Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

‘DIABETES MELITUS PADA IBU HAMIL’

OLEH:

Nabila Natasya (1912142010072)

Rabiatul Adawiyah (1912142010081)

Riza Amelia Putri (1912142010092)

Wulandari Putri (1912142010115)

Zahira (1912142010120)

S1. Keperawatan

Dosen Pembimbing:

Ns. Kriscillia Molly Morita, M.kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI

SUMATRA BARAT

2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI
Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh
kehamilan biasanya menghilang setelah melahirkan (Murrayetal.,2002). Diabetes
yang dialami oleh seorang ibu yang pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu
mengalami DM pada saat hamil disebut diabetes mellitus gestasional (Syafei
Piliang, 1993).

B. ETIOLOGI

Penyakit diabetes mellitus ini terjadi selama kehamilan disebabkan karena


kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membrane sel.

C. FAKTOR RISIKO

Hal-hal yang menjadi factor resiko diabetes mellitus adalah sebagai berikut :

1. Riwayat keluarga dengan DM

2. Glukosuria dua kali berturut-turut

3. Kegemukan

4. Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan).

5. Adanya hidramnion

6. Kelahiran anak sebelum besar.

D. KLASIFIKASI DIABETES
Ada beberapa klasifikasi, salah satunya menurut White (1965).

1. Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes


kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi
peningkatan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi
peningkatan kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup
diobati dengan pengaturan diet.

2. Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung


selama 10 tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.

3. Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung
selama 10- 19 tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.

4. Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diserita sebe;umnya
usia 10 tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.

5. Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul


termasuk arteri uterusna.

6. Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk golongan glomerulonephritis


dan pielonefritis. Kemudian dibuat modifikasi tambahan. Kelas untuk ibu
dengan komplikasi renitis proliferates atau dengan perdarahan dalam korpus
vitreum.

E. PATOFISIOLOGI

Metabolisme karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebih


masih banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan. Progesterone
dan HPL menyebabkan jaringan ibu resiten terhadap insulin dan menghasilkan
enzim yang disebut insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, sehingga
mempercepat terjadinya insulin.

Bila pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat, maka akan
timbul suatu keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menimbulkan
kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi),
mengeksresikan cairan (poliuri), dan mudah lapar (polifagia).

F. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa: polidipsi, poliuri, polifagia,


penurunan berat badan, lemah, mengantuk (somnolen), dan dapat timbul
ketoasidosis. Pengaruh diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut.

1. Hiperemesis gravidarum.

2. Pemakaian glikogen bertambah.

3. Meningkatkan metabolism basal.

Dampak diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut.

1. Abortus dan partus prematurus.

2. Preeklamsi.

3. Hidramnion.

4. Kelainan letak janin.

5. Insufisiensi.

Pengaruh diabetes pada bayi yang dilahirkan adalah sebagai berikut.

1. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan


abortus.

2. Cacat bawaan.

3. Dismaturitas.

4. Janin besar

5. Kelainan neurologis.
G. MANAJEMEN TERAPEUTIK

Manajemen terapeutik yang diberikan bertujuan untuk mencegah


kemungkinan timbulnya komplikasi pada ibu dan mempertinggi angka
keselamatan bayi (salvage fetal rate). Ada tiga tujuan pengobatan diabetes
mellitus gestasi adalah sebagai berikut.

1. Mencegah timbulnya ketosis dan hipoglikemia.

2. Mencegah hiperglikemia dan glikosuria seminimal mungkin.

3. Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin.

Diet ibu diabetes dalam kehamilan tidak berbeda dengan diet diabetes
lainnya, kecuali penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan
10-12kg selama hamil dan menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200
gram/hari. Diperhatikan diet yang tratur dan asupan kalori total yang tepat
diselingi dengan makanan kecil (4-6 kali sehari).

Saat tidur diberikan 25 gram karbohidrat untuk mencegah ketosis pada


malam hari. Pada wanita dengan glukosa di mata GTT intoleransi glukosa tidak
diberikan insulin, tetapi memerlukan pengawasan ketat.

H. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

Komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori.

1. Komplikasi metabolik akut.

2. Komplikasi-komplikasi vascular jangka panjang.


ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS PADA IBU HAMIL

A. Pengkajian

1. Identitas

Usia: perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita diabetes
melitus, karena semakin lama ibu menderita diabetes melitus semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.

2. Keluhan Utama

Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh mual, muntah, penambahan


berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri
tekan abdomen dan retinopati.

3. Riwayat Kehamilan

A. Riwayat penyakit keluarga

Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM


bersifat keturunan

B. Riwayat Obstretri

1. Riwayat menstruasi meliputi: menarce, lamanya siklus, banyaknya, baunya,


keluhan waktu haid, HPHT.

2. Riwayat perkawinan; usia kawin, kawin yang keberapa, usia mulai hamil.

3. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu

Riwayat hamil meliputi, waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,
retensi plasenta dan perlu dikaji apakah adariwayat DM Gestasional, Hipertensi
karena kehamilan, invertilitas, bayi low gestasional age, riwayat kematian janin,
lahir mati tanpa sebab yang jelas, anomali con genital, aborsi spontan,
polihidramnion, makrosomia/ berat bayi lebih dari 4000 gr.

4. Riwayat persalinan meliputi: tua kehamilan, cara persalinan, penolong,


tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati,
berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir.

5. Riwayat nifas meliputi; keadaan lokea, apakah ada pendarahan, ASI cukup
atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, TFU, kontraksi dan adanya infeksi

C. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda

2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua,peningkatan BB, TB, suhu, nadi,
pernafasan, tekanan darah, keadaan gizi akibat mual

D. Riwayat Antenatalcare

Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatan


yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga
kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar guladara dalam perawatan yang
diberikan.

4.Pola aktivitas sehari-hari

a) Pola nutrisi

Frekuensi makan: pasien dengan DM biasanya mengeluh lapar dan haus.

b) Pola eliminasi

 BAK: pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih

 BAB: biasanya tidak ada gangguan

c) Pola personal hygiene


Pola frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.

d) Pola istirahat dan tidur

Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan


yang berlebihan

e) Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas yang berlebih pada keadaan Hipoglikemiadapat mengakibatkan


rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih,lemah, pernafasan
dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhadap
cidera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidak patuhan terhadap
diet ibu.

f) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: jika dalam keadaan Hipoglikemia ibu bisa merasa lemah
dan letih

 TD: ibu dengan DM perlu diabsorvasi tekanan darahnya karena komplikasi


dari ibu dengan DM adalah preklamsia dan eklamsia.

 Nadi; pada keadaan Hiperglikemia biasanya nadi lemah dan cepat

 Respirasi; pada keadaan Hiperglikemia atau diabetik ketoasidosis biasanya


RR meningkat dan nafas bau keton.

 Suhu; tidak ada gangguan,tetapi biasanya kulit pasien melembab pada kondisi
hipoglikemia

 Berat badan: ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih dan
terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.

a. Kepala dan rambut : tidak ada gangguan

b. Wajah; pasien pada keadaan hipoglikemia biasanya terlihat pucat

c. Mata: pada keadaan hipoglikemia pasien akan mengeluh pandangan kabur


atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan
redup.

d. Hidung: pasien dengan hiperglikemia pernafasannya cepat dan dangkal

e. Keadaan mulut: tidak ada gangguan

f. Telinga: tidak ada gangguan

g. Leher: tidak ada gangguan

h. Dada dan payudara

 Dada : pasien dengan Hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal, napas bau
keton

 Sirkulasi jantung: perlu dikaji peningkatan TD dan nadi pasien

 Payudara: pada umumnya tidak gangguan

A. Ekstermitas dan kulit: pada keadaan hipoglikemia pasien akan


berkeringat dan kulit pasien lembab

B. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakstabilan glukosa darah berhubungan dengan ketidaktepatan


pemantauan glukosa darah

b. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.

H. Intervensi keperawatan

a) Ketidakstabilan glukosa darah berhubungan dengan ketidaktepatan


pemantauan glukosa darah

Kriteria Hasil :

1. Lelah atau lesu cukup menurun (4)


2. Keluhan lapar cukup menurun (4)

3. Kadar glukosa dalam darah cukup membaik (4)

Intervensi

Observasi

1. Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat

2. Monitir kadar glukosa darah

3. Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah,
ortostatik dan frekuensi nadi

Edukasi

1. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL

2. Ajarkan penggelolaan diabetes

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian insulin

B. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.

Kriteria Hasil :

1. Nafsu makan cuku meningkat (4)

2. Dispepsia menurun (5)


3. Nyeri abdomen menurun (5)

4. Peristaltik usus membaik (5)

Intervensi :

Observasi

1. Identifikasi status nutrisi

2. Identifikasi perlunya menggunakan selang nasogastrik

3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk (jika mampu)

2. Ajarkan diet yang di programkan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,


antiemetik), jika perlu

2. Kolaborasj dengan ahli fizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yg di butuhkan

I. Implementasi

Diharapkan intervensi diatas bisa menghasilkan hasil yang sesuai di harapkan

J. Evaluasi

Evaluasi terhadap ketidakstabilan glukosa darah dan nutrisi dengan menilai


stabilnya glukosa darah dan nutrisi terpeuhi
WOC DIABETES MELITUS PADA IBU HAMIL
Insufisiensi/retensi
urine

Sel beta rusak/terganggu

Menganggu produksi insulin

Glukagon

Ibu Hamil

Katabolisme protein
glukosuri Lipolisis

BUN As. Amino Deuretik As. Lemak


osmotik

As. Laktat Kotonuria


poliuri

Lipolisis
Glukoneogenesis Dehidrasi

hiperglikemia ketoasidosis
< vol. Cairan & elektrolit Rasa
haus
Asidosis
Hilang protein tubuh hiperosmolaritas metabolik

koma Mengancam
Gangguan Menganggu
pertumbuhan pembentukan dan nyawa ibu &
uteri aktivitas sel darah Kalori keluar janin

Resiko tinggi
Profil darah Rasa lapar
terhadap trauma, Ancietas
pertukaran gas abnormal/anemia
pada janin polifagi
Resiko tinggi
cedera maternal
Kurang Perubahan
pengetahuan nutrisi <
keb. tubuh

Anda mungkin juga menyukai