Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI CARING

Disusun Oleh :

Kelompok 4 :

1. Nadia Reynata Putri (S18141)


2. Niken Wulandari (S18142)
3. Novia Eka Nanda (S18143)
4. Nur Hidayah (S18144)
5. Pretiwi Teguh Budi (S18145)
6. Rahmawati (S18146)
7. Regita Novianti (S18147)
8. Riko Ansori (S18148)
9. Riska Rahayu Alda Risma (S18149)
10. Rochmad Nur Yudiantoro (S18150)
11. Sandy Ilham Prasetyo (S18151)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk

semakin maju dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya

merambah pada bidang kesehatan terutama keperawatan. Kualitas pelayanan

keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan

menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah

sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan

kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan

penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat.

Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien.

Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu

apa tidak.

Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien

yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup

keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam

perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan mengetahui bagaimana caring yang

sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara totalitas

terhadap kliennya.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

1.Menjelaskan pengertian caring secara umum dan teori caring menurut

Watson.

2.Memahami persepsi klien tentang caring.

3.Menjelaskan perilaku caring dalam praktik keperawatan.

4.Memahami perbedaan caring dan curing.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Caring

1. Pengertian Caring Secara Umum

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi

bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan

empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan

kehendak keperawatan.

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu

cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan

kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti

yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu

besar dalam profesionalisme keperawatan. Banyak ahli keperawatan yang

mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai berikut:

1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas

bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara

pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai

manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan

pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan
filosofikal.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki

makna dan memotivasi tindakan.

3. Griffin (1983), Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai

sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan

aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi

emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi

membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus.

Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien.

4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya.

Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara

seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.

Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core

merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan

kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure

merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik.

5. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan

pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan

lingkungan bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada klien.

6. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan

keputusan yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung

untuk meningkatkan status kesehatan.


7. Barnum (1994), Caring adalah sentral praktik keperawatan berupa tindakan

yang memperhatikan kesehatan klien dengan menunjukkan perhatian, empati

maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk meningkatkan kesehatan klien.

2. Persepsi Klien Tentang Caring

Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami

kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson (1991)

menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti

kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional,

melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri

sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani

transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup.

Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring

menegaskan apa yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien

menilai efektivitas perawat dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai

pengaruh dari pelayanan keperawatan. Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri

dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan yang bermakna bagi klien,

menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian penuh.

Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh

pertama, perawat masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman,

lalu melakukan kontak mata, kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya

tentang apa yang ada dipikiran klien lalu mendengarkannya, kemudian memeriksa
cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa rangkuman tanda vital klien sebelum

meninggalkan ruangan.

Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi

kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta

mudah berbagi perasaan yang dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat

perawat melakukan tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari

perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta perilaku Caring. Kepuasan

klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi juga kepuasan

terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.

3. Teori Caring Menurut Watson

Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai

person as a whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson

mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran,

dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan

dan diri yang diwujudkan.

Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan

penyakit dan dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :

a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic

Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan

tetapi dapat dipengaruhi dengan sangat oleh para pendidik perawat.

Faktor ini dapat didefinisikan sebagai kepuasan melalui pemberian

dan perpanjangan dari kesadaran diri.


b. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope

Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif.

Perawat perlu selalu memiliki positif thingking sehingga dapat

menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan

kesembuhan dan kesejahteraan klien.

c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain

Karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.

d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling

percaya

Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan

yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif

yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan

komunikasi efektif.

e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi

perasaan baik ekpresi perasaan positif maupun negatif.

f. Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan

pengambilan keputusan.

g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang

bersifat interpersonal.

h. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan

meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural

dan lingkungan spiritual


i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias

(kebutuhan-kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup)

j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic

Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:

1. Konsep tentang manusia

Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin

dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada

dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan

merasa menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan

merasa mencintai.

2. Konsep tentang kesehatan

Kesehatan merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi

sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan

fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan

terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha

yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.

3. Konsep tentang lingkungan

Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam

setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke

generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya
sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan

tertentu.

\4. Konsep tentang keperawatan

Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring

ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam

beberapa cara, tetapi terdapat tiga aspek penting yang mendasari keharusan

perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, dan

aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit (Fry, 1988).

1. Aspek kontrak

Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah

kewajiban kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki

tugas profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita sebagai perawat yang

profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak kerja kita.

2. Aspek etika

Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,

bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi

tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat memberikan


asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan suatu tindakan yang

benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat memberikan

kebahagiaan bagi orang lain.

3. Aspek spiritual

Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain

adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah

orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah

anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus care terhadap klien.

Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan

mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien.

Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk

menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat bertindak dengan cara yang

terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien.

Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan

melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan

lain-lain

Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan

seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan

dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang

tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang

baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan,


memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan

memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.

5. Perbedaan Caring dan Curing

Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja

perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah

perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus

sentral dalam praktik keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku-

perilaku khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya. Di

dalamnya memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-

hatian (Barnum, 1994).

Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984),

Benner (1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan.

Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan

¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang perawat, kemampuan care dan cure

harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan

yang optimal untuk klien.

Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan

dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat difahami

bahwa curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/data

dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat perbedaan.

Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas


sekundernya.Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring

sebagai sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring.

Karena di dalam caring termasuk salah satunya adanya kolaborasi dengan tim

kesehatan lain untuk membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai

hubungan yang saling melengkapi.

Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari

diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis

keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan

penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing

terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan

penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain dapat disebut diagnosa penyakit.

Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk

ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih

memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya.

Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan

(caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis,

sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi

keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan

intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan tindakan pengobatan dengan

obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat difahami bahwa caring

memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya

sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.


Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari

aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:

1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.

2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri

memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan

meningkatkan fungsi dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing

adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah

problem penyakit dan penanganannya.

KESIMPULAN PERBEDAAN CARING DAN CURING

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa

caring lebih kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan

yang menyangkut seluruh kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun

spiritual. Curing hanya bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita harus

mampu membedakannya dan melakukan caring dengan sebaik-baiknya.

Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan caring. Caring

tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi

keperawatan itu sendiri.


BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan

suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih

meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna

yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian, bertanggung

jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di bawah kewajiban

kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku

caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memiliki sikap sensitif, simpatik,

melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien

merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.

Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus

keperawatan dalam promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di

antaranya yaitu pembentukan sistem humanistic dan altruistic, penanaman

(melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri

kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik keperawatan dapat

dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan

klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi

untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat

ditunjukan oleh perawat melalui tindakan sebagai berikut:


1. Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan

2. Menyebut klien dengan namanya

3. Menggunakan sentuhan

4. Meyakinkan klien, perawat akan membantu

5. Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas

Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara

caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan

tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu

kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan

respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu

bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Untuk itu

sebagai seorang perawat kita harus bangga karena kita melakukan tindakanyang

mulia yaitu care, merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan

semua itu dengan penuh rasa ikhlas.


DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Marta Raile. Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Edisi
Indonesia ke-8 Volume 1.

Anda mungkin juga menyukai