggunakan nilai median, jika skor responden ≥ median
maka dikatakan caring perawat tinggi, lalu jika skor responden < median maka
f
p= x 100 %
n
Keterangan
P = Presentase
3.11.1 Autonomy
persetujuan bila bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini
tidak ada responden yang menolak untuk berpartisipasi mengisi kuesioner yang
3.11.2 Beneficience
3.11.3 Non-Maleficence
nyaman dan tidak ada beban. Penelitian ini menggunakan prosedur sehingga
consent.
3.11.4 Veracity
53
penelitian kepada responden dengan jujur, baik mengenai tujuan, manfaat dan
3.11.5 Justice
3.11.6 Confidentiality
responden.
Peneliti menentukan topik yang akan diteliti, dalam menentukan topik ini
yang akan diajukan untuk melakukan seminar proposal, setelah mengikuti seminar
tabulasi data, analisa data dan melakukan pembahasan untuk hasil penelitian yang
didapatkan.
penelitian.
2019. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Slamet Garut. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Tempat penelitian ini terjangkau