Anda di halaman 1dari 20

Metabolisme

Metabolisme merupakan sejumlah reaksi kimia yang terjadi di dalam setiap sel
organisme hidup. Metabolisme menyesuaikan energi untuk proses vital dan membentuk
energi baru. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015) Metabolisme berhubungan dengan
aktivitas tubuh. Untuk menentukan fungsi organ tubuh, memperbaiki sel, pencernaan makanan,
dan pernapasan. Metabolisme adalah proses kecepatan tubuh dalam mencerna, menyerap,
dan mengasimilasi makanan untuk diubah menjadi energi. Semakin cepat metabolisme, semakin
cepat proses pembakaran kalori. Sehingga berat badan ideal yang sehat tetap terjaga. Proses
metabolisme tubuh Terdapat beberapa faktor terjadimya metabolisme dalam tubuh, sebagai
berikut: Metabolisme basal Metabolisme yang berkaitan dengan jumlah kalori yang dibakar
dalam tubuh. Energi ini sebagai modal tenaga untuk melalukan aktivitas sehari-hari.
Metabolisme ini terjadi ketika tubuh mampu menjaga organ penting agar tetap berfungsi
dengan baik. Misalnya tubuh mampu mengubah makanan menjadi energi yang dapat
digunakan untuk beraktivitas. Metabolisme ini menyumbang 70 persen dari proses metabolisme
tubuh secara keseluruhan.

Cara Kerja Metabolisme


Metabolisme tubuh bekerja melalui dua proses, yaitu katabolisme dan anabolisme, yang
berlangsung secara bersamaan. Berikut ini adalah penjelasannya:

Katabolisme
Katabolisme adalah proses pengolahan dan pemecahan nutrisi serta pembakaran kalori dari
makanan untuk kemudian digunakan oleh tubuh sebagai energi. Melalui proses
metabolisme, kandungan protein di dalam makanan dan minuman diubah menjadi asam amino,
lemak diubah menjadi asam lemak, dan karbohidrat diubah menjadi gula sederhana (glukosa).
Selanjutnya, tubuh akan menggunakan gula, asam amino, dan asam lemak sebagai sumber energi
saat dibutuhkan. Zat-zat tersebut diserap dari sistem pencernaan ke dalam darah dan
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Proses metabolisme gula menjadi energi disebut glikolisis.

Anabolisme
Anabolisme merupakan proses memperbarui dan memperbaiki sel-sel tubuh melaui
pembakaran kalori menggunakan energi yang dihasilkan tubuh melalui proses katabolisme.
Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan atau minuman, maka tubuh
akan menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan sebagai jaringan lemak.
ATP

ATP adalah sumber energi langsung bagi semua kegiatan metabolisme di dalam sel. Energi yang
terikat di dalam ATP tersebut berasal dari energi yang dibebaskan dalam pemecahan senyawa
organik dalam sel yaitu dalam proses respirasi. Adenosin Triposfat (ATP) merupakan senyawa
nukleosida triposfat yang terdiri dari tiga komponen, yaitu :

1. Basa ( adenin )
2. Gula ( Ribosa )
3. 3 gugus posforil yang terikat pada ribosa oleh ikatan ester posfat dan terikat satu sama
lain oleh ikatan posfoanhidrida

Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)


Siklus Asam Sitrat merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh yang
berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus ini tidak hanya digunakan untuk memproses
karbohidrat namun juga digunakan untuk memproses molekul lain seperti protein dan lemak.
Reaksi ini selain penting untuk pembentukan energi juga penting untuk biosintesis, sebab dapat
menyediakan kerangka karbon untuk berbagai senyawa penting dalam sel. Secara keseluruhan
rangkaian reaksi kimia siklus krebs dapat dilihat pada diatas. Gambar diatas menunjukkan
bahwa, sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) molekul piruvat akan
teroksidasi terlebih dahulu menjadi Acetyl-CoA dan CO2. Dalam proses tersebut juga dihasilkan
produk samping berupa NADH yang memiliki nilai energi ekivalen dengan 3xATP. Molekul
Acetyl CoA yang terbentuk kemudian masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Inti dari proses yang
terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon yang terikat didalam molekul
Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan koenzim A, serta
memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH2 dan
GTP. Dalam siklus Krebs dihasilkan 1 molekul ATP. Sementara energy bebas yang terkandung
di dalam senyawa NADH dan FADH2 kemudian mengalami proses lebih lanjut dalam Rantai
Transpor Elektron untuk membentuk ATP dan air (H2O).

Metabolisme Karbohidat

Karbohidrat meliputi sekelompok senyawa organik yang mencakup gula dan pati, serta
selain karbon, karbohidrat mengandung hidrogen dan oksigen dalam rasio yang sama dengan air
(2:1). Tiga disakarida sangat penting bagi manusia adalah sukrosa: glukosa dan fruktosa; laktosa:
glukosa dan galaktosa; dan maltosa: glukosa dan glukosa. Pati, yang terdapat di biji-bijian seperti
gandum, nasi, dan barley dan tumbuhan lain, seperti kentang dan jagung, terdiri dari banyak unit
glukosa yang terikat oleh ikatan glikosidik. Gula adalah sumber energi yang penting bagi tubuh
dan satu-satunya sumber energi bagi otak. Hati adalah tempat metabolisme karbohidrat dimana
regulasi, penyimpanan, dan produksi glukosa berlangsung. Hati merupakan satu-satunya organ
yang mengandung glukosa kinase, enzim yang memiliki laju reaksi tinggi (Km), mampu
memfosforilasi glukosa, tapi hanya ketika konsentrasinya tinggi. Konsentrasi yang cukup segera
muncul setelah makan ketika konsentrasi glukosa di vena porta meningkat. Setidaknya 99% dari
semua energi yang berasal dari karbohidrat digunakan oleh mitokondria untuk membentuk ATP
di dalam sel.
Gambar: Pembentukan ATP dari glukosa

Produk akhir dari pencernaan karbohidrat pada traktus gastrointestinal adalah glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Setelah diabsorpsi ke sirkulasi, fruktosa dan galaktosa segera diubah
menjadi glukosa. Sehingga, glukosa adalah molekul utama yang digunakan untuk memproduksi
ATP. Glukosa ini harus ditranspor melewati membran sel ke dalam sitoplasma sel sebelum dapat
digunakan oleh sel. Transpor ini menggunakan carrier protein dalam difusi yang dimediasi oleh
carrier, yang ditingkatkan oleh insulin, sehingga transpor glukosa ke dalam sel pada diabetes
mellitus atau sepsis, mengakibatkan hiperglikemia disertai sekuele lainnya. Segera setelah masuk
ke dalam sel, glukosa dikonversi menjadi glukosa-6-fosfat oleh kerja enzim heksokinase.
Glukosa yang terfosforilasi terionisasi pada pH 7 dan karena membran plasma tidak permeabel
terhadap ion, glukosa yang terfosforilasi tidak dapat melewati membran kembali dan
terperangkap di dalam sel. Fetus mendapatkan hampir semua energinya melalui glukosa yang
didapatkan dari sirkulasi maternal. Segera setelah lahir, cadangan glikogen bayi masih cukup
untuk memasok glukosa selama beberapa jam. Selanjutnya, glukoneogenesis sangat terbatas
pada neonatus. Akibatnya, neonatus rentan untuk mengalami hipoglikemia jika tidak segera
diberi makanan.

1. Glikogen
Setelah masuk ke dalam sel, glukosa dapat langsung digunakan untuk pelepasan energi
ke dalam sel atau dapat berperan sebagai substrat untuk glikogen sintase. Defosforilasi
dari enzim glikogen sintase oleh protein fosfatase-1, yang diregulasi oleh insulin dan
glukagon, mengaktifkan enzim ini. Glikogen sintaseyang aktif menggabungkan molekul
glukosa menjadi polimer yang panjang, mirip dengan cara tumbuhan menyimpan
karbohidrat dalam bentuk pati. Glikogen sintase dinonaktifkan ketika difosforilasi oleh
glikogen sintase kinase-3, protein kinase yang diaktifkan oleh 5’-adenosin monofosfat,
dan protein kinase-A. Hati dan otot skeletal mampu menyimpan glikogen dalam jumlah
besar, tapi semua sel dapat menyimpan paling tidak sedikit glukosa dalam bentuk
glikogen, dan glikogen dalam sel-sel ini diketahui memiliki peran penting dalam
kesehatan dan penyakit.
Hati menyimpan glikogen untuk pelepasan glukosa saat puasa, dan otot, yang dapat
menyimpan sebanyak 90% glukosa yang terkandung dalam satu kali makan,
mengkatabolisme glikogen saat olahraga berat. Kemampuan untuk membentuk glikogen
memungkinkan kita menyimpan glukosa dalam jumlah yang cukup besar tanpa
mengganggu tekanan osmotik cairan intraseluler. Glukosa diambil dari glikogen diantara
waktu makan, selama puasa, dan selama olahraga oleh glikogen fosforilase dan oleh
enzim pencabang.

2. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari asam amino dan gliserol dari lemak.
Pertama-tama asam amino dideaminasi sebelum masuk ke siklus asam sitrat (Krebs).
Proses ini terjadi ketika cadangan glikogen tubuh menurun dibawah nilai normal.
Diperkirakan sekitar 60% dari asam amino dalam protein tubuh dapat dikonversi dengan
mudah menjadi piruvat dan glukosa, sementara 40% sisanya memiliki konfigurasi
kimiawi yang membuatnya sulit dikonversi. Glukoneogenesis distimulasi oleh
hipoglikemia. Terutama di hati, pelepasan kortisol memobilisasi protein, sehingga dapat
dipecahkan menjadi asam amino yang digunakan dalam glukoneogenesis. Tiroksin juga
dapat meningkatkan laju glukoneogenesis.

3. Pelepasan Energi dari Glukosa


Glukosa secara progresif dipecah menjadi dua molekul piruvat, yang keduanya dapat
masuk ke dalam siklus asam sitrat dan energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
membentuk ATP. Untuk setiap mol glukosa yang terdegradasi menjadi karbon dioksida
dan air, menghasilkan 38 mol ATP. Cara yang paling penting bagaimana energi
dilepaskan dari molekul glukosa adalah melalui glikolisis dan oksidasi produk akhir
glikolisis. Glikolisis adalah pemisahan molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat,
yang masuk ke dalam mitokondria dimana piruvat diubah menjadi asetil-koenzim A
(CoA), yang masuk ke dalam siklus asam sitrat dan diubah menjadi karbon dioksida dan
ion hidrogen dengan pembentukan ATP (fosforilasi oksidatif). Fosforilasi oksidatif
terjadi hanya di mitokondria dan jika ada oksigen yang adekuat.

4. Glikolisis Anaerob
Saat tidak ada oksigen yang cukup, energi dapat dilepaskan dalam jumlah kecil melalui
glikolisis anaerob, yang juga dikenal dengan fermentasi pada tumbuhan, jamur, dan
bakteri karena konversi glukosa menjadi piruvat tidak membutuhkan oksigen. Memang,
glukosa adalah satu-satunya nutrien yang dapat berperan sebagai substrat untuk
pembentukan ATP tanpa oksigen. Pelepasan energi glikolitik ini ke sel dapat
menyelamatkan nyawa untuk beberapa menit jika oksigen tidak tersedia.
Selama glikolisis anaerob, sebagian besar asam piruvat diubah menjadi asam laktat, yang
berdifusi dengan cepat keluar dari sel menuju cairan ekstraseluler. Ketika oksigen
tersedia lagi, asam laktat ini dapat diubah kembali menjadi glukosa. Rekonversi ini
terjadi terutama di hati. Penyakit hati yang berat dapat mengganggu kemampuan hati
untuk mengubah asam laktat menjadi glukosa, yang dapat mengakibatkan asidosis
metabolik.

Gangguan metabolisme karbohidrat


Beberapa contoh penyakit yang termasuk dalam kelompok gangguan metabolisme karbohidrat
atau gula adalah:

 Diabetes
Diabetes mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat.
 Galaktosemia
Galaktosemia adalah kelainan metabolisme yang menyebabkan tubuh tidak mampu
memecah gula jenis galaktosa dengan baik. Galaktosa merupakan jenis gula yang
terdapat dalam susu.
 SindromMcArdle
Sindrom ini menyebabkan tubuh tidak mampu memecah glikogen. Glikogen adalah
bentuk gula yang tersimpan di seluruh jaringan tubuh, terutama otot dan hati.

METABOLISME PROTEIN

Protein dalam sel hidup terus menerus diperbaharui melalui proses pertukaran protein, yaitu
suatu proses berkesinambungan yang terdiri atas penguraian protein yang sudah ada menjadi
asam amino bebas dan resintesis selanjutnya dari asam-asam amino bebas menjadi protein.
Dalam tubuh sekitar 1-2 % protein mengalami peruraian setiap hari. Sekitar 75- 80 % dari asam
amino yang dibebaskan akan digunakan kembali untuk sintesis protein yang baru. Nitrogen
sisanya akan dikatabolisasi menjadi urea (pada mamalia) dan kerangka karbon bagi senyawa-
senyawa amfi bolik (Murray,K., 2002). Untuk mempertahankan kesehatan, manusia memerlukan
30- 60 g protein setiap hari atau ekivalen dalam bentuk asam amino bebas. Secara umum
metabolisme protein dapat dilihat pada gambar dibawah. Asam-asam amino yang berlebih tidak
akan disimpan, tetapi diuraikan dengan cepat. Di dalam sel, protein akan diuraikan menjadi
asam-asam amino oleh protease dan peptidase. Protease intrasel akan memutus ikatan peptida
internal protein sehingga terbentuk senyawa peptida (Murray,K., 2002). Selanjutnya, oleh
peptidase, peptida tersebut akan diuraikan menjadi asam-asam amino bebas. Endopeptidase akan
memutus ikatan peptida internal sehingga terbentuk peptida-peptida yang lebih pendek,
selanjutnya ammopeptidase dan karboksipeptidase akan membebaskan asam-asam amino
masing-masing dalam gugus terminal-N dan -Cpada peptida-peptida tersebut. Penguraian protein
seperti yang disebutkan di atas adalah untuk protein ekstrasel dan intrasel yang mana
penguraiannya tidak memerlukan ATP. Untuk protein yang berusia pendek dan yang abnormal
penguraiannya terjadi pada sitosol dan memerlukan ATP atau ubikuitin. Asam amino yang
terbentuk dari katabolisme protein ini akan dimetabolisasi menjadi ammonia dan kerangka
karbon. Selanjutnya kerangka karbon akan ikut dalam siklus asam sitrat (TCA) dan
glukoneogenesis. Sedangkan ammonia akan mengalami sintesis membentuk urea atau
membentuk asam amino baru ((Bourke,S.L.,et.al. 2003).

Gambar: Metabolisme Protein Secara Umum

Katabolisme Nitrogen

Asam Animo Hanya sedikit organisme yang dapat mengubah nitrogen bebas (N2 ) menjadi
senyawa biologis yang berguna seperti NH3 , oleh karenanya organisme umumnya
menggunakan nitrogen dari asam amino. Pada umumnya, asam amino dimetabolisasi di hepar .
Ammonia yang dihasilkan didaur ulang dan digunakan untuk bermacam-macam proses
biosintesis, kelebihannya akan dibuang sebagai urea. Kelebihan ammonia yang dihasilkan oleh
jaringan ekstrahepatik akan diangkut ke hepar (dalam bentuk gugus amino) untuk diubah
menjadi senyawa yang bisa diekskresi.
Di dalam katabolisme ini, asam amino glutamat dan glutamin berperan penting, Gugus amino
dari asam amino akan dialihkan ke Į-keto glutamat membentuk glutamat (terjadi disitosol).
Selanjutnya, glutamat akan diangkut ke mitokondria dan gugus amino dilepaskan berupa NH4 .
Kelebihan ammonia jaringan lain akan diubah menjadi glutamin lalu diangkut ke mitokondria
hepar. Kelebihan gugus amino di jaringan otot dialihkan ke piruvat, karenanya piruvat berubah
menjadi alanin yang selanjutnya akan dibawa ke mitokondria hepatosit untuk dilepas gugus NH4
nya. Manusia merupakan makhluk ureotelik artinya dapat mengubah nitrogen asam amino
menjadi urea yang tidak toksik dan mudah larut dalam air. Biosintesis urea dibagi menjadi 4
tahap: (1), Transminasi, (2), Deaminasi oksidatif, 3) Pengangkutan amonia dan (4) Reaksi siklus
urea. Asam-asam amino yang telah kehilangan gugus amino, kerangka karbonnya akan
mengikuti siklus glukoneogenesis. Asam-asam amino yang demikian ini disebut sebagai asam
amino glukogenik (ala, ser, cys, gly, thre, glu, arg, pro, his, val, meth, dan asp

Gangguan metabolisme protein


Beberapa jenis penyakit yang termasuk dalam kelompok gangguan metabolisme protein adalah:
Fenilketonuria
Fenilketonuria terjadi ketika kadar asam amino (protein) fenilalanin dalam darah terlalu tinggi.
Maplesyrupurine(MSUD)
Penyakit urine sirup mapel terjadi ketika tubuh tidak mampu menyerap asam amino.
Alkaptonuria
Alkaptonuria terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah asam amino tirosin dan fenilalanin
dengan baik sehingga urine penderitanya berwarna hitam kecoklatan ketika terpapar udara.
AtaksiaFriedreich
Ataksia Friedreich terjadi saat protein jenis frataksin di dalam tubuh berkurang dan memicu
kerusakan pada saraf yang mengendalikan kemampuan berjalan dan kerja jantung.
Metabolisme lipid/lemak

Lipid yang penting dalam kehidupan adalah lemak-lemak netral (trigliserida), fosfolipid, atau
senyawa sejenis, dan sterol. Trigliserida terdiri dari 3 asam lemak yang berikatan dengan
gliserol. Asam lemak merupakan bagian struktur membrana biologik yang penting sebagai
sumber energi bagi jaringan otot bahkan pada keadaan tersedianya glukosa. Metabolisme
mencakup proses anabolisme dan katabolisme. Hati merupakan pusat metabolisme lipid yang
bertanggung jawab dalam pengaturan kadar lipid dalam tubuh. Metabolisme lipid yang akan
dibahas meliputi: metabolisme triglyceride, metabolism kolesterol, dan metabolisme lipoprotein.
Penggunaan lemak oleh tubuh untuk energi sama pentingnya seperti penggunaan karbohidrat.
Triglycerida merupakanbentuk lemak yang disimpan untuk energi dan merupakan bentuk paling
banyak dalam bahan makanan dan jaringan. Sejumlah karbohidrat yang dimakan diubah mejadi
triglycerida kemudian disimpan dan digunakan sebagai triglycerida untuk energi. Jadi lebih dari
setengah keseluruhan energi yang digunakan oleh sel disuplai asam lemak yang berasal dari
triglycerida atau secara tidak langsung dari karbohidrat.Triglycerida yang digunakan untuk
energi berasal dari makanan atau lemak yang disimpan dalam jaringan lemak. Tahap pertama
dalam penggunaan triglyceride untuk energi adalah hidrolisis dari triglycerida menjadi asam
lemak dan gliserol. Triglycerida dari makanan dikatabolisme oleh enzim lipoprotein lipase yang
terletak dalam endotel kapiler yang memecah triglyceride yang ada dalam darah menjadi asam
lemak dan glycerol yang akan disusun kembali menjadi lemak baru dalam sel lemak.Triglycerida
yang disimpan dalam jaringan lemak dikatabolisme oleh hormon sensitivelipase yang terdapat
dalam jaringan lemak dan mengkatalisis cadangan triglyceride menjadi asam lemak dan
gliserol. Kemudian asam lemak dan gliserol ditranspor kejaringan aktif dimana keduanya
dioksidasi dan menghasilkan energi. Gliserol sewaktu memasuki jaringan aktif segera
diubah menjadi gliserol 3 fosfat yang memasuki jalur glikolitik untuk pemecahan glukosa untuk
menghasilkan energi. Sedangkan asam lemak sebelumnya melalui proses beta oksidasi
menghasilkan acetyl coA yang masuk ke siklus krebs dan menghasilkan energy.
Gambar: Proses Metabolisme Lipid

Triglycerida dapat disintesis dari asam lemak. Asam-asam lemak diaktifkan menjadi asil koA
oleh enzim asil koA sintetase dengan memakai ATP dan koA. Dua molekul asil koA bergabung
dengan gliserol 3 fosfat untuk membentuk 1,2 diasilgliserol fosfat (fosfadidat) yang terjadi
melalui 2 tingkatan yaitu lisofosfatidat yang dikatalisis oleh gliserol fosfat asiltransferase dan
kemudian oleh 1 asil gliserol 3 fosfat asiltransferase. Fosfatidat dikonversi oleh fosfatidat
fosfahidrolase menjadi 1,2 diasilgliserol. Dalam mukosa ususmjalan monoasilgliserol ada
dimana monoasilgliserol dikonversi menjadi 1,2 diasilgliserol. Kemudian asil koA berikut
diesterifikasi dengan diasilgliserol membentuk triasilgliserol yang dikatalisis oleh diasilgliserol
asil transferase.

Bila karbohidrat yang memasuki tubuh melebihi yang dipakai sebagai energi atau disimpan
dalam bentuk glikogen, maka kelebihan karbohidrat tersebut diubah menjadi triglycedia dan
disimpan dalam jaringan adiposa. Kebanyakan sintesis triglycedia terjadi dihati dan sejumlah
kecil didalam jaringan adiposa. Mula-mula karbohidrat dikonversi menjadi asetil koA yang
terjadi selama pemecahan glukosa pada sistem glikolisis. Kemudian asetil koA diubah menjadi
asam lemak malonil koA dan NADPH sebagai perantara utama dalam proses polimerisasi.

Gangguan metabolisme lemak


Penyakit yang termasuk kelompok gangguan metabolisme lemak antara lain:
Penyakit Gaucher
Penyakit Gaucher menyebabkan tubuh tidak bisa memecah lemak sehingga lemak menumpuk di
hati, limpa, dan sumsum tulang. Gangguan ini dapat memicu kerusakan tulang.
Penyakit Tay-Sachs
Penyakit Tay-Sachs mengakibatkan penumpukan lemak di otak.
Xanthoma
Xanthoma adalah gangguan pada kulit yang muncul akibat adanya penumpukan lemak di bawah
permukaan kulit.
Metabolisme purin
Asam urat secara normal merupakan hasil akhir metabolisme purin, baik purin yang berasal dari
bahan makanan maupun dari pemecahan asam nukleat. Senyawa ini sukar larut air, tapi dalam
darah, asam urat terlarut dalam bentuk natrium urat, sementara dalam saluran kemih urat tetap
dijumpai dalam bentuk asam urat. Bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH >7 (lingkungan
basa). Purin merupakan senyawa nukleotida. Senyawa ini memiliki peran luas pada berbagai
proses biokimia tubuh. Bersama asam amino, nukleotida merupakan unit dasar proses
biokimiawi penurunan sifat genetik. Nukleotida merupakan unit protein yang dibutuhkan untuk
ekspresi informasi genetik. Jenis nukleotida yang paling dikenal karena perannya itu adalah
purin dan pirimidin. Keduanya berperan dalam sintesa DNA dan RNA. Dalam makanan, purin
terdapat dalam bentuk nukleoprotein. Di usus, asam nukleat dibebaskan dari nukleoprotein oleh
enzim. Selanjutnya asam nukleat ini akan diubah menjadi mononukleotida. Mononukleotida
dihidrolisis menjadi nukleosida yang langsung dapat diserap tubuh dan sebagian dipecah menjadi
purin dan pirimidin.
Selanjutnya di dalam hati, purin diangkut dan teroksidasi menjadi asam urat. Enzim penting pada
pembentukan asam urat adalah Xantin Oksidase yang aktif bekerja pada usus halus, hati dan
ginjal. Dengan demikian pembentukan asam urat tergantung dari metabolisme purin dan fungsi
enzim Xantin-Oksidase. Pada orang normal, jumlah asam urat berkisar 1000 mg dengan
kecepatan metabolisme (turn over) 600 mg/hari. Kandungan normal natrium urat di dalam serum
<7 mg/dl. Berdasarkan hasil penelitian laboratorium klinis, kadar asam urat normal wanita 2,4-
5.7 mg/dl dan untuk pria lebih tinggi yaitu 3,4- 7.0 mg/dl. Pada anak kadar asam urat berkisar
antara 3,0-4.0 mg/dl dan setelah pubertas pada pria mencapai 5.2 mg/dl.
Di dalam tubuh, asam urat diabsorpsi melalui mukosa usus dan diekskresikan melalui urine.
Pada manusia, sebagian besar purin dari makanan langsung diubah menjadi asam nukleat tanpa
terlebih dahulu bergabung dengan asam nukleat tubuh. Dengan demikian bahan pembentuk purin
tersedia dalam jumlah mencukupi dan purin bebas dari makanan tak berfungsi sebagai
pembentuk asam urat. Sekitar dua per tiga asam urat yang diproduksi dibuang melalui ginjal dan
sisanya melalui saluran cerna. Pada orang normal, 18-20% asam urat hilang dipecah oleh bakteri
menjadi karbondioksida dan amonia di usus dan dikeluarkan melalui tinja.

Gambar: Metabolisme Purin


Gangguan metabolisme purin

Gangguan pada metabolisme


purin
a. Hiperurikemia : berlebihnya
asam urat di dalam darah
b. Gout : suatu penyakit
dimana terjadi penumpukan
asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat,
pembuangan melalui ginjal
yang menurun atau
peningkatan asupan makanan
kaya purin.
c. Sindrom Lesch-nyhan
adalah suatu hiperurisemia
over produksi yang sering
disertai litiasis asam urat
serta sindrom self-
mutilation terjadi karena
tidak
berfungsinya enzim
hipoxantin-guanin
fosforibosil transferase yang
merupakan
enzim pada penyelamatan
pada reaksi purin
Gangguan pada metabolisme
purin
a. Hiperurikemia : berlebihnya
asam urat di dalam darah
b. Gout : suatu penyakit
dimana terjadi penumpukan
asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat,
pembuangan melalui ginjal
yang menurun atau
peningkatan asupan makanan
kaya purin.
c. Sindrom Lesch-nyhan
adalah suatu hiperurisemia
over produksi yang sering
disertai litiasis asam urat
serta sindrom self-
mutilation terjadi karena
tidak
berfungsinya enzim
hipoxantin-guanin
fosforibosil transferase yang
merupakan
enzim pada penyelamatan
pada reaksi purin
1. Hiperurikemia : berlebihnya asam urat di dalam darah
2. Gout, suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh
secaraberlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan melalui ginjalyang
menurun atau peningkatan asupan makanan kaya purin
3. Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang seringdisertai
litiasis asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidakberfungsinya enzim
hipoxantin-guanin fosforibosil transferase yang merupakanenzim pada penyelamatan
pada reaksi purin.

Pirimidin
a. Asam nukleat akan
mengalami hidrolisa oleh
beberapa enzim (lihat
katabolisme
purin), yang akhirnya akan
menghasilkan basa
pirimidin.
b. Pirimidin mengalami
pemecahan cincin, hasil
akhir katabolisme pirimidin
adalah
beta-asam amino, amonia
dan CO2. Lihat diagram di
bawah.
Pirimidin
a. Asam nukleat akan
mengalami hidrolisa oleh
beberapa enzim (lihat
katabolisme
purin), yang akhirnya akan
menghasilkan basa
pirimidin.
b. Pirimidin mengalami
pemecahan cincin, hasil
akhir katabolisme pirimidin
adalah
beta-asam amino, amonia
dan CO2. Lihat diagram di
bawah.
Metabolisme Pirimidina.
Metabolisme asam nukleat merupakan proses sintesis dan degradasi asam nukleat (DNA dan
RNA) yang sebagian besar terjadi seacara de novo. Proses ini melibatkan reaksi fosfat, gula
pentosa, dan basa nitrogen. Sintesis nukleutida bukan hanya penting karena peranan yang krusial
dalam sintesis protein dan penyimpanan informasi genetik, tetapi juga karena peranannya dalam
pembentukan FAD, NAD(P)H, CoASH, Camp dan UDP-glukosa dalam metabolisme [22]. Basa
nitrogen nukleotida dipisahkan menjadi dua bagian yakni purin dan pirimidin. Sintesis
nukleotida pirimidin dimulai dengan pembentukan uridin. Reaksi ini membutuhkan derivat
aspartat, glutamin, bikarbonat dan 2 molekul ATP (untuk menyediakan energi) serta PRPP yang
menyediakan ribosa-monofosfat. Mekanisme sintesis pirimidin tidak sama dengan sintesis purin.
Setelah uridin-monofosfat disintesis dan bereaksi dengan 2 ATP untuk membentuk uridin-
trifosfat (UTP). UTP dapat diubah menjadi CTP (cytidine-triphosphate) dalam reaksi yang
dikatalisis oleh CTP sintetase. Sintesis timidin pada tahap awal membutuhkan reduksi uridin
menjadi deoksiuridin. ATP dan nukleutida purin merupakan aktivator sintesis pirimidin,
sedangkan CTP dapat menghambat sintesis pirimidin apabila sintesisnya berlebihan. Interaksi
reaksi ATP dan CTP mampu menjaga stabilitas purin dan pirimidin tetap sama. Hal ini sangat
bermanfaat untuk sintesis asam deoksiribunukleat (DNA).
Proses metabolism pirimidina yaitu: Asam nukleat akan mengalami hidrolisa oleh beberapa
enzim (lihat katabolismepurin), yang akhirnya akan menghasilkan basa pirimidin selanjutnya
pirimidin mengalami pemecahan cincin, hasil akhir katabolisme pirimidin adalah beta-asam
amino, amonia dan CO2.
Gangguan pada metabolism pirimidin
Gangguan pada metabolism pirimidin seperti Reye’s Syndrome. Gangguan pada mitokondria
hati. Orotikasiduria sekunder karenaketidakmampuan mitokondri memakai karbamoil fosfat
(pada defisiensi ornitintrankarbamoilase) overproduksi asam orotat.

Anda mungkin juga menyukai