Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn.

S DENGAN

GANGGUAN NUTRISI DI RUANG DAHLIA 2

RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh :

Aviani Dwi Vera K (1708019)


Ayik Widiarti (1708020)
Silvia Nita Anggrarni (1708119)
Yohana Gilang I (1708148)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2017
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah suatu substansi organic yang dibutuhkan oleh organisme
untuk fungsi normal system tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan suatu
kesehatan. Nutrisi adalah suatu proses pengambilan zat-zat makanan yang
penting. Nutrisi adalah zat-zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit untuk menerima makanan atau bahan dari lingkungan hidup dan
menggunakan bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan zat sisa (hasil metabolisme)
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan di dalam
tubuh, mengatur proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga / energy bagi
aktivitas tubuh sebagai proses kimia dalam tubuh manusia.
System pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar
untuk selanjutnya diserap oleh tubuh sebagai sumber energy dengan proses
pencernaan dengan enzim dan zat lainnya. System pencernaan sendiri terdiri
atas mulut (gigi, lidah dan kelenjar ludah), kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar dan anus.

a. Status Nutrisi
Status nutrisi merupakan factor penting dalam pemecahan makanan,
pencernaan, absorpsi dan asupan makanan.

1) Keseimbangan energi
Energy adalah suatu kekuatan untuk kerja. Manusia membutuhkan
energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran
Atau
Pemasukan Energi = Total pengeluaran energy
(Panas+kerja+energy simpanan)
Pemasukan energy merupakan energy yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi
manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah secara
kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya energi
yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kalori juga disebut satu
kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan
untuk menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1
K atau sama dengan 1.000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia
maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan cadangan
karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh
untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti adenosin
triphosfat (ATP).Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal
Metabolisme Rate (BMR) dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi tiap
hari ditentukan dengan rumus = (BMR + 24) + (0.1 X Konsumsi
kkal setiap hari + energi untuk aktivitas).
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh
pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti
pergerakan jantung, pernapasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-
kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :
Usia
Jenis kelamin
Tinggi dan Berat Badan
Kelainan endokrin
Suhu lingkungan
Keadaan sakit

2) Karakteristik status nutrisi


Body Mass Index
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan
(over weight) dan obesitas.
Ideal Body Weight
Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi
tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam
sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah
itu.

b. Komponen-komponen Nutrisi
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama.. Hampir 80% energi
dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan
4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk
glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah
sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
Jenis Karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi 3
jenis yaitu : Monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling
sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam
bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah.
Jenis dari Monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak
terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat
pada buah, sayuran, madu, dan glukosa yang berasal dari pecahan
disakarida.

Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrora, maltosa, dan laktosa.
Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati, sedangkan
laktosa merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu
maupun susuhewan.
Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida.
Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen dan selulosa.

Fungsi Karbohidrat
Sumber energi yang murah
Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
Membuat cadangan tenga tubuhPengaturan metabolisme tubuh
Untuk efesiensi penggunaan protein
Memberikan rasa kenyang

Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat umunya adalah makanan pokok, umumnya
berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu,
singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani
berbentuk glikogen.

Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Metabolisme Karbohidrat
berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa
usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua
berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa,
Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam
hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui
pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk
glikogen melalui Proses Glikoneogenesis.

2) Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan
mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4
kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino
disimpan didalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam
amino esensial tidak dapat disintesis didalam tubuh tetapi harus
didapatkan dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya
lisin, triptofan, fenilanin, leusin.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu :
Protein sederhana
Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin,dan
globulin.
Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan
glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin
membentuk kromoprotein.
Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan
gelatin.

Fungsi Protein
Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan
osmotic koloid, keseimbangan asam.
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
Pengaturan metabolisme
Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak
Dalam bentuk kromosom, proein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan.
Sumber protein
Protein hawani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.
Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.

Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan
dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein
menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam
usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim
tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran
darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke
jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian
digunakan untuk membuat protein darah. Karean protein dapat larut
dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan
hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke
hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah
menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak
dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan
sebagai sumber energi.

3) Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar.
Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :
Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan
gliserol
Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid, yaitu ikatan
lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan
glikogen.

Fungsi Lemak
Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Memberikan asam-asam esensial

Sumber Lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya.
Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh
dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan
lainnya.

Metabolisme Lemak
Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol
asam lemak karena giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak
masuk dalam pembuluh darah dan dibawa ke hati. Kemudian
didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah menjadi
Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol akan
menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar mempunyai hasil
sampingan yang disebut Colesterol.

4) Vitamin
Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit
pada makanan dan tidak dapat dibuat di dalam tubuh. Vitamin sangat
berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai
katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi :
Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12,
folic acid, serta vitamin c.
Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , K
Fungsi utama dari vitamin adalah sebagai bentuk untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.

5) Mineral
Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan
menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100 mg atau lebih
dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg.
Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat
sedangkan yang temasuk dalam mikromineral adalah klorida,
yodium, iron,zinc. Secara umum fungsi dari mineral adalah :
Membangun jarigan tulang
Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot dan
saraf
Membuat berbagai enzim

6) Air
Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh
manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki
proporsi air yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.
Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuh akan
semakin berkurang. Pada oang dewasa asupan air antara 120-1500
cc per hari, namun dianjurkan 1900 cc untuk optimal. Selain itu, air
yang masuk ke dalam tutbuh melalui makanan 500-900 cc per hari.
Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi pengeluran air,
misalnya :
Melalui keringat berlebih
Muntah
Diare
Gejala Dehidrasi

c. Kegiatan yang membutuhkan energy


1) Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh dan lain-
lain
2) Kegiatan mekanik oleh otot
3) Aktivitas otot dan syaraf
4) Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone
5) Sekresi cairan pencernaan
6) Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan
7) Pengeluaran hasil sisa metabolism

d. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan energy


1) Peningkatan Basal Metabolisme Rate
2) Aktivitas tubuh
3) Faktor usia
4) Suhu Lingkungan
5) Penyakit atau status kesehatan

A. PENYEBAB
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :

a. BB 10-20% dibawah normal


b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
d. Adanya penurunan albumin serum
Kemungkinan penyebab :
a. Meningkatnya kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
b. Penurunan absrobsi nutrisi
c. Nafsu makan menurun

2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan nutrisi secara berlebihan.
Tanda klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
c. Aktivitas menurun
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan suatu masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal.
4. Malnutrisi
5. Anoreksia

B. PATOFISIOLOGI
Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sebagai akibat dari
stimulasi strees fisik dan psikis yang menyebabkan peningkatan asam
lambung sehingga meningkatkan gas-gas dalam lambung. peningkatan asam
lambung ini memicu pusat lapar di hipotalamus berespon mual, muntah dan
anoreksia. pemenuhan kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan di stimulasi
dari sters fisik, psikis dan banyaknya aktifitas yang dilakukan memicu pusat
lapar hipotalamus berespon peningkatan nafsu makan dan kebutuhuan
energi tubuh meningkat.
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan
menunjukkan banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ
lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital,
inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada setiap
bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai,
terdapat banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan
ansietas sering menjadi keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/
gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat
mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan
nutrisi ( Smeltzer, 2002).
C. PATHWAY

Penyakit Status Gaya Hidup Kebutuhan


Saluran Kesehatan dan metabolisme untuk
Pencernaan menurun Kebiasaan pertumbuhan

Erosi Kelemahan Kebiasaan Peningkatan


mukosa otot mengkonsumsi intake nutrisi
lambung menelan makanan tidak
sehat
Kebutuhan
Menurunnya Gangguan energi
tonus dan menelan Kelebihan zat meningkat
peristaltik makanan didalam tubuh
lambung yang tidak
dibutuhkan Mudah lapar
Asupan
Refluk nutrisi tidak
duodenum ke terpenuhi Penyerapan
lambung didalam tubuh Nafsu
tidak sempurna makan
Penurunan meningkat
Mual berat badan

Sering makan
Muntah
Peningkatan
berat badan

Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakseimbangan nutrisi


: kurang dari kebutuhan : lebih dari kebutuhan
tubuh tubuh

D. PENGKAJIAN
1. Informasi Umum
Terdiri atas: nama, usia, tanggal lahir, jenis kelamin, suku bangsa,
tanggal masuk rumah sakit, waktu, dari dan diagnosa medis.
2. Komponen pengkajian nutrisi :
a. Antropometri :
Tinggi badan
Berat badan
Berat badan ideal Indeks massa tubuh
RUMUS :
Menurut Brocca :
(Tinggi Badan 100) 10% (Tinggi Badan 100)
Catatan :
Untuk seseorang dengan tinggi badan kurang dari 150 cm atau
seseorang dengan usia diatas 45 th, rumusnya (Tinggi Badan
100)

Berat Badan (kg)


IMT =
(Tinggi Badan dalam Meter)2

IMT (kg/m2) Kategori


20 Berat kurang (underweight)
20 25 Berat Normal
25 30 Berat lebih (overweight)
30 Obese / gemuk

b. Biokimia :
Hemoglobin
Albumin serum
Hitung limfosit total
c. Clinical :
Kulit
Rambut dan kuku
Membran mukosa
Lidah
d. Diet :
Porsi makan dalam 24 jam
Frekuensi makan
3. Riwayat keperawatan
a. Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
b. Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
c. Perubahan nafsu makan
d. Perubahan berat badan
e. Ketidakmampuan fisik
f. Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan
g. Status kesehatan umum dan kondisi medis
h. Riwayat pengobatan
4. Tanda Klinis malnutrisi :
Perhatikan keadaan umum apakah anak tampak sakit, kesadaran dan
keadaan gizinya
Tidak tampak sakit, sakit ringan atau berat
Kesadaran
Status gizi
Inspeksi: proporsi atau postur tubuh
Tanda-tanda vital: Nadi, TD, BB, TB, dan suhu
Kepala : bentuk, besar, lingkar kepala, rambut
Mata : Ketajaman melihat, konjungtiva, katarak, kornea
Mulut : bibir, gigi, mukosa mulut, lidah
Hidung : bentuk, napas cuping, mukosa
Tenggorokan: suara, nyeri (laringitis), epliglotis, tonsil
Kulit : turgor, pigmentasi
Tinjauan Sistem
a. Sistem gastrointestinal
Diit biasa, jumlah makan perhari
Pola diit, makan terakhir
Nafsu/ selera makan, mual muntah
Nyeri ulu hati
Alergi makanan
Masalah menguyah/ menelan
BB, TB, Turgor kulit, tonus otot, edema/asites
Bising usus
b. Sistem integumen
Riwayat gangguan kulit
Abnotmalitas kuku, rambut
Penempilan lesi kulit, penyebab lesi kulit
c. Sistem eliminasi
Pola BAB dan BAK
Kesulitan BAB
BAB terakhir
d. Sistem pengecapan
e. Sistem penciuman
5. Data penunjang
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25 mg/100ml)
c. Hb (N:12mg%)
d. BUN (N: 10-20 mg?100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/100mg)

6. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang
biasa; pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan
kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis
atau agama yang mempengaruhi nutrisi.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

F. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nanda NOC NIC


Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari a. Nutritional status : Nutritional management :
kebutuhan tubuh Food & Fluid Kaji adanya alergi makanan.
Definisi : Kolaborasi dengan ahli gizi
intake.
Asupan nutrisi tidak
b. Nutritional status : untuk menentukan jumlah
cukup untuk memenuhi
Nutrient intake. kalori & nutrisi yang
kebutuhan metabolik
Kriteria hasil : dibutuhkan pasien.
Adanya peningkatan Yakinkan diet yang dimakan
berat badan sesuai mengandung serat untuk
dengan tujuan. mencegah konstipasi
Berat badan ideal
serta melancarkan
sesuai dengan tinggi pencernaan.
badan . Berikan makanan yang
Mampu
terpilih (sudah
mengidentifikasi
dikonsultasikan dengan
kebutuhan nutrisi.
ahli gizi)
Tidak ada tanda-tanda
Berikan informasi tentang
malnutrisi.
kebutuhan nutrisi.
Menunjukan
Kaji informasi tentang
peningkatan fungsi
kesehatan & kebutuhan
pengecapan dari
nutrisi.
menelan. Berikan pendidikan tentang
Tidak terjadi
cara diet kebutuhan kalori
penurunan BB yang
&tindakan keperawatan
berarti
yang berhubungan
dengan nutrisi jika pasien
menggunakan NGT.

Nutrition Monitoring :
Gerakan badan pasien
dalam batas normal
Monitor mual &muntah
Monitor kadar : Albumin,
Total protein, Hb, Kadar
Hz.
Monitor makanan kesukaan
Monitor
pertumbuhan&perkemban
gan.
Monitor pucat, kemerahan
dan kekeringan jaringan
konjungtiva.
Berhubungan dengan :
a. Kesulitan untuk mencerna makanan
b. Kesulitan untuk menelan makanan
c. Anoreksia, muntah
d. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
e. Depresi, stress, isolasi social
f. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan
penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis.
kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
g. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi,
kemoterapi, tonsilektomi

Ditandai dengan:
Data Subjektif :
Pasien mengatakan nyeri abdomen, kram abdomen, menghindari
makan, cepat kenyang setelah mencerna makanan.
Data Objektif :
- Berat badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
- Diare
- Bising usus hiperaktif
- Penurunan BB dengan asupan makanan adekuat
- Membran mukosa pucat
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Tonus otot menurun
- Sariawan di rongga mulut
- Kelemahan otot
- Gangguan menelan
- Laborat : Albumin serum, Transferin, Elektrolit

ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Senin tanggal 20 Maret 2017 di Ruang Dahlia Lt. 2
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang secara autoanamnesa.

A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Tidak Menikah
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sodong Rt 01/02 Purwosari Kab. Semarang
No.RM : 505889
Dx. Medis : BRPN, Odem Epiglotis
Tanggal Masuk RS : 06 Maret 2017
Jam : 21.01
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sodong Tt 01/02 Purwosari Kab. Semarang
Hubungan dg pasien : Saudara

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : klien mengatakan susah menelan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan datang ke IGD RSUD Tugurejo pada tanggal 06 Maret
2017 dengan mengeluh tenggorokan terasa sakit, susah menelan dan sesak
napas, kemudian pasien di rawat inap di Ruang Dahlia lt 2. Pada tanggal 20
Maret 2017 dilakukan pengkajian, klien mengeluh sesak napas, susah untuk
menelan karena adanya oedem di epiglotis, klien juga mengeluh batuk
berdahak. Klien mengatakan jika makan klien akan batuk dan mau muntah.
Keluarga klien mengatakan makan tidak habis 1 porsi. Makan hanya 1
sendok setelah itu batuk dan terasa mau muntah. Klien tampak lemas dan
pucat, TD 130/74 mmHg, HR 72 x/menit, RR 25 x/menit, T 36,50 C.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien mengatakan punya riwayat Hipertensi dan DM
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan punya riwayat Hipertensi dan DM dari ibunya.
5. Genogram

Ket :

a. Laki-laki e. Pasien
b. Perempuan f. Tinggal bersama
c. Menikah g. Meninggal
d. Memiliki anak
h.
i.
1. REVIEW of SISTEM (ROS)
a. Pola Persepsi Kesehatan
j. Sebelum sakit : klien mengatakan kurang
mengetahui tentang penyakitnya
k. Saat sakit : Klien mengatakan sedikit tahu tentang
penyakit yang di amalinya.
b. Pola Nutrisi
A (Antopomentri )
l. Sebelum sakit : Saat
sakit :
m. TB : 167 cm TB :
167 cm
n. BB : 80 cm BB :
65 cm
o. IMT : 28,7 kg/m2 IMT :
23,3 kg/m2
B (Biokimia)
p. Hb 13.60 g/dL
q. Ht 39.30 % (L)
r. Limfosit 4.80 % (L)
C (Clinical)
s. Rambut : berminyak, kusam
t. Lidah : kotor, merah
u. Membran mukosa : merah kepucatan, kering dan
pecah pecah
v. Kardiovaskuler : 130/74 mmHg, HR 72 x/menit
w. Gastrointestinal : energi menurun, lelah / lemas,
kurang tidur
D (Diit)
x. Klien mengatakan susah untuk menelan, makan
tidak habis 1 porsi, kadang-kadang hanya 1 sendok. Minum 1
liter dalam sehari.
c. Pola Aktifitas
y. Sebelum sakit :

z. aa. ab. ac. ad. ae.


Indeks 0 1 2 3 4
af. ag. ah. ai. aj. ak.
Makan
al. am. an. ao. ap. aq.
Berpakaian
ar. as. at. au. av. aw.
Berjalan
ax. ay. az. ba. bb. bc.
Toileting
bd. be. bf. bg. bh. bi.
Mobilisasi ditempat tidur
bj. bk. bl. bm. bn. bo.
Ambulasi
bp.

bq. Saat sakit :

br. bs. bt. bu. bv. bw.


Indeks 0 1 2 3 4
bx. by. bz. ca. cb. cc.
Makan
cd. ce. cf. cg. ch. ci.
Berpakaian
cj. ck. cl. cm. cn. co.
Berjalan
cp. cq. cr. cs. ct. cu.
Toileting
cv. cw. cx. cy. cz. da.
Mobilisasi ditempat tidur
db. dc. dd. de. df. dg.
Ambulasi
dh.
di. Keterangan :
dj. 0 : mandiri
dk. 1 : dibantu sebagian
dl. 2 : dibantu orang lain
dm. 3 : dibantu orang dan peralatan
dn. 4 : ketergantungan atau tidak mampu
d. Pola Eliminasi
do. Sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1x sehari
tiap pagi, warna kecoklatan, lembek. BAK 5x dalam sehari, warna
kuning jerih, bau kas urin.
dp. Saat sakit : terpasang DC dan Pempers
e. Pola Istirahat dan Tidur
dq. Sebelum sakit : klien mengatakan tidur 7 jam di
malam hari dan tidur nyenyak, klien mengatakan tidak tidur di siang
hari.
dr. Saat sakit : klien mengatakan hampir tidur setiap
saat, tidak nyenyak karena sering batuk.
f. Pola Peran
ds. Sebelum sakit : klien mengatakan sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara.
dt. Saat sakit : klien mengatakan sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara
g. Pola Kognitif dan Persepsi
du. Sebelum sakit: klien mengatakan beragama islam
dan menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
dv. Setelah sakit: klien mengatakan tidak dapat
menjalankan ibadah sholat karena keterbatasan fisik.
h. Pola Kebersihan Diri
dw. Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x dalam
sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti pakaian 2x dalam sehari.
dx. Saat sakit: klien mengatakan sibin 1x sehari di pagi
hari.
i. Pola Koping terhadap Stress
dy. Sebelum sakit : klien mengatakan hubungan dengan
keluarga dan tetangga baik dan harmonis.
dz. Saat sakit : klien mengatakan hubungan dengan
keluarga tetap baik dan harmonis.
j. Pola Seksualitas dan Reproduksi
ea. Sebelum sakit : klien mengatakan punya 2 saudara
kandung (perempuan dan laki-laki)
eb. Saat sakit : klien mengatakan memiliki 2 saudara
kandung (permpuan dan laki-laki)
k. Pola Kepercayaan dan Keyakinan
ec. Sebelum sakit : klien mengatakan beragama Islam
ed. Saat sakit : klien mengatakan beragama Islam
ee. Keadaan Umum
a. Kesadaran :
ef. Composmentis GCS 15
eg. Keadaan umum : klien tampak lemas
eh.
b. TTV :
ei. TD 130/740 mmHg
ej. HR 72 x/menit
ek. RR 25 x/menit
el. T 36,50 C
em. SpO2 96%
c. Kepala
en. Inspeksi : bentuk simetris, rambut beruban, tidak ada
luka, tidak ada benjolan, rambut tidak ada ketombe, rambut berminyak
d. Mata
eo. Inspeksi : tidak ada benjolan dan luka, konjungtiva
anemis
e. Hidung
ep. Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada
polip, tidak ada benjolan
f. Telinga
eq. Inspeksi : telinga simetris, lubang telinga bersih
g. Bibir dan Mulut
er. Inspeksi : bentuk simetris, lidah kotor, bibir merah
kepucatan, kering dan pecah-pecah
h. Leher
es. Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada benjolan tidak
ada pembesaran tiroid
i. Dada
et. Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak
ada spider nevi
eu. Palpasi : tidak ada benjolan
j. Paru paru dan jantung
ev. Inspeksi : RR 25x / menit, pernapasan cepat dan
dangkal
ew. Palpasi : vocal fremitus normal, ictus cordis tidak
terlihat
ex. Perkusi : batas jantung atas di ICS 2 dan batas
jantung bawah di ICS 5
ey. Auskultasi : bunyi jantung lub-dub
ez.
fa.
k. Abdomen
fb. Inspeksi : bentuk datar, tidak ada benjolan dan lesi,
tidak keluar cairan dari umbilikus.
fc. Auskultasi : Bising usus 4x/menit
fd. Perkusi : bunyi timpani, hepar tidak terasa
fe. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
l. Ekstremitas
ff. Atas
fg. Inspeksi : tidak ada luka
fh. Bawah
fi. Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada varises
fj. Kekuatan otot : 5 5
fk. 5 5

fl. Pemeriksaan Penunjang

a. Lab
fm. Tanggal : 06 Maret 2017 pukul 23.58

fn. fo. fp. fq.


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
fr. ga. gj. gs.
Hemoglobin 13.60 13.2-17.3 g/dL
fs. gb. gk. gt.
Lekosit H 13.89 3.8-10.6 10^3/uL
ft. gc. gl. gu.
Hematokrit L 39.30 40-52 %
fu. gd. gm. gv.
Eosinofil Absolute L 0.00 0.045-0.44 10^3/uL
fv. ge. gn. gw.
Netrofil Absolute H 12.79 1.8-8 10^3/uL
fw. gf. go. gx.
Limfosit Absolute L 0.06 0.9-5.2 10^3/uL
fx. gg. gp. gy.
Eosinofil L 0.00 2-4 %
fy. gh. gq. gz.
Neutrofil H 92.10 50-70 %
fz. gi. gr. ha.
Limfosit L 4.80 25-40 %
hb.

hc.

b. Foto Thorax AP
hd. Klinis BRPN
he. Kesan : Kardiomegali (LV), elongasi aorta
hf. Bronkopnemonia
hg.
c. Terapi Obat

hh. hi. Nama hj. D hk. Indikasi hl. Tanggal dan Waktu
hq. 2 hr. 2 hs. 2
No Obat osis
0/03/17 1/03/17 2/03/17
ht.hu. Metilp hv. 3 hw. Termasuk hx. 0 ic. 0 ih. 0
rednisolon x 125 golongan 8.00 8.00 8.00
hy. id. ii.
mg / IV kortikosteroid
hz. 1 ie. 1 ij. 1
dengan menekan
6.00 6.00 6.00
sistem kekebalan ia. if. ik.
ib. 2 ig. 2 il. 2
tubuh untuk
4.00 4.00 4.00
mengurangi gejala
peradangan.
im. in. Raniti io. 3 ip. Pengobatan iq. 0 it. 0 iw. 0
2 din x 25 jangka pendek untuk 8.00 8.00 8.00
ir. 1 iu. 1 ix. 1
mg / IV tukak lambung.
6.00 6.00 6.00
is. 2 iv. 2 iy. 2
4.00 4.00 4.00
iz. ja. Azithr jb. 2 jd. jh. jl.
jc. Go je. 0 ji. 0 jm. 0
3 omycin x 0,5g /
lon 8.00 8.00 8.00
Drip
jf. jj. jn.
Nacl ga jg. 2 jk. 2 jo. 2
0,9% n 2.00 2.00 2.00
100 mL ant
ibi
oti
k
unt
uk
pe
ng
ob
ata
n
inf
eks
i
na
pas
sal
ura
n
ata
s
da
n
ba
wa
h.
jp. jq. Combi js. 2 ju. Pengobatan jv. 0 ka. 0 kf. 0
4 vent ,5 mL bronkhospasme yang 8.00 8.00 8.00
jr. Pulmic jt. 0 jw. kb. kg.
berhubungan dengan
jx. 1 kc. 1 kh. 1
ort ,25mg /
penyumbatan paru
6.00 6.00 6.00
Nebuliz
kronis. jy. kd. ki.
er jz. 2 ke. 2 kj. 2
4.00 4.00 4.00
kk. kl. RL km. 5 kn. Sebagai ko. kp. kq.
5 00 mL pengganti cairan
yang hilang dari
dalam tubuh.
kr.
d. Tanda-Tanda Vital
ks.kt. Jenis ku. kv. Tanggal
kz. 20/ la. 21/ lb. 22/
Pemeriksaan Waktu
03/17 03/17 03/17
lc. ld. Tek. Darah le. lf. 130 lg. 126 lh. 116
1 Pagi / 90 /85 /70
lk. ll. 121 lm. 122 ln. 107
Siang /78 /65 /60
lq. lr. 129 ls. 104 lt. 113
Malam /76 /66 /74
o o
lu. lv. Suhu lw. lx. 36 ly. 36 lz. 36,
o
2 Pagi C C 6C
o
mc. md. 36, me. 36 mf. 36,
o o
Siang 5C C 5C
o
mi. mj. 36, mk. 37 ml. 36o
Malam 4oC C C
mm. mn. Nadi mo. mp. 72 mq. 80 mr. 77
3 Pagi x/menit x/menit x/menit
mu. mv. 80 mw. 84 mx. 94
Siang x/menit x/menit x/menit
na. nb. 78 nc. 83 nd. 88
Malam x/menit x/menit x/menit
ne. nf. Pernapasan ng. nh. 25 ni. 20x nj. 20
4 Pagi x/menit / menit x/menit
nm. nn. 25 no. 22 np. 20
Siang x/menit x/menit x/menit
ns. nt. 24 nu. 24 nv. 20
Malam x/menit x/menit x/menit
nw. nx. SpO2 ny. nz. 96 oa. 98 ob. 97
5 Pagi % % %
oe. of. 98 og. 97 oh. 99
Siang % % %
ok. ol. 97 om. 98 on. 97
Malam % % %
oo.

op.

oq.

or.

os.

ot.

II. ANALISA DATA


ou. ov. Sign/Symtom ow. Problem ox. Etiologi
No
oy. oz. Ds : pg. Gangguan ph. Obstruksi
pa. Klien mengeluh sakit di
1 Menelan mekanis
daerah leher dan susah untuk
menelan karena adanya oedem di
epiglotis, klien juga mengeluh batuk
berdahak.
pb. Do :
pc. TD 130/74 mmHg
pd. HR 72 x/menit
pe. RR 25 x/menit
pf. T 36,50 C
pi. pj. Ds : qe. Ketidakseim qf. Ketidakmam
pk. Klien mengatakan jika
2 bangan nutrisi puan makan
makan klien akan batuk dan mau
kurang dari
muntah.
kebutuhan tubuh
pl. Do :
pm. Klien tampak lemas dan
pucat.
A (Antopomentri )
pn. Sebelum sakit :
po. TB : 167 cm
pp. BB : 80 cm
pq.
IMT : 28,7 kg/m2
pr. Saat sakit :
ps. TB : 167 cm
pt. BB : 65 cm
pu. IMT : 23,3 kg/m2
B (Biokimia)
pv. Hb 13.60 g/dL
pw. Ht
39.30 % (L)
px. Limfosit 4.80 % (L)
C (Clinical)
py. Rambut : berminyak, kusam
pz. Lidah : kotor, merah
qa. Membran mukosa : merah
kepucatan, kering dan pecah
pecah
qb. Kardiovaskuler : 130/74 mmHg,
HR 72 x/menit
qc. Gastrointestinal : energi
menurun, lelah / lemas, kurang
tidur
D (Diit)
qd. Klien mengatakan susah untuk
menelan, makan tidak habis 1
porsi, kadang-kadang hanya 1
sendok. Minum 1 liter dalam
sehari.
qg.
qh.
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)
1. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi mekanis ditandai
dengan DS dan DO.
2. Ketidakseimbanagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan di tandai dengan DS dan DO.
qi.
qj.
qk.
ql.
qm.
qn.
qo.
IV. RENCANA KEPERAWATAN
qp. qq. Tujuan & NOC qr. NIC qs. Ta
No nda
DP Tangan
qt. qu. Setelah dilakukan
qw. NIC 1: qy.
qx. Terapi Menelan
1 tindakan keperawatan selama
Monitor berat badan
2 X 24 jam diharapkan Monitor hidrasi tubuh (intake,
masalah gangguan menelan output, turgor kulit, membran
dapat teratasi dengan kriteria mukosa)
hasil NOC I Bantu untuk menjaga intake
qv. Status menelan yang cairan dan kalori yang adekuat
dibuktikan dengan : Konsultasikan dengan terapis
Klien dapat makan habis 1
atau dokter untuk meningkatkan
porsi konsistensi makanan pasien
Klien dapat menelan
secara bertahap
makanan dengan baik Sediakan perawatan mulut
Klien tidak mengeluh sakit sesuai kebutuhan
lagi pada tenggorokan
TD 110-120 / 70-80 mmHg
RR 16-20 x/menit
HR 60-100 x/menit
T 36,5-37,50 C
qz. ra. Setelah dilakukan rg. NIC 1 : ro.
rh. Manajemen Nutrisi
2 tindakan keperawatan selama
Monitor kecenderungan terjadinya
2 X 24 jam diharapkan nutrisi
penurunan dan kenaikan berat
dapat terpenuhi dengan kriteria
badan
hasil Tentukan status gizi pasien dan
rb. NOC I
rc. Status nutrisi yang kemampuan pasien untuk
dibuktikan dengan : memenuhi kebutuhan gizi
BB stabil Tentukan jumlah kalori dan jenis
IMT normal nutrisi yang dibutuhkan untuk
Hb 13.2-17.3 g/dL
memenuhi persyaratan gizi
Ht 40-52 %
Atur diet yang diperlukan
Klien habis makan 1 porsi
rd. ri.
re. NOC 2 rj. NIC 2 :
rf. Status nutrisi : Asupan
rk. Terapi Nutrisi
nutrisi dibuktikan dengan :
Klien tidah lemas Monitor intake makanan/cairan dan
Klien tidak pucat hitung masukan kalori perhari
sesuai kebutuhan
Monitor intruksi diet yang sesuai
untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi perhari sesuai kebutuhan
Monitor hasil laboraturium yang
sesuai
Berikan perawatan mulut sebelum
makan sesuai kebutuhan
Kaji kebutuhan nutrisi parenteral
Lengkapi pengkajian nutrisi sesuai
kebutuhan
Tentukan jumlah kalori dan tipe
nutrisi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan berkolaborasi dengan ahli
gizi.
rl.
rm. NIC 3 :
rn. Monitor Nutrisi
Monitor turgor kulit dan mobilitas
Monitor adanya mual dan muntah
Monitor diet dan asupan nutrisi
Monitor adanya (warna) pucat,
kemerahan dan jaringan
konjungtiva yang kering.
Monitor kecenderungan turun dan
naiknya berat badan
Lakukan pengukuran antropometrik
pada komposisi tubuh
Identifikasi perubahan berat badan
terakhir
Lakukan pemeriksaan lab dan
monitor hasilnya.
rp.
rq.
rr.
rs.
rt.
ru.
rv.
rw.
rx.
V. CATATAN KEPERWRATAN
ry. rz. Hari/ta sa. Implementasi sb. Respon
No nggal, waktu
Dx
sc. sd. Selasa, Memonitor berat badan td. DS :
se. 21 te. DO : BB 65 kg
1 st. tf.
Maret 2017
su. tg. DS : klien
sf. 07.00
sg. 08.30 Memonitor hidrasi tubuh mengatakan lemas
sh. th. DO : turgor kulit
si. (intake, output, turgor kulit,
tidak elastis, membran
sj. membran mukosa)
sk. mukosa tampak kering dan
sl. sv. pecah-pecah
sm. ti.
sw.
sn. 11.30 tj. DS :
so. sx. tk. DO : TD 122/65
sp.
sy. mmHg, HR 84 x/menit, RR
sq.
sr. Memonitor tanda tanda vital 22 x/menit, T 360 C
ss. 10.00 tl.
sz. tm. DS :
ta. tn. DO : klien mendapat
tb. aminofusin L-600
tc.
Mengkonsultasikan dengan
terapis atau dokter untuk
meningkatkan konsistensi
makanan pasien secara bertahap
to. tp. Selasa, Memonitor terjadinya uz. DS : -
tq. 21 va. DO : BB 65 kg
penurunan dan kenaikan berat vb.
Maret 2017
badan vc.
tr. 07.00
ul. vd. DS :
ts.
Memonitor hasil laboraturium ve. DO : GDS 117 g/dL,
tt. 13.30
tu. yang sesuai ureum 49,2 mg/dL, kreatinin
tv. um. 0.98 mg/dL, albumin 3.6
tw. un.
tx. mg/dL, Ht 38,60 % (L), Hb
ty. uo.
13.30 g/dL
tz. up. vf.
ua. 09.00
uq. vg. DS : klien masih
ub.
uc. ur. mengeluh lemas
ud. vh. DO : obat masuk
ue. Kolaborasi pemberian nutriflex
lewat infus
uf. 08.30
(14tpm) vi.
ug.
us. vj. DS : klien
uh.
ut.
ui. mengatakan badan masih
uj. uu.
terasa lemas
uk. 13.45
Memonitor turgor kulit dan vk. DO : turgor kulit
mobilitas tidak elastis
vl.
uv. vm. DS : klien
uw. mengatakan masih teras mau
ux. muntah kalau buat makan
Memonitor adanya mual dan vn. DO : klien tampak
muntah pucat
uy.
vo. vp. vq. vr.
2
vs.
VI. CATATAN PERKEMBANGAN
vw.T
a
n
vu. Har d
vt.
i& a
Tan vv. Respon
ggal Perkembangan T
Puk a
ul n
g
a
n
vx. vz. Sela wb. wc.
sa,
vy.
wa.

wd. wf. wg. wh.

we.

wi.

wk.
wj.
Hari & wm.
Tan wl. Respon Tanda
ggal Perkembangan Tang
Puk an
ul
wn. wp.Rab ws. S: ww.
u Pasien mengatakan sesak nafas
wq.22/0 berkurang,
wo.
3/20 wt. O:
17 SpO2 pasien 98 %,
wr. 14.0 pasien tampak sudah tidak
0
lemas
TTV : TD : 130/70, S : 37oC, N
: 80 x/menit, RR : 20 x/menit
wu.A : Masalah belum
teratasi
wv. P : Intervensi dilanjutkan
wx. wy.Rab xb. S : xf.
u Pasien mengatakan masih
wz.22/0 sedikit sesak nafas dan kakinya
3/20 sudah tidak kesemutan.
17 xc. O :
xa. 14.0 GDS 146 mg/dl
0 TTV : TD : 130/70 mmHg, S :
37oC, N : 80 x/menit, RR : 20
x/menit, SpO2 98%.
xd. A : Masalah belum
teratasi
xe. P : Intervensi dilanjutkan
xg.
xh.
xi.
xj.
xk.
xl.
xm.
xn.
xo.
xp.
xq.
xr.
xs.
VII. CATATAN KEPERAWATAN
xt. xu. Hari/t xv. Implementasi xw. Respon pasien
No.D gl, waktu
x
xx. yc. Selas Memonitor keadaan yg. DS:
I, a, 21/3/2017 pasien mengatakan
umum pasien
xy. yd. 08.30 Pantau adanya pucat masih sesak nafas,
xz. ye. yh. DO:
ya. yf. dan sianosis pasien tampak lemas
yb. Melakukan
TTV : TD : 130/90
pemeriksaan tanda-
mmHg, S : 38oC, N :
tanda vital
98 x/menit, RR : 30
Memposisikan
x/menit, SpO2 96%.
untuk meringankan
jalan nafas.

yi. yj. Selas Mengidentifikasi yl. DS :


2 a, 21/03/ Pasien mengatakan
kemungkinan
2017 kakinya masih terasa
penyebab
yk. 12.00 kesemutan dan tidak
hiperglikemi
berani banyak
Memonitor kadar
bergerak
gula dalam darah
Memonitor nadi dan ym. DO :
tekanan darah
GDS 134 mg/dl
Memberikan terapi TTV : TD : 136/94
insulin Novorapid mmHg, S : 37oC, N :
Menginspeksi 96 x/menit, RR : 30
adanya edema pada
ekstremitas bawah x/menit, SpO2 94%.
Mengkaji apakah
ada parastesias
(kesemutan)
yn. yo. Rabu Mengauskultasi yq. Ds:
1 , 22/3/2017 suara nafas Pasien mengatakan
yp. 08.30
Memonitor status bersedia diajarkan
pernafasan dan teknik tersebut.
oksigenasi. yr. Do :
Berkolaborasi dalam Pasien bersedia diberi
pemberian nebulizer terapi nebulizer
Mengajarkan teknik Pasien tampak tenang
nafas dalam pada
pasien
ys. yt. Rabu, Memonitor kadar yv. Ds :
2 22/3/2017 gula dalam darah Pasien mengatakan
yu. 09.00
Memonitor nadi dan kakinya sudah tidak
tekanan darah kesemutan
Memberikan terapi yw.Do:

insulin Novorapid GDS 142 mg/dl

Mengkaji apakah TTV : TD : 135/86


ada parastesias mmHg, S : 36,5oC,
(kesemutan) N : 97 x/menit, RR :
25 x/menit, SpO2
98%.
yx. zc. Rabu, Memonitor keadaan zq. DS:
I, 22/3/2017 pasien mengatakan
umum pasien
yy. zd. 14.30 Melakukan sesak nafas
yz.
za. pemeriksaan TTV berkurang,
zb. ze. zr. DO:
zf. SpO2 pasien 98 %,
zg. pasien masih tampak
zh. batuk
zi. pasien tampak sudah
zj.
zk. tidak lemas
zl. TTV : TD : 130/70,
zm. S : 37oC, N : 80
zn.
zo. x/menit, RR : 20
x/menit
zp.
zs. zt. Rabu Memonitor kadar zv. Ds :
2 22/03/2017 gula dalam darah Pasien mengatakan
zu. 15.00
Memonitor nadi dan kakinya sudah tidak
tekanan darah kesemutan
Memberikan terapi zw. Do:

insulin Novorapid GDS 146 mg/dl

Mengkaji apakah TTV : TD : 130/70


ada parastesias mmHg, S : 37oC, N :
(kesemutan) 80 x/menit, RR : 20
x/menit, SpO2 98%.
zx.
zy.
zz.
aaa.
aab.
aac.
aad.
aae.
aaf.
aag.
aah.
aai. BAB IV
aaj. PEMBAHASAN
aak.
1.1 PEMBAHASAN
aal. Oksigen (O2) merupakan suatu komponen gas dan unsur
vital yang dibutuhkan dalam proses metabolisme dan memegang
peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Sedangkan, oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen
(O) sebagai kebutuhan dasar manusia yang di gunakan demi
kelangsungan metabolisme sel tubuh untuk mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ atau sel.
aam. Pada kasus yang terjadi pada Ny.A yang mana mengalami
gangguan oksigenasi didapatkan hasil:
aan. Evaluasi pada hari Selasa, 21 Maret 2017 pukul 14.00
aao. Pasien mengatakan, kakinya masih terasa kesemutan dan tidak
berani banyak bergerak, pasien tampak lemas, pernapasan pasien cepat
dan dangkal, GDS 134 mg/dl; TD : 136/94 mmHg, S : 37oC, N : 96
x/menit, RR : 30 x/menit, SpO2 94%. Berdasarkan hasil evaluasi pada
hari tersebut, maka terapi oksigenasi serta obat tetap dilanjutkan.
aap. Dilanjutkan evaluasi pada hari Rabu, 22 Maret 2017 pukul
14.00 didapatkan hasil: Pasien mengatakan sesak nafas berkurang,
pasien tampak sudah tidak lemas dengan SpO2 pasien 98 %, TD :
130/70, S : 37oC, N : 80 x/menit, RR : 20 x/menit. Berdasarkan hasil
evaluasi yang sudah dilakukan oleh kelompok, maka gangguan
oksigenasi yang dialami oleh Ny.A dapat dikatakan telah berkurang.
aaq.
aar.
aas.
aat.
aau.
aav.
aaw. BAB 5
aax. KESIMPULAN DAN SARAN
aay.
5.1 Kesimpulan
aaz. Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologi yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelnagsungan metabolisme
sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel. Sehingga pemberian oksigen yang tepat dan benar sesuai
dengan indikasi dapat mencegah terjadinya hipoksia yang dapat berakibat
pada kematian sel dan jaringan.
aba.
5.2 Saran
abb. Menganjurkan bagi penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat
bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal dirumah.
Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan
penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik
diberikan melalui infus dan perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik.
abc.
abd.
abe.
abf.
abg.
abh.
abi.
abj.
abk.
abl.
abm.
abn.
abo.
abp. DAFTAR PUSTAKA
abq.
abr.Alimul, Hidayat A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia Aplikasi
abs. Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
abt.Nanda. 2015-2017. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.
abu. Jakarta: EGC.
abv. Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Asuhan
abw. Keperaweatan.Jakarta: Salemba Medika
abx. Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika
aby. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai