Anda di halaman 1dari 14

NURSING ADVOCACY

Dosen Pembimbing:
Ns. MARLINA ANDRIANI.SKep.Mkep

Disusun oleh :
Dhiya ‘Ulhaq Tri Irawan
Nabila Natasya
Lisa Apriani
Ersha Meita Irwan
Riza Amelia Putri
S1.KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI


SUMATRA BARAT
2019/2020
KATA PENGANTAR
Rasa syukur tiada terkira atas kehadiran Allah swt, yang mana atas

berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan

penyusunan Makalah “NURSING ADVOCACY” dengan tepat waktu

sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan penyusunan makalah ini bagi

kami adalah untuk melatih pemecahan masalah secara ilmiah. Selain itu,

juga untuk memenuhi target untuk tugas kelompok berhubungan dengan

pelajaran keperawatan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat

memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi

lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman

kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh

karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 24 September 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar hubungan perawat, dokter, dan pasien merupakan mutual

humanity dan pada hakekatnya hubungan yang saling ketergantungan

dalam mewujudkan harapan pasien terhadap keputusan tindakan

asuhan keperawatan. Untuk memulai memahami hubungan secara

manusiawi pada pasien, perawat sebagai pelaksana asuhan

keperawatan harus memahami bahwa penyebab bertambahnya

kebutuhan manusiawi secara universal menimbulkan kebutuhan baru,

dan membuat seseorang (pasien) yang rentan untuk menyalahgunakan.

Dengan demikian bagaimanapun hakekat hubungan tersebut adalah

bersifat dinamis, dimana pada waktu tertentu hubungan tersebut dapat

memperlihatkan karakteristik dari salah satu atau semua pada jenis

hubungan, dan perawat harus mengetahui bahwa pasien yang berbeda

akan memperlihatkan reaksi-reaksi yang berbeda terhadap ancaman

suatu penyakit yang telah dialami, dan dapat mengancam humanitas

pasien. Oleh sebab itu, sebagai perawat professional, harus dapat

mengindentifikasikan komponen-komponen yang berpengaruh

terhadap seseorang dalam membuat keputusan etik. Faktor-faktor

tersebut adalah: faktor agama, social, pendidikan, ekonomi,

pekerjaan/posisi pasien termasuk perawat, dokter, dan hak-hak pasien,


yang dapat mengakibatkan pasien perlu mendapat bantuan perawat

dan dokter dalam ruang lingkup pelayanan kesehatan. Disamping harus

menentukan bagaimana keadaan tersebut mengganggu humanitas

pasien sehubungan dengan integrasi pasien sebagai manusia yang

holistic.

Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada

kewenangan yang diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu

pengetahuan dan tuntutan globalisasi sebagaimana tertera dalam

undang-undang kesehatan no 23 tahun 1992.


1.2 Rumusan Masalah

1.) Masalah Dalam Keperawatan.

2.) Alasan mengapa perlunya dukungan seorang perawat terhadap

pasien.

3.) Menumbuhkan rasa kepercayaan pasien.

1.3 Tujuan

Setelah penulisan makalah ini diharapkan kita memahami hubungan

perawat, tenaga kesehatan, dan pasien di masyarakat serta memahami

pengertian tenaga kesehatan, jenis tenaga kesehatan, hak,dan

kewajiban tenaga kesehatan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masalah Dalam Praktek Keperawatan

Masalah kesehatan di Indonesia sangat memprihatikan mulai dari

munculnya penyakit – penyakit degenaratif, bencana alam, dan

kemiskinan yang semuanya itu membuat masyarakat harus dikelilingi

oleh kondisi kesehatan yang kurang baik. Kondisi ini diperburuk oleh

kurangnya tenaga kesehatan perawat yang tersebar di daerah – daerah

terpencil akibat tidak rasionalnya penempatan tenaga kesehatan di

daerah – daerah terpencil maupun daerah sangat –sangat terpencil.

Selain itu masalah – masalah social, ekonomi, politik, dan keamanan

yang mempengaruhi penduduk, khususnya keluarga miskin untuk dapat

menjangkau pelayan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

Ada pun permasalahan etik yang sering terjadi banyak sekali, seperti

berkata tidak jujur, abortus, menghentikan pengobatan, penghetian

pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta

beberapa permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek

keperawatan, seperti : evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab

terhadap peralatan dan barang, memberikan rekomendasi pasien pada

dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang buruk, masalah peran

perawat dan mengobati (prihardjo 1995). Keperawatan pada dasarnya


ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan pasien. Untuk

dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka perawat harus

mampu mengenal atau tanggap bila ada asuhan keperawatan yang

buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk mengubah keadaan

tersebut. Kondisi inilah yang sering kali menimbulkan konflik antara

perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap teman

sejawat. Di lain pihak perawat harus menjaga nama baik antara teman

sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang melakukan pelanggaran

atau dilemma etik hal inilah yang harus diselesaikan dengan bijaksana.

Etika keperawatan memberikan keputusan tentang tindakan yang di

harapkan benar – benar tepat atau bermoral. Etika keperawatan

sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi

anggotanya tentang hak – hak yang diharapkan oleh orang lain.

Anggota profesi mempunyai pengetahuan atau keterampilan khusus

yang dipergunakan untuk membuat keputusan yang mempengaruhi

orang lain. (Samporno, 2005)


2.2 Mengapa Perlunya Dukungan Seorang Perawat Terhadap Pasien.

Pada umumnya setiap pasien yang mengalami pengobatan di rumah

sakit, tentu memiliki tingkatan steres dan juga kecemasan yang amat

tinggi. Salah satu peranan yang penting untuk menumbuhkan mental

dan psikologis pasien adalah dukungan moral dan spiritual baik oleh

keluarga, dokter, dan juga termasuk perawat. Dalam hal ini perawatan

yang perlu dilakukan berbeda, seperti operasi, rawat jalan, kemoterapi

atau medis lainnya. Setiap perawat memiliki kode etik yang

mengharuskan bersahabat dan ramah kepada pasien berikut ini

beberapa contoh peran perawat dalam memberikan dukungan

psikologis bagi pasien :

1. Perawat yang memiliki sikap andal

Sebuah peran perawat dalam memberikan dukungan psikologis

kepada pasien harus mampu untuk memberikan pelayan yang

yang di janjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Hal ini

seorang perawat mampu melayani setiap pasien sesuai dengan

waktu yang di perlukan. Pasien tidak menunggu lama dalam

kebutuhannya seperti jadwal obat, jadwal makan, jadwal

kebersihan, dan masih banyak lagi.

2. Perawat yang peka atau tanggap terhadap pasien

Yaitu sebuah keinginan para perawat untuk membantu pasien dan

memberikan pelayanan itu dengan cepat tanggap terhadap


kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan dan mengatasi

kebutuhan – kebutuhannya.

3. Perawat memiliki sikap sopan dan santun

Dalam mengangani tentu harus memiliki modal sopan dan santun,

hal tersebut tercermin bagaimana seorang perawat dapat sabar,

ikhlas, telaten, teliti, dan juga sopan dalam melayani pasien.

Kebutuhan pasien secara psikologis dapat terpengaruhi dengan

etika yang sopan santun.

4. Perawat yang peduli dengan kondisi pasien tanpa membedakan

status

Salah satu peran perawat dalam memberikan psikologis adalah

dengan peduli terhadap kondisi pasien yang ditangani. Tidak

semua pasien memiliki riwayat penyakit yang sama dan tidak

semua berasal dari kalangan mampu. Setidaknya perawat harus

lebih peduli dan tidak bersikap pilih kasih terhadap pelayanan

yang di berikan terhadap pasien.

5. Perawat memiliki sikap yang mudah empati

Peran perawat dalam memberikan dukungan psikologis kepada

pasien adalah dengan memberikan kemudahan dalam melakukan

hubungan komunikasi yang baik.

Mampu memberikan bentuk pelayanan perhatian, melayani

dengan sikap ramah, tulus, mampu menampung setiap keluh


kesah pasien, serta berkomunikasi secara bersahabat dan santun.

Dengan sikap simpati dan empati membuat pasien lebih tenang,

nyaman, dan termotivasi.


2.3 Menumbuhkan Rasa Kepecayaan Pasien.

Menurut sunanti (2006), kepercayaan merupakan elemen penting yang

berpengaruh pada kualitas suatu hubungan. Kepercayaan pasien

terhadap penyediaan jasa akan meningkatkan nilai hubungan yang

terjalin dengan peyedia jasa. Tingginya kepercayaan akan berpengaruh

terhadap menurunnya kemungkinan untuk melakukan perpindahan

terhadap penyedia jasa lain.

Menurut Mohammad (2009), membangun kepercayaan ini jauh lebih

penting dari sekedar menyediakan ruang yang mewah dan teknologi

yang canggih.

Judarwanto (2007) menganalisis, bahwa kepercayaan pasien terhadap

perawat adalah kunci utama keberhasilan penanganan suatu penyakit.

Sebagian besar indikasi berobat keluar negeri adalah bukan karena

keterbatasan alat dan kemampuan perawat, tetapi karena permintaan

keluarga pasien. Secanggih apapun sarana medis atau sepintar apapun

perawatnya tidak akan berarti bila ada rasa percaya. Saat ini

masyarakat kita kurang percaya terhadap mutu pelayanan rumah sakit

di Indonesia. Mereka yang berpenghasilan menengah ke atas lebih

memilih menjalankan pengobatan di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai