PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG
Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh
makhluk hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi dua macam proses yaitu
anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Proses sintesis demikian tidak
dapat berlangsung tanpa adanya masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung,
ATP merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel. Hasil proses
metabolisme berupa energi dan zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh. Metabolisme
yang terjadi dalam tubuh antara lain adalah metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk
aktiitas tubuh. Semua bahan makanan seperti : glukosa, asam amino dan asam lemak
dapat dimetabolisme menjadi sumber energi (ATP).
Ketika jumlah kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang
dibakar. Jika keadaan ini berlangsung selama bertahun-tahun maka terjadilah
penumpukan jaringan lemak yang berlebihan di dalam tubuh dan mengakibatkan
obesitas. Obesitas adalah kondisi berat badan yang melebihi dari berat badan ideal
seseorang karena adanya penumpukan zat gizi terutama lemak, karbohidrat dan protein.
Kondisi tersebut disebabkan oleh konsumsi makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan pemakaian energi.
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai trend atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup
berkecukupan. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena
memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya.
Kegemukan badan sangat rentan terhadap penyakit terutama yang paling sering
terkena penyakit dari badan yang terlalu gemuk adalah diabetes, penyakit jantung,
hipertensi, kanker dan lainnya. Mudah tidaknya badan menjadi gemuk tentunya itu
semua tergantung dari apa yang kita lakukan dan apa yang kita makan.Yang dari kita
lakukan adalah kurangnya melakukan aktifitas untuk menggerakkan seluruh badan atau
kurangnya aktifitas untuk berolah-raga.Dan kemudian untuk yang kita makan adalah
terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak berlebih. Kegemukan ini
memang menjadi masalah penting dan utama bagi tubuh kita karena efeknya akan
membuat badan atau tubuh kita menjadi lambat bergerak, kolestrol tinggi, sesak nafas,
serta membuat kita malas untuk bergerak. Penimbunan lemak dalam tubuh yang tanpa
disertai adanya pergerakan untuk mengolah lemak menjadi karbohidrat membuat tubuh
1. 3. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk pemenuhan salah satu tugas mata
kuliah biokimia juga agar mahasiswa dapat memahami mengenai proses metabolisme
makanan dan juga memahami tentang salah satu gangguan metabolisme yaitu obesitas
kaitannya dengan proses metabolisme yang terjadi pada obesitas itu sendiri serta
kebutuhan nutrisi yang seharusnya atau yang ideal.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. 1. METABOLISME MAKANAN
A. PENGERTIAN METABOLISME
Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh
makhluk hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu
anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Anabolisme adalah sintesis
makromolekul seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat dari bahanbahan yang
kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat berlangsung tanpa adanya masukan energi.
Secara langsungatau tidak langsung, ATP merupakan sumber energi bagi semua
aktifitas anabolik di dalam sel. Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar
prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa energi dan zat-zat lain
yang diperlukan oleh tubuh.
B. METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat tersusun atas untaian molekul glukosa. Karbohidrat merupakan sumber
utama energi dan panas tubuh. Karbohidrat tersusun atas untaian (polimer) molekul
glukosa. Karbohidrat merupakan sumber utama energi dan panas tubuh. Karbohidrat
sebagian besar dalam bentuk glukosa (sekitar 80%), lainnya dalam bentuk fruktosa
dan galaktosa. Fruktosa dan galaktosa setelah diserap akan segera diubah menjadi
glukosa, hanya sedikit yang tetap dalam bentuk fruktosa dan galaktosa. Glukosa
dalam darah masuk lewat vena porta hepatica kemudian masuk ke sel hati.
Selanjutnya glukosa diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh
kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa
(glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang
berperan dalam katabolisme maupun anabolisme karbohidrat. Glukagon berperan
merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Insulin berperan untuk
meningkatkan sintesis glikogen. Makanan yang banyak mengandung KH akan
merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi
mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel dengan
meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di dalam sel,
oleh insulin akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau
jaringan lain. Kadar glukosa darah disamping memacu pembebasan insulin oleh
pankreas juga mempengaruhi glukostat yang terdapat pada basal hipotalamus yang
merupakan pusat kenyang (satiety center). Pusat ini menghambat hipotalamus lateral
yang merupakan pusat makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah
rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat
tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan), pengambilan makanan,
glukosa meningkat, kembali normal.
Glikogenesis
Glukosa setelah masuk ke dalam sel akan bergabung dengan gugus posfat radikal
menjadi Glu-6-P (Posforilasi): Posforilasi glukosa tersebut bersifat reversibel. Glu-6P dapat langsung digunakan untuk sumber energi atau disimpan dalam bentuk
glikogen. Jika konsumsi karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa melimpah
sedangkan pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang, maka glukosa
akan diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Glikogenesis diregulasi oleh insulin.
Pembentukan glikogen dapat terjadi di semua sel tubuh terutama di hati dan otot (5-8
% dari seluruh sel). Selain itu, glukosa dapat dipecah menjadi asetil Ko-A kemudian
diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan di dalam hati dan jaringan adiposa
(lemak) terutama di peritoneum.
Glikolisis
Glukosa di dalam sitoplasma akan dipecah secara enzimatis berantai menjadi asam
piruvat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Proses ini disebut respirasi anaerob
(glykolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu:
1. Jalur Embden Meyerhof
2. Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan mengalami beberapa kemungkinan diubah menjadi:
1. Asam laktat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada saat
tubuh kekurangan oksigen, misalnya pada saat latihan atau bekerja terlalu keras.
Asam laktat yang dihasilkan ini dapat menurunkan pH yang akan mempengaruhi
daya hidup sel.
2. Asetaldehida kemudian menjadi alkohol. Proses ini disebut fermentasi (hanya
terjadi pada bakteri, jamur dan tumbuhan).
3. Asetil Ko-A selanjutnya siklus Krebs dan transport electron menjadi ATP.
Glikogenolisis
Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga,
bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa darah menjadi
60 mg/100ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun) akan memacu hati untuk
membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang disebut proses glikogenolysis.
Glikogenolysis dirangsang oleh hormon glukagon dan adrenalin.
Glukoneogenesis
Apabila ketersediaan glukosa tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan diubah
menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus Kreb's.
Peristiwa pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak disebut
glukoneogenesis.
Respirasi (Okisidasi) Seluler
Glukosa di dalam sel dipecah secara oksidasi dengan menggunakan molekul oksigen
menjadi karbondioksida (CO2), air (H2O), energi (ATP), dan panas. Jika kadar
oksigen tercukupi, maka asam piruvat selanjutnya akan diubah menjadi asetil
Glukosa + Posfat Glu-6-Posfat
C. METABOLISME LEMAK
Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki peranan penting dalam
proses fisiologis adalah: trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol).
Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol.
Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol dari
tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani) terutama
berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya.
Kolesterol makanan dalam wujud sebagai kolesterol ester.
Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi, kemudian
di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis (bergabung lagi)
menjadi trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi menjadi ester
kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh protein menjadi
kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron disebut apoprotein.
Selubung protein berfungsi mencegah antarmolekul lemak bersatu dan membentuk
bulatan besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah. Kilomikron keluar dari sel
mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari pinositosis) kemudian diangkut lewat
sistem limfatik (ductus thoracicus cysternachili) dan selanjutnya masuk ke dalam
sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 4 jam setelah makan. Kilomikron di dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim
lipase endotel menjadi menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol. FFA dibebaskan dari
kilomikron dan selanjutnya disimpan dalam jaringan lemak (adipose tissue) atau
jaringan perifer. Kilomikron yang telah kehilangan asam lemak dengan demikian
banyak mengandung kolesterol dan tetap berada di dalam sirkulasi disebut
chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan akhirnya menuju ke hati yang selanjutnya
didegradasi di dalam lisosom. Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh
darah porta hepatica.
Pemanfaatan Asam Lemak
Asam lemak oleh hati dimanfaatkan sebagai:
1. Di dalam mitokondria jaringan lemak atau di hati, asam lemak dan gliserol
bergabung membentuk lemak netral (TG) kemudian disimpan sebagai cadangan
energi.
2. Dipecah menjadi asetil-koenzim-A (Asetil Co-A) yang kemudian masuk ke dalam
siklus Krebs diubah menjadi sumber energi (glukoneogenesis). Selain itu, asetil
Co-A juga dapat digunakan untuk pembentukan kolesterol.
3. Di berbagai jaringan tepatnya di dalam mitokondria dan mikrosoma, asetil Co-A
diubah menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai lemak jaringan atau dapat juga
diubah menjadi protein (asam amino).
Fungsi Lemak
1. Untuk cadangan energi setelah KH
2. Sebagai insulansi tubuh untuk mencegah kehilangan panas tubuh
D. METABOLISME PROTEIN
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian (polimer)
dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (-NH2) dan
gugus karboksil (-COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan
menjadi:
Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino)
Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino
Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino
Beberapa jenis protein antara lain:
Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat
Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid
Asam Amino Esensial
Asam amino esensial adalah golongan asam amino yang harus tersedia dalam diet
karena tidak dapat disintesis oleh tubuh, sedangkan asam amino non-esensial adalah
golongan asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh (dalam hati).
Terdapat 8 jenis asam amino esensial yaitu:
1. Isoleucin
2. Leucin
3. Lysin
4. Phenylalanine
5. Threonine
6. Tryptophan
7. Valine, dan
8. Methionin; mengandung unsur sulfur (S).
Manfaat dan Fungsi Asam Amino
Protein dalam tubuh digunakan untuk keperluan:
1. Pembentukan jaringan baru seperti: rambut, kuku.
2. Mengganti jaringan yang rusak seperti: pengelupasan mukosa usus.
3. Mengganti asam amino yang hilang misalnya lewat urin.
4. Mensintesis asam amino non-esensial dengan menggabungkan asam keton
melalui proses transaminasi oleh hati.
5. Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon, enzim dsb.
Intake protein dalam diet digunakan untuk mengganti protein dan asam amino yang
hilang. Keseimbangan nitrogen tercapai manakala jumlah nitrogen dalam urin sama
dengan jumlah nitrogen dalam protein yang dimakan. Pada individu normal, jika
intake protein meningkat, maka deaminasi meningkat dan ekskresi urea juga
meningkat sehingga terjadi keseimbangan nitrogen. Akan tetapi, jika pada kondisi
sekresi hormon katabolitik dari kortek adrenal meningkat atau insulin menurun atau
saat puasa, maka nitrogen yang hilang lebih besar dari intake, akibatnya kesimbangan
: 45 50 %
Lemak
: 35 45 %
Protein
: 10 15 %
D. KEBUTUHAN ENERGI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan perubahan suatu zat/
bahan.
Kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan 1 gram air untuk meningkatkan
suhu 10C
1 gram protein = 4 kcal
1 gram lemak = 9 kcal
1 gram karbohidrat = 4 kcal
E. MENGHITUNG KEBUTUHAN NUTRISI
a. Kebutuhan kalori/ energi ditentukan oleh :
Bassal Metabolisme
Yaitu energi minimum yang dibutuhkan tubuh saat istirahat (bukan tidur) dan
dalam keadaan puasa.
BEE = BB ideal x 1 x 24 jam (Laki-laki)
= BB ideal x 0,95 x 24 jam (Perempuan)
Resting Energy Expenditure
REE = BB x 27 x AF (Laki-laki)
= BB x 25 x AF (Perempuan)
Faktor Aktivitas (AF)
Tingkat Aktivitas
Sangat Ringan
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
AF
L : 1,3
P : 1,3
L : 1,6
P : 1,5
L : 1,7
P : 1,6
L : 2,1
P : 1,9
L : 2,4
P : 2,3
Contoh
Banyak duduk, bed rest
Pekerja kantoran, Ibu rumah tangga
Petani, Mahasiswa aktif
Atlet, Tentara yang berlatih
Pandai besi, Pekerja konstruksi wanita
b. Kebutuhan Protein
Dewasa
Neonatus prematus
0 1 tahun
2 13 tahun
Remaja
c. Kebutuhan Lemak
Rata-rata 35% dari totalkalori
Untuk yang obese : 10% dari total kalori, sebagai pelarut vitamin
d. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Mineral : 4 5 % berat badan. Sebagai katalisator beberapa reaksi biologis
Mineral-mineral penting :
Makro : Ca, P, Mg, S. Na, K, Cl
Mikro : Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, Zn, F, SE, Mo.
e. Kebutuhan Cairan
Dewasa
< 20
: underweight
20 25: normal
25 30
: overweight
> 30 : obese
: L > 12,5 mm
P > 16,5 mm
Obese
: L > 18,6 mm
P > 25,1 mm
5.
Obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan
penambahan berat badan.
6. Faktor perkembangan.
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama
yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali
lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel
lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
7. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orangorang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
seimbang, akan mengalami obesitas.
8. Teknologi
Zaman dahulu ketika motor belum hadir ditengah-tengah manusia orang-orang
banyak berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan kaki yang kokoh
mereka mengarungi semua track jalanan dari mulai bebatuan hingga perairan. Tak
heran orang-orang zaman dahulu sehat-sehat atau bisa kita bilang awet muda. Tapi,
semuanya berubah ketika motor hadir ditengah-tengah manusia. Begitu juga
teknologi-teknologi super canggih lainnya yang tidak memerlukan tenaga penuh
manusia lagi.
C. PATOFISIOLOGI OBESITAS
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa leptin berperan dalam regulasi nafsu makan serta
asupan makanan, pola penyimpanan jaringan adiposa, dan terjadinya resistensi insulin.
Sejak ditemukannya leptin, telah dilakukan penelitian tentang grelin, insulin, oreksin,
PYY 3-36, kolesistokinin,adiponektin, dan juga mediator lainmya. Adipokin adalah
mediator yang dihasilkan oleh jaringan adiposa; diduga, mereka terlibat dalam berbagai
penyakit yang terkait dengan kegemukan.
Leptin dan grelin dianggap saling melengkapi dalam memengaruhi nafsu makan, dengan
grelin dihasilkan oleh lambung untuk mengontrol nafsu makan jangka pendek (yaitu
makan ketika lambung kosong dan berhenti ketika lambung penuh) Leptin dihasilkan
oleh jaringan adiposa untuk memberi sinyal penyimpanan lemak dalam tubuh, dan
menjadi perantara kontrol nafsu makan jangka panjang (yaitu, makan lebih banyak ketika
cadangan lemak sedikit dan makan lebih sedikit ketika cadangan lemak banyak).
Walaupun leptin dan grelin diproduksi di perifer, mereka mengendalikan nafsu makan
dengan bekerja pada sistem saraf pusat. Leptin dan grelin, beserta dengan hormon lain
yang berhubungan dengan nafsu makan khususnya bekerja di hipotalamus, daerah di otak
yang merupakan pusat pengaturan asupan makanan dan pengeluaran energi. Terdapat
beberapa sirkuit di dalam hipotalamus yang berperan dalam mengatur nafsu makan, jalur
melanokortin merupakan yang paling dipahami. Sirkuit ini dimulai dengan pada suatu
area di hipotalamus, nukleus arkuata, yang keluar di hipotalamus lateral (LH) dan
hipotalamus ventromedial (VMH), yang masing-masing merupakan pusat lapar dan pusat
kenyang di otak.
Nukleus arkuata mempunyai dua kelompok neuron yang berbeda. Kelompok pertama
mengekspresikan neuropeptida Y (NPY) dan agouti-related peptide (AgRP) yang
memberikan input stimulasi ke LH dan input inhibisi ke VMH. Kelompok kedua
mengekspresikan pro-opiomelanokortin (POMC) dan cocaine- and amphetamineregulated transcript (CART) dan memberikan input stimulasi ke VMH dan input inhibisi
ke LH. Akibatnya, neuron NPY/AgRP merangsang makan dan menghambat rasa
kenyang, sementara neuron POMC/CART menimbulkan rasa kenyang dan menghambat
makan. Kedua kelompok neuron nukleus arkuata ini sebagian diregulasi oleh leptin.
Leptin menghambat kelompok NPY/AgRP dan merangsang kelompok POMC/CART.
Oleh karena itu, apabila terdapat kekurangan sinyal leptin, baik karena kekurangan leptin
atau resistensi leptin, akan terjadi makan yang berlebihan, yang berkontribusi atas
beberapa bentuk kegemukan genetik dan didapat
Sistem Pengaturan
Secara garis besar, sistem pengaturan homeostasis energi tersebut dapat dibagi menjadi
tiga komponen, yaitu:
1. Sistem aferen, yang menghasilkan sinyal dari berbagai lokasi. Komponen utamanya
adalah leptin (dari jaringan adiposa), insulin (pankreas), ghrelin (lambung), dan
peptida YY (ileum dan kolon). Leptin mengurangi asupan makanan, sementara
ghrelin malah meningkatkan nafsu makan (bekerja sebagai sinyal inisiasi makanan).
Peptida YY sendiri bekerja sebagai sinyal untuk menginisiasi rasa haus.
2. Sistem pemroses pada hipotalamus, yaitu sistem melanokortin sentral, yang
mengintegrasikan sinyal-sinyal berbeda dari sistem aferen dan menghasilkan sinyal
eferen sebagai jawabannya.
3. Sistem eferen yang membawa sinyal dari hipotalamus tersebut untuk dilaksanakan
Metabolisme Jaringan Adiposa
Obesitas adalah deposisi lemak yang berlebih di dalam jaringan lemak sebagai akibat dari
makan yang banyak melebihi keperluan pemakaian energi. Penyebabnya adalah
pemakaian yang tidak efektif pada mobilisasi lemak dari depo lemak oleh lipase jaringan,
sedangkan sintesis dan penyimpanan lemak berjalan normal.
Penimbunan asam lemak yang cukup besar dalam jaringan adiposa adalah berasal
dari trigliserid kaya akan lipoprotein dalam sirkulasi darah.
Trigliserid bersama very low density lipoprotein (VLDL) dan kilomikron dihidrolise
oleh lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat dalam endotel kapiler dan yang
menghasilkan asam lemak dan sebagian besar ditransportasikan ke dalam sel lemak
untuk disimpan.
Saraf otonom aferen ke jaringan adipos yang juga sebagai mediator mobilisasi asam
lemak, sebagai lintasan penting yang menunjukkan bahwa susunan saraf pusat
mempunyai pengaruh atas mobilisasi asam lemak
Sebagai akibat menaikkan cAMP yang mengaktifkan protein kinase untuk fosforilasi
trigliserid inaktif menjadi bentuk aktif.
Fosforilasi tersebut adalah reversibel dengan melalui enzim fosfatase, menyebabkan
pengawasan proses lipolitik terus menerus selalu terjadi.
Penghambatan fosfodiesterase oleh kafein dan teofilin menaikkan potensi hormon
untuk merangsang lipolitis
Tiroksin dan kortisol mempunyai efek lipolisis. Rangsangan hormonal dan sarafi
dilawan oleh insulin.
Dengan demikian jika glukose darah dan kadar trigliserid naik setelah makan, insulin
merangsang penyimpanan lemak dan menghambat lipolisis, sedangkan pada puasa
dan olah raga merangsang lipolisis tanpa dilawan oleh insulin.
Proliferasi sel lemak
Dalam beberapa bulan umur bayi, sel lemak menaikkan kapasitas penyimpanan
lemak dengan cara hipertrofi.
Pada anak-anak tidak gemuk, besar sel lemak menurun setelah umur satu tahun, dan
akan tetap hipertrofi pada anak-anak yang obes.
Kebanyakan obes pada dewasa karena adanya pertambahan jumlah sel lemak,
sedangkan pada obes yang tidak berat, karena hipertrofi sel lemak.
Sebagai akibat hipertrofi sel adiposa adalah resistensi terahdap insulin dan penurunan
jumlah reseptor insulin di sel adiposa
Akibat yang sangat parah pada kejadian ini adalah biasanya akan berkorelasi positif
dengan derajat hipertrofi sel.
Penderita dengan hipertrofi sel lemak menjurus ke arah mudah ketosis sewaktu puasa.
D. KLASIFIKASI DAN JENIS OBESITAS
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
3. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah
tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang
menyenangkan.
4. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng,
kadang kadang terdapat strie putih atau ungu.
5. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada bisep
dan trisepnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan
penyebab atau keadaan dari obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa
menekan paru paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada
saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah
dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas
memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat
badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan
keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
F. KOMPLIKASI
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
1. Hipertensi
Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin
berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung
meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya
dapat menungkatkan tekanan darah.
2. Diabetes
Obesitas merupakan penyebab utama DM type 2.Lemak berlebih menyebabkan
resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3. Dislipidemia
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan
kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida.
Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.
4. Penyakit Jantung Koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
5. Osteoartritis
Morbid obesiti memperberat beban pada sendi-sendi.
6. Apnea tidur
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
selanjutnya
7. Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau
pembatasan keaktifan fisik.
8. Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker
payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon,
rektum dan prostat.
9.
G. PENATALAKSANAAN
Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita
berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
a. Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500
kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah
raga
b. Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (8001200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
c. Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat
anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.
Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang
harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :
a. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan
(vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus
rendah kalori.
b. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan
secara perlahan dan stabil. Misalnya dalam sehari menyempatkan diri untuk
berolahraga selama 30 menit setiap paginya.
c. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh.
d. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan
berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari
pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan
kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup
yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini
harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam
kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah
berat badan.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap
suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani
diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang.
Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus dalam
pengawasan dokter.
2. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT
35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup
dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH
Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS
Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,034,9 kg/m2
dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata.
Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 2138%.
3. Obat-obat anti obesitas
Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan
selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya
Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek. Orlistat menghambat
enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan
meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap.
Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali
monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin),
menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant
termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen
pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan
BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama
dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika
Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan
kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak
calon obat baru.
4. Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung
untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
5. Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini
kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi
parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum
proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan
jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
a. Peningkatan aktivitas fisik : berjalan,berkebun olahraga tim/individu
b. Terapi kebiasaan: membantu perubahan asupan makanan
c. Modifikasi diet. Asupan kalori pasien harus dikurangi sekitar 500-1000 kalori dari
levelnya sekarang, dengan batas terendah adalah asupan 800 kkal/hari. Umumnya
digunakan kisaran 1000-1200 kkal/hari untuk wanita dan 1200-1600 kkal/hari
untuk pria
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan metabolik atau endokrin
Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme,
peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan
neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
2. Pemeriksaan antropometrik
Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.
BAB III
PEMBAHASAN
Sebagai hasil pencernaan dan absorsi jenis gula dan jenis zat tepung ada di dalam darah
sebagai glukosa.
Glikogen dalam otot digunakan sewaktu aktivitas otot & diisi kembali dg glukosa gula
darah menurut kebutuhan.
Lipid dan karbohidrat disimpan dalam hati dalam bentuk trigliserida dan glikogen.
Kapasitas penyimpanan katabolik energi ini penting karena memberikan energi bagi
tubuh diantara waktu makan.
Metabolisme Protein
3. sebagai alat transpor dalam darah, misalnya transferrin : transpor zat besi
4. ikut mempertahankan keseimbangan asambasa dan cairan tubuh
5. sebagai antibodi
Protein struktural adalah protein yang berfungsi struktural misalnya kolagen, keratin, dan
lain-lain
Protein fungsional adalah yg mengerjakan fungsi tertentu misalnya enzim, hormon.
Pencernaan protein :
protein dalam makanan dicerna
proteosa
pepton
polipeptida
asam
amino
Hcl lambung berfungsi :
1. Mengaktifkan proenzim
2. Denaturasi protein
3. pH optimum pepsin
akan menghidrolisis
Protein dalam lambung
selanjutnya pencernaan diteruskan dalam usus oleh enzimenzim endopeptidase dan enzim - enzim eksopeptidase
dipeptida dicerna oleh
dipeptidase
asam amino yang terbentuk akan diserap masuk ke dalam darah
Renin: koagulasi susu pada bayi
Metabolisme protein di hati mempunyai fungsi penting yaitu :
1. Deaminasi asam amino
2. Pembentukan urea untuk pembuangan amonia dari cairan tubuh
3. Pembentukan protein plasma
4. Interkonversi berbagai asam amino dan senyawa lain yang penting pada proses
metabolisme tubuh.
Metabolisme Lemak
Lemak yang tidak segera diperlukan setelah diabsorsi disimpan tubuh di dalam
jaringan adiposa.
Bila diperlukan maka akan dkeluarkan dari tempat penyimpanan itu dan di dalam hati
akan diubah menjadi gliserol dan asam lemak, yaitu bentuk yang paling mudah yg
digunakan oleh tubuh.
Pencernaan, penyerapan, dan transport lemak : penggunaan lemak sebagai sumber
energi erat berhubungan dengan metabolisme lipoprotein dan kolesterol.
Mammal mempunyai 5 25% / lebih lipid dan 90% dlm bentuk lemak (TAG) yg
disimpan di dalam jaringan adipose
Sumber lemak : Makanan
Biosintesis de novo
Fungsi air :
1. Sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa polar ada dalam
bahan makanan.
2. Sebagai pelarut senyawa polar
3. Berperan pada proses metabolism bahan gizi (misalnya pada Glikolisis dan
Glikogenolisis).
4. Sebagai alat transportasi zat gizi (misalnya, darah mengandung 90%-95% air)
Sebagai pelumas persendian
5. Menjaga stabilitas suhu tubuh
Organ pengatur air adalah ginjal. Ginjal membersihkan darah dari produk sisa/racun
dan mengatur kebutuhan air dalam tubuh. Zat sisa/racun dikeluarkan tubuh melalui
air seni.
Proses dalam ginjal:
1. Filtrasi: Darah masuk ke tubulus dalam kapiler ginjal
Partikel besar disaring
oleh kapiler ginjal masuk ke tubulus awal
Hasil filtrasi dibawa ke sistem
tubulus akhir
Zat yang terdapat dalam sistem tubulus: glukosa, ion, air, urea.
2. Reabsorpsi
Merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting
dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh.
Klasifikasi mineral :
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2
kelompok utama yaitu:
a. Mineral Makro
Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan
manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 100 mg/hari.
Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium
(Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan
natrium (Na).
b. Mineral Mikro
Mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah
kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat
badan.
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh, namun
mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi.
Mineral mikro terdiri dari ; Seng (Zn), Besi (Fe), Iodium (I), Tembaga (Cu),
Mangan (Mn), Krom (Cr), Molibden, Silikon, Vanadium, Timah (Pb), Nikel (Ni),
Selenium
Vitamin
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial
retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel
mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas
esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil.
Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa
usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester
dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus
halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke
dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar
vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton
permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut
melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol
Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata
retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
b) Vitamin D
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin
D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam
darah dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap
matahari. Bentuk paling aktif adalah kolsitriol atau 1,25-dihidroksi
kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari vitamin D3.
Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan
absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sisntesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum.
Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah,
tampaknya merupakan perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3}
oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah tercermin dalam taraf
kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan
peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan
mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
c) Vitamin E
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk
misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam
lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus
kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrn untuk dibawa ke hati. Dari
Sehingga bisa diambil kesimpulan berat badan Besti termasuk kategori obesitas class III
Manfaat Energi Yang Dihasilkan Dari Metabolisme :
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makan seperti : glukosa, asam amino, dan asam
lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti : sumber
energi (ATP). Energi tersebut antara lain berguna untuk:
aktivitas otot
sekresi kelenjar
memelihara membran potensial se saraf dan sel otot
sintesis subtansi sel
Sedangkan zat-zat lain dari protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh
3. Pendekatan-pendekatan Metabolisme Yang Terjadi Pada Metabolisme Besti
Metabolisme Karbohidrat
Jika konsumsi karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa melimpah sedangkan
pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang, maka glukosa akan diubah menjadi
glikogen (glikogenesis). Glikogenesis diregulasi oleh insulin. Pembentukan glikogen dapat
terjadi di semua sel tubuh terutama di hati dan otot (5-8% dari seluruh sel). Selain itu glukosa
dapat dipecah menjadi asetil Ko-A kemudian diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan
di dalam hati dan jaringan adiposa (lemak) terutama di peritoneum.
Metabolisme Lemak
Asam lemak diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi, kemudian asam lemak
dan gliserol ini mengalami resintesis menjadi trigliserida. Kolesterol mengalami reesterifikasi
menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh protein
menjadi kilomikron. Protein penyusun selubung kilomikron disebut apoprotein, berfungsi
mencegah antar molekul lemak bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat
mengganggu sirkulasi darah. Kilomikron keluar dari sel mukosa usus halus secaraeksositosis
kemudian diangkut lewat sistem limfatik, selanjutnya masuk sistem sirkulasi darah. Kadar
kilomikron dalam plasma darah meningkat 2-4 jam setelah selesai makan. Kilomikron di
dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi asam lemak lemak
(FFA) dan gliserol. FFA dibebaskan dari kilomikron dan seanjutnya disimpan dalam jaringan
lemak (adipose tissue) atau jaringan perifer.
Lemak dalam tubuh berasal dari diet dan sintesa dalam hati yang di transport ke jaringan
adipose untuk disimpan. Cadangan lemak yang tidak digunakan sebagai sumber energi pada
keadaan puasa/kelaparan. Akibatnya input energi jauh lebih besar dari output energi.
Metabolisme nutrisi pada Besti terganggu, karena itu Besti harus mengurangi asupan
karbohidrat, karena glukosa sebagai mikronutrisi dari karbohidrat berguna sebagai prekursor
laktosa di kelenjar mamae, menjadi sumber energi sistem syaraf dan eritrosit, serta menjadi
sumber gliserida dan gliserol dalam jaringan adiposa
Asupan lemak yang berlebih juga harus dikurangi, karena akan terjadi penumpukan
triasilgliserol yang akan menyebabkan perlemakan hati. Triasilgliserol tersebut tidak dapat
mengalami lipolisis agar dapat diubah menjadi asetil ko-A yang akan berperan sebagai
sumber energi, sehingga tertimbun di hati dan menyebabkan perlemakan. Selain karbohidrat
dan lemak, asupan purin juga harus dikurangi, karena kadar asam urat yang berlebih
menyebabkan penyakit Gout yang menyerang persendian dan ginjal, misalnya
Anabolisme
4. Energi Ideal Yang Diperlukan Besti Untuk Mencapai Berat Badan Ideal
Menentukan berat badan ideal Besti
Berat badan relatif
= 61,2 kg
= 61,2 kg
Kebutuhan Protein
= 1 x 61, 2
= 61,2 gram/ hari
= 61,2 x 4 kkal
= 224,8 kkal/ hari
Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Karbohidrat
Seorang wanita dengan obesitas memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami
kanker, terutama kanker payudara, dibandingkan wanita yang tidak mengalami obesitas.
Lemak tubuh akan memproduksi hormon ekstrogen yang lebih banyak, sedangkan jika
hormon tersebut meningkat, maka peluang tubuh untuk mengalami beberapa penyakit
serius akan semakin besar
Tetap fokus
Menurut penelitian, memiliki berat badan yang ideal atau tidak tergolong obesitas akan
mengurangi resiko terjadinya demensia pada usia separuh baya. Lemak-lemak tubuh pada
bagian perut dan lengan di atas usia 40 tahun dapat diindikasikan terjadinya demensia.
Bebas depresi
Sebuah penelitian mengungkapkan hasil bahwa 25 persen wanita yang mengalami
obesitas memiliki kelainan mood. Hal ini disebabkan oleh kenaikan berat tubuh yang
drastis serta sedikitnya aktifitas tubuh yang mereka lakukan, yang berkontribusi pada
depresi. Jika tekanan emosi atau depresi sudah mulai terlihat pada, segera lakukan terapi
oleh terapis terpercaya.
Peran Hati (hepar/liver) Dalam Menjaga Kadar Gula Darah Agar Tetap Berada Dalam
Kondisi Serasi Dan Seimbang :
Glukosa juga fruktosa dan galaktosa dalam darah masuk lewat vena porta hepatica,
sinusoid, kemudian sel hati, selanjutnya oleh sel hati akan diubah menjadi glikogen,
proses ini disebut glikogenesis.
Sebaliknya jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi
menjadi glukosa, proses ini disebut glikogenolisis.
Hal ini dapat terjadi di hati karena hati mempunyai kedua enzim yang berperan dalam
katabolisme maupun anabolisme karbohidrat.
Sewaktu gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, terjadi
peregangan rektum yang merangsang reseptor regang di dinding rektum dan memicu
refleks defekasi.
Refleks ini disebabkan oleh sfingter anus internus (otot polos) untuk melemas dan rektum
serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (otot
rangka) juga melemas, terjadi defekasi.
Karena otot rangka , sfingter anus eksternus berada di bawah kontrol kesadaran.
Peregangan awal dinding rektum menimbulkan perasaan ingin buang air besar.
b. Cair (urine) maupun keringat
Urine
Ginjal berfungsi mengekskresikan produk-produk akhir metabolisme dalam urine. Zat-zat
ini bersifat toksik dalam tubuh apabila tertimbun. Ginjal juga berfungsi mengekskresikan
banyak senyawa asing dalam tubuh. Dyang ari 125 ml/ menit cairan yang difiltrasi di
glomerulus, dalam keadaan normal hanya 1 ml/menit tertinggal di tubulus dan
diekskresikan sebagai urine.
Setelah terbentuk urine didorong oleh kontraksi peristaltik melalui ureter dari ginjal ke
kandung kemih untuk disimpan sementara. Kandung kemih dapat menampung 250-400
ml urine sebelum reseptor regang di dindingnya mulai refleks berkemih. Refleks ini
menyebabkan pengosongan kandung kemih secara involunter dengan secara bersamaan
menyebabkan kontraksi kandung kemih yang disertai oleh pembukaan sfingter uretra
internal dan eksternal.
Keringat
Berkeringat adalah suatu proses evaporatif aktif dibawah kontrol saraf simpatis.
Kecepatan pengurangan panas evaporatif dapat secara sengaja disesuaikan melalui proses
berkeringat, yang merupakan mekanisme homeostatik penting untuk mengeleminasi
kelebihan panas sesuai kebutuhan. Sewaktu suhu lingkungan melebihi suhu kulit,
berkeringat adalah satu-satunya jalan untuk mengurangi panas, karena pada keadaan ini
tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan kinduksi.
Keringat adalah larutan garam encer yang secara aktif dikeluarkan ke permukaan kulit
oleh kelenjar-kelenjar keringat yang tersebar di seluruh permukaan tubuh.
c. Gas (CO2) dalam kegiatan pernafasan dan flatulensi
Gas (CO2) dalam Pernafasan
Gas CO2 dikeluarkan dari tubuh melalui proses respirasi yang terdiri dari 3 proses yaitu :
1) Transportasi gas
CO2 tidak terlalu larut dalam darah, sehingga harus diangkut dengan mekanisme
selain larut secara fisik. CO2 yang diserap di kapiler sistemik diangkut dalam darah
dengan 3 cara :
a) 10% larut secara fisik
b) 30% terikat ke Hb
c) 60% dalam bentuk bikarbonat (HCO3-)
Enzim karbonat anhidrase eritrosit mengkatalisasi perubahan CO2 menjadi sesuai
dengan reaksi :
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3Ion H+ yang dihasikan berikatan dengan Hb. Reaksi-reaksi ini semuanya berbalik arah
di paru ketika CO2 dieleminasikan ke alveolus.
2) Difusi gas
CO2 bergerak melintasi membran tubuh melalui proses difusi pasif mengikuti gradien
tekanan parsial. Difusi CO2 terjadi pertama-tama antara jaringan dan darah, kemudian
antara darah dan alveolus, akibat gradien tekanan parsial CO 2 yang tercipta oleh
produksi terus menerus CO2 oleh sel dan pengeluaran terus-menerus CO2 alveous
oleh proses ventilasi
3) Ventilasi paru
Ventilasi atau bernafas, adalah proses pergerakan udara masuk keluar paru secara
berkala, sehingga udara alveolus yang lama dan telah ikut serta dalam pertukaran O2
dan CO2 dengan darah kapiler paru diganti oleh udara atmosfer segar.
Flatulensi
Kadang-kandang yang keluar dari anus bukan bahan feses tetapi gas usus atau flatus. Gas
ini berasal dari dua sumber yaitu ; udara yang tertelan selama makan (500 ml) dan gas
yang dihasilkan oleh fermentasi bakteri di kolon.
Sebagian besar gas di kolon disebabkan oleh aktivitas bakteri, yang kuantitas dan sifat
gas nya bergantung pada jenis makanan yang masuk dan karakteristik bakteri kolon.
Sebagian besar gas yang masuk atau terbentuk di usus besar diserap melalui mukosa
usus. Sisanya dikeluarkan melalui anus.
Untuk melaksanakan ekspulsi gas secara selektif saat bahan feses juga terdapat di rektum,
otot-otot abdomen dan sfingter anus eksternus secara volunter dan simultan berkontraksi.
Pada saat kontraksi otot-otot abdomen meningkatkan tekanan sehingga tekanan intra
abdomen dapat melawan sfingter anus yang berkontraksi, terjadi gradien tekanan yang
mendorong udara keluar dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus (yang membentuk
celah) yang terlalu kecil untuk dilalui faeses padat. Keluarnya udara dengan kecepatan
tinggi
Menyebabkan tepi-tepi lubang anus bergetar, menimbulkan suara bernada rendah yang
khas menyertai keluarnya gas.
BAB IV
PENUTUP
4. 1. KESIMPULAN
Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh
makhluk hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu
anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Metabolisme yang terjadi dalam
tubuh meliputi metabolisme karbohidrat, lemak, protein seta air, vitamin dan mineral.
Hasil proses metabolisme berupa energi (ATP) dan zat-zat lain yang diperlukan oleh
tubuh.
Obesitas adalah kondisi berat badan yang melebihi dari berat badan ideal
seseorang karena adanya penumpukan zat gizi terutama lemak, karbohidrat dan protein.
Kondisi tersebut disebabkan oleh konsumsi makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan pemakaian energi.
Secara garis besar obesitas disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu ; faktor
genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan, aktivitas fisik dan
teknologi.
Klasifikasi obesitas berdasarkan perhitungan Body Mass Index (BMI) terdiri
dari ; obesitas kelas I, obesitas kelas II, obesitas kelas III. Sedangkan jenis-jenis obesitas
berdasarkan bentuk tubuh ada dua tipe yaitu; tipe buah apel dan tipe buah pear.
Sedangkan berdasarkan keadaan sel lemak terdiri dari; tipe hiperplasyik, tipe hipertropik
dan yang memiliki tipe keduanya.