Anda di halaman 1dari 11

SLO PEMENUHAN NUTRISI

A. Fisiologi nutrisi
B. Nutrisi
1. Air
Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila terjadi
kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan
mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan,
makanan dan proses metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang
biasanya minum air sebanyak 1200 ml dan akan meningkat saat
seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih meningkat lagi bila
olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat
meningkat di atas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang
berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap perubahan
berat badan sebelum dan sesudah berolahraga merupakan petunjuk
adanya kehilangan cairan tubuh selama berolahraga. Pada keadaan-
keadaan seperti ini sangat diperlukan penggantian cairan tubuh.
Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama
berolahraga perlu memperhatikan hal berikut: 1. Pengosongan
lambung air dengan suhu dingin (5o C) akan lebih cepat meninggalkan
lambung 2. Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untuk
menghindari perasaan penuh di lambung 3. Larutan kental
pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan yang diminum
mengandung elektrolit atau glukosa.
2. Karbohidrat
Sumber energi utama pada berbagai tingkat dan jenis aktivitas fisik
berasal dari karbohidrat, lemak dan protein yang berfungsi untuk
mempertahankan aktivitas fungsional tubuh. Dikenal 2 jenis
karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks. Glukosa
adalah salah satu karbohidrat sederhana yang dapat digunakan secara
langsung sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh, namun bila
jumlahnya berlebihan maka dapat dikonversi menjadi cadangan
glikogen di hati dan di otot, dan bila masih berlebihan akan disimpan
dalam bentuk lemak di jaringan adiposa. Karbohidrat kompleks adalah
karbohidrat yang berantai panjang yang merupakan gabungan dari 3
atau lebih molekul glukosa.
Selain itu dikenal pula bentuk lain dari karbohidrat yaitu: serat
(antara lain selulose) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan.
Pada manusia yang mempunyai status gizi normal, ditemukan 375-475
g karbohidrat sebagai cadangan energi, kurang lebih 325 g di otot dan
90 100 g di hati dalam bentuk glikogen dan hanya 15-20 g beredar di
dalam darah. Setiap gram glikogen mengandung 4 kalori energi,
dengan demikian 1500 2000 kalori dikandung oleh karbohidrat
dalam tubuh, dan energi ini cukup sebagai energi untuk lari sejauh 20
mil.
Selama berolahraga, glikogen pada otot yang aktif merupakan
sumber energi, setelah melalui proses glikogenolisis. Glikogen hati
dikonversi menjadi glukosa terlebih dahulu, lalu diangkut oleh darah
ke otot yang aktif. Bila jumlah glikogen hati dan otot habis, glukosa
dibentuk melalui proses glukoneogenesis dari sumber energi lain
seperti protein. Pada proses penyediaan energi tubuh, diperlukan
hormon insulin dan glukagon sebagai pengatur keseimbangan kadar
glukosa darah. Jumlah glikogen relatif kecil untuk digunakan atlet
selama latihan berat atau pada pertandingan dalam waktu yang lama,
sehingga perlu dilakukan modifikasi melalui diet.
Pada saat puasa 24 jam atau pada diet rendah kalori, jumlah
cadangan kalori tubuh akan sangat berkurang. Salah satu cara untuk
mempertahankan kadar cadangan karbohidrat tubuh adalah dengan
mengkonsumsi diet karbohidrat tinggi selama beberapa hari
(carbohydrates loading). Beberapa fungsi karbohidrat, yaitu:
a. Sumber energi
Fungsi utama karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai
sumber energi. Energi yang diperoleh dari metabolisme
glukosa atau glikogen akan digunakan oleh otot yang aktif
selain untuk aktivitas biologik tubuh lainnya. Saat kemampuan
sel untuk menyimpan glikogen sudah maksimal, glukosa yang
berlebihan akan dikonversikan menjadi lemak dan disimpan
sebagai cadangan energi.
b. Protein sparer
Protein mempunyai peran penting yaitu mengganti sel yang
rusak dan untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu protein
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Protein digunakan
sebagai sumber energi saat tubuh kekurangan karbohidrat atau
lemak, akibat asupan karbohidrat rendah, misalnya pada diet
rendah karbohidrat atau setelah melakukan latihan endurans
berat. Asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui
proses glukoneogenesis di hati. Hal ini harus dicermati oleh
atlet yang melakukan latihan berat Konsumsi karbohidrat
rendah secara berkepanjangan akan bertolak belakang dengan
tujuan latihan itu sendiri (untuk membesarkan massa otot) dan
dapat pula menyebabkan gangguan pada proses penyediaan
energi tubuh sebab proses ini terjadi di dalam sel-sel tubuh
terutama di otot.
c. Bahan metabolisme utama
Pada metabolisme lemak diperlukan asam oksaloasetat untuk
memfasilitasi pembentukan energi dari lemak. Oleh karena itu
pada keadaan kadar glikogen tubuh rendah akibat asupan
karbohidrat yang rendah atau akibat olahraga berkepanjangan,
tubuh tidak dapat menyediakan energi dengan hanya
menggunakan lemak sebagai sumber energi.
d. Sumber energi untuk otak
Karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi bagi otak
sehingga pada keadaan kadar glukosa darah rendah
(hipoglikemia) maka akan timbul keluhan kelaparan, lemas dan
pusing.
3. Lemak
Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik yang lama
seperti pada lari jarak jauh dan maraton. Dikenal beberapa jenis lemak
yaitu: lemak sederhana misalnya trigliserida; lemak kompleks yaitu
kombinasi lemak sederhana dengan molekul lain seperti fosfor disebut
sebagai fosfolipid. HDL (high density lipoprotein) dan LDL (low
density lipiprotein) adalah jenis lemak yang berkombinasi dengan
protein yang disebut sebagai lipoprotein. Bila mengandung sedikit
lemak dan banyak protein disebut HDL dan bila mengandung banyak
lemak dan kurang protein disebut LDL jumlah dan rasio HDL dan
LDL dapat menunjukkan risiko penyakit jantung koroner seseorang.
Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL dan
mempengaruhi rasio HDL dan LDL. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh
untuk membangun membran sel, sintesis vitamin D, hormon adrenal,
estrogen dan hormon lain, serta diperlukan pula untuk pembentukan
garam empedu.
Lemak tumbuhan berkontribusi sebesar 34% pada asupan lemak
seharihari, sedangkan lemak hewan sebesar 66%. Lemak merupakan
sumber energi yang ideal untuk sel tubuh sebab setiap molekul
mengandung energi yang besar, mudah diangkut dan diubah bila
diperlukan. Satu gram lemak mengandung 9 kkal, 2 kali dari jumlah
energi yang dikandung oleh karbohidrat dan protein. Jumlah energi
yang disimpan di dalam molekul lemak pada berat badan ratarata 70
kg, adalah 94 500 kkal (10.500 g lemak tubuh x 9 kkal). Oleh karena
itu tepat bila lemak digunakan sebagai sumber energi untuk aktivitas
fisik yang lama.
Selain itu lemak dapat memproteksi organ-organ tubuh seperti
jantung, hati, limpa, ginjal dll. Lemak di bawah kulit berfungsi untuk
melindungi tubuh dari dingin berlebihan, dan lemak yang berlebihan
akan bersifat sebagai pengatur suhu tubuh, terutama pada olahraga
yang lama, ketika produksi panas tubuh meningkat hingga 20 kali di
atas suhu normal. Lemak adalah bahan makanan yang paling lama
dicerna di lambung sehingga akan memperlambat rasa lapar. Energi
dari lemak terutama berasal dari trigliserida di jaringan adiposa, dan
dihantarkan oleh sistem sirkulasi ke jaringan otot dalam bentuk asam
lemak bebas (FFA) yang akan berikatan dengan albumin darah. Dapat
pula berasal dari trigliserida yang terdapat di sel otot itu sendiri.
Selama berolahraga sedang seperti jogging dengan kecepatan 10
menit per mil, sumber energi yang berasal dari bahan karbohidrat dan
lemak seimbang. Bila olahraga berlangsung lebih lama, sekitar 1 jam
atau lebih, tubuh akan kehabisan karbohidrat, dan penggunaan lemak
akan meningkat secara bertahap. Pada olahraga maraton misalnya
lemak mengsuplai hampir 80% kebutuhan energi tubuh. Pada keadaan
ini produksi hormon insulin menurun, sedangkan glukagon meningkat
sehingga akan menurunkan metabolisme glukosa dan meningkatkan
pemecahan lemak
4. Protein
Struktur kimia protein kurang lebih sama dengan karbohidrat dan
lemak, mengandung karbon, oksigen dan hidrogen. Namun protein
juga mengandung zat lain yaitu nitrogen, sulfur, fosfor dan besi.
Molekul dasar dari protein adalah asam amino, dan asam amino dapat
bergabung satu dengan yang lain melalui ikatan peptida. Gabungan 2
asam amino disebut sebagai dipeptida dan bila tiga disebut sebagai
tripeptida. Tubuh manusia memerlukan 20 jenis asam amino yang
berbeda, ada 9 asam amino yang tidak dapat disintesis dalam jumlah
yang cukup oleh tubuh, disebut sebagai asam amino esensial, dan
terdapat 12 yang dapat dibuat oleh tubuh disebut asam amino non
esensial. Protein dapat dioksidasi untuk selanjutnya digunakan sebagai
sumber energi.
Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis komponen
seluler dalam pembentukan jaringan baru. Protein yang dikandung
oleh sel tidak selalu tetap jumlahnya. Jumlah protein pada otot skelet
adalah 65% dari jumlah protein tubuh dan jumlah ini dapat meningkat
banyak dengan latihan beban (resistance training). Selain diperlukan
untuk membesarkan otot, 5 protein diperlukan pula untuk pengaturan
keseimbangan asam basa tubuh. Fungsi bufer ini penting selama atlet
melakukan olahraga berat, yaitu saat tubuh atlet menghasilkan produk
metabolisme asam dalam jumlah besar.
Protein yang ada di dalam darah seperti globulin dan albumin akan
mempertahankan tekanan osmotik dalam sirkulasi darah. Hal ini akan
mempertahankan cairan darah atau serum agar tetap berada di dalam
pembuluh darah, tidak keluar ke jaringan sekitarnya oleh tekanan
darah arteri yang tinggi. Namun konsumsi protein dalam jumlah besar
tidak berarti akan langsung membesarkan otot, bahkan hal ini
berbahaya sebab kelebihan nutrien ini akan diubah menjadi lemak
tubuh. Bila kelebihan berlangsung lama akan menyebabkan gangguan
pada fungsi ginjal dan hati. Banyak atlet angkat besi dan atlet power
lainnya mengkonsumsi cairan, larutan, pil atau bubuk protein sebagai
suplemen. Namun dari beberapa penelitian tidak ditemukan manfaat
asupan protein yang berlebihan melebihi Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang sudah ditetapkan, bahkan dapat menyebabkan timbulnya
berbagai keluhan seperti diare dan kehilangan kalsium berlebihan.
AKG protein bagi atlet telah ditetapkan oleh para ahli lebih tinggi dari
orang sedentari, dan dianggap cukup aman untuk menyediakan energi
bagi atlet selama berolahraga dan untuk resintesis protein setelah
berolahraga.
Pada saat tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, akan
ditemukan ekskresi nitrogen yang meningkat bersama keringat, dan
keadaan ini ditemukan bila seseorang berolahraga hingga tingkat saat
cadangan glikogen habis. Disini jelas pentingnya peran karbohidrat
sebelum protein digunakan sebagai sumber energi (protein sparer). Hal
ini merupakan faktor penting untuk diperhatikan pada atlet yang
melakukan olahraga endurans lama dan atau pada atlet yang sering
melakukan latihan berat saat jumlah cadangan glikogen sangat
berkurang. Atlet yang melakukan latihan lama dan berat akan
menggunakan protein sebagai sumber energi dan berarti akan menekan
sintesis protein.
Oleh karena itu atlet yang melakukan latihan beban untuk
membesarkan otot akan menghindari latihan endurans yang lama.
Tidak semua protein dalam tubuh tersedia sebagai sumber energi,
namun protein otot sangat mudah dikonversi pada saat dibutuhkan,
khususnya pada olahraga lama. Asam amino di otot akan diubah
menjadi alanin kemudian diangkut dari otot yang aktif ke hati untuk
dideaminasi. Energi yang berasal dari siklus alanin-glukosa akan
mensuplai 10 15% energi total yang diperlukan selama
olahraga/latihan atau 60% berasal dari glukosa hati.
5. Vitamin dan mineral
Hingga saat ini disadari peran penting sejumlah kecil vitamin dan
mineral bagi efektivitas metabolisme penyediaan energi tubuh.
Sebenarnya bila konsumsi makanan cukup dan bervariasi (sesuai
dengan yang dianjurkan), tambahan vitamin dan mineral tidak
diperlukan. Bagaimana dengan atlet? Terdapat kecenderungan para
atlet akan merasa sehat dan mantap bila mengkonsumsi berbagai
macam vitamin, mineral atau suplemen lainnya. Namun asupan
vitamin dan mineral berlebihan dapat menyebabkan berbagai
gangguan seperti vitamin larut dalam lemak yang berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum
fungsi vitamin ini adalah sebagai regulator pada proses metabolisme
pembentukan energi, pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik
lainnya. Vitamin larut dalam air berperan sebagai bagian koenzim pada
reaksi pembentukan energi yang terjadi di dalam sel. Pada
kenyataannya vitamin dapat digunakan berulang pada reaksi
metabolisme energi, sehingga bagi mereka yang aktif atau atlet tidak
diperlukan vitamin lebih banyak dari pada mereka yang kurang aktif,
selama asupan makanannya seimbang.
Sebanyak kurang lebih 4% massa tubuh terdiri dari mineral, yang
terdapat di dalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk
lebih kompleks dapat ditemukan di berbagai jaringan seperti
kalsiumfosfat di dalam tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di
dalam cairan intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit (<100mg sehari) disebut sebagai
mikro mineral (minor) dan mineral utama (major). Mineral turut
menjadi bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses
metabolisme pembentukan energi.
Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh: 1. Merupakan
bagian dari struktur tulang dan gigi 2. Berperan secara fungsional
untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraksi otot, konduksi
saraf dan keseimbangan asam basa tubuh. 3. Berperan sebagai
regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari enzim dan
hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.
6. Kalsium
Mineral ini dibutuhkan untuk kontraksi otot, transmisi impuls,
mengaktifkan enzim, pembekuan darah dan pergerakan cairan
melewati membran plasma. Lebih dari 99% kalsium tubuh total
terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium darah rendah akibat
asupan kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama
bila keadaan demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari
10 km dan maraton sering mengalami osteoporosis akibat latihan berat
yang berkepanjangan, terutama bila asupan makanan tidak seimbang
yang dapat menyebabkan persentase lemak tubuh menjadi sangat
rendah dan stres berat akibat latihan akan menghambat produksi
estrogen. . Untuk masyarakat umum, terutama pada lansia, olahraga
dengan intensitas sedang akan merupakan pemicu untuk
mempertahankan dan meningkatkan massa tulang.
7. Natrium, Kalium dan Klor
Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat
gizi dan produk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel.
Natrium dan klor merupakan mineral utama di dalam plasma darah
sedangkan kalium adalah mineral utama di dalam sel. 7 Fungsi lainnya
adalah memantapkan pergerakan listrik melewati membran sel.
Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukan
antara lain untuk transmisi impuls saraf dan sebagai pemicu kontraksi
otot.
c. Promosi nutrisi yang tepat
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi
1. Usia
Anak-anak BMR lebih kecil dari dewasa. Lansia laju pertumbuhan
menurun sehingga kebutuhan nutrisi berkurang. Padausia 0-10 tahun
kebutuhan metabolisme tubuh biasa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relative konstan.
2. Gayahidup
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, di
beberapa daerah terhadap larangan makan pisang dan pepaya bagi para
gadis remaja. Padahal makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap
dapat menyebabkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
3. Etnik, budaya dan praktik kegamaan
Etnis sering kali menentukan pilihan makanan. Makanan
tradisional (mis, nasi untuk Asia, pasta untuk Italia, kari untuk India) telah
dimakan dalam waktu lama setelah budaya lain ditinggalkan. Perawat
tidak boleh menggunakan pendekatan makanan baik, makanan buruk,
tetapi harus menyadari bahwa variasi asupan dapat diterima dalam ruang
lingkup yang berbeda, satu-satunya panduan yang dapat diterima secara
universal yaitu:
1. Makan beragam jenis makanan untuk melengkapi kecukupan zat
gizi.
2. Makan secara moderat untuk mempertahankan berat tubuh yang
tepat.
Praktik keagamaan juga mempengaruhi diet. Beberapa orang
Katolik Roma menghindari daging pada hari-hari tertentu dan
beberapa kepercayaan Protestan melarang daging, teh, kopi, atau
alcohol. Yahudi orthodox dan Islam melarang babi. Yahudi
orthodox mematuhi budaya kosher, memakan makanan tertentu
hanya jika diinspeksi oleh rabbi dan dipersiapkan sesuai dengan
hukum makanan. Perawat harus peka terhadap praktik diet
keagamaan seperti itu.
4. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal ini dapat disebabkan oleh
kekurangan informasi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan
kebutuhan gizi.
5. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada remaja karena asupan
gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
6. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status
gizi. Penyediaan makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit,
sehingga perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan
kata lain, orang yang status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
penyediaan makanan bergizi, sebaliknya orang dengan status ekonomi
cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.
7. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg
BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kg BB/jam.
8. Tinggi dan beratbadan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran
panas, sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga semakin besar.
9. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurag
nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
10. Faktor psikologis serperti stress dan ketegangaan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan
persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan
mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan).
e. pengkajian

Anda mungkin juga menyukai