Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Gizi Atlet berbagai Cabang Olahraga”

Di susun oleh:

1. Melati Kurniati Sari


2. Muhammad Khadafi Mulfa

Dosen Pengampuh :

Dr.Hartati, M.Kes.
Silvi Ariyanti, M.Pd.
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan
ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting untuk mewujudkannya adalah
melalui gizi seimbang yaitu energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus seimbang
atau sama dengan energi yang masuk dari makanan.
Makanan untuk seorang atlet harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat
gizi penghasil energi yang jumlahnya tertentu. Selain itu makanan juga harus mampu
mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktifitas
olahraga.
Pengtaturan makanan terhadap seorang atlet harus individual. Pemberianmakanan
harus memperhatikan jenis kelamin atlet! umur! berat badan! serta
jenisolahraga. Selain itu pemberian makanan juga harus memperhatikan periodisasi
latihan, masa kompetisi, dan masa pemulihan.
 
Gerak yang terjadi pada olahraga karena adanya kontraksi otot.otot dapat
berkontraksi karena adanya pembebasan energi berupa ATP yang tersedia di dalam
sel otot.ATP dalam sel jumlahnya terbatas dan dapat dipakai sebagai sumber energi
hanya dalam waktu 1 sampai 2 detik. Kontraksi otot akan tetap berlangsung apabila
ATP yang telah berkurang dibentuk kembali. Pembentukan kembali ATP dapat
berasal dari kreatin fosfat, glukosa, glikogen, dan asam lemak.nutrisi yang tepat
merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding.
Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologi tubuh,untuk penyediaan
energi tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya
pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan, baik setelah latihan
maupun setelah bertanding. Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau
mengganti sel tubuh yang rusak.banyak pelatih atau atlet yang menganggap bahwa
asupan nutrisi pada atlet sama saja dengan yang bukan atlet. Kenyataannya tidak
demikian,asupan nutrisi pada atlet disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang
dominasi energi yang akan digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses
penyediaan energi.dalam hal ini termasuk pula tentang pemberian suplemen dan
usaha khusus berupa modifikasi yang dilakukan terhadap asupan nutrisi pada waktu
tertentu, dalam upaya meningkatkan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1.Mengetahui kebutuhan energi yang diperlukan oleh atlet 2.


Mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dan perhitungan energi pada olahraga.
3.Mengetahui manfaat pisang sebagai pangan fungsional terhadap atlet

1.3 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:

1 Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan energi yang diperlukan oleh let


2 Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dan perhitungan
energi pada olahraga terhadap atlet
3. Mahasiswa dapat Mengetahui manfaat pisang sebagai pangan fungsional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makrunutrien
2.1.1 Karbohidrat

Sumber energi utama pada berbagai tingkat dan jenis aktivitas fisik berasal dari
karbohidrat lemak dan protein yang berfungsi untuk mempertahankan aktivitas
fungsional tubuh. Dikenal 2 jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan
kompleks. Glukosi adalah salah satu karbohidrat sederhana yang dapat digunakan
secara langsung sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh, namun bila jumlahnya
berlebihan maka dapat dikonversi menjadi cadangan glikogen di hati dan di otot, dan
bila masih berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa.
Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang berantai panjang yang merupakan
gabungan dari 3 atau lebil molekul glukosa. Selain itu dikenal pula bentuk lain dari
karbohidrat yaitu: serat (antara lain selulose) yang tidak dapat dicema oleh enzim
pencemaan Selama berolahraga, glikogen pada otot yang aktif merupakan sumber
energi, setelah melalui proses glikogenolisis. Glikogen hati dikonversi menjadi
glukosa terlebih dahulu, lalu diangkut oleh darah ke otot yang aktif. Bila jumlah
glikogen hati dan otot habis, glukosa dibentuk melalui proses glukoneogenesis dari
sumber energi lain seperti protein. Pada prosespenyediaan energi tubuh, diperlukan
hormon insulin dan glukagon sebagai pengatur keseimbangan kadar glukosa darah.
Jumlah glikogen relatif kecil untuk digunakan atlet selama latihan berat atau pudia
pertandingan dalam waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan modifikasi melalui
diet Dikenal beberapa fungsi karbohidrat, yaitu:

1. Sumber energi

Funga utama karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi. Energi yang
diperoleh dafi metabolisme glukosa atau glikogem akan digunakan oleh otot yang
aktif selain untuk aktivitas biologik tubuh lainnya. Saat kemampuan sel untuk
menyimpan glikogen sudah maksimal. glukosa yang berlebihan akan
dikonversikanmenjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan energi.

2. Protein sparer

Protein mempunyai peran penting yaitu mengganti sel yang rusak dan untuk
pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu protein dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi. Protein digunakan sebagai sumber energi saat tubuh kekurangan karbohidrat
atau lemak, akibat asupan karbohidrat rendah, misalnya pada diet rendah
karbohidrat atau setelah melakukan latihan endurans beral Asam amino dapat
diubuh menjadiglukosa melalui proses glukoneogenesis di hati. Hal ini harus
dicermati oleh atlet yang melakukan latihan berat Konsumsi karbohidrat rendah
secara berkepanjanganakan bertolak belakang dengan tujuan latihan itu sendiri
(untuk membesarkan massa otot) dan dapat pula menyebabkan gangguan pada
proses penyediaan energi tubuh sebab proses ini terjadi di dalam sel-sel tubuh
terutama di otot.

3. Bahan metabolisme utama

Pada metabolisme lemak diperlukan asam oksalcasetat untuk memfasilitasi


pembentukan energi dari lemak. Oleh karena itu pada keadaan kadar glikogen tubuh
rendah akibat asupan karbohidrat yang rendah atau akibat olahraga
berkepanjangan, tubuh tidak dapat menyediakan energi dengan hanya
menggunakan lemak sebagai sumber
energi.
4. Sumber energi untuk otak

Karbohidrat sanga penting sebagai sumber energi bagi otak sehingga pada keadaan
kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia) maka akan timbul keluhan kelaparan,
lemas dan pusing. Keadaan ini akam

menyebabkan gangguan pada kinerja atau penampilan atlet. Mengingat fungsi


karbohidrat sangat penting, asupan mutrisi pada atlet perlu diawasi dengan baik,
dan ini sangat berkaitan dengan jenis olahraga, intensitas. durasi, tingkat kualitas
fisik, status nutrisi atlet, usia atau alanya gangguan atau penyakit yang diderita atlet.
Di negara maju kebutuhan karbohidrat bagi orang aktif atau atlet yang melakukan
latihan berat, adalah 60% dari kebutuhan kalon schan (400-600 g) yang diberikan
dalam bentuk karbohidrat kompleks.

2.1.2 Lemak

Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik yang lama seperti pada lari
jarakjauh dan maraton. Dikenal beberapa jenis lemak yaitu: lemak sederhana
misalnya trigliserida; lemak kompleks yaitu kombinasi lemak sederhana dengan
molekul lain seperti fosfor disebut sebagai fosfolipid. HDL (high density lipoprotein)
dan LDL (lowdensity lipiprotein) adalah jenis lemak yang berkombinasi dengan
protein yang disebut sebagai lipoprotein. Bila mengandung sedikit lemak dan banyak
protein disebut HDL dan bila mengandung banyak lemak dan kurang protein disebut
LDL. jumlah dan rasio HDL dan LDL dapat menunjukkan risiko penyakit jantung
koroner seseorang. Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL
dan mempengaruhi rasio HDL dan LDL.

Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun membran sel, sintesis vitamin
D, hormon adrenal, estrogen dan hormon lain, serta diperlukan pula untuk
pembentukan garam empedu. Lemak tumbuhan berkontribusi sebesar 34% pada
asupan lemak sehari-hari, sedangkan lemak hewan sebesar 66%. Lemak merupakan
sumber energi yang ideal untuk sel tubuh sebub setiap molekul mengandung energi
yang besar, mudah diangkut dan diubah bila diperlukan. Satu gram lemak
mengandung 9 kkal, 2 kali dari jumlah energi yang dikandung oleh karbohidrat dan
protein. Jumlah energi yang disimpan di dalam molekul lemak pada berat badan
rata-rata 70 kg, adalah 94 500 kkal (10.500 g lemak tubuh x 9 kkal). Oleh karena itu
tepat bila lemak digunakan sebagai sumber energi untuk aktivitas fisik yang lama.
Selain itu lemak dapat memproteksi organ-organ tubuh seperti jantung. hati,limpa,
ginjal dll. Lemak di bawah kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari dingin
berlebihan, dan lemak yang berlebihun akun bersifat sebagai pengatur suhu tubuh,
terutama pada olahraga yang lama, ketika produksi panas tubuh meningkat hingga
20 kali di atas suhu normal.
Lemuk adalah bahan makanan yang paling lama dicema di lambung sehingga akan
memperlambat rasa lapar. Energi dari lemak terutama berasal dari trigliserida di
jaringan adiposa, dan dihantarkan oleh sistem sirkulasi ke jaringan otot dalam
bentuk asam lemak bebus (FFA) yang akan berikatan dengan albumin darah. Dapat
pula berasal dari trigliserida yang terdapat di sel otot itu sendiri. Selama berolahraga
sedang seperti jogging dengan kecepatan 10 menit per mil sumber energi yang
berasal dari bahankarbohidrat dan lemak seimbang. Bila olahraga berlangsung lebih
lama, sekitar 1 jamatau lebih, tubuh akan kehabisan karbohidrat, dan penggunaan
lemak akan meningkat secara bertahap. Pada olahraga maraton misalnya lemak
mengsuplai hampir 80% kebutuhan energi tubuh. Pada keadaan ini produksi hormon
insulin menurun, sedangkan glukagon meningkat sehingga akan menurunkan
metabolisme glukosa dan meningkatkan pemecahan lemak.

2.1.3 Protein

Struktur kimia protein kurang lebih sama dengan karbohidrat dan lemak,
mengandung karbon, oksigen dan hidrogen. Namun protein juga mengandung zat
lain yaitu nitrogen, sulfur, fosfor dan besi. Molekul dasar dari protein adalah asam
amino, dan asam amino dapat bergabung satu dengan yang lain melalui ikatan
peptida. Gabungan 2 asam amino disebut sebagai dipeptida dan bila tiga disebut
sebagai tripeptida. Tubuh manusia memerlukan 20 jenis asam amino yang berbeda,
ada 9 asam amino yang tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh tubuh,
disebut sebagai asam amino esensial, dan terdapat 12 yang dapat dibuat oleh tubuh
disebut asam amino non esensial. Protein dapat dioksidasi untuk selanjutnya
digunakan sebagai sumber energi. Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis
komponen seluler dalam pembentukan jaringan baru. Protein yang dikandung oleh
sel tidak selalu tetap jumlahnya. Jumlah protein paduotot skelet udalah 65% dari
jumlah protein tubuh dan jumlah ini dapat meningkat banyak dengan latihan beban
(resistance training)

Selain diperlukan untuk membesarkan otot,protein diperlukan pula untuk


pengaturan keseimbangan asam hasa tubuh. Fungsi bufer ini penting selama atlet
melakukan olahraga berat, yaitu saat tubuh atlet menghasilkan produk metabolisme
asam dalam jumlah besar. Protein yang ada di dalam darah seperti globulin dan
albumin akan mempertahankan tekanan osmotik dalam sirkulasi darah. Halini akan
mempertahankan cairan darah atau serum agar tetap berada di dalam pembuluh
darah, tidak keluar ke jaringan sekitarnya oleh tekanan darah arteri yang tinggi
Namun komsumsi protein dalam jumlah besar tidak berarti akan langsung
membesarkan otot, bahkan hal ini berbahaya sebab kelebihan nutrien ini akan
diubah menjadi lemak tubuh. Bila kelebihan berlangsung lama akan menyebabkan
gangguan pada fungsi ginjal dan hati. Banyak atlet angkat besi dan atlet power
lainnya mengkonsumsi cairan, larutan, pil atau bubuk protein sebagai suplemen
Namun dari beberapa penelitian tidak ditemukan manfaat asupan protein yang
berlebihan melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang sudah ditetapkan, bahkan
dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan seperti diare dan kehilangan
kalsium berlebihan, AKG protein bagi atlet telah ditetapkan oleh para ahli lebih tinggi
dari orang sedentari, dan dianggap cukup aman untuk menyediakan energi bagi atlet
selama berolahraga dan untuk resintesis protein setelah berolahraga. Pada saat
tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, akan ditemukan ekskresi
nitrogen yang meningkat bersama keringat, dan keadaan ini ditemukan bila
seseorang berolahraga hingga tingkat saat cadangan glikogen habis.

2.2 Mikronutrien

Hingga saat ini disadari peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bugi
efektivitas metabollisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makan
cukup dan bervariasi (sesuai dengan yang dianjurkan, tambahan vitamin dan mineral
tidak diperlukan. Bagaimana dengan atlet? Terdapat kecenderungan para atlet akan
memasa velut dan mantap bila mengkonsumi berbagai macam vitamin, mineral atau
suplemen lainnya. Namun apan vitaminan mineral berlebihan dapat menyebabkan
berbagai gangguan seperti vitamin last dalam lemak yang berlebilun dapat
menyebubican gangguan pali pembentukan tulang. Secara umum fungsi vitamin ini
adalah sebagai regulate pada proses metabolisme pembentukan energi, pada
sintesis jaringan dan aktivitas Ilogik lainnya. Vitamin larut dalam air berperan sebagai
hugian koemam pada reaksi pembentukan energi yang terjadi di dalam sel.Pada
kenyataannya vitamin dapat digunakan berulang pada reaksi metabolisme energi,
sehingga bagi mereka yang aktif atau atlet tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari
pada mereka yang kurang aktif, selama asupan makanannya seimbang. Sebanyak
kurang lebih 4% massa tubuh terdiri dari mineral, yang terdapat di dalam enzim,
hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk lebih kompleks dapat ditemukan di
berbagai juringan seperti kalsiumfosfat di dalam tulang atau dalam bentuk kalsium
bebas di dalam cairan intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit (<100mg>minor) dan mineral utama (major).

2.2.1 Kalsium

Mineral ini dibutuhkan untuk kontraksi olol, transmisi impuls mengaktifkan enzim,
pembekuan darah dan pergerakan cairan melewati membran plastu. Lebih dari 99%
kalsium tubuh total terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium darah rendah akibat
asupan kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama bila keadaan
demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari 10 km dan maraton sering
mengalami osteoporosis akibat latihan berat yang berkepanjangan, terutama bila
asupan makanan tidak seimbang yang dapat menyebabkan persentase lemak tubuh
menjadi sangat rendah dan stres berat akibat latihan akan menghambat produksi
estrogen. Untuk masyarakat umum, terutama pada lansia, olahraga dengan
intensitas sedang akan merupakan pemicu untuk mempertahankan dan
meningkatkan massa tulang.

2.2.2 Natrium, Kalium dan Klor


Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat gizi dan produk sisa
metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel. Natrium dan klor

merupakan mineral utama di dalam plasma darah sedangkan kalium adalah mineral
utama di dalam sel Fungsi lainnya adalah memantapkan pergerakan listrik melewati
membran sel. Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukan
antara lain untuk transmisi impuls saraf dan sebagai pemicu kontraksi otot.

2.2.3 Besi

Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengkonsumsi besi dalum asupan
makanannya akan mengalami kekurangan hemoglobin dan hal ini dapat
menimbulkan keluhan kurang nafsu makan, kemampuan fisik menurun bahkan
untuk latihan ringan lama sekalipun. Bila hal ini terjadi, pemberian suplemen dapat
mengatasi berbagai keluhan tersebut. Kekurangan besi dan feritin sering ditemukan
pada atlet wanita. Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila mengkonsumsinya bersama
dengan daging atau makanan yang kaya vitamin C. Namun perlu diwaspadai,
kelebihan besi akan memberi dampak yang negatif. Kekurangan besi pada atlet
dapat disebabkan oleh ekspansi volumeplusma yang besar akibat latihan berat,
kehilangan melalui keringat dan destruksi sel darah merah pada olahraga berat.

2.2.4 Air

Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila terjadi kekurangan
cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan mengganggu
penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan dun proses
metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang biasanya minum air sebanyak 1200 ml
dan akan meningkat saat seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih
meningkat lagi bila olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat
meningkat di atas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berolahraga
dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap perubahan berat badan sebelum dan
sesudah berolahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh
selamuberolahraga. Pada keadaan-keadaan seperti ini sangat diperlukanpenggantian
cairan tubuh. Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama
berolahraga perlu memperhatikan hal berikut:

Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (SoC) akan lebih cepat meninggalkan
lambung

Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untukmenghindari perasaan penuh di


lambung

Larutan kental pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan yang diminum
mengandung elektrolit atau glukosa.

2.3 Radikal bebas dan antioksidan


Minimal terdapat 2 hal yang menyebabkan radikal bebas dapat diproduksi oleh
tubuh pada saat berolahraga, yaitu:

a) Sebagai akibat kebocoran elektron dalam mitokondria dan

b) Selama terjadinya iskemia akibat olahraga berat. Kerusakan akibat radikal bebas
terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk
dengan antioksidan yang ada. Radikal bebas dapat merusak setiap komponen sel
terutama membran bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat tergantung
pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan berat pada orang yang
tidak terlatih akan memproduksiradikal bebas lebih banyak, dan lebih sering
ditemukan di otot dari pada di dalam darah.

2.4 Aktivitas Atlet

2.4.1 Latihan (Training)

Kebutuhan nutrisi atlet perlu diperhatikan mengingat kebutuhan energi tubuhnya


lebih tinggi dibandingkan non atlet. Kebutuhan nutrisi yang memadai dibutuhkan
tidak hanya pada saat bertanding tetapi juga pada waktu latihan. Tidak ada yang
khusus dalam asupan makanan atau diet saat latihan namun ada beberapa hal yang
perlu diawasi, yaitu: Makanan sebaiknya bervariasi, jumlah lemak dan karbohidrat
dalam makanan disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Selain itu perlu diperhatikan
asupan serat yang membantu kelancaran sistem pencernaan dan minum air yang
cukup agar tidak timbulkeluhan yang tidak diinginkan terutama bila latihan

di lingkungan panas. Untuk mengetahui ketepatan jumlah asupan makanan


sebaiknya dilakukan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran
persentase lemak tubuh atlet securu berkala.

2.4.2 Bertanding (kompetisi) Setiap atlet biasanya mempersiapkan diri sebaik-


baiknya untuk menghadapi

suatu pertandingan, termasuk mempersiapkan asupan makanan yang harus


dikonsumsinya pada saat bertanding agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi
Kelelahan yang timbul saat bertanding umumnya tergantung dari jenis dan durasi
olahraga, namun faktor lingkungan perlu pula dipertimbangkan. Kelelahan pada saat
bertanding dapat disebabkan oleh diplesi cadangan karbohidrat akibat kadar glukosa
darah rendah, dehidrasi dan akibat gangguan keseimbangan nutrium darah.
Gangguan keseimbangan natrium ini ditemukan pada atlet yang berolahraga kira-
kira 6 jam atau lebih misalnya atlet triatlon dan minum air putih (bukan larutan
elektrolit) sebagai pengganti cairan yang hilang. Untuk menghindari adanya
gangguan pada kinerja atlet, sebelum pertandingan perlu dipersiapkan beberapa hal,
yaitu:
1.Pastikan cadangan glikogen tubuh penuh baik di hati muupun di otot. Keadaan ini
dapat dicapai dengan carbohydrate kading (untuk atlet jarak jauh).
2.Pada olahraga angkat besi pastikan bahwa pencapai berat badan dilakukan tanpa
melalui cara-cara yang dapat mengorbankan kinerja atlet

3.Cairan tubuh cukup

4.Hindari gangguan atau cegah timbulnya masalah pada saluran pencernaan

5.Perhatikan makanan sebelum pertandingan (pre-event meal)

6. Minum dan makan saat bertanding pada olahraga lama, namun tidak boleh
mengganggu pengosongan lumbung sebab akan menghambat pengosongan cairan
dari lambung serta dapat menyebabkan timbulnya keluhan sakit perut.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Nutrisi pada atlet atau mereka yang aktif, seyogyanya tetap mengikuti anjuran yang
baku sesuai umur, jenis kelamin, berat dan lamanya aktivitas fisik yang dilakukan.
Namun pada pemberian makanan, tetap perlu diperhatikan fungsi masing-masing
bahan makanan bagi jenis olahraga atlet, apakah jenis olahraganya endurans atau
latihan bebun dan apakah untuk aktivitas fisik yang berat atau lama dan
berkepanjangan. Pemberian suplemen tidak perlu dilakukan pada atlet yang dapat
mengkonsumsi makanan seimbang.

Pisang dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan untuk menciptakan makanan
fungsional untuk mencegah kelelahan atau digunakan untuk menggantikan doping
yang memiliki fungsi melindungi kondisi fisik dan psikologi, hal ini merupakan
temuan yang penting untuk para atlet. Penelitian oleh James et al mengenai ajakan
untuk meninggalkan doping dan berganti menggunakan makanan alami untuk
mendukung performa (kecepatan,

kekuatan, daya tahan, dan kelentukan) atlet dapat diterima oleh para atlet yang
biasa menggunakan doping berupa obat-obatan atau suplemen sebagai penambah
energi. Makanan alami seperti pisang yang dipercaya memiliki efek menyehatkan
oleh para atlet sehingga makanan tersebut dapat menggantikan fungsi doping.
DAFTAR PUSTAKA

ejoumal.undiksha.ac.id/index.php/JST/article/download/2906/2406 diakses
pada 17 Desember 2015

staff.uny.ac.id/../KEBUTUHAN DAN PENGATURAN MAK... diakses pada 17


Desember2015

staff.uny.ac.id/.../GIZI UNTUK PEMBINAAN PRESTA. diakses pada


17Desember2015

Anda mungkin juga menyukai