Anda di halaman 1dari 3

Dalam rangka perencanaan pembangunan disegala bidang, diperlukan informasi

mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan
penduduk menurut umur. Informasi yang tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat
perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan masa kini yang sudah tersedia dari
hasil sensus dan survei-survei. Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut
perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa
mendatang.
Proyeksi penduduk yang dimaksud bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi
suatu penghitungan ilmiah yang didasarkan komponen yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang. Komponen-komponen tersebut akan
menentukan besaran jumlah penduduk dan struktur penduduk. Dapat dikatakan proyeksi
penduduk adalah penghitungan jumlah penduduk (menurut komposisi umur dan jenis
kelamin) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas,
mortalitas, dan migrasi.
Ketepatan atau ketajaman proyeksi penduduk sangat tergantung pada ketajaman
asumsi tren komponen perubahan penduduk yang digunakan. Asumsi tingkat kelahiran,
kematian, dan migrasi di masa yang akan datang, ditentukan oleh gambaran tren di masa
yang lampau sampai dengan saat ini serta target yang hendak dicapai dimasa yang akan
datang. Penentuan target dimasa yang akan datang tersebut tentunya harus memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen seperti perkembangan sosial
ekonomi, pencapaian program kesehatan, keluarga berencana dan lain sebagainya.
Asumsi-asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk yang
melandasi proyeksi bisa jadi tidak sesuai lagi dengan perubahan yang terjadi (kenyataan),
khususnya untuk periode waktu proyeksi yang panjang. Oleh karena itu proyeksi penduduk
secara periodik direvisi/diperbaiki dengan data mutakhir hasil sensus atau survei
kependudukan yang tersedia. Sumber data juga akan mempengaruhi ketajaman proyeksi yang
dibuat, data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dapat dipercaya untuk keperluan
proyeksi adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakan pada tahun yang
berakhiran 0, sesuai dengan rekomendasi PBB.
Masalah kependudukan bersumber pada dua hal yaitu pertambahan penduduk dan
penyebaran penduduk.Laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat akan berpengaruh
tarhadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi kependudukan terutama dalam bidang
ketenagakerjan.Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada kondisi ketenagakerjaan
suatu daerah.Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka akan semakin banyak
dibutuhkan lapangan pekerjaan untuk menampungnya, jika daya tampung lapangan pekerjaan
tidak memadai, maka akan banyak penduduk yang tidak bekerja atau menganggur.
Hal ini akan menimbulkan permasalahan kesejahteraan penduduk karena pendapatan
seseorang tidak akan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.Sementara itu penyebaran
penduduk yang tidak merata akan berpengaruh juga terhadap kondisi ketenagakerjaan di kota
Sawahlunto.Seperti yang kita ketahui bahwa kota Sawahlunto sangat berpotensi dalam hal
kemajuan suatu daerah dikarenakan Sawahlunto memiliki tambang batubara yang besar
sehingga akan menjadi daya tarik orang – orang untuk mengeksploitasinya.
Banyak orang-orang dari luar yang datang ke pertambangan dan menetap disana
untuk bekerja sehingga terkadang penduduk asli daerah tersebut tidak bekerja dikarenakan
lapangan pekerjaannya telah diambil oleh para pendatang.Untuk itu pemerintah Kota
Sawahluto harus mampu membuat perencanaan di masa yang akan datang terkait dalam
masalah ketenagakerjaan ini.Dalam memecahkan masalah ini maka diperlukan suatu
perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang sehingga kita dapat menentukan arah
kebijakan apa yag akan diambil.Untuk itu maka diperlukan proyeksi penduduk.
Proyeksi (projection) adalah perkiraan penduduk berdasarkan sensus (biasanya sensus
terakhir). Disini perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi
mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah sensus. Proyeksi penduduk menurut
Multilingual Demografhic Dictionary adalah : Perhitungan (kalkulasi) yang menunjukkan
keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang. Jadi proyeksi penduduk
menggunakan beberapa asumsi sehingga jumlah penduduk yang akan datang adalah x kalau
fertilitas, mortalitas dan migrasi berada pada tingkat tertentu. Dengan Proyeksi Penduduk
maka kita dapat memperhitungkan jumlah penduduk dimasa yang akan dating.
Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil
kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari
tahun ke tahun. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu
Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang
berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan yang lain yaitu registrasi
penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya belum dapat
digunakan untuk perencanan pembangunan nasional.
Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan
data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan
dengan rencana tersebut. Data yang diperukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu
rencana itu• disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah
informasi perkiraan pada waktu yang akan datang. Data penduduk pada waktu yang lalu dan
waktu kini sudah dapat diperoleh dari hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk
memenuhi kebutuhan data penduduk pada masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi
penduduk yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu
perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi). Ketiga
komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk
di masa yang akan datang. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran,
kematian dan perpindahan di masa yang akan datang diperlukan data yang menggambarkan
tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing
komponen itu, dan hubungan antara satu 02 komponen dengan yang lain serta target yang
akan dicapai atau diharapkan pada masa yang akan datang.
Badan Pusat Statistik (BPS) sudah beberapa kali membuat proyeksi penduduk
berdasarkan data hasil Sensus Penduduk (SP) 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 1985 dan 1995. Proyeksi penduduk yang terakhir dibuat adalah
proyeksi penduduk berdasarkan hasil SP2000 yang lalu. Proyeksi penduduk berdasarkan
SP2000 hanya mencakup periode 2000 – 2010. Untuk keperluan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang diperlukan data jumlah
penduduk sampai dengan tahun 2025. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan proyeksi penduduk
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025. Data dasar perhitungan proyeksi ini adalah data
SP2000.
Proyeksi penduduk Indonesia menurut umur, jenis kelamin dan provinsi yang
disajikan dalam publikasi ini merupakan angka final dan mencakup kurun waktu dua puluh
lima tahun, mulai tahun 2000 sampai dengan 2025. Pembuatan proyeksi dengan kurun waktu
yang panjang ini dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan
terutama untuk perencanaan jangka panjang. Data yang dipakai untuk perhitungan proyeksi
ini terutama berdasarkan hasil SP2000. Selain itu untuk menunjang dan membuat tren masa
lalu, serta untuk menentukan asumsi-asumsi yang dibutuhkan, perhitungan proyeksi ini juga
menggunakan data hasil-hasil sensus penduduk sebelumnya dan hasil survei kependudukan
lainnya. Dengan terbitnya publikasi ini maka proyeksi-proyeksi sebelumnya yang masih
mempunyai tahun rujukan yang sama dengan publikasi ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Anda mungkin juga menyukai