Anda di halaman 1dari 5

Hubungan dan Pengaruh Pendidikan terhadap Pembangunan Kesehatan

Tugas Mata Kuliah Dasar Kependudukan

Dosen Pengampu: Drh. Dyah Mahendra Sukendra,M.Sc

Oleh: Aura Gracia Hawarismi

(Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang)

I. Latar Belakang
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan dan mencakup seluruh aspek
kehidupan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam proses pembangunan tersebut
pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan strategis demi terciptanya sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi sehingga diharapkan berdampak positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Pendidikan merupakan sektor strategis dalam pembangunan suatu
bangsa dan negara secara keseluruhan. Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia (SDM). SDM yang berkualitas hanya bisa dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas pula.
SDM yang berkualitas ini dibutuhkan untuk membangun semua sektor pembangunan. Semakin disadari
bahwa pembangunan pendidikan mempunyai peran strategis dalam menunjang semua sektor
pembangunan.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan suatu
bangsa, sehingga mutu dari SDM perlu mendapatkan perhatian khusus. Salah satu aspek penting yang
memengaruhi SDM adalah tingkat kesehatan masyarakat, di mana status kesehatan memainkan peranan
penting. HL. Blum dalam konsepnya menggambarkan bahwa status kesehatan seseorang atau suatu
komunitas masyarakat, merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari
berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan
dan sebagainya (Blum MD. Hendrik L, 1974).

Pada dekade abad ke 20, penduduk Indonesia memiliki ciri-ciri struktur umur muda dengan
rata-rata tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang dilaporkan setiap tahun oleh WHO. Pada tahun 2009 Indonesia menduduki urutan
nomor 111 di antara 182 bangsa-bangsa di dunia (WHO, 2009). Dalam pencapaian peningkatan status
kesehatan bukan hanya tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan, tetapi merupakan pengintegrasian
dari berbagai kementerian/institusi serta dukungan dari masyarakat sendiri untuk meningkatkan
kesehatannya.

Kelompok usia muda merupakan kelompok harapan bangsa di masa depan, baik sebagai insan
maupun sebagai SDM yang berkualitas. Masa ini merupakan generasi peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Bagi mereka, masa ini merupakan masa mencari jati diri untuk menghadapi
kedewasaan. Menurut perkembangan intelektual, mereka telah mencapai perkembangan mental yang
memungkinkan untuk berpikir dengan cara berpikir orang dewasa. Mereka tidak lagi terikat pada hal-
hal konkrit dan nyata semata. Mereka mulai mampu memahami realita, terutama yang berkaitan dengan
aspek psikososial (Kaplan DW, 1991).

II. Pembahasan
A. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan
Pendidikan merupakan perlindungan untuk kesehatan. Di negara kaya, penambahan lama
pendidikan satu tahun dapat mengurangi angka kematian sekitar 8 persen (Fred C. Pampel, 2010). Satu
tahun pendidikan juga dapat meningkatkan pendapatan rata-rata sebesar 8 persen dan dapat mengurangi
kematian dua kali lebih besar, baik secara langsung maupun tidak langsung (Pellet Kathleen, 2007).
Freudenberg berpendapat bahwa kebijakan untuk mencegah putus sekolah dan meningkatkan prestasi
pendidikan mempunyai dampak besar terhadap kesehatan penduduk (Freudenberg N, 2007). Melalui
pendidikan dapat meningkatkan keterampilan profesional dan pengetahuan spesifik yang masih relevan
dengan pengetahuan umum. Akhirnya pendidikan dapat membentuk disposisi, perilaku dan
kepribadian. Di sekolah, orang disosialisasikan untuk menjadi lebih mandiri, lebih memotivasi diri,
percaya diri, dan dapat menciptakan modal sosial. Adapun argumen status pencapaian, lamanya
bersekolah dapat menyebabkan individu terpapar dengan lingkungan yang semakin kompleks dan
mengarah peningkatan kognitif (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998). Modal manusia yang
diperoleh dari sekolah dapat meningkatkan kontrol dan dapat dirasakan dalam kehidupan. Fred dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan dan akses informasi menyebabkan
seseorang memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bahaya perilaku tidak sehat sehingga kurang
motivasi untuk mengadopsi perilaku sehat (Fred C. Pampel, 2010). Misalnya mereka yang kurang
terpapar terhadap peringatan tentang merokok, pola makan yang buruk, dan kurang olahraga ada
kemungkinan tidak memahami bahaya jangka panjang yang potensial dari perilaku tidak sehat (Smith
David H, 1978). Mereka akan lebih tergiur dengan iklan yang mempromosikan kenikmatan tembakau,
makanan tidak sehat, minuman beralkohol, dan makan dengan gaya hidup glamor. Walaupun berbagai
bukti telah menunjukkan risiko terhadap kesehatan.

B. Kualitas Pendidikan di Indonesia

Dilansir dari CNN Indonesia bahwa Bank Dunia (World Bank) menyebut bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih rendah, meski perluasan akses pendidikan untuk masyarakat dianggap
sudah meningkat cukup signifikan. Indonesia sendiri telah mencanangkan program reformasi
pendidikan untuk membenahi kualitas sektor ini selama 15 tahun sejak 2002. Kepala Perwakilan Bank
Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan kualitas pendidikan yang rendah tercermin dari
peringkat Indonesia yang masih berada di posisi tertinggi dari negara-negara tetangga. Indikator
peringkat kualitas pendidikan ini tercermin dalam jumlah kasus buta huruf. Sementara dari sisi akses
pendidikan, jumlah siswa yang kini mampu bersekolah meningkat cukup signifikan. Adapun
peningkatan akses ini dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan, peningkatan partisipasi para pelaku
lokal dalam tata kelola pendidikan, peningkatan akuntabilitas dan kualitas guru, hingga memastikan
kesiapan siswa. Sayangnya, hasil tersebut belum bisa memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Bank Dunia melihat masih ada sejumlah tantangan yang masih belum terselesaikan, misalnya tidak
meratanya akses pendidikan itu alias masih ada ketimpangan. Bank Dunia melihat perlu ada perluasan
akses pendidikan yang lebih merata dan sesuai dengan standar pendidikan internasional, baik secara
kurikulum maupun praktik. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kriteria kualifikasi guru
hingga meluncurkan kampanye perbaikan kualitas pendidikan. Sedangkan dari sisi pengaturan
anggaran pendidikan, pemerintah dinilai perlu memberikan anggaran berdasarkan kinerja dan kualitas
pendidikan yang bisa dibangun daerah. Menanggapi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan memang kualitas pendidikan di Tanah Air masih menjadi tantangan bagi pemerintah.
Padahal, dari sisi anggaran, dana untuk pendidikan telah mencapai Rp444 triliun atau sekitar 20 persen
dari total belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Menurutnya, hal ini karena
permasalahan pendidikan tak bisa diselesaikan dari sisi anggaran saja. Namun, harus pula dibahas
secara teknis dengan tiga kementerian yang berkaitan langsung, yaitu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti),
dan Kementerian Agama (Kemenag). Khusus untuk kualitas pendidikan, ia bilang, yang menjadi
tantangan di berbagai negara adalah persoalan manajemen dan efektivitas belajar anak di sekolah.
Begitu juga dengan kurikulum dan text book, itu penting agar negara bisa menyiapkan strategi dalam
membangun SDM dengan tantangan yang ada, misalnya industrialisasi, teknologi yang berubah, dan
keterbukaan informasi.

C. Menurut Data Keadaan Umum Nonpendidikan 2015-2016 Tabel 1

Berikut adalah analisis persentase perhitungan Tingkat Pendidikan Terakhir dan Angka Melek
Huruf yang merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan
sangat mempengaruhi kualitas SDM yang kemudian juga berdampak pada pembangunan kesehatan
karena keterbatasan pengetahuan dan pemahaman mengenai hidup sehat pada masyarakat.

Tingkat Pendidikan Per 1.592.543 Jumlah penduduk dengan Tempat Pendidikan


Penduduk pendidikan terakhir Terakhir (persen)
SD 333.435 21
SMP 295.759 19
SMA 147.659 9
SMK 160.080 10
Perguruan Tinggi 255.579 16
Jumlah 1.192.512 75
Menurut tabel diatas, dari 1.592.543 penduduk hanya 75 % dari penduduk yang mengenyam
pendidikan atau sekitar 1.192.512 penduduk. Dan lainnya 297.206 penduduk bersekolah tidak tamat
sekolah dasar, 95.371 penduduk belum pernah bersekolah dan 7.454 tidak menjawab survei. Dapat
disimpulkan berdasarkan tabel tersebut bahwa seperempat dari penduduk Indonesia tidak memiliki
dasar pengetahuan pendidikan yang kemudian menyebabkan kualitas pengetahuan dan gaya hidup
mereka menjadi buruk. Kebanyakan mereka yang tidak dapat meneruskan sekolah atau tidak sekolah
dikarenakan rendahnya perekonomian keluarga (miskin) dan sudah bekerja untuk membantu orang tua.

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang harus menjadi prioritas pemerintah karena
keduanya berkaitan dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Jika suatu negara tidak memiliki
pendidikan maka akan menjadi negara terbelakang. Sama halnya dengan kesehatan, jika masyarakatnya
sakit-sakitan maka negara tersebut akan tertinggal. Kesehatan merupakan hak semua masyarakat
Indonesia, dan masyarakat Indonesia berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak agar
perekonomian Indonesia lebih berdaya saing maka kualitas kesehatannya harus terus diperbaiki.
kualitas kesehatan di Indonesia sudah baik dan terus berkembang seperti penerapan sistem Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), sehingga semua masyarakat Indonesia berhak mendapatkan akses
pelayanan kesehatan.

Walaupun terjadi peningkatan yang baik dari berbagai sektor kesehatan hanya saja masih ada
sektor yang menunjukan masih kurangnya tingkat kesehatan masyarakat, faktor penyebabnya dapat
berasal dari pemerintah yang kurang berkontribusi dalam memberikan kebijakan, seperti contoh masih
mahalnya biaya kesehatan, ataupun masyarakatnya yang cenderung tidak melakukan hidup sehat,
seperti penciptaan lingkungan bersih dan pola konsumsi yang sehat. Masalah kesehatan di Indonesia
masih bertumpu pada faktor kemiskinan rakyat sehingga masih banyak tempat-tempat kumuh yang
lingkungannya bertolak belakang dengan kesehatan. Itu semua dapat terjadi atas dasar kualitas sumber
daya manusia yang rendah akibat mutu pendidikan yang belum mencapai target.

Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam ilmu pengetahuan, keterampilan sikap dan
perilaku umumnya dapat di lingkungan sekolah atau pendidikan formal. Tetapi tidak hanya pendidikan
formal, melalui pendidikan, individu akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri guna
mancapai penghidupan yang lebih baik, dalam melihat tingkat pendidikan formal maupun non formal
dapat dilihat dari salah satunya angka melek huruf. Menurut data yang telah di analisis Angka Melek
Huruf mencapai 99,91 persen dari jumlah penduduk kota Semarang 2015-2016 yang tercatat sebanyak
1.232.763 penduduk yang hampir mencapai 100 persen. Angka melek huruf juga dapat menjadi
indikator melihat perkembangan pendidikan penduduk. Semakin tinggi angka melek huruf atau
kecakapan baca tulis, maka semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM. Penduduk yang bisa baca tulis
diasumsikan memiliki kemampuan dan keterampilan karena dapat menyerap informasi baik itu lisan
maupun tulisan.
Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pentingnya pendidikan dalam meningkatkan
pembangunan kesehatan dan kualitas sumber daya manusia dapat menjadi inti dari kesejahteraan
masyarakat, salah satu indikator untuk melihat kesehatan di suatu wilayah yaitu dengan angka harapan
hidup di suatu wilayah tersebut. Sehat itu meliputi sebuah kondisi kesejahteraan fisik, mental, maupun
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan fisik. Seseorang yang dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan yang relatif lebih
tinggi untuk kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera.

III. Penutup
Melalui pendidikan dapat meningkatkan keterampilan profesional dan pengetahuan spesifik
yang masih relevan dengan pengetahuan umum. Adapun argumen status pencapaian, lamanya
bersekolah dapat menyebabkan individu terpapar dengan lingkungan yang semakin kompleks dan
mengarah peningkatan kognitif. Tetapi tidak hanya pendidikan formal, melalui pendidikan, individu
akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri guna mancapai penghidupan yang lebih
baik, dalam melihat tingkat pendidikan formal maupun non formal dapat dilihat dari salah satunya
angka melek huruf. Penduduk yang bisa baca tulis diasumsikan memiliki kemampuan dan keterampilan
karena dapat menyerap informasi baik itu lisan maupun tulisan serta dapat memahami bagaimana
meningkatkan kualitas kesehatannya. Modal manusia yang diperoleh dari sekolah dapat meningkatkan
kontrol dan dapat dirasakan dalam kehidupan. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang harus
menjadi prioritas pemerintah karena keduanya berkaitan dengan kualitas Sumber Daya
Manusia. Kesehatan merupakan hak semua masyarakat Indonesia, dan masyarakat Indonesia berhak
mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak agar perekonomian Indonesia lebih berdaya saing maka
kualitas kesehatannya harus terus diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai