Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PAPER

MATA KULIAH BIOKIMIA

METABOLISME KARBOHIDRAT

Disusun Oleh :
Fani Pranidasari (6411420059)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan
bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan
semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel
sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk
hidup.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel
tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energi
yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan
(anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana
(katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting
pada kes ehatan. Karena di dalamnya menyangkut organ-organ yang
dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa
kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan
pancreas. Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk
membuat paper yang berjudul “Metabolisme Karbohidrat”.

2. Rumusan Masalah
a. Jelaskan yang dimaksud dengan karbohirat?
b. Jelaskan yang dimaksud dengan metabolisme?
c. Bagaimana proses metabolisme karbohidrat?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian karbohidrat.
b. Untuk mengetahui pergertian metabolisme.
c. Untuk mengetahui proses metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN

a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah turunan Aldehida atau keton dari Alkohol polihidrat. Karbohidrat
tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan; senyawa ini memiliki peran struktural dan
metabolik yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon dioksida dan air
melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati (kanji, starch) atau digunakan untuk
menyintesis selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan dapat menyintesis karbohidrat dari
asam amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan terutama berasal dari tumbuhan.
Glukosa adalah karbohidrat terpenting; kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserap
ke dalam aliran darah sebagai glukosa yang dibentuk melalui hidrolisis pati dan
disakarida dalam makanan, dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah
bahan bakar metabolik utama pada mamalia (kecuali pemamah biak) dan bahan bakar
universal bagi janin. Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di
tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan; ribosa dan deoksiribosa dalam asam
nukleat; galaktosa untuk sintesis laktosa dalam susu, dalam glikolipid, dan sebagai
kombinasi dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan.

b. Metabolisme
Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan interkonversi senyawa
kimia di dalam tubuh, jalur yang diambil oleh tiap molekul, hubungan antar-molekul, dan
mekanisme yang mengatur aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Jalur
metabolik digolongkan mejadi tiga kategori.
(1) Jalur anabolik, yaitu jalur-jalur yang berperan dalam sintesis senyawa yang lebih
besar dan kompleks dari prekursor yang lebih kecil, misalnya sintesis protein dari asam
amino dan sintesis cadangan triasilgliserol dan glikogen. Jalur anabolik bersifat
endotermik.
(2) Jalur katabolik, yang berperan dalam penguraian molekul besar, sering melibatkan
reaksi oksidatif; jalur ini bersifat eksotermik, yang menghasilkan ekuivalen pereduksi,
dan terutama melalui rantai respiratorik, ATP.
(3) Jalur amfibolik, yang berlangsung di "persimpangan" metabolisme, bekerja sebagai
penghubung antara jalur katabolik dan anabolik, misalnya siklus asam sitrat.
Pengetahuan tentang metabolisme normal sangat penting untuk memahami kelainan yang
mendasari penyakit. Metabolisme normal mencakup adaptasi terhadap masa kelaparan,
aktivitas fisik, kehamilan, dan menyusui.

c. Proses Metabolisme Karbohidrat


Glukosa yang berasal dari pencernaan karbohidrat diserap melalui vena porta hati. Hati
memiliki peran mengatur konsentrasi berbagai metabolit larutair dalam darah . Pada kasus
glukosa, hal ini dicapai dengan menyerap glukosa yang melebihi kebutuhan saat ini dan
menggunakannya untuk menyintesis glikogen asam lemak.
Di antara waktu makan, hati bekerja mempertahankan kadar glukosa darah dengan
menguraikan glikogen dan bersama dengan ginjal, dengan mengubah metabolit
nonkarbohidrat, seperti laktat, gliserol, dan asam amino menjadi glukosa. Pemeliharaan
kadar glukosa darah yang memadai sangat penting bagi jaringan yang memakai glukosa
sebagai bahan bakar utama (otak) atau bahan bakar satu-satunya (eritrosit). Hati juga
membentuk berbagai protein plasma utama (misalnya albumin) dan mendeaminasi asam
amino yang melebihi kebutuhan dan membentuk urea yang diangkut ke ginjal untuk
diekskresikan.
Otot rangka menggunakan glukosa sebagai bahan bakar, baik secara aerob yang
membentuk CO2 maupun anaerob, yang membentuk laktat. Otot rangka menyimpan
glikogen sebagai bahan bakar untuk digunakan dalam kontraksi otot dan membentuk
protein otot dari asam amino plasma. Otot membentuk sekitar 50% massa tubuh dan
karenanya merupakan simpanan protein yang cukup besar dan dapat digunakan untuk
menyuplai asam amino untuk glukoneogenesis pada keadaan kelaparan.

Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat di bagi dalam dua bagian yaitu yang tidak
menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob.Reaksi
anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat.
Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim
tertentu, dan akan dibahas satu persatu.

1. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa -6-fosfat
dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi sebagai
berikut :Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut di bantu oleh ion
Mg++  sebagai kofaktor. Heksokinase yang berasal dari ragi merupakan katalis pada reaksi
pemindahan gugus fosfat dari ATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga kepada
fruktosa, manosa dan glukosamina.

2. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerisasi, yaitu pengubahan glukosa -6-fosfat menjadi fruktosa
-6-fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan kofaktor dan
telah diperoleh dari ragi dengan cara klistalisasi. Enzim fosfoheksoisomerase terdapat
pada jaringan otot dan mempunyai berat molekul 130.000.

3. Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosfofruktokinase
dibantu oleh ion Mg++  sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dari
ATP kepada fruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri akan berubah menjadi ADP.
Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang  oleh beberapa metabolit, yaitu
senyawa yang terlibat dalam proses metabolisme ini.

4. Aldolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul
fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat
dan D-gliseral-dehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis,
telah ditemukan dan dimurnikan oleh Warburg.

5. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-
gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat. Yang mengalami reaksi lebih lanjut
dalam proses glikolisis ialah D-gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel tidak mampu
mengubah dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah
dihidroksiasetonfosfat akan bertimbun dalam sel. Hal ini tidak berlangsung karena dalam
sel enzim triosafosfat isomerase yang dapat mengubah dihidroksiasetonfosfat menjadi D-
gliseraldehida-3-fosfat.

6. Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat menjadi
asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus
fosfat diperoleh dari asam fosfat.Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam
karboksilat.

7. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat menjadi
asam 3-fosfogliserat.Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan ion Mg+
+
 diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi,
maka reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses
glikolisis dalam bentuk ATP.

8. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-fosfogliserat
menjadi asam 2-fosfogliserat.

9. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam 2-
fosfogliserat dengan katalis enzim enolase dan ion Mg ++ sebagai kofaktor.Reaksi
pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.

10. Piruvat Kinase


Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam
fosfoenolpiruvat kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul piruvat.
Piruvat kinase telah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal. Enzim ini adalah suatu
tetramer dengan berat molekul 165.000.dalam reaksi tersebut, di perlukan ion Mg++ dan
K+ sebagai aktivator.
 

Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan


dalam hati dan otot. Pada proses ini, lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa
menjadi glikogen akan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon
terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan karbohidrat
setelah makan atau teraktivasi pada akhir siklus Cori.

Pada hati, glikogenesis berfungsi untuk mempertahankan kadar gula darahsedangkan


padaotot bertujuan untuk kepentingan otot sendiri dalam membutuhkan energi. Proses
Glikogenesis terjadi apabila jumlah glukosa ( dari makanan ) yang masuk kedalam tubuh
terlalu berlebih maka glukosa tersebut akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. 
Proses terjadinya glikogenesis :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan
di hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.
 Enz-P + Glukosa 6-fosfat «Enz + Glukosa 1,6-bifosfat « Enz-P + Glukosa 1-fosfat
1. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
 UTP + Glukosa 1-fosfat « UDPGlc + PPi
1. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan
menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
2. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang
sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini.
Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal
sebagai glikogenin.
 UDPGlc + (C6)n  à UDP + (C6)n+1
                  Glikogen        Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1à4 untuk membentuk rantai pendek
yang diaktifkan oleh glikogen sintase.Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada
pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang
melebihi jumlah molekul glikogenin.

Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut
hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 1à4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang
berdekatan untuk membentuk rangkaian 1à6 sehingga membuat titik cabang pada
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut
1àglukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non
reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga
akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase.Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen
induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang.Enzim yang berperan dalam
tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching enzyme).

Glikogenolisis merupakan reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul glukosa.


Proses ini terjadi apabila tubuh membutuhkan glukosa, untuk digunakan lebih lanjut
dalam proses glikolisis. Glikogenolisisjuga dapat berarti lintasan metabolisme yang
digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan
kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtomahipoglisemia. Jika
glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan
enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 1à4 glikogen
untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar
molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu
glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1à6.

(C6)n + Pià (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat


Glikogen          Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1à6 terpajan. Hidrolisis ikatan
1à6 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik.
Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung. (Murray dkk. Biokimia Harper)

Berikut tahap-tahap glikogenelisis :

1. Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda


dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan
enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi
glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya
(glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
2. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda
dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa
6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak
menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.
3.  Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi
sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP
 

Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai jalur glikolisis yang mengubah glukosa
menjadi piruvat. Pada keadaan aerob, langkah berikutnya pada pembentukkan energi dari
glukosa adalah dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil koA).
Unit asetil aktif ini kemudian mengalami oksidasi sempurna menjadi CO2 melalui siklus
asam sitrat.

Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria,
yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan mengubah asam piruvat
menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan
menggunakaan oksigen atau aerob.
Siklus asam sitrat dikenal juga sebagai siklus asam trikarboksilat atau siklus krebs,
menggunakan nama penemunya Hans Krebs seorang ahli biokimia yang banyak jasa atau
sumbangannya dalam penelitian tentang metabolisme karbohidrat.
Siklus asam sitrat merupakan jalur metabolisme bersama untuk oksidasi molekul bahan
bakar seperti asam amino, asam lemak dan karbohidrat, juga berperan sebagai sumber
bahan pembangun untuk proses-proses biosintesis.Sebagian besar molekul masuk siklus
asam sitrat sebagai Asetil KoA.Dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil koA
merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus asam sitrat. Pada eukariot, reaksi
ini dan reaksi dalam siklus berlangsung dalam mitokondria, sedangkan glikolisis
berlangsung di sitosol.
Berikut adalah gambaran ringkas siklus asam sitrat:

 Senyawa C4 (oksaloasetat) berkondensasi dengan senyawa C2 membentuk senyawa


C6 (asam trikarboksilat / sitrat). Reaksi dikatalisis oleh enzim sitrat sintase.
 Sitrat mengalami isomerisasi menjadi isomer sitrat. Reaksi dikatalisis oleh enzim
sitrat akotase.
 Isomer sitrat kemudian mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi senyawa C5 (α-
ketoglutarat). Reaksi dikatalisis oleh enzim isositrat dehidrogenase dan menghasilkan
NADH dan CO2.
 Senyawa ini mengalami dekarboksilasi oksidatif lagi menjadi senyawa C4 (suksinil
ko-A. Reaksi dikatalisis oleh enzim α-ketoglutarat dehidrogenase dan menghasilkan
NADH dan CO2.
 Senyawa C4 (suksinil ko-A) lalu dipecah menjadi suksinat (C4). Reaksi dikatalisis
oleh enzim suksinil koA sintase. Menghasilkan senyawa fosfat berenergi tinggi
(GTP).
 Suksinat (C4) dioksidasi menjadi fumarat (C4). Reaksi dikatalisis oleh enzim suksinat
dehidrogenase dan menghasilkan FADH2.
  Fumarat (C4) mengalami hidrasi menjadi malat (C4). Reaksi dikatalisis oleh enzim
fumarase.
 Akhirnya malat (C4) dioksidasi menghasilkan kembali oksaloasetat (C4). Reaksi
dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase dan menghasilkan NADH.

Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme


dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)
molekul organik kompleks yang biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan
enzim. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel, tanpa metabolisme
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Pada glikolisis aerob, energi ysng dihasilkan
terinci sebagai berikut:

 Hasil tingkat substrat                                                  : +4P


 Hasil oksidasi respirasi                                                : +6P
 Jumlah                                                                         : 4P+6P = 10P
 Dikurangi untuk aktivasi glukosa dan fruktosa 6P      : -2
 Hasil akhir                                                                   : 10P-2P = 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

 Hasil tingkat substrat                                                  : +4P


 Hasil oksidasi respirasi                                                : +0P
 Jumlah                                                                          : 4P+0P = 4P
 Dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P      : -2P
 Hasil akhir                                                                   : 4P-2P = 2P
Pada siklus asam sitrat, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan                           : 3 X 3P = 9P


2. Satu molekul FADH2, menghasilkan                           : 1 X 2P= 2P
3. Pada tingkat substrat                                                    : 1P
Jumlah                                                                         : 12p

Satu siklus krebs  akan menghasilkan energi 3P+3P+1P+2P+3P = 2P


 

Apabila dihubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat, dan siklus krebs akan dapat kita
itung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi
dengan rincian sebagai berikut:

1. Glikolisis                                                                   : 8P
2. Oksidasi piruvat (2X3P)                                           : 6P
3. Siklus krebs (2X12P)                                                : 24P
Jumlah                                                                        : 38P

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Metabolisme karbohidrat adalah proses yang mencakup sintesis (anabolisme) dan


penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Glikolisis merupakan jalur utama
metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk
dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Glikogenesis adalah lintasan
metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati.
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah
untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria,
yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan mengubah asam piruvat
menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi.

DAFTAR PUSTAKA
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

Poedjiani, Anna. Supriyanti, F. M. Titin. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas


Indonesia. Jakarta

Victor W. Rodwell, P. P. (1976). Harper's Illustrated Biochemistry. Chicago: MC Graw Hill


Education LANGE.

Anda mungkin juga menyukai