Anda di halaman 1dari 7

Proses Pembentukan Energi ATP di dalam Sel

Dalam menjalankan aktivitas dan bertahan hidup, manusia memerlukan bahan bakar
untuk menghasilkan energi, sumber bahan bakar tersebut adalah makanan. Penyediaan energi
terus menerus sangat penting untuk mempertahankan kehidupan. Bahan bakar yang diperlukan
manusia berupa makanan yang mana di dalamnya terkandung makromolekul seperti karbohidrat,
protein dan lemak (lipid), yang mana makromolekul ini akan melewati proses metabolisme di
dalam sel tubuh sehingga menghasilkan ATP yang akan digunakan manusia untuk bertahan
hidup dan disimpan sebagai cadangan makanan. Substrat energi yang paling penting adalah
glukosa dan asam lemak, kelebihannya disimpan untuk dilepaskan lagi jika dibutuhkan. Bahan
bakar utama diperoleh dari makanan adalah karbohidrat, protein dan lemak. Apabila bahan bakar
ini dioksidasi menjadi CO2 dan H2O di dalam sel, akan terjadi pembebasan energi melalui
pemindahan atau transfer elektron. Energi dari proses oksidasi ini menghasilkan panas dan ATP.
Panas digunakan untuk menjaga suhu tubuh, ATP digunakan untuk semua proses biokimia yang
memerlukan energi, seperti kontraksi otot, dll.

Dalam proses metabolisme, hormon sangat berpengaruh. Hormon mempengaruhi regulasi


enzim dalam kovalen fosforilasi. Hormon tesebut adalah epinefrin, glukagon, dan insulin.
Epinefrin bertanggung jawab dalam glikogenolisis (mobilisasi glukosa) dan penghambat
aktivitas nzim dari jalur penyimpanan bahan bakar. Glukagon berperan dalam glukoneogenesis
dan pemecahan glikogen. Insulin bekerja berlawanan dengan fungsi glukagon, yaitu
meningkatkan penyerapan glukosa dari darah, meningkatkan sintesis glikogen dan biosintesis
asam lemak serta menghambat oksidasi asam lemak.

Efek Hormon Insulin Efek Hormon Glukagon

Selama makan, manusia memasukkan karbohidrat, lemak dan protein untuk dicerna dan
diabsorpsi (diserap). Semua bentuk molekul kompleks akan diubah menjadi bentuk sederhana.
Pada karbohidrat akan melewati proses pencernaan mengubah karbohidrat kompleks menjadi
monosakarida (karbohidrat sedehana) yang dapat diserap oleh sel epitel usus ke dan dilepaskan
di vena hepatika. Monosakarida utama dalam darah adalah glukosa. Setiap kali makan, glukosa
akan dioksidasi pada berbagai jaringan untuk membentuk energi atau disimpan dalam bentuk
glikogen di hati dan otot. Glukosa di hati juga diubah menjadi triasilgliserol. Triasilgliserol yang
tidak digunakan akan disimpan di jaringan adiposa, dan yang digunakan akan dikemas sebagai
VLDL ( Very Low Density Lipid).
Glukosa yang tidak dimetabolisme oleh hati, akan mengalir di dalam darah menuju
jaringan perifer, tempat dimana glukosa mungkin akan dioksidasi menghasilkan energi.
Transport glukosa dipengaruhi oleh insulin, terutama di jaringan otot dan adiposa. Jaringan
lainnya adalah otak dan jaringan saraf, sel darah merah. Pada otot, otot rangka yang sedang
bekerja dapat menunakan glukosa dari sel darah merah atau simpanan glikogen sebagai sumber
energi. Kebutuhan glukosa pada otot tergantung pada aktiitas. Otot juga dapat memanfaatkan
lemak dan asam amino sebagai bahan bakar. Saat aktivitas tinggi dan butuh cepat, proses
respirasi yang terjadi anaerob. Glukosa akan diubah menjadi laktat, laktat akan ditranspor ke hati
melalui siklus Cori.
Otak dan jaringan saraf sangat bergantung pada glukosa untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Otak tidak dapat menyimpan glikogen, maka sangat membutuhkan glukosa dari
darah. Transporter glukosa di sel otak adalah GLUT3. Pada saat kelaparan atau sakit, sel otak
cepat beradaptasi dengan menggunakan badan keton yang dihasilkan oleh hati sebagai sumber
bahan bakar. Pada jaringan adiposa insulin merangsang penyaluran glukosa ke dalam sel adiposa
dan otot. Adiposit mengoksidasi glukosa untuk menghasilkan energi, sel tersebut juga dapat
menggunakan glukosa sebagai sumber untuk membentuk gugus gliserol pada triasilgliserol. Sel
darah merah membutuhkan glukosa untuk sumber energi dan hanya glukosa yang merupakan
satu-satu nya sumber energi sel darah merah. Ini disebabkan sel darah merah tidak memiliki
mitokondria. Sel darah merah memperoleh energi melalui proses glikolisis glukosa. Glikolisis
adalah proses perubahan glukosa menjadi piruvat.

Protein akan dipecah melalui serangkaian enzim menjadi asam amino-asam amino yang
akan diserap ke dalam darah. Enzim tersebut adalah enzim pepsin yang bekerja di lambung,
enzim proteolitik yang dihasilkan oleh pankreas (tripsin, kimotripsin, elastase,
karboksipeptidase) yang bekerja di lumen usus halus, enzim amino peptidase, dipeptidase,
tripeptidase yang bekerja di sel epitel usus halus untuk menuntaskan konversi protein menjadi
asam amino, kemudian diserap masuk dalam vena porta hepatika. Jika tidak digunakan untuk
sumber energi, asam amino akan digunakan untuk bahan biosintesis protein jaringan dsb.
Asam amino digunakan untuk sintesis enzim, transporter dan protein lain yang berperan
dalam proses fisiologi. Asam amino juga merupakan prekusor beberapa hormone (hormone
peptida) seperti insulin dan glukagon serta hormon amin seperti katekolamin. Asam amino-asam
amino daapt dipecah atau dikatabolisme menjadi asetil Ko-A, piruvat atau senyawa antara
(intermediet) dari siklus asam sitat (TCA) untuk melengkapi proses oksidasi untuk menghasilkan
energi.

Lemak utama pada makanan adalah triasilgliserol, yang mana akan mengalami
emulsifikasi di usus halus oleh garam empedu. Peristiwa pembebasan asam lemak dipengaruhi
oleh hormone epinefrin, norepinerin, ACTH dan glukagon, hormon tersebut akan meningkatkan
kadar cAMP (Cyclic Adenosin Mono Phosphat). cAMP mengaktifkan suatu protein kinase yang
berfungsi untuk memfosforilasi Hormoon Sensitie Lipase (HSL). Untuk menghasilkan ATP
triasilgliserol akan mengalami pemecahan yang disebut lipolisis menjadi gliserol dan free fatty
acid (FFA). Setelah itu gliserol akan melewati serangkaian proses sehingga menjadi glukosa.
Begitupula dengan free fatty acid, yang mana akan melewati serangkaian proses sehingga
berguna di dalam tubuh.
Pada saat terjadi oksidasi asam lemak dengan kecepatan tinggi di hati makan akan
terbentuk badan keton. Badan keton dibentuk pada keaadaan sel kekurangan karbohidrat, puasa
dan diabetes. Asam lemak yang berasal dari jaringan adiposa dibawa ke hepar untuk menjadi
Asetil Ko-A dalam mitokondria, bila terdapat sedikit karbohidrat dalam sel maka sebagian besar
oksaloasetat pada siklus krebs menjalani gluconeogenesis agar menghasilkan glukosa. Akibatnya
hanya tinggal sedikit oksaloasetat yang dapat bekondensasi dengan Asetil Ko-A, k kelebihan
Asetil Ko-A akan diubah menjadi badan-badan keton. Badan keton selanjutnya dilepaskan ke
dalam aliran darah dan dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh semua sel. Zat-zat ini bersifat
asam, sehinga menyebabkan penurunan pH darah dengan cepat (asidosis metabolic). Badan
keton berfungsi sebagai baha bakar jaringan ekstrahepatik seperti otot (asetoasetat dan β-
hidroksibutirat).
Daftar Pustaka

1. Lieberman, Michael, Marks Allan D. Basic medical biochemistry: A Clinical Approach


(Third Edition). 2009. Walter Clawer, Lippincott Williams dan Wilkins: Philadelphia,
Baltimore, New York, London, Buenos Aires, Hongkong, Sydney, Tokyo

2. Murray RK. Granner DK dan Rodwell VW. Harper’s illustrated biochemistry. 27 th


edition. United Stated : McGraw-Hill. 2003. h.14

3. Marek H Dominiczak. Glucose homeostatis and fuel metabolism


[Internet].Doctorlib.2019 [cited 23 Agustus 2019]. Available from:
http://doctorlib.info/medical/biochemistry/23.html

Anda mungkin juga menyukai