Anda di halaman 1dari 9

TREND DAN PROYEKSI PENDUDUK BERKAITAN DENGAN

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN


BANYUWANGI TAHUN 2025
Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Dasar Kependudukan

Aura Gracia Hawarismi (6411420119)


(Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang)

ABSTRAK
Dalam rangka perencanaan pembangunan disegala bidang, diperlukan informasi mengenai
keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk menurut
umur. Informasi yang tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi
juga informasi masa lalu dan masa kini yang sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-survei.
Dinamika penduduk adalah perubahan komposisi penduduk yang diakibatkan oleh beberapa faktor.
Faktor alami, yakni kematian dan kelahiran, dan faktor non alami yaitu migrasi. Penyusunan proyeksi
penduduk ini akan berguna untuk memberikan gambaran mengenai besaran penduduk kepada
pemerintah kota sehingga bisa menyusun rencana pembangunan yang tepat. Proyeksi ini menggunakan
metode Postcensal estimated, yaitu adalah perkiraan penduduk setelah dilakukan sensus, artinya
memperkirakan jumlah penduduk pada tahun berikutnya.
Kata kunci: Proyeksi, penduduk

I. PENDAHULUAN
Proyeksi penduduk yang dimaksud bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu
penghitungan ilmiah atas dasar komponen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk dimasa
yang akan datang. Dalam rangka perencanaan pembangunan disegala bidang, diperlukan informasi
mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk
menurut umur. Informasi yang tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan
disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan masa kini yang sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-
survei. Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu
perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang.
Susunan penduduk ini penting untuk diketahui, karena dari berbagai susunan beserta
perubahan-perubahannya dari satu masa ke masa yang lain dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjadi
dasar berbagai kebijaksanaan sehingga diharapkan pelaksanaan pembangunan akan lebih lancar dan
tepat sasaran sehingga taraf kehidupan masyarakat semakin meningkat lebih baik. Setiap tahap
pembangunan, pemerintah selalu mempersiapkan rencana pembangunan untuk tahap selanjutnya.
Rencana tersebut harus ditunjang dengan informasi tentang jumlah penduduk, persebaran dan susunan
menurut berbagai kelompok penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Informasi yang tersedia
tidak hanya menyangkut keadaan pada saat rencana tersebut disusun, tetapi lebih penting lagi mengenai
perkiraan pada waktu yang akan datang. Dengan demikian, merupakan suatu hal yang penting bila dapat
diperoleh perkiraan jumlah penduduk suatu kota yang tidak hanya memuat jumlahnya saja tetapi juga
dapat dilihat dari segi umur dan jenis kelamin dengan berbagai peristiwa vital yang terjadi seperti
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi) yang merupakan
faktor karakteristik yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan penduduk.
Ketepatan atau ketajaman proyeksi penduduk sangat tergantung pada ketajaman asumsi tren
komponen perubahan penduduk yang digunakan. Asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi di
masa yang akan datang, ditentukan oleh gambaran tren di masa yang lampau sampai dengan saat ini
serta target yang hendak dicapai dimasa yang akan datang. Penentuan target dimasa yang akan datang
tersebut tentunya harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen
seperti perkembangan sosial ekonomi, pencapaian program kesehatan, keluarga berencana dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan teknik proyeksi penduduk yang memanfaatkan data
kependudukan beberapa tahun silam sebagai hasil survei, sensus, dan registrasi penduduk sebagai
masukan data dalam pengolahan proyeksi penduduk untuk memperoleh perkiraan jumlah penduduk
suatu kota pada beberapa tahun yang akan datang. Data kependudukan tersebut digunakan sebagai
bahan acuan utama pertimbangan penyusunan proyeksi penduduk sehingga memberikan gambaran
kepada pemerintah kota dalam menyusun rencana pembangunan selanjutnya sehubungan dengan
tanggung jawabnya dalam memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan kesehatan rakyat melalui
pembangunan yang terencana.

II. PEMBAHASAN
A. Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk adalah perubahan komposisi penduduk yang diakibatkan oleh beberapa
faktor. Faktor alami, yakni kematian dan kelahiran, dan faktor non alami yaitu migrasi. Dinamika
penduduk menjadi faktor penting dalam penentuan kebijakan pemerintah. Setiap negara pada
hakikatnya berdiri untuk satu tujuan yang sama, yaitu memajukan kesejahteraan penduduk terutama
dalam pembangunan kesehatan. Penduduk yang sejahtera tercermin dalam kehidupan sosial, kesehatan
dan ekonominya yang berkualitas. Perubahan komposisi penduduk atau dinamika penduduk sangat
berperan bagi keberhasilan pembangunan. Terdapat tiga komposisi penduduk yang mempengaruhi hasil
proyeksi penduduk yaitu:
1. Fertilitas
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang perempuan untuk
melahirkan. Hal ini diwujudkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Fertilitas merupakan peristiwa vital
yang sulit untuk diprediksi karena tergantung pada beberapa hal, misalnya kebudayaan, religi,
pendidikan, dan pembatasan kelahiran yang diterapkan. Beberapa ukuran dasar fertilitas yang
digunakan adalah:
a. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) adalah banyaknya kejadian vital berupa kelahiran
bayi tiap seribu penduduk yang terjadi pada tahun tertentu.
b. Rasio Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth) adalah perbandingan antara jumlah
kelahiran bayi laki-laki dan jumlah kelahiran bayi perempuan yang dinyatakan tiap seratus
kelahiran bayi perempuan.
c. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate) adalah angka kelahiran pada
kelompok umur lima tahunan pada tahun tertentu
d. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) Angka kelahiran total merupakan rata-rata
jumlah kelahiran bayi dari perempuan.
2. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian tiap tahun per seribu penduduk. Beberapa ukuran dasar
mortalitas yang digunakan adalah:
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah jumlah kematian tiap seribu penduduk pada
suatu periode tertentu.
b. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) adalah perbandingan antara jumlah kematian
bayi dan jumlah kelahiran bayi pada suatu periode.
c. Angka harapan hidup adalah rata-rata tahan hidup yang dijalani suatu anggota setelah mencapai
umur tertentu
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
Komponen migrasi mempunyai pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap perubahan jumlah penduduk
pada sebagian besar kota di Indonesia bila dibandingkan dengan pengaruh komponen alamiah yaitu
fertilitas dan mortalitas. Migrasi dapat dibedakan menjadi perpindahan keluar (emigrasi) dan
perpindahan masuk (imigrasi).

B. Faktor Pengaruh Dinamika Penduduk


1. Angka Prevalensi Kontrasepsi
Keluarga berencana (KB) adalah program yang dapat mengurangi tingkat kematian ibu dan
bayi. Salah satu upaya dalam Program Keluarga Berencana untuk pengendalian fertilitas atau menekan
laju pertumbuhan penduduk yang paling efektif adalah penggunaan kontrasepsi. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan di berbagai bidang, oleh karena itu upaya
untuk menurunkan tingkat kelahiran perlu ditingkatkan. Laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan
melalui optimalisasi dan revitalisasi pelaksanaa program Keluarga Berencana (KB) yang saat ini
dikelola oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
2. Angka Perkawinan Spesifik (ASMR)
Dalam demografi pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi oleh pengaruh fertilitas.
Perkawinan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat fertilitas, yang
secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Perkawinan apabila dilakukan pada usia
yang tepat akan membawa kesejahteraan keluarga dan kebahagiaan pada pasangan yang menjalani
perkawinan. Apabila sebuah perkawinan dilakukan pada usia yang terlalu muda (dini) akan membawa
banyak konsekuensi pada pasangan, seperti masalah dalam hal kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan di berbagai bidang. Apabila
angka perkawinan pada usia muda meningkat dan tidak diiringi dengan pemahaman kesejahteraan
keluarga maka tingkat fertilitas juga meningkat sehingga timbul sebuah masalah yang besar yaitu
terjadinya ledakan penduduk dan kemudian masuk pada tantangan mega-demografi. Hal tersebut dapat
berdampak pada berbagai bidang, seperti halnya pendidikan, ekonomi, kesehatan dan pembangunan
nasional juga dapat terhambat.
3. Pendidikan
Dalam proses pembangunan tersebut pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan
strategis demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi
sehingga diharapkan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pendidikan merupakan sektor
strategis dalam pembangunan suatu bangsa dan negara secara keseluruhan. Kualitas suatu bangsa
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas hanya bisa dihasilkan
melalui pendidikan yang berkualitas pula. Kelompok usia muda merupakan kelompok harapan bangsa
di masa depan, baik sebagai insan maupun sebagai SDM yang berkualitas. Masa ini merupakan generasi
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Bagi mereka, masa ini merupakan masa mencari jati
diri untuk menghadapi kedewasaan. Menurut perkembangan intelektual, mereka telah mencapai
perkembangan mental yang memungkinkan untuk berpikir dengan cara berpikir orang dewasa. Mereka
tidak lagi terikat pada hal-hal konkrit dan nyata semata. Mereka mulai mampu memahami realita,
terutama yang berkaitan dengan aspek psikososial yang akan berpengaruh pada dunia kerja.
4. Ketenagakerjaan
Kesehatan masyarakat dari segi sosial ekonomi dapat dilihat dari kondisi kependudukan dan
ketenagakerjaan. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses
produksi dan pembangunan. Peranan sumber daya manusia dalam proses produksi ditentukan oleh
jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Tenaga kerja dengan keahlian yang tinggi sangat
diperlukan dalam proses pembangunan untuk dapat meningkatkan produktivitas suatu negara, oleh
karena itu sumber daya manusia merupakan suatu alat yang sangat berharga dalam produktivitas tenaga
kerja. Individu yang sehat akan lebih maksimal dalam mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas
hidupnya serta individu yang sehat akan lebih jarang untuk absen dalam pekerjaannya. Jika kesehatan
seseorang terganggu atau sakit, maka akan mempengaruh kinerja dalam memproduksi output.
Hubungan positif antara kesehatan dengan produktivitas tenaga kerja sejalan dengan penelitian Arshad
dan Malik (2015), yang menjelaskan bahwa dengan memiliki kesehatan yang baik pekerja dapat
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi karena secara mental dan fisik lebih energik dan jarang
mengambil cuti sakit. Selain itu dengan kesehatan yang baik, angka harapan hidup bisa menjadi lebih
panjang.
5. Migrasi
Migrasi atau perpindahan penduduk terjadi karena adanya perbedaan nilai kefaedahan suatu
tempat, dimana tempat atau daerah tertentu mempunyai nilai yang lebih dalam memenuhi kebutuhan
hidup seseorang. Peningkatan angka migran akan memunculkan tantangan sosial dan ekonomi bagi
pemerintah dan pembuat kebijakan. Inti dalam penilaian konsekuensi migrasi adalah memahami
dampaknya terhadap kesejahteraan sosial sehubungan dengan kesehatan. Faktor penyebab adalah
kurangnya lapangan pekerjaan, kepadatan penduduk, SDA yang kurang, keinginan memperbaiki taraf
hidup, melanjutkan pendidikan, hubungan sosial yang tidak baik, keadaan geografis yang tidak cocok
dan pemerataan penduduk. dampak dari migrasi yang tidak terpantau adalah berkurangnya tenaga
terampil dan terdidik di desa, produktivitas pertanian di desa menurun, meningkatnya tindak
kriminalitas di kota, meningkatnya pengangguran di kota dan timbulnya pemukiman kumuh akibat
sulitnya mencari perumahan. sebagian besar seseorang bermigrasi dikarenakan ingin memperbaiki taraf
hidup dan pekerjaan yang layak. Berada dalam kesehatan yang baik bagi para migran adalah syarat
untuk menjadi kontributor produktif bagi perkembangan sosial dan ekonomi di masyarakat dan
pembangunan manusia.

C. Laju Pertumbuhan Penduduk Banyuwangi


Guna meningkatkan wawasan masyarakat Banyuwangi terhadap program KB dalam rangka
menekan laju pertumbuhan penduduk, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
(BPP-KB) Kabupaten Banyuwangi gencar sosialisasikan KB lewat sosialisasi perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2010,
jumlah penduduk Banyuwangi mengalami peningkatan sebesar 1.556.078 jiwa. Yakni meningkat 0,45
persen dari jumlah penduduk Banyuwangi tahun 2000 yang jumlahnya sebanyak 1.488.791 jiwa.
Jumlah itu masih tergolong aman apalagi dikurangi dengan jumlah penduduk Banyuwangi yang
bermigrasi dan meninggal dunia. Tetapi meskipun tergolong aman sosialisasi pentingnya program KB
ini harus terus dilakukan untuk antisipasi peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Kunci keberhasilan
program KB dipengaruhi beberapa hal, antara lain komitmen tinggi dari pemegang kebijakan, dukungan
camat dan kepala desa, kerjasama lintas sektoral, dan penguatan kelembagaan.
Di tahun 2013 penghargaan “MANGGALA KARYA KENCANA” di bidang Keluarga
Berencana (KB) dianugerahkan kepada Bupati Banyuwangi atas dedikasinya yang tinggi dalam men-
support keberhasilan program nasional untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Penghargaan itu sejalan dengan dinobatkannya Banyuwangi oleh Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012
sebagai kabupaten yang program KB-nya terealisasi dengan baik. Menurut Pua Jiwa (Kepala BPPKB
Banyuwangi), ukuran keberhasilan program KB ada 2, yaitu Total Fertility Rate (TFR) atau angka
kelahiran total dan laju pertumbuhan penduduk (LPP). Banyuwangi sendiri TFR-nya sudah berada jauh
di bawah rata-rata nasional dan provinsi. Di tingkat nasional, TFR-nya sebesar 2,6 persen, provinsi 2,3
persen dan Banyuwangi 2,07 persen. Sementara untuk LPP, Banyuwangi telah berada jauh pula di
bawah nasional dan provinsi. Di tingkat nasional 1,49 persen, provinsi 0,76 persen dan Banyuwangi
0,45 persen. Cara mempertahankan hal tersebut antara lain, masyarakat yang belum ber-KB diajak
untuk ber-KB. Selain itu mereka juga diarahkan untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang seperti IUD, implant, Metode Operasi Pria (MOP) dan Metode Operasi Wanita (MOW).
Realisasi pencapaian program KB di Banyuwangi telah melampaui angka 100 persen dan total
prosentasenya mencapai 122,9 persen.

D. Proyeksi Penduduk
Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5,782.50 km², pada tahun 2019 terdiri atas 25
Kecamatan, 28 Kelurahan dan 189 desa, 87 Lingkungan dan 751 Dusun, 2,839 Rukun Warga (RW) dan
10,569 Rukun Tetangga (RT). Tahun 2019 penduduk Kabupaten Banyuwangi sebanyak 1.745.675 jiwa.
Proyeksi penduduk bukan hanya suatu metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk
tanpa landasan apapun. Dalam melaksanakan proyeksi penduduk diperlukan landasan serta
pengetahuan demografi yang mempertimbangkan daya dukung alam, wilayah, keadaan, karakteristik,
serta perkembangan daerah dan masyarakat sekitar.
a. Perapihan Umur
Karakteristik penduduk dalam arti demografi adalah umur dan jenis kelamin. Umur tunggal
dihitung berdasarkan hari ulang tahun terakhir. Dalam setiap pengumpulan data penduduk, sering
dijumpai kesalahan dalam pelaporan umur yaitu kecenderungan penduduk menyebutkan umur yang
berakhir dengan angka 0 atau 5 dan meskipun penduduk mengetahui dengan tepat umurnya, karena
alasan tertentu penduduk menyebutkan umur yang lebih muda atau lebih tua. Oleh karena itu,
diperlukan perapihan umur sebelum dilakukan proyeksi penduduk untuk memperkecil atau menghapus
berbagai kesalahan yang ditemukan. Jenis kelamin dalam proyeksi penduduk dibedakan menjadi laki-
laki dan perempuan.
Kelompok Umur
No Jumlah Jiwa %
(Tahun)
1 2 3 4
1 0-4 70.735 4,05
2 5-9 122.817 7,04
3 10-14 132.122 7,57
4 15-19 122.624 7,02
5 20-24 125.281 7,18
6 25-29 122.247 7
7 30-34 116.200 6,66
8 35-39 129.509 7,42
9 40-44 134.450 7,7
10 45-49 137.933 7,9
11 50-54 126.861 7,27
12 55-59 112.978 6,47
13 60-64 93.391 5,35
14 65-69 67.177 3,85
15 70-74 52.875 3,03
16 75+ 78.475 4,5
Jumlah 1.735.845 100
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN BANYUWANGI BERDASARKAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2019
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi (Semester I)
b. Penentuan Asumsi
Asumsi tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan perpindahan penduduk adalah kunci
perhitungan proyeksi penduduk. Asumsi ini merupakan komponen laju pertumbuhan penduduk yang
kecenderungannya biasanya mengikuti kejadian di masa lalu dengan memperhatikan berbagai faktor
yang mempengaruhi ketiga komponen itu. Namun begitu, informasi ini harus dilengkapi dengan
kecenderungan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang akibat pelaksanaan kebijakan
pembangunan pada sektor yang terkait dengan masalah kependudukan. Hal ini diwakili oleh pandangan
dan kesepakatan para pakar, para penyusun kebijakan dan para pengambil keputusan. Masukan tersebut
di atas menjadi pegangan tim teknis BPS dalam mengolah asumsi proyeksi dan menyusun skenario
proyeksi.
• Asumsi Fertilitas
Asumsi fertilitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa lalu dan kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan tingkat fertilitas. Data yang digunakan untuk memperkirakan
tingkat fertilitas adalah data BPS 2018-2020. Selain menggunakan data kecenderungan tingkat fertilitas
masa lalu, juga digunakan informasi mengenai target pencapaian tingkat fertilitas di masa yang akan
datang. Target TFR diperoleh dari BKKBN selaku lembaga yang berwenang menentukan kebijakan
pengendalian penduduk.
• Asumsi Mortalitas
Data yang digunakan untuk memperkirakan tingkat mortalitas yaitu data BPS 2018-2020.
Asumsi tingkat mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu dan kebijakan
pemerintah terkait dengan tingkat kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR). Estimasi mortalitas
menggunakan data BPS, sedangkan pola penurunan dari SP dan SUPAS juga digunakan untuk
memperkuat argumentasi tren tersebut.
• Asumsi Migrasi
Komponen ketiga yang juga mempengaruhi besaran penduduk adalah migrasi, ada dua jenis
migrasi; pertama, migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk yang melintasi batas negara dan
kedua, migrasi internal yaitu perpindahan penduduk yang melintasi batas provinsi. Pola, arah, dan
besaran migrasi sangat dinamis sehingga dalam menentukan rate migrasi saat ini dan masa yang akan
datang perlu kehati-hatian.
c. Estimasi Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi Pada Tahun 2025
Proyeksi ini menggunakan metode Postcensal estimated, yaitu adalah perkiraan penduduk
setelah dilakukan sensus, artinya memperkirakan jumlah penduduk pada tahun berikutnya.

(𝒏 + 𝒎)
𝑷𝒎 = 𝑷𝒐 + (𝑷𝒏 − 𝑷𝒐)
𝒏
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang di estimasikan (tahun m)
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun (penduduk dasar) awal
m = selisih tahun yang dicari dengan n
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui
No Keterangan 2015 2019
1 Perempuan 829.582 876.020
Laki-laki 838.856 869.655
Jumlah Penduduk 1.668.438 1.745.675
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi

(𝟒 + 𝟔)
𝑷𝟐𝟎𝟐𝟓 = 𝟏. 𝟔𝟔𝟖. 𝟒𝟑𝟖 + (𝟏. 𝟕𝟒𝟓. 𝟔𝟕𝟓 − 𝟏. 𝟔𝟔𝟖. 𝟒𝟑𝟖)
𝟒
(𝟏𝟎)
𝑷𝟐𝟎𝟐𝟓 = 𝟏. 𝟔𝟔𝟖. 𝟒𝟑𝟖 + (𝟕𝟕. 𝟐𝟑𝟕)
𝟒
𝑷𝟐𝟎𝟐𝟓 = 𝟏. 𝟔𝟔𝟖. 𝟒𝟑𝟖 + 𝟏𝟗𝟑. 𝟎𝟗𝟑
𝑷𝟐𝟎𝟐𝟓 = 𝟏. 𝟖𝟔𝟏. 𝟓𝟑𝟏
Maka estimasi jumlah penduduk pada tahun 2025 adalah 1.861.531 jiwa.
Penyusunan proyeksi penduduk ini akan berguna untuk memberikan gambaran mengenai
besaran penduduk kepada pemerintah kota sehingga bisa menyusun rencana pembangunan yang tepat.
Hal ini ada kaitannya dengan tanggung jawab kepala daerah dalam memperbaiki kondisi sosial ekonomi
rakyat melalui pembangunan yang terencana. Dan juga dapat menjadi acuan untuk keperluan pajak
sehingga negara dapat memperkirakan jumlah besaran kekuatan negaranya, untuk mengantisipasi
keadaan dan permasalahan kependudukan pada masa yang akan dating dan dapat digunakan untuk
memprediksi kebutuhan di masa mendatang, mulai dari kebutuhan pangan, kesehatan, kebutuhan akan
jumlah rumah (perumahan), dan ketersediaan sumber daya alam (SDM).
III. PENUTUP
Proyeksi penduduk adalah suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari keadaan
laju pertumbuhan penduduk yang meliputi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan
(migrasi). Proyeksi penduduk sendiri didapatkan dari sekumpulan data kependudukan yang sudah ada
pada periode tertentu atau sensus yang telah dilakukan. Sebelum digunakan sebagai data dasar dalam
membuat proyeksi penduduk, data penduduk tersebut harus dirapikan menurut umur dan jenis kelamin.
Meskipun data kependudukan yang diperoleh dari hasil sensus penduduk sudah diminimalisasi
kesalahannya, namun tetap perlu dilakukan perapihan sebelum menghitung proyeksi penduduk di suatu
wilayah. Angka prevalensi kontrasepsi, angka perkawinan spesifik, pendidikan, ketenagakerjaan dan
migrasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada dinamika kependudukan juga proyeksi
penduduk yang akan diestimasikan. Kunci keberhasilan program KB dipengaruhi beberapa hal, antara
lain komitmen tinggi dari pemegang kebijakan, dukungan camat dan kepala desa, kerjasama lintas
sektoral, dan penguatan kelembagaan.

IV. DAFTAR PUSTAKA


“Antisipasi Laju Pertumbuhan Penduduk Banyuwangi”. Kabupaten Banyuwangi. 10 Juli 2012. 24
Desember 2020. <https://banyuwangikab.go.id/berita-daerah/antisipasi-laju-pertumbuhan-
penduduk-banyuwangi-bpp-kb-gencar-sosialisasikan-kb.html>
BPS. (2020). Banyuwangi Dalam Angka 2020, BPS, Banyuwangi. <http://banyuwangikab.bps.go.id>
“Cara Menghitung Proyeksi Penduduk”. Pengadaan (Eprocurement). 18 Desember 2020. 24 Desember
2020. <https://www.pengadaan.web.id/2020/12/menghitung-proyeksi-penduduk.html>
“Kependudukan”. Kabupaten Banyuwangi. Di akses 24 Desember 2020.
<https://banyuwangikab.go.id/profil/kependudukan-dan-naker.html>
“Kerja Keras Bupati Anas Buahkan Manggala Karya Kencana”. Kabupaten Banyuwangi. 2 Juli 2013.
24 Desember 2020. <https://banyuwangikab.go.id/berita-daerah/kerja-keras-bupati-anas-
buahkan-manggala-karya-kencana.html>
Munifah, Lisna. (2006). Proyeksi Penduduk Kota Surakarta Berdasarkan Metode Langsung Dan
Metode Tidak Langsung, Universitas Sebelas Maret, SURAKARTA.
“Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035”. Badan Pusat Statistik. 7 Oktober 2013. 18 Desember 2020.
<https://www.bps.go.id/publication/2013/10/07/053d25bed2e4d62aab3346ec/proyeksi-
penduduk-indonesia-2010-2035.html>

Anda mungkin juga menyukai