Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA TODDLER,

PRASEKOLAH DAN USIA SEKOLAH

Risa Safitri 1710711029

Nurul Fatihah Auliani 1710711076

I. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Toddler

1. Pengertian

Usia toddler merupakan tahap perkembangan anak usia 1,5 – 3 tahun dimana pada
usia ini anak akan belajar mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhannya secara
mandiri.

2. Karakteristik perilaku
 Anak mengenal namanya sendiri
 Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
 Anak melakukan kegiatannya sendiri dan tidak mau dibantu
 Anak sering mengatakan tidak atau jangan
 Anak mulai begaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan orangtuanya
 Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
 Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri karena
pemaparan negative
 Keraguan anak akan berkembang jika orangtua secara jelas membuat
malu/mempermalukan anak di hadapan oranglain, maka sebaiknya orangtua
dapat memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani masa ini
3. Diagnose keperawatan
 Kesiapan peningkatan perkembangan toddler
4. Intervensi
 Berikan mainan sesuai perkembangan anak
 Latih dan membimbing anak untuk melakkan kegiatan secara mandiri
 Berikan pujian pada keberhasilan anak
 Tidak menggunakan kalimat perintah tapi memberikan alternative pilihan
 Tidak melampiaskan kemarahan atau kekesalan dalam bentuk penganiayaan fisik
pada anak (memukul, menjambak, menendang, dll)
 Libatkan anak dalam kegiatan agama keluarga
 Hindarkan suasana yan dapat membuat anak merasa tidak aman (menakut-nakuti,
membuat terkejut, kalimat negative, mencela)
 Bila anak mengantuk, lindungi dari bahaya cedera, terjatuh, terluka
 Bimbing anak untuk BAK/BAB di toilet

II. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Prasekolah

1. Pengertian

Usia prasekolah (inisiatif vs rasa bersalah), merupakan tahap perkembangan anak


usia 3-6 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain,
berfantasi dan berinisiatif, pengenalan identitas kelamin, meniru.

2. Karakteristik perilaku
 Anak suka mengkhayal dan kreatif
 Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat dirumah
 Anak suka bermain dengan teman sabaya
 Anak mudah berpisah dengan orang tua
 Anak mengerti mana yang benar dan mana yang salah
 Anak belajar merangkai kata dan kalimat
 Anak mengenal berbagai warna
 Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
 Anak mengenal jenis kelaminnya
 Belajar ketrampilan baru melalui permainan
3. Diagnosis keperawatan
 Kesiapan peningkatan perkembangan pre school

4. Intervensi
 Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
 Mengembangkan ketrampilan monitor kasar dan halus
 Mengembangkan ketrampilan berbahasa
 Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
 Pembentukan identitas dan peran sesuai jenis kelamin
 Mengembangkan kecerdasan
 Mengembangkan nilai-nilai moral
 Meningkatka peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan

III. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Usia Sekolah

1. Pengertian

Usia sekolah (produktifitas vs inferiority), merupakan tahap perkembangan


anak usia 2-12 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar memiliki kemampuan
bekerja dan mendapat keterampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan
tugasnya, produktif belajar, kenikmatan dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang
baik. Bias membedakan sesuatu yang baik/tidak dan dampak melakukan hal yang
baik/tidak.

2. Karakteristik perilaku
 Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
 Mempunyai rasa bersaing missal ingin lebih pandai dari teman, merai juara utama
 Terlibat dalam kegiatan kelompok
 Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
 Mempunyai penyelesaian pekerjaan rumah tangga sederhana misalnya merapikan
tempat tidur, menyapu, dll
 Memiliki hobi tertentu, misalnya naik sepeda, membaca buku cerita, menggambar
 Memiliki teman akrab untuk bermain
 Tidak ada tanda beas penganiayaan
3. Diagnosis keperawatan
 Kesiapan peningkatan pperkembangan usia sekolah
4. Intervensi
 Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
 Mengembangkan ketrampilan motoric kasar dan halus
 Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
 Mengembangkan kecerdasan
 Mengembangkan nilai-nilai moral
 Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan.
1. Intervensi
 Kaji kesiapan klien, kemudian libatkan klien dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan bila memungkinkan.
 Bimbing dan kuatkan fokus klien pada aspek-aspek positif dari penampilannya.
dan upayanya dalam menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuhnya.
 Orientasikan klien ke lingkungan sekitar.
 Orientasikan keluarga pada kebutuhan khusus klien dan izinkan anggota keluarga
berpartisipasi dalam memberikan perawatan.
 Atur anggota keluarga untuk tinggal bersama klien.
 Berikan informasi sesuai tingkat pemahaman atau penerimaan klien.

TEORI PERKEMBANGAN ANAK

1. Menurut Eric Erikson

Tahap- Tugas Indikator Resolusi Positif Indikator Resolusi Negatif


Usia Pokok
Bayi Percaya vs  Belajar untuk  Tidak percaya,
(lahir – Tidak mempercayai orang menarik diri,
18bulan) Percaya lain. mengasingkan diri.
 Kendali diri tanpa  Kendali diri
kehilangan harga diri. kompulsif atau
Toddler Otonomi vs
 Kemampuan untuk kepatuhan.
(18bulan Rasa Malu
bekerjasama dan  Kurang kemauan
– 3tahun dan Ragu
mengekspresikan diri dan ketidakpatuhan.
sendiri.
Pra- Inisiatif vs  Mempelajari sejauh  Kurang kepercayaan
Sekolah Rasa mana sikap asertif dan diri.
(3– Bersalah tujuan mempengaruhi  Pesimisme, takut
5tahun ) lingkungan. membuat kesalahan.
 Memulai kemampuan  Kendali dan
untuk mengevaluasi pembatasan
perilaku diri sendiri. aktivitas diri yang
berlebihan.
 Mulai untuk  Putus harapan,
menciptakan, merasa diri biasa-
Sekolah mengembangkan dan biasa saja.
Industri vs
(6–
Inferioritas
memanipulasi sesuatu.  Menarik diri dari
12tahun )  Mengembangkan rasa teman-teman
kompetensi dan sekolah dan teman
kemampuan. sebaya.

2. Menurut Sigmund Freud

Tahap Karakteristik Implikasi


Saat makan memberikan
kesenangan serta perasaan aman
Sumber kenikmatan utama bayi dan nyaman pada anak. Saat
Fase Oral
melibatkan aktivitas yang berorientasi makan harus menjadi saat yang
( lahir –
pada mulut (menghisap dan menelan). menyenangkan bagi anak dan
12bulan )
 Konflik utama: penyapihan. pemberian makan harus
diberikan pada saat yang
dibutuhkan.
Pengontrolan dan pengeluaran
Anak mendapatkan kepuasan sensual feses memberikan kesenangan
Fase Anal dengan menahan atau melepaskan feses. dan perasaan kontrol bagi anak.
( 12 – Zona kepuasan anak adalah daerah anal Toilet training merupakan
3tahun ) (kepuasan sensual kendali diri). aktivitas penting dan harus
 Konflik utama: toilet training. menjadi pengalaman yang
menyenangkan bagi anak.
Anak menjadi lengket dengan orangtua Anak mengidentifikasi diri
Fase dari jenis kelamin berlainan kemudian mereka dengan orangtua yang
Phalik mengidentifikasinya dengan orangtua berjenis kelamin berbeda dan
(3– berjenis kelamin sama. Superego kemudian menjalani hubungan
6tahun ) berkembang. Zona kepuasannya bergeser di luar lingkungan keluarga.
pada daerah genital. Dukung identitas diri anak.
Energi digunakan untuk aktivitas fisik Dukung anak untuk melakukan
Fase
dan intelektualitas. Impuls seksual yang aktivitas rekreasi fisik dan
Laten
muncul cenderung ditekan. Membangun intelektual. Dukung anak untuk
(6–
hubungan dengan teman sebaya yang berolahraga dan melakukan
Pubertas )
berjenis kelamin sama. aktivitas lain bersama dengan
teman sebaya yang berjenis
kelamin sama.

1. Stimulasi Perkembangan pada Toddler


- Perkembangan motoric:
 Belajar berjalan dan berlari, mulai bermain, dan koordinasi mata semakin
baik.
 Sudah pandai berlari, berolahraga, dan dapat meloncat.
- Perkembangan kognitif:
 Mulai belajar berbicara, mempunyai ketertarikan terhadap jenis-jenis
benda, dan mulai muncul rasa ingin tahu.
 Keterampilan tangan mulai membaik, pada usia 3 tahun belajar
menggunting kertas, belajar menyanyi, dan membuat coretan sederhana.

2. Stimulasi Perkembangan pada Usia Pra-Sekolah


- Perkembangan motoric:
 Dapat berdiri pada satu kaki, dapat menari, melakukan gerakan olah
tubuh, keseimbangan baik.
- Perkembangan kognitif:
 Mulai belajar membaca, berhitung, menggambar, mewarnai, merangkai
kalimat dengan baik.

3. Stimulasi Perkembangan pada Usia Sekolah


- Perkembangan motoric:
 Melakukan olah raga permainan seperti bulu tangkis, sepak bola, tangkas
bersepeda.
 Melompat tali sampai 50cm, melompat sejauh lebih dari 1 meter, terampil
dalam menggunakan peralatan.
 Mampu meloncat tali setinggi 25cm, belajar naik sepeda.
- Perkembangan kognitif:
 Pandai menyanyi, mampu membuat sebuah karangan, menyerap pelajaran
secara optimal, mulai belajar berdiskusi dan mengemukakan pendapat.
 Konsentrasi belajar meningkat, mulai belajar bertanggung jawab, senang
berpetualang dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
 Menggambar dengan bentuk proporsional, memakai dan mengancingkan
baju, menulis, lancer membaca, tangkas dalam berhitung, belajar Bahasa
asing, belajar memainkan alat music.

Anda mungkin juga menyukai