Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Ramadhania

Nim : P032014401046
Kelas : 1B D3 Keperawatan
Ringkasan Keseimbangan Nutrisi

1. Sistem metabolisme tubuh yang terkait dengan reaksi anabolisme dan katabolisme tubuh
Metabolisme tubuh merupakan proses kimia yang terjadi di dalam sel tubuh untuk
mengubah makanan dan minuman yang Anda konsumsi menjadi energi. Energi
dibutuhkan oleh tubuh agar sel dan jaringan tubuh tetap sehat, tumbuh dan berkembang,
serta fungsinya berjalan dengan baik. Beberapa fungsi tubuh yang dipengaruhi oleh
proses metabolisme adalah bernapas, mencerna makanan, mengalirkan darah,
memperbaiki dan memperbarui sel, mengendalikan suhu tubuh, memicu kontraksi otot,
menghilangkan limbah melalui urine dan feses, serta menjaga fungsi otak dan saraf.
Cara Kerja Metabolisme
Metabolisme tubuh bekerja melalui dua proses, yaitu katabolisme dan anabolisme, yang
berlangsung secara bersamaan. Berikut ini adalah penjelasannya:
Katabolisme
Katabolisme adalah proses pengolahan dan pemecahan nutrisi serta pembakaran kalori
dari makanan untuk kemudian digunakan oleh tubuh sebagai energi. Melalui proses
metabolisme, kandungan protein di dalam makanan dan minuman diubah menjadi asam
amino, lemak diubah menjadi asam lemak, dan karbohidrat diubah menjadi gula
sederhana (glukosa).
Selanjutnya, tubuh akan menggunakan gula, asam amino, dan asam lemak sebagai
sumber energi saat dibutuhkan. Zat-zat tersebut diserap dari sistem pencernaan ke dalam
darah dan didistribusikan ke sel-sel tubuh. Proses metabolisme gula menjadi energi
disebut glikolisis.
Anabolisme
Anabolisme merupakan proses memperbarui dan memperbaiki sel-sel tubuh melaui
pembakaran kalori menggunakan energi yang dihasilkan tubuh melalui proses
katabolisme.
Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan atau minuman, maka tubuh
akan menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan sebagai jaringan lemak.

2. Proses Pencernaan zat gizi makro (Karbohidrat, Protein, dan Lemak)


1) Karbohidrat
Karbobidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat.
Gula dan pati memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber energi utama
untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta dan janin.
Glukosa dapat pula disimpan dalam bentuk glikogen dalam hati dan otot, atau
diubah menjadi lemak tubuh ketika energi dalam tubuh berlebih. Gula
tergolong jenis karbohidrat yang cepat dicerna dan diserap dalam aliran darah
sehingga dapat langsung digunakan tubuh sebagai energi. Pati termasuk jenis
karbohidrat yang lama dicerna dan diserap darah, karena perlu dipecah dulu
oleh enzim pencernaan menjadi gula, sebelum dapat digunakan tubuh sebagai
energi, tetapi ada beberapa jenis pati yang tahan terhadap enzim pencernaan.
Sementara serat adalah jenis karbobidrat yang tidak dapat dicerna, sebab
tidak dapat dipecah oleh enzim pencernaan, sehingga relatif utuh ketika
melewati usus besar. Serat membantu memberikan perasaan kenyang, penting
untuk mendorong buang air besar yang sehat, dan menurunkan risiko penyakit
jantung koroner. Gula dapat ditemukan secara alami pada buah, susu dan hasil
olahnya, serta dapat dijumpai dalam bentuk ditambahkan pada makanan.
Pati secara alami terdapat pada beras dan hasil olahannya (bihun, tepung
beras), jagung, gandum dan hasil olahannya (terigu, roti, mie), pasta, sagu,
umbi-umbian (ubi, singkong, kentang), sayuran, kacang kering. Sementara
serat secara alami banyak terdapat pada sereal utuh, umbi-umbian, kacang-
kacangan, sayuran, buah7 .
2) Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan
berfungsi sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain. Protein
dikenal sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan asam-asam amino
esensial untuk membangun sel-sel tubuh maupun sumber energi. Karena
menyediakan "bahan baku" untuk membangun tubuh, protein disebut zat
pembangun.Protein terbentuk dari asam-asam amino dan bila asamasam
amino tersebut tidak berada dalam keseimbangan yang tepat, kemampuan
tubuh untuk menggunakan protein akan terpengaruh. Jika asam-asam amino
yang dibutuhkan untuk sintesis protein terbatas, tubuh dapat memecah protein
tubuh untuk memperoleh asam-asam amino yang dibutuhkan. Kekurangan
protein memengaruhi seluruh organ dan terutama selama tumbuh kembang
sehingga asupan protein kualitas tinggi yang memadai untuk kesehatan.
Kualitas protein sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi asam amino
protein dan daya cerna (digestibility). Protein hewani yang diperoleh dari
telur, ikan, daging, daging unggas dan susu, pada umumnya adalah protein
berkualitas tinggi. Adapun protein nabati yang diperoleh dari biji-bijian dan
kacang-kacangan, pada umumnya merupakan protein berkualitas lebih rendah,
kecuali kedelai dan hasil olahnya (tempe, tahu). Makanan yang tinggi daya
cerna proteinnya (>95%) ialah telur, daging sapi (98%), susu sapi dan kedelai
(95%). Namun, bila kacang-kacangan dan padipadian dikonsumsi secara
kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein lebih lengkap7 .
3) Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan
trigliserida. Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram)
sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan berat badan.
Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-vitamin larut lemak
(vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak berfungsi sebagai pelezat
makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai makanan berlemak.
Tubuh manusia tidak dapat membuat asam lemak omega-6 dan omega-3
sehingga asam lemak ini adalah zat yang esensial.

3. Hubungan zat gizi makro dalam menghasilkan energi ATP


Proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk menresintesis molekul
ATP dimana prosesnya akan dapat berjalan secara aerobik maupun anearobik. Di dalam
jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan energi sebesar 31 kJ (7.3 kkal)
serta akan menghasilkan produk lain berupa ADP (adenosine diphospate) dan Pi
(inorganik fosfat). Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP
dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara
aerobik. Proses metabolisme energi secara aerobik juga dikatakan merupakan proses
yang bersih karena selain akan menghasilkan energi, proses tersebut hanya akan
menghasilkan produk samping berupa karbondioksida (CO) dan air (H O). Hal ini
berbeda dengan proses metabolisme secara anaerobik yang juga akan menghasilkan
produk samping berupa asam laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat
kontraksi otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot. Proses metabolime energi dari
glukosa darah atau juga glikogen otot akan berawal dari karbohidrat yang dikonsumsi.
Semua jenis karbohidrat yang dIkonsumsi oleh manusia baik itu jenis karbohidrat
kompleks (nasi, kentang, roti, singkong dsb) ataupun juga karbohidrat sederhana
(glukosa, sukrosa, fruktosa) akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa
yang terbentuk ini kemudian dapat tersimpan sebagai cadangan energi sebagai glikogen
di dalam hati dan otot serta dapat tersimpan di dalam aliran darah sebagai glukosa darah
atau dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Di dalam sel tubuh,
sebagai tahapan awal dari metabolisme energi secara aerobik, glukosa yang berasal dari
glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan mengalami proses glikolisis yang dapat
menghasilkan molekul ATP serta menghasilkan asam piruvat. Di dalam proses ini,
sebanyak 2 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila sumber glukosa berasal dari
glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila glukosa
berasal dari glikogen otot. Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat yang di
hasilkan ini kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondsia. Proses
perubahan dari asam piruvat menjadi Asetil-KoA ini akan berjalan dengan ketersediaan
oksigen serta akan menghasilkan produk samping berupa NADH yang juga dapat
menghasilkan 2-3 molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh,
Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam-
sitrat untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida (CO ), ATP, NADH dan FADH
melalui tahapan reaksi yang kompleks.
REFERENSI

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2191/3/BAB%20II.pdf
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JIKM/article/download/293/196/
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai