Anda di halaman 1dari 9

Nama: Teguh Santoso

NPM: 131620220007
Tugas:Metabolism in Fed and fasting
Tujuan Pembelajaran :
1. Buatlah resume kuliah dengan kata kata sendiri dengan dan disimpan dalam file
word/pdf yang menerangkan tentang
a. Metabolisme saat cukup makan
b. Metabolisme pasca absorbtif
c. Metabolisme saat puasa lanjut
d. Metabolisme pada IDDM (Insulin Dependent DM)
2. Terangkan dari sudut pandang metabolisme, mengapa harus hati hati bagi yang
melakukkan diet rendah karbohidrat atau nol karbohidrat!
1 a. Metabolisme saat cukup makan
Karbohidrat, lemak, protein akan diserap usus. Karbohidrat diserap dalam bentuk
glukosa, lemak dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein dalam bentuk
asam amino. Kemudian absorbs ini masuk melalui Vv. mesenterica usus ke V. porta
lalu ke liver.
Di liver, yaitu spesifiknya di sel liver dengan bantuan hormon Insulin, glukosa akan
masuk kedalam sel liver (hepatosit) yang mana di sel liver akan terjadii banyak
proses, yaitu 1) proses glikolisis (mengubah glukosa menjadi piruvat dan
menghasilkan CO2+ H20 + ATP), 2) proses HMP shunt (Hexoxa Mono Phospat
shunt) atau Jalur Pentosa Fosfat (untuk produksi NADPH, dimana NADPH ini
sangat diperlukan untuk sintesis gluthation tereduksi, asam lemak/ free fatty acid,
dan kolesterol), 3) proses glikogenesis (untuk membentuk glikogen sebagai
cadangan glukosa di hati, yang mana maksimal penyimpanannya adalah 200-300
gram), proses glikogenesis ini sangat meningkat terutama beberapa saat setelah
makan, dan 4) proses sintesis trigliserida/ lipogenesis (dengan cara glukosa diubah
jadi piruvat dengan cara glikolisis, kemudian piruvat menjadi asetil Ko-A dengan
cara Dekarboksilasi oksidatif, dengan bantuan enzyme Piruvat dehydrogenase,
kemudian asetil Ko-A menjadi as palmitat (suatu free fatty acid yang nantinya dapat
membentuk rantai asam lemak/ trigliserida pada jaringan adiposa. Trigliserida dapat
diangkut dari liver ke seluruh tubuh lewat VLDL (suatu lipoprotein, Very Low
Density Lipoprotein).
Bila energi tubuh sudah cukup maka kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk
cadangan glukosa di liver (glikogen) yang mana hari dapat menampung maksimal
200-300 gram dan dapat juga disimpan di jaringan adiposa, yang mana jaringan
adiposa ini dapat menampung secara tidak terbatas sehingga timbul obesitas.
Liver dapat mensintesis trigliserida, tetapi penyimpanannya tidak diliver, melainkan
di jaringan lemak (adiposa). Trigliserida yang ada di liver bisa kejaringan adiposa
seluruh tubuh dengan cara dikemas dulu dalam bentuk lipoprotein (utamanya VLDL,
Very Light Density Lipoprotein), disekresikan kedalam darah kemudian masuk ke
jaringan adiposa atau bisa juga digunakkan sebagai energi (free fatty acid yang ada
dalam VLDL). Jadi VLDL ini dapat dianalogikan seperti transporter/ pemgangkut
free fatty acid, karena free fatty acid bersifat hidrofob, sehingga tidak bisa masuk

1
kedalam darah yang mana sifat darah hidrofilik. Liporotein mempunyai sifat
hidrofilik. Untuk glukosa yang ada diliver disebar ke seluruh jaringan digunakkan
sebagai energi. Hormon Insulin diperlukkan agar glukosa bisa masuk ke dalam sel
(otot, lemak, jaringan).
Pengaturan selera makan pada kondisi normal diatur oleh hormon nafsu makan yang
Namanya Leptin, yang mana hormone ini disekresikan oleh jaringan adiposa
(lemak). Jika jaringan adiposa banyak menskresikan leptin makan leptin ini akan
menekan pusat nafsu makan /apetite di otak dan begitu pula sebaliknya.
Untuk sel otak dan saraf. Hanya bisa memetabolisme glukosa. Pada kondisi normal/
cukup makan maka glukosa menjadi bahan bakarnya. Kebutuhan glukosa unutk otak
adalah 150 gram/hari. Jika kurang akan timbul gejala yang paling ringan pusing
kepala/ gliyeng, dan yang paling berat adalah koma sampai dengan kematian.
Untuk sel darah merah. Sama seperti otak, hanya menggunakkan glukosa sebagai
sumber energi. Sel darah merah kita ini unik (khas) beda dengan sel sel tubuh lainya,
pada sel darah merah tidak punya inti sel, mitokondria, dan organella. Desain sel
darah merah yang seperti ini dikaitkan dengan fungsi utamanya yaitu membawa O2
unutk ditukar dengan CO2. Jadi struktur sel darah merah ini terdiri dari membrane
sel dan sitosol saja. Lalu jika demikian bagaimana sel darah merah memperoleh
energi yang digunakkan untuk mempertahankan bentuk bikonkaf dan pengaturan
transport keluar masuk ion/air? Sel darah merah hanya mengandalkan proses
glikolisis yang terjadi di sitosolnya secara anerobik, sehingga ATP yang dihasilkan
tidak banyak. Pada proses glikolisis dibutuhkam 2 molekul ATP untuk menghasilkan
4 molekul ATP diakhir, sehingga nett akan dihasilkan 2 molekul ATP.

Gambar 1. Proses skematik glikolis pada sel darah merah. NADH yang dihasilkan
dapat digunakkan pada sel yang ada mitokondria-nya, masuk proses TCA (Tri
Carboxyl Acetat cycle) lalu masuk ETC= Electron Transpor Chain-nya. Produk
utama glikolisis metabolisme adalah piruvat, tetapi karena anerob dan tidak punya
mitokondria maka hasilnya adalah laktat, yang mana laktat ini (agar tidak terjadi

2
laktat asidosis dalam darah) akan di cycle oleh tubuh melalui Siklus Cori diliver agar
dapat dirubah lagi menjadi glukosa.

Gambar 2. Siklus Cori. Laktat yang dihasilkan akan diproses diliver untuk dirubah
menjadi piruvat, kemudian piruvat bisa diubah jadi glukosa (Gluconeogenesis),
glukosa yang dihasilakan bisa digunakkan lagi unutk sumber energi.

Pada jaringan sel otot untuk sumber energinya dapat menggunakkan glukosa,
glikogen otot, dan asam lemak dimana ketiga substrat itu bisa diubah menjadi
piruvat dan asetil Ko-A kemudian masuk mitokondria untuk masuk siklus asam
sitrat/ TCA cycle/ Krebbs cycle agar menghasilkan lebih banyak ATP

Gambar 3. Hubungan berbagai proses metabolisme dalam sel. Glikolisis,


Dekarboksilatif oksidatif, TCA cycle/ Krebs cycle, dan Fosforilasi oksidatif.

Perubahan glikogen menjadi glukosa oleh proses glikogenolisis. Masuknya glukosa


kedalam sel dan pembentukkan cadangan glukosa (glikogen) diatur oleh Insulin.
Bila Insuli tinggi glukosa akan banyak masuk kedalam sel sehingga glikogenesis
meningkat.
Pada jaringan adiposa, masuknya glukosa dipengaruhi Insulin, dimana jika ada
hormon Insulin glukosa baru bisa masuk ke dalam jaringan adiposa. Pada jaringan
lemak, glukosa selain dipakai untuk membentuk energi (ATP), juga akan diubah

3
menjadi gliserol (jika energi sudah cukup) untuk kemudian diubah jadi cadangan
energi dijaringan lemak dalam bentuk trigliserida.
Lipoprotein, adalah kendaraan untuk mengangkut lemak, terbentuk saat cukup
makan. Untuk mengangkut trigliserida dari usus ke hati memakai chylomicron,
sedangkan dari hati ke seluruh tubuh memakai VLDL. Didalam pembuluh darah,
chylomicron dan lipoprotein VLDL dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)
sehingga terbentuk asam lemak/ free fatty acid dan gliserol. Free fatty acid bisa
masuk jaringan adiposa/lemak untuk membentuk trigilserida adiposa, sedangkan
gliserol dapat dipakai oleh sel sel yang punya enzim gliserol kinase untuk dipakai
sebagai sumber energi (bahan bakar metabolisme). Hasil pemecahan chylomicron
oleh enzim LPL yang masih sisa disebut chylomicron remnants yang akan disimpan
di liver.
Jalur asam amino, amino acid/ asam amino yang diabsorbsi usus masuk V.porta ke
liver. Di liver asam amino ini diubah menjadi protein. Ada juga asam amino yang
dipakai jaringan unutk membentuk protein struktur sel dan protein lain lain, ada yang
dimetabolisme menjadi energi (ATP), dengan cara molekul asam aminonya diubah
jadi glukosa dulu baru dimetabolisme menjadi energi/ ATP (disebut asam amino
glukogenik).
Enzim yang membentuk protein dari asam amino ada 2 macam yaitu enzim
katabolisme protein dan enzim anabolisme protein. Perbedaan enzim katabolisme
dan anabolisme ini ada pada Km-nya, dimana dikatakan bahwa biasanya enzim
katabolisme Km-nya tinggi dan enzim anabolisme Km-nya rendah.
Km adalah Konstanta Michaelis Menten, suatu konstanta/ketetapan unutk
mengukur kecepatan (kinetika) enzim bekerja dalam mengubah substrat menjadi
produk

4
Gambar 4. Kinetika enzim. Analogi Bee= enzim, bunga= substrat, dan madu=
produk. Faktor yang menentukkan kecepatan reaksi: affinitas enzim dankonsentrasi
enzim. Km (konstanta Michaelis Menten) adalah jumlah substrat yang saat laju
reaksi (V) ½ dari kecepatan maksimal atau jumlah substrat yang diperlukan unutk
menghasilkan produk/satuan waktu pada ½ kecepatan maksimal enzim

Gambar 5. Kecepatan/ kinetika enzim. Gambar kiri: saat ada 5 enzim (bee) dan 1
substrat (bunga) maka produk yang dihasilkan hanya 1 madu/satuan waktu, pada saat
ini kecepatan enzim dalam menghasilkan produk masih bisa ditambah dengan
menambah substratnya. Gambar tengah: saat ada 5 enzim (bee) dan 5 substrat
(bunga), produk yang dihasilkan 5 madu/satuan waktu, pada saat ini enzim mencapai
kondisi jenuh/ kecepatan maksimal (V max). Gambar kanan: ada 5 enzim (bee) dan
10 substrat (bunga), pada kondisi ini penambahan substrat sudah tidak bisa
menambah kecepatan produk madu/satuan waktu. Kecepatan produk akan tetap 5
madu/satuan waktu.
Contoh aplikasi Km (Konstanta Michaelis-Menten)
Km enzim A =1
Km enzim B= 2
Mana yang lebih cepat/ efesien dalam mengubah substrat menjadi produk?
Jawab: Enzim A
Km 1  1 substrat (flower) untuk bisa menghasilkan 1 madu/satuan waktu
Km 2 butuh 2 substrat (flower) untuk bisa menghasilkan 1 madu/satuan waktu
Km berbanding terbalik dengan affinitas enzim substrat, kalau Km nya tinggi
affinitas enzim substrat rendah, artinya enzyme kurang efektif untuk mengubah
substrat menjadi produk.
Ketika asam amino banyak, enzim katabolisme yang cenderung punya Km tinggi
akan mengkatabolisme asam amino dan ketika asam amino sedkit, enzim anabolisme
yang cenderung punya Km rendah akan dapat masih mensintesa protein dari asam
amino.

5
1 b. Metabolisme pasca absorbtif (setelah makan <12 jam)
Beberapa jam setelah makan tubuh akan kurang makan, hal ini ditandai dengan
glukosa darah turun, insulin (hormon yang memasukkan glukosa kedalam sel) turun,
dan glucagon naik (hormon yang memecah glikogen menjadi glukosa). Pada kondisi
ini jaringan adiposa akan memecah triacyl-gliserol menjadi asam lemak/ fatty acid
yang akan bisa dipakai sel (terutama otot) untuk menjadi energi ATP lewat jalur
glikolisis (piruvat) dan siklus Krebs/ siklus asam sitrat/TCA cycle untuk
menghasilkan asetil Ko-A dan gliserol yang akan dibawa ke hati untuk dirubah jadi
glukosa oleh proses yang disebut glukoneogenesis. Glukosa yang dihasilkanoleh hati
digunakkan unutk mensuplai kebutuhan jaringan yang full dependent glukosa untuk
metabolisme energinya (yaitu otak dan sel darah merah). Pada kondisi kelaparan
pasca absorbtif hati akan memproduksi astetil Ko-A lebih banyak daripada yang
dapat dioksidasinya oleh karena hati dibanjiri oleh free fatty acid dari pemecahan
jaringan adiposa (triacyl-gliserol/ trigilserida), sehingga terbentuklah badan keton
(keton bodies). Benda keton ditubuh kita ada 3 yaitu: acetone, beta-hidroksibutirat,
dan acetoacetate acid. Benda keton ini dipakai otot untuk energi dengan cara
diubah menjadi Asetil Ko-A. Mengapa pada kondisi pasca absorbtif tubuh lebih
banyak membentuk benda keton? Karena glukoneogenesis di liver mengkonversi
kembali piruvat menjadi glukosa memakai oksaloasetat, sedangkan untuk bisa
masuk ke TCA cycle/ siklus asam sitrat Asetil Ko-A harus beraksi dulu dengan
oksaloasetat.

Gambar 6. Nasib Asetil Ko-A. Asetil Ko-A pada kondisi normal masuk ke jalur
TCA cycle atau pada kondisi kelaparan masuk ke jalur Keton Bodies karena
oksaloasetat telah habis dipakai untuk memproduksi glukosa pada glukoneogenesis
di liver, sehingga Asetil Ko-A tidak bisa masuk kedalam jalur siklus asam sitrat/
TCA cycle.

Pada jaringan lemak/ adiposa tidak bisa langsung menggunakkan gliserol sebagai
sumber energi selama pemecahan triacyl-gliserol, karena jaringan lemak tidak punya
gliserol kinase, sehingga pada kondisi kelaparan (pasca absorbtif) akan memaksa
pemakaian energi dari lemak. Gliserol akan ditransitkan ke liver lewat darah
kemudian di liver yang punya enzim gliserol kinase akan mengubah gliserol menjadi
gliserol 3 phospat, kemudian dengan bantuan enzim gliserol 3 phospat

6
dehydrogenase, gliserol 3 fosfat akan diubah menjadi DHAP (Dihidroxyaceton
phospat). DHAP ini yang nantinya bisa masuk ke glikolisis untuk membentuk
piruvat.

Gambar 7. Skema Glikolisis. Pemecahan gliserol menjadi dehidroxyacetone


phospat oleh enzim gliserol kinase agar dapat masuk proses glikolisis selama proses
pasca absorbtif/ starvation.

7
Asam amino Glukogenik

Gambar 8. Asam amino glukogenik adalah asam amino yang jika mengalami
deaminasi sehingga meninggalkan kerangka karbon nya membentuk precursor
glukosa dalam TCA cycle yaitu piruvat, oksaloasetat, citrate, alfa-ketoglutarat,
suksinil Co-A, dan fumarate. Asam amino ketogenic adalah asam amino yang jika
mengalami deaminasi sehingga meninggalkan kerangka karbon nya membentuk
prekursor badan keton yaitu Asetil Ko-A atau aesto-asetil Ko-A.

1 c. Metabolisme saat puasa lanjut (puasa>12 jam/ starvation)


Sama seperti puasa pasca absorbtif, tetapi lemak sekarang menjadi sumber energi
utama. Cadangan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen di hati dan otot telah
habis. Namun sel darah merah dan otak tetap perlu glukosa sebagai sumber energi.
Liver akan mengerahkan seluruh bahan yang tersisa untuk memproduksi benda
keton, yang mana akan digunakkan untuk metabolisme energi di otak. Pada kondisi
ini otak akan beradaptasi memakai benda keton sebagai sumber energi utama.
Kemudian lebih lanjut lagi protein di otot akan dipecah untuk membentuk asam
amino lebih banyak agar pada liver bisa diubah menjadi glukosa untuk metabolisme
sel darah merah. Sehingga jaringan lemak dan otot akan berkurang.

1 d. Metabolisme IDDM
Glukosa terutama berasal dari pemecahan protein di otot+ trigliserida untuk
membentuk asam amino + asam lemak+ gliserol yang mana di liver akan diubah
menjadi glukosa. Absorbsi dari usus glukosa + asam amino tetap, tetapi chylomicron
meningkat. Karena insulin tidak ada akibatnya glukosa darah akan tetap tinggi,
sehingga pada IDDM glukosa dan fatty acid/kholesterol bisa sangat tinggi.

8
2. Terangkan dari sudut pandang metabolisme, mengapa harus hati hati bagi
yang melakukkan diet rendah karbohidrat atau nol karbohidrat!
Pada saat melakukkan diet rendah karbohidrat, amak tubuh akan dipaksa seperti
metabolisme starvation/ puasa lanjut> 12 jam, dimana lemak sekarang menjadi
sumber energi utama. Cadangan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen di hati
dan otot telah habis. Namun sel darah merah dan otak tetap perlu glukosa sebagai
sumber energi. Liver akan mengerahkan seluruh bahan yang tersisa untuk
memproduksi benda keton, yang mana akan digunakkan untuk metabolisme energi di
otak. Pada kondisi ini otak akan dipaksa memakai benda keton sebagai sumber
energi utama.
Kemudian lebih lanjut lagi protein di otot akan dipecah untuk membentuk asam
amino lebih banyak agar pada liver bisa diubah menjadi glukosa untuk metabolisme
sel darah merah. Sehingga jaringan lemak dan otot akan berkurang.
Lemak yang terlalu banyak dalam pembuluh darah dapat meningkatkan resiko
kardiovaskular event sehingga dapat berakibat fatal/kematian dalam jangka
panjang. Laktat yang banyak dalam darah juga bisa membuat otot otot kramp dan
mudah lelah (otot mengecil)

Anda mungkin juga menyukai