Defenisi Nutrisi
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan). Masalah
nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-
faktor yang memengaruhinya.Secara umum faktor yang memengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2006 :26). Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan
proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi
adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh
(Mubarak, 2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses
dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010 :275).
Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas:
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena merupakan
sumber energi dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan
substansi penting untuk membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme
jaringan tubuh.Fungsi zat gizi adalah:
1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.
a. Macam-macam Nutrisi
Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan
dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal).
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan
jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan
energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk
asam lemak.
a) Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat
langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah
glukosal dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan
maltose banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu
merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.
3) Polisakarida
4) Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis
polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b) Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c) Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal
dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan
lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
d) Metabolisme karbohidrat
e) Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
f) Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Pencernaan adalah memecahkan
makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui
cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara mekanik maupun secara
kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan fungsi saraf dan otot untuk
memindahkan makanan dalam saluran pencernaan melalui kontraksi otot,
pencernaan secara kimia melalui tipe sekresi yang diproduksi pada saluran
pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu pencernaan
yaitu enzym yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.
Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus besar
metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :
1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon dioksida,
dan air disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut
Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
g) Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi Malnutrisi
(PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan antara asupan
dengan energi yang dibutuhkan. Penyakit akibat gangguan metabolisme
karbohidrat tampak pada Diabetes Mellitus.
2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana
dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam
bentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam
tubuh tetapi harus didapat dari makanan. Jenis asam amino esensial
diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.Berdasarkan susunan kimianya,
protein dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan
globulin.
2) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
3) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan gelatin.
a. Fungsi Protein
a) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik
koloid, keseimbangan asam.
b) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
c) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
d) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
e) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan
dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi
albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah
menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas dan
selanjutnya diserap atau berdisfusi ke aliran darah yang menuju ke hayi.
Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-
sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah.
Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna
secara sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam
feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati
kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah menjadi dua
macam zat yaitu asam organik dan amoniak (NH3). Amoniak dibuang
melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber
energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:
1) Berat badan individu.
2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5gr/kg BB,
dan pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan
ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:
a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak
dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak
nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang
terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak
hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang
seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase
yang berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida dipecah
menjadi diglyserida, monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan
bantuan lipase. Asam lemak bebas rantai panjang tidak larut dalam air
tetapi berkaitan dengan garam-garam empedu dan dapat larut (emulsi).
Lemak kemudian diserap ke darah menuju ke hati. Di dalam hati sebagian
digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat keton, dan sebagian
lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila tubuh kehabisan
glikogen maka lemak badan akan diambil kembali. Mula-mula lemak badan
menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati dalam bentuk lemak bebas, jika
dalam makanan terdapat kelebihan karbohidrat atau lemak dari kebutuhan
tubuh maka kelebihan tersebut disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak
cadangan disimpan disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang
lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat
diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100mg
atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100mg.
Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat
sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium,
iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.
5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada
makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan
dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin
dapat dikasifikasikan menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12,
folic acid, serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan.
6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel
bergantung pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total.
Persentase air dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada
orang yang obesitas karena otot terdiri atas lebih banyak air daripada
jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki persentase total air yang
paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase total air yang
paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu bertahan
hidup lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan
makan makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran
segar. Air juga di produksi selama proses pencernaan saat makanan
dioksidasi. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari berbagai sumber
sama dengan keluaran cairan melalui eleminasi, respirasi dan keringat.
Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan yang
meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami penurunan
kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang menyebabkan
dibutuhkannya restriksi cairan.
2. Fisiologi Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk
metabolisme dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta pergerakan
tubuh.Laju metabolisme basal (Basal Metabolic Rate/ BMR) adalah energi yang di
butuhkan untuk memepertahankan aktivitas kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi,
denyut jantung, dan suhu) pada periode waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor
seperti usia, berat badan, jenis kelamin, demam, kelaparan, menstruasi, penyakit,
cidera, infeksi, tingkat aktivitas, atau fungsi tiroid dapat memengaruhi kebutuhan
energi. Penggunaan energi istirahat (Resting Energy Expenditure/ REE) atau laju
metabolisme istirahat adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh individu selama 24
jam sehingga tubuh dapat mempertahankan semua aktivitas kerja internal saat
beristirahat. Faktor yang memengaruh metabolisme adalah penyakit, kehamilan,
laktasi, dan tingkat aktivitas. Di rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan
menghitung konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida, dan ekskresi nitrogen rata-
rata pada table metabolisme (Potter and Perry, 2010 :274).
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan
faktor penting dalam menentukan status nutrisi(Wartonah Tarwoto, 2006 : 26-29).
Keseimbangan energi
Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energi
Atau Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang
disimpan)
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang
dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan
karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori
juga disebut juga satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K
atau sama dengan 1.000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi
pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam
hati dan jaringan otot.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fosfat seperti adenosin tripshsfat (ATP). Kebutuhan energi seseorang
ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan aktivitas fisik.
Kebutuhan (0,1 x (Energi
energi setiap = (BMR + 24) + Konsumsi + untuk
hari ditentukan kkal setiap hari) aktivitas)
dengan rumus
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi
keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan
berakibat pada penurunan berat badan. Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih
banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan
energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c. Basal Metabolism Rate (BMR)
Tingkat metabolisme basal (MBR)
Tingkat Metabolisme Basal adalah energi yang digunakan pada saat istirahat yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan, peristaltik
usus, kelenjar kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa
proses. Mulai dari pencernaan, penyerapan, metabolisme, dan penyimpanan
hingga eliminasi.
1) Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan pecah secara mekanik dengan
mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak
berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi secara
langsung dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus
dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang
(peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi
pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan
memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di
sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim
pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan
amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:
3. Etiologi Nutrisi
Penyebab tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan
karena faktor biologi, psikologi atau ekonomi (Haswita, 2017)
faktor predisposisi
faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan yang
disebabkan oleh:
a. rasa nyeri
b. ansietas
c. depresi
d. Perubahan situasi/ lingkungan
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan pemasukkan makanan
g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat.
4. Patosiologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap individu.
Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi.
Kekosongan lambung
Kekosongan lambung
Reflek muntah
Intake makanan tidak adekuat
Kekurangan nutrisi
Kemungkinan penyebab:
Kemungkinan penyebab:
10) penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
11) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b) Faktor fisiologis
Merupakan faktor yang terkait dengan proses pencernaan atau intake makanan.
(Haswita, 2017)
c) Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan bersama, cara
penyajian makanan, jenis makanan pasien, jika mengalami perubahan , maka
dapat mempengaruhi selera dan intake makanan. Demikian juga gaya hidup
pasien seperti kebiasaan makan, tinggi garam (natrium) juga mempengaruhi status
nutrisi pasien (Haswita, 2017)
d) Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan masyarakat tertentu
dalam mengonsumsi makanan menimbulkan tidak adekuatnya status nutrisi
(Haswita, 2017)
e) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa meningkat dengan cepat
sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relatif konstan.
f) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/ kgBB/jam. Pada usia tertentu pria membutuhkan lebih banyak zat gizi
daripada wanita karena aktivitasnya atau karena ukuran tubuhnya yang lebih
besar. Untuk zat gizi tertentu kadang wanita memerlukan lebih banyak dari pada
pria (Haswita, 2017).
g) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan terhadap permukaan tubuh yang luas, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar perjuangan sehingga kebutuhan
metabolisme tubuh juga menjadi lebih besar.
h) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan yang tidak membutuhkan sumber daya yang sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mencukupi kebutuhan
gizi keluarga dibandingkan dengan kondisi perekonomian rendah.
i) Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
j) Faktor Psikologis, seperti stress dan motivasi individu untuk makan makanan
yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.
Makanan memiliki nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
k) Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi mungkin dibelajakan untuk alcohol dari pada makanan. Alkohol yang
berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan
nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga nutrisi
yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam usus.
7. Gejala dan Tanda Nutrisi
a. Defisit nutrisi
a) Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b) Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
b. Berat badan lebih
a) Data mayor
- IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari
presentil 95 (pada anak 2-18 tahun)
b) Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
8. Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
a) Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
b) Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
c) Hb (N: 12 mg %).
d) BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
e) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0
mg/100 ml).
9. Penatalaksanaan Medis
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan
cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
a) Alat dan Bahan
1) Piring
2) Sendok
3) Garpu
4) Gelas
5) Serbet
6) Mangkok cuci tangan
7) Pangalas
8) Jenis diet
b) Prosedur Kerja
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Atur posisi pasien.
4) Pasang pengalas.
5) Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6) Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7) Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8) Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9) Cuci tangan.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral
atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung
atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
a) Alat dan Bahan
1) Pipa penduga dalam tempatnya
2) Corong
3) Spuit 20 cc
4) Pengalas
5) Bengkok
6) Plester, gunting
7) Makanan dalam bentuk cair
8) Air matang
9) Obat
10) Stetoskop
11) Klem
12) Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13) Vaselin
b) Prosedur Kerja
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Atur posisi semifowler.
4) Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5) Letakkan bengkok di dekat pasien.
6) Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri
tanda batasnya.
7) Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil
pasien dianjurkan untuk menelannya.
8) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung
dengan cara sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air
(klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke
paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung.
Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut
dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi,
berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang
ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9) Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara
pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
10) Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pinggirnya.
11) Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada
masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12) Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13) Cuci tangan
d. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan fisik: apatis, lesu.
b) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c) Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
a) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
b) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
c) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
d) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
e) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
f) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
g) Gusi: pendarahan, peradangan.
h) Lidah: edema, hiperemis.
i) Gigi: karies, nyeri, kotor.
j) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
k) Kuku: mudah patah.
l) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
d. Dietery History
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore
Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh
budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang
perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai
kebutuhan nutrisi
Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil
mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka
roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis
minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu
makanan tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya
pengkomsumsian obat alergi
Objektif:
- Tebal lipatan
kulit trisep
>25mm.
2. Defisit Manajemen Nutrisi
Nutrisi(0019) Definisi: Mengidentigikasi dan mengelola
asupan nutrisi ynag seimbang.
Definisi:
Asupan nutrisi Observasi:
tidak cukup untuk - Identifikasi status nutrisi.
memenuhi - Identifikasi alergi dan intoleransi
kebutuhan makanan.
metabolisme. - Identifikasi makanan yang disukai.
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
Gejala dan tanda nutrient.
mayor - Identifikasi perlunya pengunaan selan
Subjektif: nasogastric.
(tidak tersedia) - Monitor asupan makanan.
- Monitor berat badan.
Objektif: - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
- Berat badan
menurun Terapeutik:
minimal 10% - Lakukan oral hygiene sebelum makan,
dibawah jika perlu.
rentang ideal. - Fasilitas menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan).
Gejala dan tanda - Sajikan makanan secara menarik dan
minor suhu yang sesuai.
Subjektif: - Berikan makanan tinggi serat untuk
- Cepat kenyang mencegah konstipasi.
setelah makan. - Berikan makanan tinggi kalori dan
- Kram/nyeri tinggi protein.
abdomen. - Berikan suplemen makanan, jika perlu.
- Nafsu makan - Hentikan pemberian makan melalui
menurun. selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi.
Objektif:
- Bising usus Edukasi:
hiperaktif. - Anjurkan posisi duduk, jika perlu.
- Otot - Ajarkan diet yang diprogramkan.
pengunyah
lemah. Kolaborasi:
- Otot menelan - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
lemah. makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic),
- Membrane jika perlu.
mukosa pucat. - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Sariawan. menentukan jumlah kalori dan jenis
- Serum albumin nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
turun.
- Rambut rontok Pemantauan Nutrisi
berlebih. Definisi: mengumpulkan dan menganalisis
- Diare. data yang berkaitan dengan asupan dan
status gizi.
Observasi:
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi
asupan gizi (mis. pengetahuan,
ketersedaan makanan,
agama/kepercayaan, budaya,
mengunyah tidak adekuat, gangguan
menelan, penggunaan obat-obatan atau
pascaoperasi).
- Identifikasi perubahan berat badan.
- Identifikasi kelainan pada kulit (mis.
memar yang berlebihan, luka yang Sulit
sembuh dan pendarahan).
- Identifikasi kelainan pada rambut (mis.
kering, tipis, kasar, dan mudah patah).
- Identifikasi pola makan (mis.
kesukaan/ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji, makan
terburu-buru).
- Identifikasi kelainan pada kuku (mis.
berbentuk sendok, retak, mudah patah,
dan bergerigi).
- Identifikasi kemampuan menelan (mis.
fungsi motorik wajah, refleks menelan,
dan refleks gag).
- Identifikasi kelainan rongga mulut (mis.
peradangan, gusi berdarah, bibir kering
dan retak luka).
- Identifikasi kelainan eliminasi (mis.
diare, darah, lendir, dan eliminasi yang
tidak teratur).
- Monitor mual dan muntah.
- Monitor asupan oral.
- Monitor wama konjungtiva.
- Monitor hasil laboratorium (mis. kadar
kolesterol, albumin serum, transferrin,
kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan
elektrolit darah).
Terapeutik:
- Timbang berat badan Ukur
antropometrik komposisi tubuh (mis.
indeks massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan ukuran lipatan kulit).
- Hitung perubahan berat badan Atur
interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien.
- Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu.
3 Obesitas (0030) Edukasi Berat Badan Efektif
Definisi: Definisi: Memberikan informasi tentang
Akumilasi lemak berat badan dan persentase lemak tubuh
berlebih atau yang optimal.
abnormal yang
tidak sesuai dengan Observasi:
usia dan jenis - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kelamin, serta menerima informasi.
melampauin
kondisi berat badan Terapeutik:
berlebih - Sediakan materi dan media edukasi.
(overweight). - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan.
Gejala dan tanda - Beri kesempatan pada keluarga untuk
mayor bertanya.
Subjektif:
(tidak tersedia) Edukasi:
- Jelaskan hubungan asupan makanan,
Objektif: latihan, peningkatan dan penurunan
2
- IMT >25 kg/m berat badan.
(pada dewasa) - Jelaskan kondisi medis yang dapat
atau lebih dari mempengaruhi berat badan.
presentil ke 95 - Jelaskan risiko kondisi kegemukan
untuk usia dan (overweight) dan kurus (underweight).
jenis kelamin - Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya,
(pada anak). serta faktor genetik yang mempengaruhi
berat badan.
Gejala dan tanda - Ajarkan cara mengelola berat badan
minor secara efektif
Subjektif:
(tidak tersedia) Edukasi Diet
Definisi: Mengajarkan jumlah, jenis dan
Objektif: jadwal asupan makanan yang diprogramkan.
- Tebal lipatan
kulit trisep Observasi:
>25mm. - Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi.
- Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini.
- Identifikasi kebiasaan pola makan saat
ini dan masa lalu.
- Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang diprogramkan.
- Identifikasi batasan finansial untuk
meyediakan makanan.
Terapeutik:
- Persiapkan materi, media dan alat
peragakan.
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan.
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga
bertanya.
- Sediakan rencana makan tertulis, jika
periu.
Edukasi:
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan.
- Informasikan makanan yang diizinkan
dan dilarang informasikan kemungkinan
interaksi obat dan makanan, jika perlu.
- Anjurkan mermpertahankan posisi semi
Fowler (30 - 45 derajat) 20-30 setelah
makan.
- Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang diprogramkan.
- Anjurkan melakukan olahraga sesuai
toleransi.
- Ajarkan cara membaca label dan
memilih yang sesuai.
- Ajarkan makanan rencana yang sesuai
program.
- Rekomendasikan resep makanan yang
sesuai dengan diet, jika perlu.
Kolaborasi:
- Rujuk ke ahli gizi dan sertakan
keluarga, perlu.
b) Evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini
bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan
wawancara pada akhir pelayanan, menanyakan respon pasien dan keluarga terkai
pelayanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan keperawatan, yaitu:
1) Tujuan tercapai/masalah teratasi.
2) Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian.
3) Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi.
DAFTAR PUSTAKA