Anda di halaman 1dari 34

PROYEKSI PENDUDUK

1. Pengertian Proyeksi Penduduk


Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umur
dan jenis kelmain) di masa yang akan dating berdasarkan asumsi arah perkembangan
fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan
proyeksi adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn pada tahun
yang berakhir “0” dan survei antar sensus (SUPAS) padad tahun yang berakhir “S”.
Pada masa dahulu, pemerintah tertarik pada population projection terutama untuk
keperluan pajak atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya.
Pada dekada akhir-akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan
dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosiol ekonomi dari rakyatnya melalui
pembangunan yang terencana.
Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial,
menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karekteristik dari pada penduduk dimasa
mendatang, proyeksi mengenai jumlahserta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan
minimum untuk proses perencanaan pembangunan:
1. Di Bidang pangan : menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan
penduduk menurut umur.
2. Di bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat tidur di rumah
sakit-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.
3. Di bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang
erat hubunganya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan
perubahan tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja.
4. Di bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah
penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru gedung-gedung sekolah, pendidikan pada
masa yang akan datang.
5. Di bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubunganya
dengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa
dimasa mendatang
3
Jadi penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas dapat digunakan untuk 2 macam
perencanaan :
I. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk
yang sudah diproyeksi tersebut.
II. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan
demografi sosial dan ekonomi.
.
2. .Jenis perkiraan penduduk
Ada pun jenis-jenis perkiraan penduduk yaitu :
1. Intercensal disebut pula interpolasi adalah suatu perkiraan mengenai
keadaan penduduk diantara 2 sensus yang kita ketahui, jadi hasil kedua sensus diperhitung kan.
Rumus:
Pm = Po+
Pm =Pn
Di mana:
Po = jumlah penduduk pada tahun n
Pn = jumlah penduduk pada tahun ( penduduk dasar ) awal
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan ( tahun M )
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui
4
2. Postecensal estimated
Adalah perkiraan mengenai penduduk seseudah census. Prinsipnya juga sama, yaitu pertambahan
penduduk adalah linear.
Rumus:
Pm = Po – (Pn-Po)
Pm = Pn +
Dimana:
Po = jumlah penduduk dasar (tahun awal)
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun m)
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun n
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui
3. Projection
Perkiraan pendudukan berdasarkan sensus (biasanya sensus terakhir).Disini perkirakan
penduduk tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh
tahun sesudah sensus.
Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah:
Perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang akan
datang. Jadi proyeksi pendudukan menggunakan beberapa asumsi-asumsi sehungga jumlah
penduduk yang akan datang adalah x kalau fertilitas, mortalitas dan migrasi berapa pada tingkat
tertentu.
5
Proyeksi dapat dilakukan :
Sesudah sensus disebut forward projection
Sebelum sensus disebut backward projection
Selanjutnya perlu dibedakan antara proyeksi, forecast dan estimate.
Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa
yang akan datang.
Forecast adalah suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai kemungkinan perkembangan pendudukan
dimasa mendatang.
Estimate adalah suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana.
3. .Metode Yang Digunakan dalam Proyeksi Penduduk
I.Mathematical method
Pada matematical method digunakan kalau kita tidak mengetahui data tentang komponen
pertumbuhan penduduk, di sisni dianggap yang digunakan hanyalah penduduk keseluruhan.
Dalam mathemagtical method kita dapat menggunakan perumusan matematika dan yang
paling sederhana adalah :
a) Linear dengan cara arithmetic dan geometric
b) Non linear antara lain exponential
Arithmetic rate of growth
Pertumbuhan penduduk secara arithmat adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah
(absolut number) adalah sama setiap tahun.
Rumus : Pn =Po (1+ m)
6
Di mana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po =jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r =angka pertumbuhan penduduk
n =periode waktu dalam tahun
Geometric rate of growth
Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk yang
menggunakan dasar bunga berbunga. Jadi pertumbuhan penduduk di mana angka
pertumbuhan adalah sama untuk setiap tahun.
Rumus : Pn = Po
Dimana
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r =angka pertumbuhan penduduk
n =jangka dalam waktu

Exponential rate of grow


Pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan yang
konstan.
Rumus: Pn = Po atau Pt = Po
Dimana:
Pn atau Pt = jumlah penduduk pada tahun n atau t
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka petumbuhan penduduk
7
n atau t = waktu dalam tahun
e = bilangan pokok dari sistem logarima natural yang besarnya
sama dengan 2,7182818
II. Metode Komponen
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka
waktu relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan metode matematika maupun
metoda komponen karena hasil secara total ( jumlah penduduk keseluruhan ) hampir tak ada
perbedaan. Akan tetapi apabila proyeksi penduduk dalam jangka yang lebih panjang ( lebih dari
lima tahun ) maka perbedaan hasil proyeksi makin berarti.
Terutama kalau terjadi perubahan tingkat kelahiran, tingkat kematian, timgkat migrasi
dan penggunaan metoda matematika kurang mensukseskan.
Oleh karena itu metoda komponen lebih banyak digunakan karena metode komponen
mencangkup determinan-determinan pertumbuhan penduduk.
Kebaikannya:
- Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan penduduk, yaitu Fertilitas,
Mortalitas dan Migrasi.
- Di dalam metoda ini kita mulai dengan asumsi – asumsi Mortalitas, Fertilitasi, dan Migrasi.
Data-data yang diperlukan.
Sebelum memulai pembuatan proyeksi kita memerlukan data sebagai berikut:
1. Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan prorating dan
adjustment.
2. Menentukan level of mortality suautu penduduk tertentu.
3. Mengestimasikan pola fertilitasi (ASFR)
4. Menetukan rasio jenis kelamin saat lahir ( ratio atbirth )
5. Menentukanpola migrasi ( proporsi migrasi menurut umur )

Kesimpulan
Proyeksi penduduk di perlukan pemerintah untuk memproyeksikan penduduk
yang sesuai dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyat
melalui pembangunan yang terencana.
Proyeksi penduduk dapat di gunakan untuk,perencanaan yang tujuan nya untuk menyediakan jasa
sebagai respon terhadap penduduk yang sudah di proyeksi kan,perencanaan yang tujuannya
untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan Ekonomi.
Untuk memproyeksi kan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka
waktu yang relatif pendek dapat di lakukan baik dengan menggunakan metode matematik
maupun metode komponen karena hasil secara total hampir tak ada perbedaan.
4
4. Kegunaan Proyeksi Penduduk
Hasil proyek penduduk sangat bermanfaat untuk perencanaan penyediaan pangan,
fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perumahan, dan fasilitas kesempatan
kerja.
PROYEKSI PENDUDUK

A. Pengertian Proyeksi
Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan
Datang. berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu
perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel)
untuk waktu yang akan datang. Hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan
untuk masa yang akan datang, untuk menghindari atau mengurangi tingkatan resiko
dari kesalahan, Maka diperlukan asumsi-asumsi yang dibuat oleh pihak pengambil
keputusan, yang didukung oleh proyeksi tentang tingkat kemampuan populasi
peternakan di masa depan secara objektif. Proyeksi penduduk bukan merupakan
ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada
asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran,
kematian, dan perpindahan (migrasi).

B. Kegunaan Proyeksi Penduduk

Pada masa dahulu, pemerintah tertarik pada population projection terutama untuk keperluan
pajak atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya.
Pada dekada akhir-akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan
tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosiol ekonomi dari rakyatnya melalui
pembangunan yang terencana.
Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut
pertimbangan tentang jumlah serta karekteristik dari pada penduduk dimasa mendatang, proyeksi
mengenai jumlahserta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses
perencanaan pembangunan:
1. Di Bidang pangan : menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta
susunan penduduk menurut umur.
2. Di bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat tidur di rumah
sakit-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.
3. Di bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang
erat hubunganya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan
perubahan tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja.
4. Di bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah
penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru gedung-gedung sekolah, pendidikan pada
masa yang akan datang.
5. Di bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubunganya
dengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa
dimasa mendatang

Jadi penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas dapat digunakan untuk 2 macam
perencanaan :
1. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang
sudah diproyeksi tersebut.
2. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan
demografi sosial dan ekonomi.

C. Metode Proyeksi

Ada beberapa cara untuk memproyeksikan jumlah penduduk masa yang akan datang antara lain:
1. Metode Matematik, ada 2 cara, yaitu:
• Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu:
1. Arithmathic Rate of Growth: Pn= P0(1+rn).
2. Geometric Rate of Growth: Pn=P0 (1+r)n.

• Eksponential Rate of Growth: Pn= P0 ern

Dimana P0 : jumlah penduduk pada tahun awal


Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
r : tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun awal ke tahun ke-n.
n : banyak perubahan tahun.

2. Metode Komponen
Metode ini sering digunakan dalam penghitungan proyeksi penduduk. Metode ini melakukan tiap
komponen penduduk secara terpisah dan untuk mendapat proyeksi jumlah penduduk total, hasil
proyeksi tiap komponen digabungkan. Metode ini membutuhkan data-data sebagai berikut:
Ø Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan
Ø perapihan (smothing).
Ø Pola mortalitas menurut umur.
Ø Pola fertilitas menurut umur.
Ø Rasio jenis kelamin saat lahir.
Ø Proporsi migrasi menurut umur.

D. Tahap- tahap Proyeksi

a. Evaluasi Data
Umur; pelaporan umur tidak benar, cenderung umur mengelompok pada angka yang berakhiran “0”
dan “5”.
Jenis Kelamin: Rasio jenis kelamin berfluktuasi diakibatkan mobilits laki-laki lebih tinggi pada usia
muda sehingga banyak terlewat cacah.

b. Perapihan Umur
Prorata (pro-rate), mengalokasikan TT (tidak terjawab) ke masing-masing kelompok umur.
Perapihan (adjusment) penduduk 10-64 dengan rumus:

Perapihan (adjusment) penduduk 65+ tahun, dengan table stable population karena dianggap
pengaruhnya tidak besar (mendekati “0”)
Perapihan (adjustment) penduduk 0-4 tahun dan 5-9 tahun dengan menggunakan survival ratio.

E. Jenis perkiraan penduduk

Ada pun jenis-jenis perkiraan penduduk yaitu :


1. Intercensal disebut pula interpolasi adalah suatu perkiraan mengenai
keadaan penduduk diantara 2 sensus yang kita ketahui, jadi hasil kedua sensus diperhitung kan.

Rumus:
Pm = Po+

Pm =Pn
Di mana:
Po = jumlah penduduk pada tahun n
Pn = jumlah penduduk pada tahun ( penduduk dasar ) awal
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan ( tahun M )
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui
4
2. Postecensal estimated
Adalah perkiraan mengenai penduduk seseudah census. Prinsipnya juga sama, yaitu pertambahan
penduduk adalah linear.

Rumus:
Pm = Po – (Pn-Po)
Pm = Pn +
Dimana:
Po = jumlah penduduk dasar (tahun awal)
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun m)
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun n
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

3. Projection
Perkiraan pendudukan berdasarkan sensus (biasanya sensus terakhir).Disini perkirakan
penduduk tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh
tahun sesudah sensus.
Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah:
Perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang akan
datang. Jadi proyeksi pendudukan menggunakan beberapa asumsi-asumsi sehungga jumlah
penduduk yang akan datang adalah x kalau fertilitas, mortalitas dan migrasi berapa pada tingkat
tertentu.

Proyeksi dapat dilakukan :


Sesudah sensus disebut forward projection
Sebelum sensus disebut backward projection
Selanjutnya perlu dibedakan antara proyeksi, forecast dan estimate.
Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa
yang akan datang.
Forecast adalah suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai kemungkinan perkembangan pendudukan
dimasa mendatang.
Estimate adalah suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana.

F. Model Ektrapolasi Trend


Model ekstrapolasi trend secara sederhana menggunakan trend penduduk masa yang lalu untuk
memperkirakan jumlah penduduk masa yang akan datang. Metode ini adalah metode yang
mudah digunakan dalam rangka proyeksi penduduk. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk
menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan datang berdasarkan tingkat dan ratio pada
masa yang lalu.
Model ekstrapolasi trend yang banyak digunakan adalah model linear, geometric dan
parabolic. Asumsi dasar dari model linear, geometric dan parabolik adalahpertumbuhan atau
penurunan akan berlanjut tanpa batas. Namun demikian, asumsi tersebut tidak mungkin
diberlakukan jika proyeksi yang disusun adalah proyeksi jangka panjang. Misalnya jika populasi
di suatu daerah berkurang, dalam jangka panjang model ini akan memproyeksikan penduduk
menjadi nol, dan bahkan menjadi negative. Demikian juga, jika jumlah penduduk di suatu daerah
yang meningkat, tidak mungkin akan meningkat pada jumlah yang tanpa batas. Dalam
kenyataannya, penduduk hanya akan meningkat sampai suatu tingkat dengan kapasitas yang
maksimum dan kemudian akan kembali turun atau stabil dalam kaitannya dengan kepadatan
penduduk, biaya hidup dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penggunaan model ekstrapolasi trend
membutuhkan pemahaman yang baik tentang kecenderungan pertumbuhan masa lalu untuk
membuat estimasi dengan batasan yang masuk akal (reasonable).

G. Model Linear (Aritmethic)


Model linear menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling
sederhana dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan
derajat pertama (first degree equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk
diproyeksikan sebagai fungsi dari waktu, dengan persamaan:
Pt =α + βT
Dimana : Pt = penduduk pada tahun proyeksi t
α = intercept = penduduk pada tahun dasar
β = koefisien = rata-rata pertambahan penduduk
T = periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi bahwa
penduduk akan bertambah/berkurang sebesar jumlah absolute yang sama/tetap
(β) pada masa yang akan datang sesuai dengan kecenderungan yang terjadi
pada masa lalu. Ini berarti bahwa, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah populasi
dalam tahun yang berurutan, Pt+1 – Pt yang adalah perbedaan pertama yang
selalu tetap (konstan). Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976),
mengemukakan bahwa model ini hanya digunakan jika data yang tersedia
relatif terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model
lain. Selanjutnya, Isserman (1977) mengemukakan bahwa model ini hanya
dapat diaplikasikan untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan yang lambat,
dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayah-wilayah yang lebih luas dengan
pertumbuhan penduduk yang tinggi.

H. Model Geometric
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada
suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan Pt
adalah jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk akan
bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar
Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan
tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah,
dimana pada tahun-tahun awal observasi pertambahan absolut penduduknya
sedikit dan menjadi semakin banyak pada tahun-tahun akhir. Model geometric
memiliki persamaan umum:
Pt =α + βT
Persamaan diatas dapat ditransformasi kedalam bentuk linear melalui aplikasi
logaritma, menjadi sebagai berikut:
LogPt =Logα + T.logβ

I. Model Parabolik
Model parabolic seperti model geometric berasumsi bahwa penduduk suatu daerah tidak tumbuh
dalam bentuk linear. Namun demikian, tidak seperti model geometrik (yang berasumsi tingkat
pertumbuhan konstan dari waktu ke waktu), pada model parabolic tingkat pertumbuhan
penduduk dimungkinkan untuk meningkat atau menurun. Model ini menggunakan persamaan
derajat kedua yang ditunjukkan sebagai berikut:
Pt =α + β1T + β2T2
Model parabolic memiliki dua koefisien yaitu β1 dan β2. β1 adalah koefisien linear (T) yang
menunjukkan pertumbuhan konstan, dan β2 adalah koefisien non-linear yang (T2) yang
menyebabkan perubahan tingkat pertumbuhan. Tanda positif atau negatif pada β1 dan
β2 bervariasi tergantung pada apakah tingkat pertumbuhan tersebut akan meningkat atau
menurun.
Klosterman (1990), menyarankan demographer untuk terlebih dahulu mencermati (menguji
coba) model ini ketika akan diaplikasikan pada suatu daerah. Menurutnya, meskipun model ini
baik untuk daerah dengan pertumbuhan atau penurunan yang cepat, namun demikian proyeksi
jangka panjang akan menghasilkan angka yang sangat besar atau sangat kecil.

J. Model Komponen Kohor


Model-model ekstrapolasi trend yang didiskusikan diatas mengacu pada perkiraan penduduk
secara agregat, sementara model komponen kohor mengacu pada perubahan-perubahan
komponen penduduk (yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi) secara terpisah. Penduduk secara
keseluruhan dibagi kedalam beberapa kohor/kelompok umur. Interval (k) dari kohor ini
umumnya dalam satu tahunan (0-1, 1-2, 2-3 dst), lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14 dst), atau 10
tahunan (0-9, 10-19, 20-29. Selanjutnya, kohor dibagi lagi berdasarkan gender dan etnis.
Pengelompokan penduduk berdasarkan komponen-komponen yang mempengaruhi perubahan
penduduk, kelompok umur, gender dan etnis akan membantu untuk membangun pemahaman
yang lebih baik mengenai dinamika penduduk suatu daerah. Karena ukuran kohor semakin kecil,
maka akan semakin terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis. Misalnya, bayi
dan penduduk umur-umur tua akan memiliki persentase kematian yang lebih tinggi dibandingkan
penduduk usia muda. Jumlah kelahiran akan bervariasi berdasarkan umur dan etnis dari
penduduk wanita. Demikian juga, migrasi akan bervariasi menurut umur, gender dan etnis
individu.
Persamaan dalam model komponen kohor adalah:

Dimana:
Pt = penduduk tahun t pada kohor di interval k
t = tahun
n = umur awal dari kohor
k = jumlah tahun dalam kohor (interval kohor umur)
DTH = total kematian
IR = total kelahiran
NMIG = total migrasi bersih
Karena penduduk kohor n pada tahun sebelumnya ( ) dikurangi dengan jumlah kematian dalam
kohor tersebut ( ) adalah jumlah penduduk yang bertahan hidup ke kohor n pada tahun t ( ), maka
persamaan dapat ditulis ulang sebagai berikut:

Berikut diberikan perhitungan-perhitungan untuk ketiga komponen dalam metode ini:

K. Mortalitas-Tingkat Survival
Mortalitas dihitung dalam model sebagai jumlah penduduk dalam kohor tertentu n-k pada tahun
t-k, yang bertahan hidup ke kohor berikutnya (n) pada tahun t.

Dimana:
penduduk dari kohor n-k pada tahun t-k
n-kSRVk = tingkat bertahan hidup (survival)

L. Kelahiran- Tingkat Fertilitas


Fertilitas adalah jumlah bayi yang dilahirkan wanita usia subur (biasanya antara 15-44 tahun).
Tingkat fertilitas diberikan melalui persamaan berikut:

Dimana:
tingkat fertilitas wanita dalam kohor n dari interval k
jumlah kelahiran oleh wanita pada kohor n
jumlah wanita dalam kohor n
Tingkat fertilitas yang diperoleh dari rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah
kelahiran dalam interval waktu yang sama sesuai dengan ukuran kohor. Misalnya, jika ukuran
kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan untuk interval lima
tahunan (2005, 2010, 2015).
Selanjutnya, jika wanita-wanita pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka untuk
keakuratan perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat fertilitas yang disesuaikan
adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang berurutan.

Dimana:
tingkat fertilitas yang disesuaikan dari wanita dalam kohor n dengan interval k
Total kelahiran selanjutnya dibagi atas kelahiran bayi laki-laki dan bayi perempuan berdasarkan
sex ratio waktu lahir dari data masa yang lalu.
M. Migrasi bersih (Net Migration).
Migrasi bersih adalah perbedaan antara jumlah penduduk yang masuk dengan jumlah penduduk
yang keluar dari suatu daerah, dengan persamaan:

N. Model Ratio
Menurut Smith, Tayman dan Swanson (2001), model ratio-sebagaimana model ekstrapolasi
trend- juga didasarkan pada trend masa lalu. Model ratio menggunakan konsep bahwa penduduk
(atau perubahan penduduk) pada suatu wilayah yang lebih kecil (wilayah studi) merupakan
proporsi dari penduduk (perubahan penduduk) dari wilayah yang lebih luas, atau wilayah basis
(base area). Model ini sederhana dan mudah dalam perhitungannya serta membutuhkan data
yang relative lebih sedikit. Meskipun demikian, model ini membutuhkan proyeksi penduduk dari
wilayah basis tersebut.
Model ratio mencakup model constant share, shift share dan model share of growth.

O. Model Constant Share


Model ini berasumsi bahwa share penduduk dari daerah studi merupakan suatu proporsi yang
konstan dari daerah basis dan proyeksi dilakukan berdasarkan proporsi konstan tersebut.
Model disajikan dalam bentuk persamaan berikut:

Dimana:
P = jumlah penduduk pada daerah studi
j
P = penduduk pada daerah basis atau daerah yang lebih luas yang didalamnya terdapat
daerah studi
l = tahun akhir dari observasi
t = tahun proyeksi
Jika data wilayah studi menunjukkan kecenderungan yang sama seperti wilayah basis,
penggunaan model ini akan menghemat waktu dan lebih sederhana dalam penerapannya. Namun
demikian, jika daerah studi dan daerah basis memiliki trend pertumbuhan yang berlawanan,
artinya jika daerah studi mengalami penurunan penduduk dan daerah basis mengalami
peningkatan penduduk, atau sebaliknya, proyeksi ini tidak dapat diaplikasikan

P. Model Shift Share


Model shift share mencoba mengoreksi kelemahan dari model constant share dengan
memasukkan indeks pergeseran (shift term) untuk menghitung perubahan share penduduk dari
waktu ke waktu. Jika pertumbuhan daerah studi lebih cepat dari daerah basis maka shift term
akan positif. Sebaliknya jika pertumbuhan daerah studi lebih lambat dari daerah basis, maka shift
termnya akan negative.
Persamaan dalam metode ini adalah sebagai berikut:

Dimana:
b = tahun awal observasi
s = shift term
z = jumlah tahun dalam proyeksi (t-1)
y = jumlah tahun dalam periode observasi (1-b)

Satu kelemahan utama dari metode ini adalah jika terjadi pertumbuhan atau pengurangan yang
tinggi pada tahun dasar, hal ini dapat menyebabkan bertambahnya atau berkurangnya penduduk
dalam jumlah yang sangat besar pada tahun proyeksi. Oleh karenanya, penggunaan metode ini
untuk proyeksi penduduk jangka panjang harus dilakukan secara hati-hati.

Q. Metode “share of growth”


Metode ini menggunakan share dari pertumbuhan penduduk bukannya share dari jumlah
penduduk seperti yang digunakan dua model ratio sebelumnya. Asumsi dasar dari model ini
adalah bahwa share pertumbuhan penduduk daerah studi pada periode observasi akan berlaku
sama dalam periode proyeksi.
Model ini disajikan dalam bentuk persamaan berikut:

Metode ini akan lebih tepat diterapkan jika trend pertumbuhan penduduk pada daerah studi sama
dengan trend pertumbuhan pada daerah basis. Misalnya jika pertumbuhan penduduknya sama-
sama meningkat atau sama-sama menurun.

Sumber dan data metodologi


1. Proyeksi penduduk menurut propinsi, umur, dan jenis kelamin dihitung dengan tehnik
komponen. Jenis data yang dibutuhkan untuk keperluan ini adalah penduduk menurut umur dan
jenis kelamin, fertilitas, mortalitas, dan perpindahan penduduk, yang diperoleh dari hasil sensus
penduduk dan survei rumah tangga. Semua data yang dipakai perlu dievaluasi secara cermat, dan
kalau perlu diadakan adjustment dengan maksud untuk menghapus kelemahan yang ditemukan.
2. Proyeksi penduduk menurut kotamadya yang disajikan di sini tidak dapat dilakukan dengan
teknik komponen seperti diuraikan di atas, karena data untuk keperluan itu yakni fertilitas,
mortalitas, dan perpindahan penduduk tidak dapat diperoleh dari hasil sensus. Di negara-negara
maju, data ini diperoleh dari hasil registrasi vital yang diadakan secara berkesinambungan pada
setiap wilayah administrasi.
3. Proyeksi penduduk dihitung dengan menggunakan laju pertumbuhan penduduk hasil sensus
yang terdahulu, dengan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk tersebut juga berlaku pada
masa yang akan datang. Tehnik ini kurang tepat diterapkan untuk menghitung proyeksi yang
jangka waktunya cukup panjang pada masa yang akan datang, karena asumsi yang dipakai
biasanya tidak sesuai lagi.

Perbaikan proyeksi selalu dilakukan, karena sering terjadi asumsi-asumsi yang dibuat mengenai
fertilitas (fertility), mortalitas (mortality), dan migrasi (migration) tidak sesuai lagi dengan
keadaan data yang baru.

Sumber :

Barclay, George W., Techniques of Population Analysis, New York: John Wiley & Sons, 1970.

Gavin W.Jones, “What Do Know About the Labour Force in Indonesia”. Department of Commerce
Bureau of the Census 1974 hal 11.

Shryock and Siegel,The Metods and Materials of Demografhy, Vol. 2, U.S. Department of Commerce
Bureau of the Census 1971.

Sinha UP, Complete Life Table Based on Coale and Demeny Model (West) Life Table, Bombai,1972.

United Nations, Methods for Population Projection by Sex and Age . Manual III. Population Studies
No. 25 U.N Department of Econimic and Social . Affairs New York, 1952.

United Nations, Methods of Projection the Economically Active Population. Manual IV. Population
Studies, No. 46 U.N Department of Economic and Sosial Affairs New York, 1971.
Wardiyatmoko.k 2006.Geografi untuk SMA kelas IX. Erlangga. Jakarta.
Kegunaan Proyeksi Penduduk
Pada masa dahulu, pemerintah tertarik pada population projection terutama untuk keperluan
pajak atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya.
Pada dekada akhir-akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan
tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosiol ekonomi dari rakyatnya melalui pembangunan
yang terencana.
Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut
pertimbangan tentang jumlah serta karekteristik dari pada penduduk dimasa mendatang, proyeksi
mengenai jumlahserta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses
perencanaan pembangunan:
1. Di Bidang pangan : menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan
penduduk menurut umur.
2. Di bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat tidur di rumah sakit-rumah
sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.
3. Di bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat
hubunganya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan
tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja.
4. Di bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk
usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan
datang.
5. Di bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubunganya dengan data
mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa dimasa mendatang

3
Jadi penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas dapat digunakan untuk 2 macam perencanaan
:
I. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang sudah
diproyeksi tersebut.
II. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi
sosial dan ekonomi.

.
B.Jenis perkiraan penduduk
Ada pun jenis-jenis perkiraan penduduk yaitu :
1. Intercensal disebut pula interpolasi adalah suatu perkiraan mengenai
keadaan penduduk diantara 2 sensus yang kita ketahui, jadi hasil kedua sensus diperhitung kan.

Rumus:
Pm = Po+

Pm =Pn
Di mana:
Po = jumlah penduduk pada tahun n
Pn = jumlah penduduk pada tahun ( penduduk dasar ) awal
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan ( tahun M )
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui
4
2. Postecensal estimated
Adalah perkiraan mengenai penduduk seseudah census. Prinsipnya juga sama, yaitu pertambahan
penduduk adalah linear.

Rumus:
Pm = Po – (Pn-Po)
Pm = Pn +
Dimana:
Po = jumlah penduduk dasar (tahun awal)
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun m)
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun n
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

3. Projection
Perkiraan pendudukan berdasarkan sensus (biasanya sensus terakhir).Disini perkirakan penduduk
tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah sensus.
Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah:
Perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang.
Jadi proyeksi pendudukan menggunakan beberapa asumsi-asumsi sehungga jumlah penduduk yang akan
datang adalah x kalau fertilitas, mortalitas dan migrasi berapa pada tingkat tertentu.

Proyeksi dapat dilakukan :


Sesudah sensus disebut forward projection
Sebelum sensus disebut backward projection
Selanjutnya perlu dibedakan antara proyeksi, forecast dan estimate.
Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang
akan datang.
Forecast adalah suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai kemungkinan perkembangan pendudukan dimasa
mendatang.
Estimate adalah suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana.

C.Metode Yang Digunakan dalam Proyeksi Penduduk


I.Mathematical method
Pada matematical method digunakan kalau kita tidak mengetahui data tentang komponen
pertumbuhan penduduk, di sisni dianggap yang digunakan hanyalah penduduk keseluruhan.
Dalam mathemagtical method kita dapat menggunakan perumusan matematika dan yang paling
sederhana adalah :
a) Linear dengan cara arithmetic dan geometric
b) Non linear antara lain exponential
Arithmetic rate of growth
Pertumbuhan penduduk secara arithmat adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah (absolut
number) adalah sama setiap tahun.
Rumus : Pn =Po (1+ m)

6
Di mana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po =jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r =angka pertumbuhan penduduk
n =periode waktu dalam tahun

Geometric rate of growth


Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk yang menggunakan
dasar bunga berbunga. Jadi pertumbuhan penduduk di mana angka pertumbuhan adalah sama untuk
setiap tahun.
Rumus : Pn = Po
Dimana
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r =angka pertumbuhan penduduk
n =jangka dalam waktu

Exponential rate of grow


Pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan yang
konstan.
Rumus: Pn = Po atau Pt = Po
Dimana:
Pn atau Pt = jumlah penduduk pada tahun n atau t
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka petumbuhan penduduk
7
n atau t = waktu dalam tahun
e = bilangan pokok dari sistem logarima natural yang besarnya sama dengan
2,7182818

II. Metode Komponen


Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka waktu
relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan metode matematika maupun metoda komponen
karena hasil secara total ( jumlah penduduk keseluruhan ) hampir tak ada perbedaan. Akan tetapi apabila
proyeksi penduduk dalam jangka yang lebih panjang ( lebih dari lima tahun ) maka perbedaan hasil
proyeksi makin berarti.
Terutama kalau terjadi perubahan tingkat kelahiran, tingkat kematian, timgkat migrasi dan
penggunaan metoda matematika kurang mensukseskan.
Oleh karena itu metoda komponen lebih banyak digunakan karena metode komponen
mencangkup determinan-determinan pertumbuhan penduduk.
Kebaikannya:
- Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan penduduk, yaitu Fertilitas, Mortalitas
dan Migrasi.
- Di dalam metoda ini kita mulai dengan asumsi – asumsi Mortalitas, Fertilitasi, dan Migrasi.
Data-data yang diperlukan.
Sebelum memulai pembuatan proyeksi kita memerlukan data sebagai berikut:
1. Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan prorating dan adjustment.
2. Menentukan level of mortality suautu penduduk tertentu.
3. Mengestimasikan pola fertilitasi (ASFR)
4. Menetukan rasio jenis kelamin saat lahir ( ratio atbirth )
5. Menentukanpola migrasi ( proporsi migrasi menurut umur )
Proyeksi penduduk

adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umur dan jenis kelamin) di masa yang akan
datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang
didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran,
kematian, dan perpindahan (migrasi).

Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan proyeksi adalah berasal
dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn pada tahun yang berakhir “0” dan survei antar sensus
(SUPAS) pada tahun yang berakhir “5”

Sumber data proyeksi = SENSUS PENDUDUK & SUPAS

Keguanaan Proyeksi:

• perencanaan penyediaan beras,

• fasilitas kesehatan,

• fasilitas pendidikan,

• fasilitas perumahan, dan

• lapangan kerja.

ADA 3 MACAM JENIS PERKIRAAN PENDUDUK

1. ANTAR SENSUS (Intercensal / interpolasi)

2. SETELAH SENSUS (Postcensal)


3. PROJECTION (PROYEKSI)

Beberapa faktor yang sebenarnya mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu :

1. Kematian (Mortalitas)

Banyak sekali penyebab dari faktor kematian ini, biasaya dipengaruhi oleh usia, lingkungan sekitar /
tempat tinggal dimana ada atau tidaknya sarana prasarana pendukung kehidupan misalkan makanan,
kebersihan serta kesehatan. Selain faktor tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kejadian luar biasa
seperti bencana alam dan kejadian yang tidak terduga lainnya. Biasanya faktor ini hanya berprosentase
rendah.

2. Kelahiran (Fertilitas)

Faktor kelahiran ini dapat dikatakan sebagai faktor penyebab utama pertumbuhan penduduk didunia
karena rata-rata pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka kelahiran dibandingkan angka
kematian. Dikarenakan masih tertanamnya ideologi-ideologi tertentu yang menganjurkan harus
mempunyai banyak anak.

3. Migrasi

Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam
banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumber-cadangan-makanan yang baru untuk
menghindari kelangkaan makanan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena
kepadatan penduduk. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas.
Pengertian Mobilitas ini lebih luas daripada migrasi sebab mencakup perpindaahan wilayah secara
permanen dan sementara.

Pertumbuhan penduduk semestinya juga diimbangi dengan penambahan fasilitas-fasilitas karena bila itu
semua tidak terpenuhi akan mengakibatkan beberapa masalah yang amat serius, diantaranya yaitu
masalah tingginya angka pengangguran, kemiskinan, banyak anak putus sekolah dan berbagai tindakan
kejahatan serta kriminalitas di masyarakat luas

KEGUNAAN PROYEKSI PENDUDUK:

Pada zaman dahulu proyeksi penduduk digunakan untuk mengestimasi pajak/kekuatan negara, namun
pada zaman sekaranag proyeksu digunakan untuk Memperbaiki kondisi sosial-ekonomi dan
Perencanaan pembangunan berbagai bidang misalnya:
§ DI BIDANG PANGAN: menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan
penduduk menurut umur.

§ DI BIDANG KESEHATAN: menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di
rumah sakit, yang diperlukan selama periode proyeksi.

§ DI BIDANG PENDIDIKAN: untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah
guru, gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.

§ DI BIDANG TENAGA KERJA: menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat
kaitannya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan
tingkat pendidikan, skilled, dan pengalaman dari tenaga kerja.

§ DI BIDANG PRODUKSI DAN JASA: dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubungannya dengan data
mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produk barang-barang dan jasa di masa mendatang.

Estimasi penduduk

Estimasi penduduk adalah perkiraan penduduk antar sensus atau segera setelah sensus. Ada dua cara
yang biasa digunakan dalam estimasi penduduk; metode matematik dan metode komponen.

Metode matematik

Menggunakan fitting curve data sensus untuk menggambarkan perubahan penduduk antara dua sensus.
Perubahan penduduk digunakan untuk mengestimasi jumlah penduduk antara dua sensus atau setelah
sensus dilaksanakan. Pola pertambahan penduduk yang sering dipakai adalah pola pertambahan
penduduk menurut kurva geometrik dan eksponensial.

Misalkan pada tahun 2000 jumlah penduduk indonesia tercatat 20 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan
penduduk per tahun adalah 2 %. Berapakah proyeksi penduduk Indonesia pada tahun 2004?

Pn = Po ( 1 + r )n

= 20 juta ( 1 + 2% )4

= 20 juta ( 1 + 0,02 )4

= 20 juta ( 1,02)4

= 20 juta ( 1,0824322)
= 21.648.644 juta

Jadi poyeksi penduduk Indonesia untuk tahun 2004,dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2%
pertahun,adalah 21,6 juta jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.

Laju pertumbuhan penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama
setiap tahunnya.

Jika nilai r > 0, artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah
penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya.
PROYEKSI PENDUDUK

· Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umur dan jenis
kelmain) di masa yang akan dating berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan
migrasi.

· Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan proyeksi adalah
berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn pada tahun yang berakhir “0” dan survei antar
sensus (SUPAS) padad tahun yang berakhir “S”.

· Pada masa dahulu, pemerintah tertarik pada population projection terutama untuk keperluan
pajak atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya.

· Pada dekada akhir-akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan
tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosiol ekonomi dari rakyatnya melalui pembangunan
yang terencana.

· Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut


pertimbangan tentang jumlah serta karekteristik dari pada penduduk dimasa mendatang, proyeksi
mengenai jumlahserta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses
perencanaan pembangunan:

1. Di Bidang pangan : menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan
penduduk menurut umur.

2. Di bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat tidur di rumah sakit-
rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.

3. Di bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat
hubunganya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan
tingkat pendidikan, skilleddan pengalaman dari tenaga kerja.

4. Di bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah
penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang
akan datang.

5. Di bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubunganya dengan
data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa dimasa
mendatang

· Jadi penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas dapat digunakan untuk 2 macam perencanaan
:
1. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang
sudah diproyeksi tersebut.

2. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi
sosial dan ekonomi.

Pada masa dahulu, pemerintah melakukan ‘population projection’ terutama untuk keperluan pajak atau
keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya. (Muliakusuma)Ada beberapa jenis Perkiraan
Penduduk, diantaranya :

1. INTERCENSAL (INTERPOLASI), interpolasi merupakan suatu perkiraan mengenai keadaan penduduk


di antara 2 sensus (data) yang kita ketahui.

2. POSTCENSAL ESTIMATED, merupakan perkiraan mengenai penduduk setelah dilakukan sensus.


Prinsipnya sama yaitu pertambahan penduduk adalah linear.

3. PROJECTION (PROYEKSI), perkiraan penduduk berdasarkan sensus (biasanya sensus terakhir).

1. INTERCENSAL - INTERPOLASI

interpolasi merupakan suatu perkiraan mengenai keadaan penduduk di antara 2 sensus (data) yang kita
ketahui. Pada perhitungan interpolasi, jumlah pertumbuhan penduduk dianggap linear, yang artinya
setiap tahun penduduk akan bertambah dengan jumlah yang sama.

http://1.bp.blogspot.com/-RDcYJzmYp8I/UWO8WpIR5PI/AAAAAAAAAcU/LRsKXc9_VM4/s1600/1.PNG

Rumus Perhitungan Proyeksi Penduduk dengan Intercensal

Contoh Soal dan Perhitungannya,

Diketahui jumlah penduduk di Kota Kawai pada tahun 1961 adalah 97 juta jiwa. Sedangkan pada tahu
1971 adalah 118,2 juta. Berapakah estimasi jumlah penduduk pada tahun 1967?

Jawab:

Diketahui :

Po = 97 jt (tahun 1961)

Pn = 118,2 jt (tahun 1971)


m = 1967 – 1961 = 6

n = 1971 – 1961 = 10

http://1.bp.blogspot.com/-hj5X7ZWj9hk/UWPDM_AGdYI/AAAAAAAAAdk/qbYzmgHClR4/s1600/1.1.PNG

maka estimasi jumlah penduduk pada tahun 1067 adalah 109,72 juta.

2. POSTCENSAL ESTIMATED

Adalah perkiraan penduduk setelah dilakukan sensus. Prinsipnya pertambahan penduduk dianggap
linear, yang artinya setiap tahun penduduk akan bertambah dengan jumlah yang sama.

http://4.bp.blogspot.com/-oJM6Z3tqOJI/UWO-UbIuTSI/AAAAAAAAAcs/Upnq7mT9l_g/s1600/2.PNG

Rumus Perhitungan Proyeksi Penduduk dengan Postcensal Estimated

Contoh Soal dan Perhitungannya,

Diketahui jumlah penduduk di Kota Dumai pada tahun 2000 adalah 97 juta jiwa. Sedangkan pada tahun
2010 adalah 118,2 juta. Berapakah estimasi jumlah penduduk pada tahun 2014?

Jawab :

Diketahui :

Po = 97 jt (tahun 2000)

Pn = 118,2 jt (tahun 2010)

m = 2014 – 2010 = 4

n = 2010 – 2000 = 10
http://1.bp.blogspot.com/-w_zd-oI3nhc/UWO_j-x45bI/AAAAAAAAAc4/buSEIMTXl5c/s1600/3.PNG

http://1.bp.blogspot.com/-mWYsif9nubI/UWPCX0zZBmI/AAAAAAAAAdc/FyYpLqQO-nU/s1600/4.1.PNG

maka estimasi jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah 126,68 juta.

http://1.bp.blogspot.com/-KwoFuJPDVlY/UWO__VL6e-I/AAAAAAAAAdE/E3JOhNsNuko/s1600/4.PNG

Diketahui :

Po = 97 jt (tahun 2000)

Pn = 118,2 jt (tahun 2010)

m = 2014 – 2010 = 4

n = 2010 – 2000 = 10

http://2.bp.blogspot.com/-NmyGfa9nh8Y/UWPCG8PonNI/AAAAAAAAAdY/f3VaUN0aS9o/
s1600/4.2.PNG

maka estimasi jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah 126,68 juta.

Metode-metode yang dapat digunakan untuk memproyeksikan penduduk :

1. Model Aritmatik

Model linear Aritmatik menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling sederhana
dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat pertama (first degree equation).
Berdasarkan hal tersebut, penduduk diproyeksikan sebagai fungsi dari waktu, dengan persamaan:

https://1.bp.blogspot.com/-jaG4OZri3Tk/VhuAx8IwFeI/AAAAAAAAEsE/MukEDDGcLPs/s200/pr
%2Bpnduduk%2B1.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-JSjqq1LJrts/UAioeM5jjcI/AAAAAAAAAQc/
6jwW0Yhp3QA/s400/matematik1.bmp

Keterangan :

Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa)


P0 : Jumlah penduduk tahun ke 0 (jiwa)

r : Laju pertumbuhan penduduk (% pertahun)

t : Rentang waktu antara P0 dan Pt (tahun)

Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi bahwa penduduk akan
bertambah/berkurang sebesar jumlah absolute yang sama/tetap (β) pada masa yang akan datang sesuai
dengan kecenderungan yang terjadi pada masa lalu. Ini berarti bahwa, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah
populasi dalam tahun yang berurutan, Pt+1 – Pt yang adalah perbedaan pertama yang selalu tetap
(konstan). Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976), mengemukakan bahwa model ini hanya
digunakan jika data yang tersedia relatif terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan
model lain. Selanjutnya, Isserman (1977) mengemukakan bahwa model ini hanya dapat diaplikasikan
untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayah-
wilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

2. Model Geometrik

Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada suatu tingkat
pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah penduduk dalam tahun
yang berurutan, maka penduduk akan bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap
(yaitu sebesar Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan tingkat
pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal
observasi pertambahan absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak pada tahun-tahun
akhir.

Metode geometrik dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

http://4.bp.blogspot.com/-mdF3pAjleLU/UAioyvY35DI/AAAAAAAAAQo/cqLrga8qRnU/s400/
matematik2.bmphttps://4.bp.blogspot.com/-D720BIyQBbI/VhuBqgDmf9I/AAAAAAAAEsM/
7bt45SRw4ao/s200/pr%2Bpnduduk%2B2.jpg

Keterangan :

Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa)

P0 : Jumlah penduduk tahun ke 0 (jiwa)

r : Laju pertumbuhan penduduk (% pertahun)

t : Rentang waktu antara P0 dan Pt (tahun)


Jika nilai r > 0, artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah
penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya.

Contoh 1

Pada tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 206.730 jiwa. Kemudian pada tahun 2010,
jumlah penduduk Kabupaten A menjadi 278.741 jiwa. Berapakah laju pertumbuhan penduduk
geometrik Kabupaten A per tahun?

Jawab:

Diketahui:

Po = 206.730

Pt = 278.741

t = 2010 – 2000 = 10

Sehingga dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan penduduk geometrik di atas, bisa diketahui
laju pertumbuhan penduduk per tahunnya sebagai berikut.

http://4.bp.blogspot.com/-Eb6_nhiI6yo/UjRcnzNL56I/AAAAAAAAB4c/rdd4TTnp5JQ/s1600/
hitung+perkiraan+jumlah+penduduk.png

Sehingga laju pertumbuhan penduduk geometrik Kabupaten A per tahunnya adalah 0,0303 atau3,03
persen.

Contoh 2

Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 278.741 jiwa. Berapakah perkiraan jumlah
penduduk Kabupaten A pada tahun 2020, jika diketahui laju pertumbuhan penduduk geometriknya
adalah 3,03 persen.

Jawab:

Diketahui:

Po = 278.741

t = 2020 – 2010 = 10
r = 3,03 persen atau 0,0303

Dengan menggunakan rumus di atas, bisa kita perkirakan jumlah penduduk pada tahun 2020 yaitu
sebagai berikut.

http://3.bp.blogspot.com/-fGKx_d9cAN0/UjRdDcmgiKI/AAAAAAAAB4k/3s5CA4nB4VU/s1600/
hitung+perkiraan+jumlah+penduduk+2.png

Sehingga perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020 adalah 375.697 jiwa.

3. Model Eksponensial

Metode eksponensial memiliki asumsi bahwa persentase pertumbuhan penduduk sama setiap hari.
Hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode eksponensial akan berbentuk garis lengkung
yang lebih terjal daripada garis lengkung pada metode geometrik.

Metode eksponensial dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

https://1.bp.blogspot.com/-uzN5SQ8iBMc/VhuCgfzeaqI/AAAAAAAAEsY/fOXNZY-NgPE/s200/pr
%2Bpnduduk%2B3.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-ycKNvz47TXs/UjULuTZaCVI/AAAAAAAAB5E/znDMKIMBzrY/s1600/
pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png
http://3.bp.blogspot.com/-wIDFJuRKkdg/UjUL2rvF4oI/AAAAAAAAB5Q/tpi4N5URf4A/s1600/
laju+pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png

Keterangan :

Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa)

P0 : Jumlah penduduk tahun ke 0 (jiwa)

r : Laju pertumbuhan penduduk (% pertahun)

t : Rentang waktu antara P0 dan Pt (tahun)

Kelebihan dari metode eksponensial, antara lain rumus yang digunakan sederhana, data yang diperlukan
mudah dipenuhi, mudah dilakukan, dan model yang digunakan sudah mendekati dinamika yang tidak
linear. Sedangkan kelemahan dari metode ini, yaitu mengabaikan rincian komponen dinamika
kependudukan.

Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah
penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi
pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah
penduduk dari tahun sebelumnya.

Contoh 1

Pada tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 206.730 jiwa. Kemudian pada tahun 2010,
jumlah penduduk Kabupaten A menjadi 278.741 jiwa. Berapakah laju pertumbuhan penduduk
eksponensial Kabupaten A per tahun?

Jawab:

Diketahui:

Po = 206.730 t = 2010 – 2000 = 10

Pt = 278.741

Sehingga dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial di atas bisa diketahui
laju pertumbuhan penduduk per tahunnya adalah sebagai berikut.

http://4.bp.blogspot.com/-M5YIdfu4OWg/UjUKsSOpy7I/AAAAAAAAB40/4_LNFwpBqMk/s1600/
hitung+perkiraan+jumlah+penduduk.png

Sehingga laju pertumbuhan penduduk eksponensial Kabupaten A per tahunnya adalah 0,0299atau 2,99
persen.

Contoh 2
Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 278.741 jiwa. Berapakah perkiraan jumlah
penduduk Kabupaten A pada tahun 2020, jika diketahui laju pertumbuhan penduduk eksponensialnya
adalah 2,99 persen.

Jawab:

Diketahui:

Po = 278.741

t = 2020 – 2010 = 10

r = 2,99 persen atau 0,0299

Dengan menggunakan rumus di atas, bisa kita perkirakan jumlah penduduk pada tahun 2020 yaitu
sebagai berikut.

http://1.bp.blogspot.com/-vHRgYAmXK4Q/UjULDhPmR2I/AAAAAAAAB48/dbALhqUz88Q/s1600/
hitung+perkiraan+jumlah+penduduk+2.png

Sehingga perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020 adalah 375.885 jiwa.

Manfaat proyeksi penduduk, yaitu:

Mengetahui keadaan penduduk pada masa kini, yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan
kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat
pelayanan yang ideal

Mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang, yaitu berkaitan dengan
penyediaan sarana dan prasarana

Mengetahui pengaruh berbagai kejadian tehadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai