Disusun Oleh :
Fani Pranidasari (6411420059)
BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Setiap masyarakat Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.
Seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai
sistem pendidikan nasional yang menetapkan bahwa pemerintah berkewajiban
memenuhi hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Salah satu faktor utama dalam pembangunan harus adanya sumber daya manusia
(SDM) Untuk mendapatkan SDM yang bermutu maka diperlukan pendidikan yang
berkualiats.
Pendidikan adalah sarana penting untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas dari kemiskinan. Selain itu,
pendidikan merupakan sebuah investasi jangka panjang dan membutuhkan proses
yang cukup lama serta biaya yang sangat besar dalam masa pendidikan yang lebih
tinggi.
Menurut Septiana (2008) Pendidikan memiliki peranan penting dalam
pembangunan, pendidikan yang baik akan memberikan kontribusi terhadap
kesejahteraan mereka. Untuk melihat seberapa besar kemajuan sektor pendidikan
dapat dilihat dari besarnya indikator pendidikan yang meliputi Angka Partisipasi
Sekolah (APK),Tingkat Pendidikan Tinggi (TPT) dan Angka Melek Huruf (AMH).
Cakupan pendidikan dalam lingkup ini cukup luas. Usia Pendidikan terdiri dari usia
7-12 tahun menggenggam pendidikan sekolah dasar, usia 13-15 tahun menggenggam
pendidikan sekolah menengah pertama, usia 16-18 tahun dalam pendidikan
mengengah atas dan usia 19-24 dalam pendidikan perguruan tinggi.
Salah satu aspek penting yang memengaruhi SDM adalah tingkat kesehatan
masyarakat, dimana status kesehatan memainkan peranan penting. Status kesehatan
masyarakat dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu pencapaian umur harapan
hidup, angka kesakitan, angka kecacatan, atau angka kematian; pencapaian
keikutsertaan dalam pelayanan kesehatan, pencapaian kepuasan internal, dan
kepuasan eksternal; partisipasi dalam kehidupan sosial; dan lingkungan tempat
tinggal. Dalam suatu komunitas, keempat faktor pendukung tersebut mempunyai
hubungan yang erat satu sama lain, dan tidak dapat dipisahkan dengan sumber daya
alam, kepadatan penduduk, sistem budaya, dan keseimbangan lingkungan.
HL. Blum dalam konsepnya menggambarkan bahwa status kesehatan
seseorang atau suatu komunitas masyarakat, merupakan hasil interaksi berbagai
faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor
fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain
sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan dan
sebagainya (Blum MD. Hendrik L, 1974).
Pada dekade abad ke 20, penduduk Indonesia memiliki ciri-ciri struktur umur
muda dengan rata-rata tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Hal ini dapat
dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dilaporkan setiap tahun oleh
WHO. Pada tahun 2009 Indonesia menduduki urutan nomor 111 di antara 182
bangsa-bangsa di dunia (WHO, 2009). Dalam pencapaian peningkatan status
kesehatan bukan hanya tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan, tetapi
merupakan pengintegrasian dari berbagai kementerian/institusi serta dukungan dari
masyarakat sendiri untuk meningkatkan kesehatannya. Kelompok usia muda
merupakan kelompok harapan bangsa di masa depan, baik sebagai insan maupun
sebagai SDM yang berkualitas. Masa ini merupakan generasi peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Bagi mereka, masa ini merupakan masa mencari jati
diri untuk menghadapi kedewasaan.
Menurut perkembangan intelektual, mereka telah mencapai perkembangan
mental yang memungkinkan untuk berpikir dengan cara berpikir orang dewasa. Oleh
karena itu paper ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh perhitungan angka
partisipasi pendidikan terhadap kesehatan pada rentan usia muda penduduk di Kota
Semarang.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan indikator pengukuran pendidikan?
3. Bagaimana perhitungan indikator pengukuran pendidikan di Kota Semarang?
4. Bagaimana pengaruh perhitungan indikator pengukuran pendidikan tersebut
terhadap pembangunan kesehatan di Kota Semarang?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengertian indikator pengukuran pendidikan.
3. Untuk mengetahui perhitungan indikator pengukuran pendidikan di Kota
Semarang.
4. Untuk mengetahui pengaruh perhitungan indikator pengukuran pendidikan
tersebut terhadap pembangunan kesehatan di Kota Semarang.
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar
“didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran
pimpinan)mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan
mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,
proses perluasan, dan cara mendidik. Pendidikan dalam prosesnya mempunyai
tingkatan-tingkatan tertentu yang menjadi simbol tentang level seseorang individu
telah menguasai atau menyelesaikan tingkatan pendidikan tertentu.
1. Pendidikan Dasar
2. Pendidikan Menengah
3. Pendidikan Tinggi
Kesimpulan
Blum, Hendrik L. (1974) “Planning for Health, Development and Aplication of Social
Changes Theory” New York: Human Sciences Press.
WHO (2009) “Improving Health System and Service for Mental Health:
WHOLibraryCataloguing-in-Publication Data” http://apps.who.int/iris/bitst
ream/10665/44219/1/9789241598774_eng.p - DiaksesOktober 2017.