Anda di halaman 1dari 38

1.

Defenisi Nutrisi
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan). Masalah
nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-
faktor yang memengaruhinya.Secara umum faktor yang memengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2006 :26). Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan
proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi
adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh
(Mubarak, 2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses
dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010 :275).
 Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas:
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena merupakan
sumber energi dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan
substansi penting untuk membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme
jaringan tubuh.Fungsi zat gizi adalah:
1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.
a. Macam-macam Nutrisi
Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan
dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal).
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan
jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan
energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk
asam lemak.
a) Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat
langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah
glukosal dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan
maltose banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu
merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.
3) Polisakarida
4) Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis
polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b) Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c) Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal
dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan
lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
d) Metabolisme karbohidrat
e) Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
f) Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Pencernaan adalah memecahkan
makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui
cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara mekanik maupun secara
kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan fungsi saraf dan otot untuk
memindahkan makanan dalam saluran pencernaan melalui kontraksi otot,
pencernaan secara kimia melalui tipe sekresi yang diproduksi pada saluran
pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu pencernaan
yaitu enzym yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.
Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus besar
metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :
1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon dioksida,
dan air disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut
Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
g) Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi Malnutrisi
(PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan antara asupan
dengan energi yang dibutuhkan. Penyakit akibat gangguan metabolisme
karbohidrat tampak pada Diabetes Mellitus.

2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana
dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam
bentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam
tubuh tetapi harus didapat dari makanan. Jenis asam amino esensial
diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.Berdasarkan susunan kimianya,
protein dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan
globulin.
2) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
3) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan gelatin.

a. Fungsi Protein
a) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik
koloid, keseimbangan asam.
b) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
c) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
d) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
e) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan
dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi
albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah
menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas dan
selanjutnya diserap atau berdisfusi ke aliran darah yang menuju ke hayi.
Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-
sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah.
Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna
secara sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam
feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati
kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah menjadi dua
macam zat yaitu asam organik dan amoniak (NH3). Amoniak dibuang
melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber
energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:
1) Berat badan individu.
2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5gr/kg BB,
dan pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.

3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan
ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:
a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak
dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak
nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang
terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak
hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang
seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase
yang berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida dipecah
menjadi diglyserida, monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan
bantuan lipase. Asam lemak bebas rantai panjang tidak larut dalam air
tetapi berkaitan dengan garam-garam empedu dan dapat larut (emulsi).
Lemak kemudian diserap ke darah menuju ke hati. Di dalam hati sebagian
digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat keton, dan sebagian
lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila tubuh kehabisan
glikogen maka lemak badan akan diambil kembali. Mula-mula lemak badan
menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati dalam bentuk lemak bebas, jika
dalam makanan terdapat kelebihan karbohidrat atau lemak dari kebutuhan
tubuh maka kelebihan tersebut disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak
cadangan disimpan disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang
lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat
diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100mg
atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100mg.
Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat
sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium,
iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.
5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada
makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan
dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin
dapat dikasifikasikan menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12,
folic acid, serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan.
6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel
bergantung pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total.
Persentase air dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada
orang yang obesitas karena otot terdiri atas lebih banyak air daripada
jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki persentase total air yang
paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase total air yang
paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu bertahan
hidup lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan
makan makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran
segar. Air juga di produksi selama proses pencernaan saat makanan
dioksidasi. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari berbagai sumber
sama dengan keluaran cairan melalui eleminasi, respirasi dan keringat.
Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan yang
meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami penurunan
kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang menyebabkan
dibutuhkannya restriksi cairan.
2. Fisiologi Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk
metabolisme dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta pergerakan
tubuh.Laju metabolisme basal (Basal Metabolic Rate/ BMR) adalah energi yang di
butuhkan untuk memepertahankan aktivitas kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi,
denyut jantung, dan suhu) pada periode waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor
seperti usia, berat badan, jenis kelamin, demam, kelaparan, menstruasi, penyakit,
cidera, infeksi, tingkat aktivitas, atau fungsi tiroid dapat memengaruhi kebutuhan
energi. Penggunaan energi istirahat (Resting Energy Expenditure/ REE) atau laju
metabolisme istirahat adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh individu selama 24
jam sehingga tubuh dapat mempertahankan semua aktivitas kerja internal saat
beristirahat. Faktor yang memengaruh metabolisme adalah penyakit, kehamilan,
laktasi, dan tingkat aktivitas. Di rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan
menghitung konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida, dan ekskresi nitrogen rata-
rata pada table metabolisme (Potter and Perry, 2010 :274).
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan
faktor penting dalam menentukan status nutrisi(Wartonah Tarwoto, 2006 : 26-29).
Keseimbangan energi
Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energi
Atau Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang
disimpan)
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang
dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan
karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori
juga disebut juga satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K
atau sama dengan 1.000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi
pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam
hati dan jaringan otot.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fosfat seperti adenosin tripshsfat (ATP). Kebutuhan energi seseorang
ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan aktivitas fisik.
Kebutuhan (0,1 x (Energi
energi setiap = (BMR + 24) + Konsumsi + untuk
hari ditentukan kkal setiap hari) aktivitas)
dengan rumus

Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi
keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan
berakibat pada penurunan berat badan. Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih
banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan
energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c. Basal Metabolism Rate (BMR)
Tingkat metabolisme basal (MBR)
Tingkat Metabolisme Basal adalah energi yang digunakan pada saat istirahat yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan, peristaltik
usus, kelenjar kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa
proses. Mulai dari pencernaan, penyerapan, metabolisme, dan penyimpanan
hingga eliminasi.
1) Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan pecah secara mekanik dengan
mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak
berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi secara
langsung dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus
dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang
(peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi
pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan
memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di
sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim
pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan
amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.

Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di perut


kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan
lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah
usus, pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil,
mencampurkan sekresi dengan kimus.
2) Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Di sepanjang
daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk
meningkatkan penyerapan permukaan permukaan. Nutrisi diabsorbsi oleh
difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.
3) Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam usus, termasuk udara, yang ditransportasikan
melalui sistem sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari
metabolisme, nutrien diubah menjadi jumlah substansi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Dua tipe metabolisme dasar adalah anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks
dengan sintesis nutrisi. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia
menjadi substansi yang lebih sederhana.
4) Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrisi yang diperlukan tubuh disimpan dalam
jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah
lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam
cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan
dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi
dari nutrisi yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan.
Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh:
1. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat,
hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan. Setelah usia 20 tahun lebih
konstan.
2. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar disbanding wanita. Pada
laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9
kkal/Kg BB/jam.
3. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin
luas pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal
metabolisme lebih besar.
4. Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin
mislanya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolisme sedangkan
penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme.
5. Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan metabolisme untuk
menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
6. Keadaaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan
mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan 1derajat celcius akan
meningkatkan Bmr sebanyak 14%.
7. Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan
dan pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.
8. Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi katekolamin yang
mempunyai efek peningkatan metabolisme.

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:

BB(Kg) BB ( pon ) x 704 , 5


atau
TB ( M ) TB(inci)
2

b. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100
dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain:
1) Vital kehidupan, pernapasan sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain.
2) Kegiatan mekanik otot.
3) Aktivitas otot dan saraf.
4) Energi kimia untuk membangun jaringa, enzim, dan hormon.
5) Sekresi cairan pencernaan.
6) Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.
7) Pengeluaran hasil metabolisme
Faktor-faktor yang memengaruhui kebutuhan energi:
1. Peningkatan basal metabolism rate.
2. Aktivitas tubuh.
3. Faktor usia.
4. Suhu lingkungan.
5. Penyakit atau status kesehatan

3. Etiologi Nutrisi
Penyebab tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan
karena faktor biologi, psikologi atau ekonomi (Haswita, 2017)
faktor predisposisi
faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan yang
disebabkan oleh:
a. rasa nyeri
b. ansietas
c. depresi
d. Perubahan situasi/ lingkungan
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan pemasukkan makanan
g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat.

4. Patosiologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap individu.
Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi.

Pola Makan Tidak Teratur, obat-obatan,


nikotin dan alkohol, streess

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding


lambung)

Produksi HCL Meningkat

Kekosongan lambung

Meningkat asam lambung

Reflek muntah
Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

5. Jenis-jenis gangguan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas :
1) kekurangan nutrisi
kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Haswita, 2017)
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit trisep di lengan bawah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:

a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat


penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c. Penurunan penyerapan nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
d. Nafsu makan menurun
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi menupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mengalami peningkatan berat badan akibat kebutuhan metabolisme secara
berlebihan. Menurut (Mardelina, 2018) Kelebihan nutrisi merupakan Suatu
keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan Berat badan
akibat asupan kebutuhan metabolisme berlebih. energi dan lemak tinggi, sedangkan
pengeluaran energi yang lebih rendah disebabkan kurangnya aktivitas fisik dan
sedentary life style
Tanda klinis :
a. Berat lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.

Kemungkinan penyebab:

a. Perubahan pola makan


b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori. Obesitas Kegemukan dan obesitas
terjadi akibat asupan energi yang lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan.
Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energy dan
lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang lebih rendah disebabkan karena
kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style (Mardelina, 2018)
4) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa,
konjungtiva dan lain-lain.
5) Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono.
6) Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding
mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
7) Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3
kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses
cair)
8) Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
9) Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

10) penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
11) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b) Faktor fisiologis
Merupakan faktor yang terkait dengan proses pencernaan atau intake makanan.
(Haswita, 2017)
c) Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan bersama, cara
penyajian makanan, jenis makanan pasien, jika mengalami perubahan , maka
dapat mempengaruhi selera dan intake makanan. Demikian juga gaya hidup
pasien seperti kebiasaan makan, tinggi garam (natrium) juga mempengaruhi status
nutrisi pasien (Haswita, 2017)
d) Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan masyarakat tertentu
dalam mengonsumsi makanan menimbulkan tidak adekuatnya status nutrisi
(Haswita, 2017)
e) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa meningkat dengan cepat
sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relatif konstan.
f) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/ kgBB/jam. Pada usia tertentu pria membutuhkan lebih banyak zat gizi
daripada wanita karena aktivitasnya atau karena ukuran tubuhnya yang lebih
besar. Untuk zat gizi tertentu kadang wanita memerlukan lebih banyak dari pada
pria (Haswita, 2017).
g) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan terhadap permukaan tubuh yang luas, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar perjuangan sehingga kebutuhan
metabolisme tubuh juga menjadi lebih besar.
h) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan yang tidak membutuhkan sumber daya yang sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mencukupi kebutuhan
gizi keluarga dibandingkan dengan kondisi perekonomian rendah.
i) Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
j) Faktor Psikologis, seperti stress dan motivasi individu untuk makan makanan
yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.
Makanan memiliki nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
k) Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi mungkin dibelajakan untuk alcohol dari pada makanan. Alkohol yang
berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan
nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga nutrisi
yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam usus.
7. Gejala dan Tanda Nutrisi
a. Defisit nutrisi
a) Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b) Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
b. Berat badan lebih
a) Data mayor
- IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari
presentil 95 (pada anak 2-18 tahun)
b) Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

8. Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
a) Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
b) Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
c) Hb (N: 12 mg %).
d) BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
e) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0
mg/100 ml).
9. Penatalaksanaan Medis
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan
cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
a) Alat dan Bahan
1) Piring
2) Sendok
3) Garpu
4) Gelas
5) Serbet
6) Mangkok cuci tangan
7) Pangalas
8) Jenis diet
b) Prosedur Kerja
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Atur posisi pasien.
4) Pasang pengalas.
5) Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6) Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7) Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8) Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9) Cuci tangan.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral
atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung
atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
a) Alat dan Bahan
1) Pipa penduga dalam tempatnya
2) Corong
3) Spuit 20 cc
4) Pengalas
5) Bengkok
6) Plester, gunting
7) Makanan dalam bentuk cair
8) Air matang
9) Obat
10) Stetoskop
11) Klem
12) Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13) Vaselin
b) Prosedur Kerja
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Atur posisi semifowler.
4) Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5) Letakkan bengkok di dekat pasien.
6) Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri
tanda batasnya.
7) Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil
pasien dianjurkan untuk menelannya.
8) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung
dengan cara sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air
(klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke
paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung.
Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut
dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi,
berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang
ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9) Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara
pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
10) Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pinggirnya.
11) Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada
masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12) Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13) Cuci tangan

c. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral


Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa
cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara
sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi
parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien
yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk
menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi
harian.
Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk
memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien masih
dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan
dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan nutrisi
sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan pasien
tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang
mengandung lemak seperti intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka
waktu lama dan melalui vena perifer(Hidayat dan Uliyah, 2005).
10. Rencana Asuhan Keperawatan Nutrisi
Pengkajian
a. Riwayat keperawatan dan diet
a) Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
d) Adakah toleransi makan/minum tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
a) Status kesehatan.
b) Kultur dan kepercayaan.
c) Status social ekonomi.
d) Faktor psikologis.
e) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Identitas pasien
pada identitas yang perlu dikaji adalah nama, nomer rekam medis, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, status, agama,
pekerjaan dan umur pasien.
a) Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yang berhubungan
dengan asupan nutrisi pasien
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan informasi tentang keadaan dan keluhan klien saat timbul
keluhan baru yang dirasakan.
3) Riwayat Kesehatan Terdahulu
riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien sebelumnya terutama
yang berkaitan dengan penyakit yang dialami oleh pasien sekarang.

d. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan fisik: apatis, lesu.
b) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c) Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
a) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
b) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
c) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
d) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
e) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
f) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
g) Gusi: pendarahan, peradangan.
h) Lidah: edema, hiperemis.
i) Gigi: karies, nyeri, kotor.
j) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
k) Kuku: mudah patah.
l) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm

Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:


a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status
nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
a) Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan
dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi
terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
b) Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual,
meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat
badan yang ideal: (TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi badan – 100). Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
1) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
2) Menimbang tanpa alas kaki
3) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang
4) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan.
c) Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji
kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang
sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep
skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengukuran antara lain:
1) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada
hasil pengukuran.
2) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
3) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
4) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara
akronim dan olekranon
5) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
6) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
7) Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
8) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala,
dada, dan otot bagian lengan atas (LILA).
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk
memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi
nutrisi dan hormone.
a) Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
b) Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
c) Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c. Clinical sign of nutrional status


Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal
tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya.
Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan Kalori,Air, dan vitamin


dehidrasi, haus pertumbuhan A
terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein


kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin,


Dermatosis pada bayi biotin
Petechial hemorrhages Lemak
Eksema Asam askorbat

4 Mata Photopobia Riboflavin


Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin


Glositis Niasin, asam folik,
vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour


7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D
Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,


NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, Vitamin K, thiamin,


anemia pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:


1) Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a) PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b) PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c) PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2) Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika
sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik
metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis
kwashiokor:
a. Edema
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3) Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein
berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal,
diarePCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani
proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
4) Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-
30%>normal)
5) Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery History
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore
Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh
budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang
perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai
kebutuhan nutrisi
Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil
mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka
roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis
minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu
makanan tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya
pengkomsumsian obat alergi

11. MASALAH KEPERAWATAN


Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi,
sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut:

No Diagnosis Faktor yang Berhubungan Batasan Karakteristik (Data


. Keperawatan (Etiologi/E) Subjektif/Objektif/Symptom/S)
(Problem/P)
Defisit nutrisi  Ketidakmampuan menelan a. Data mayor
makanan - Berat badan menurun
 Ketidakmampuan mencerna minimal 10% dibawah
makanan rentang ideal
 Ketidakmampuan b. Data minor
mengobsorbsi nutrien - Cepat kenyang setelah

 Peningkatan kebutuhan makan

metabolisme - Kram/nyeri abdomen

 Faktor ekonomi (finansial - Nafsu makan menurun

tidak cukup) - Bising usus hiperaktif

 Faktor psikologis (stres, - Otot pengunyah lemah

keengganan untuk makan) - Otot menelan lemah


- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare

Berat badan lebih  Kurang aktivitas fisik harian a. Data mayor


 Kelebihan konsumsi gula - IMT > 25 kg/m2 (pada

 Gangguan kebiasaan makan dewasa) atau berat dan

 Gangguan persepsi makan panjang badan lebih


dari presentil 95 (pada
 Kelebihan konsumsi alkohol
anak 2-18 tahun)
 Penggunaan energi kurang
b. Data minor
dari asupan
- Tebal lipatan kulit
 Sering mengemil trisep >25 mm
 Sering makan makanan
berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada
anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
Resiko berat badan  Kurang aktivitas fisik harian
lebih  Kelebihan konsumsi gula
 Gangguan kebiasaan makan
 Gangguan persepsi makan
 Kelebihan konsumsi alkohol
 Penggunaan energi kurang dari asupan
 Sering mengemil
 Sering makan makanan berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
 Makanan padat sebagai sumber utama makanan utama pada usia <
5 bulan

12. Intervensi Keperawatan


1. Rencana Keperawatan
No Diagnosis Intervensi
1 Berat Badan Manajemen Berat Badan.
Lebih (0018) Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola
Definisi: berat-badan agar dalam rentang optimal.
akumulasi lemak
berlebih atau Observasi:
abnormal yang - Identifikasi kondisi kesehatan pasien
tidak sesuai dengan yang dapat mempengaruhi berat badan.
usia dan jenis - Hitung berat badan ideal.
kelamin. - Hitung presentasi perbandingan lemak
dan otot pasien.
Gejala dan tanda - Fasilitasi menentukan target berat badan
mayor yang realistis
Subjektif:
(tidak tersedia) Terapeutik:
- Atur posisi semi fowler atau fowler
Objektif: - Pasang perlak dan bengkok dipangkuan
- IMT >25 kg/m2 pasien
(pada dewasa) - Buang sekret pada tempat sputum
dari presentil
95 ( pada anak
< 2 tahun) atau Edukasi:
IMT pada - Jelaskan hubungan antara asupan,
presentil ke 85- aktivitas fisik, dan penambahan berat
95 (pada anak badan.
2-18 tahun). - Jelaskan faktor risiko berat badan lebih.
- Anjurkan mencatat berat badan setiap.
Gejala dan tanda - minggu, jika perlu
minor - Anjurkan melakukan pencatatan makan,
Subjektif: aktivitas fisik dan perubahan berat
(tidak tersedia) badan.

Objektif:
- Tebal lipatan
kulit trisep
>25mm.
2. Defisit Manajemen Nutrisi
Nutrisi(0019) Definisi: Mengidentigikasi dan mengelola
asupan nutrisi ynag seimbang.
Definisi:
Asupan nutrisi Observasi:
tidak cukup untuk - Identifikasi status nutrisi.
memenuhi - Identifikasi alergi dan intoleransi
kebutuhan makanan.
metabolisme. - Identifikasi makanan yang disukai.
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
Gejala dan tanda nutrient.
mayor - Identifikasi perlunya pengunaan selan
Subjektif: nasogastric.
(tidak tersedia) - Monitor asupan makanan.
- Monitor berat badan.
Objektif: - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
- Berat badan
menurun Terapeutik:
minimal 10% - Lakukan oral hygiene sebelum makan,
dibawah jika perlu.
rentang ideal. - Fasilitas menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan).
Gejala dan tanda - Sajikan makanan secara menarik dan
minor suhu yang sesuai.
Subjektif: - Berikan makanan tinggi serat untuk
- Cepat kenyang mencegah konstipasi.
setelah makan. - Berikan makanan tinggi kalori dan
- Kram/nyeri tinggi protein.
abdomen. - Berikan suplemen makanan, jika perlu.
- Nafsu makan - Hentikan pemberian makan melalui
menurun. selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi.
Objektif:
- Bising usus Edukasi:
hiperaktif. - Anjurkan posisi duduk, jika perlu.
- Otot - Ajarkan diet yang diprogramkan.
pengunyah
lemah. Kolaborasi:
- Otot menelan - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
lemah. makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic),
- Membrane jika perlu.
mukosa pucat. - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Sariawan. menentukan jumlah kalori dan jenis
- Serum albumin nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
turun.
- Rambut rontok Pemantauan Nutrisi
berlebih. Definisi: mengumpulkan dan menganalisis
- Diare. data yang berkaitan dengan asupan dan
status gizi.

Observasi:
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi
asupan gizi (mis. pengetahuan,
ketersedaan makanan,
agama/kepercayaan, budaya,
mengunyah tidak adekuat, gangguan
menelan, penggunaan obat-obatan atau
pascaoperasi).
- Identifikasi perubahan berat badan.
- Identifikasi kelainan pada kulit (mis.
memar yang berlebihan, luka yang Sulit
sembuh dan pendarahan).
- Identifikasi kelainan pada rambut (mis.
kering, tipis, kasar, dan mudah patah).
- Identifikasi pola makan (mis.
kesukaan/ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji, makan
terburu-buru).
- Identifikasi kelainan pada kuku (mis.
berbentuk sendok, retak, mudah patah,
dan bergerigi).
- Identifikasi kemampuan menelan (mis.
fungsi motorik wajah, refleks menelan,
dan refleks gag).
- Identifikasi kelainan rongga mulut (mis.
peradangan, gusi berdarah, bibir kering
dan retak luka).
- Identifikasi kelainan eliminasi (mis.
diare, darah, lendir, dan eliminasi yang
tidak teratur).
- Monitor mual dan muntah.
- Monitor asupan oral.
- Monitor wama konjungtiva.
- Monitor hasil laboratorium (mis. kadar
kolesterol, albumin serum, transferrin,
kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan
elektrolit darah).

Terapeutik:
- Timbang berat badan Ukur
antropometrik komposisi tubuh (mis.
indeks massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan ukuran lipatan kulit).
- Hitung perubahan berat badan Atur
interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien.
- Dokumentasikan hasil pemantauan.

Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu.
3 Obesitas (0030) Edukasi Berat Badan Efektif
Definisi: Definisi: Memberikan informasi tentang
Akumilasi lemak berat badan dan persentase lemak tubuh
berlebih atau yang optimal.
abnormal yang
tidak sesuai dengan Observasi:
usia dan jenis - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kelamin, serta menerima informasi.
melampauin
kondisi berat badan Terapeutik:
berlebih - Sediakan materi dan media edukasi.
(overweight). - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan.
Gejala dan tanda - Beri kesempatan pada keluarga untuk
mayor bertanya.
Subjektif:
(tidak tersedia) Edukasi:
- Jelaskan hubungan asupan makanan,
Objektif: latihan, peningkatan dan penurunan
2
- IMT >25 kg/m berat badan.
(pada dewasa) - Jelaskan kondisi medis yang dapat
atau lebih dari mempengaruhi berat badan.
presentil ke 95 - Jelaskan risiko kondisi kegemukan
untuk usia dan (overweight) dan kurus (underweight).
jenis kelamin - Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya,
(pada anak). serta faktor genetik yang mempengaruhi
berat badan.
Gejala dan tanda - Ajarkan cara mengelola berat badan
minor secara efektif
Subjektif:
(tidak tersedia) Edukasi Diet
Definisi: Mengajarkan jumlah, jenis dan
Objektif: jadwal asupan makanan yang diprogramkan.
- Tebal lipatan
kulit trisep Observasi:
>25mm. - Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi.
- Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini.
- Identifikasi kebiasaan pola makan saat
ini dan masa lalu.
- Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang diprogramkan.
- Identifikasi batasan finansial untuk
meyediakan makanan.

Terapeutik:
- Persiapkan materi, media dan alat
peragakan.
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan.
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga
bertanya.
- Sediakan rencana makan tertulis, jika
periu.

Edukasi:
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan.
- Informasikan makanan yang diizinkan
dan dilarang informasikan kemungkinan
interaksi obat dan makanan, jika perlu.
- Anjurkan mermpertahankan posisi semi
Fowler (30 - 45 derajat) 20-30 setelah
makan.
- Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang diprogramkan.
- Anjurkan melakukan olahraga sesuai
toleransi.
- Ajarkan cara membaca label dan
memilih yang sesuai.
- Ajarkan makanan rencana yang sesuai
program.
- Rekomendasikan resep makanan yang
sesuai dengan diet, jika perlu.

Kolaborasi:
- Rujuk ke ahli gizi dan sertakan
keluarga, perlu.

13. Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan setelah perawat
menyiapkan rencana keperawatan (Potter & Perry 2010). Implementasi keperawatan
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik,
yang bisa mnggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan
kegiatan komunikasi (Dinarti & Mulyanti, 2017).
14. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merukapan tahap langkah terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah
suatu kegiatan yang di sengaja dan berkelanjutan yang melibatkan pasien, perawat
dan angota tim kesehatan lainnya (Padila, 2012).
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu :
a) Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa
keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (pembandingan data
dengan teori), dan perencanaan.

b) Evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini
bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan
wawancara pada akhir pelayanan, menanyakan respon pasien dan keluarga terkai
pelayanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan keperawatan, yaitu:
1) Tujuan tercapai/masalah teratasi.
2) Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian.
3) Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


Darmawan, I. P. E. (2014). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Nutrisi. Universitas Udayana.
Dinarti, D., & Mulyanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kem-
Kes RI.
Fikawati, Syafiq, & Veratamala. (2017). Gizi Anak Dan Remaja. Rajawali Pers.
Haswita, S. R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Dan Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media
Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika
Mardelina, I. (2018). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Pustaka Baru Press.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
Padila, P. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Potter, P. (2010). Fundamentals Of Nursing Fundamental keperawatan Buku 1Edisi. Jakarta:
Selemba medika.
Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (5th
ed.). Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai